Anda di halaman 1dari 5

Panduan Praktik

Klinis Tuberkolosis
Rumah Sakit Charlie Hospital Kendal

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh


Pengertian
kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tubercu/osis.
(Definisi)
Tuberkulosis paru: Adalah TB yang terjadi pada parenkim (jaringan) paru.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu
atau lebih.
Dibagi 2:
Anamnesis 1. Gejala respiratorik: Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada.
2. Gejala sistemik: demam subfebris, keringat maIam,badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun.
1. Pemeriksaan fisik tidak spesifik. Bila kelainan paru minimal atau
sedang, pemeriksaan fisik mungkin normal.
2. Demam (pada umumnya subfebris, walaupun bisa juga tinggi sekali)
3. Respirasi meningkat.
4. Berat badan menurun.
Pemeriksaan
5. Pada auskultasi terdengar:
Fisik
— Suara napas bronkhial/ronkhi basah/suara napas melemah di
apex paru,
— Tergantung luas lesi dan kondisi pasien.
6. Bisa dijumpai tanda-tanda konsolidasi, deviasi trakea/mediastinum ke
sisi paru dengan kerusakan terberat, efusi pleura (redup, suara napas
menurun).

Panduan Praktik
Klinis Tuberkolosis
Rumah Sakit Charlie Hospital Kendal

1
1. TB yang terkonfirmasi bateriologis:
Adalah pasien TB dengan hasil pemeriksaan bakteriologis ditemukan
kuman TB a.I mikroskopis langsung, biakan atau tes diagnostik cepat
(GenExpert). Kelompok ini terdiri:
- Pasien TB paru BTA positif.
- Pasien TB paru hasil biakan M.lb positif.
Kriteria - Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif.
Diagnosis Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik
dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan
yang terkena.
- TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.
2. Pasien TB terdiagnosis secara Klinis:
Pasien yang tidak memenuhi kriteria terkonfirmasi bakteriologis.
Kelompok adalah:
- Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks
mendukung TB.

- Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun


laboratoris dan histopatologis tanpa konfirmasi bakterioIogis.TB
anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.
Diagnosis
TB Paru
Kerja
1. Pneumonia
Diagnosis 2. Bronkiektasis
Banding 3. Kanker paru
4. Mykosis paru
5. Abses paru
1. Foto toraks (Gr. 1A)
2. Sputum BTA 3x (s/p/s) (Gr. 1A)
3. Kultur dan tes sensitivitas OAT (Gr. 1A)
4. Tes cepat TB (Gen Xpert) (Gr. 1B)
Pemeriksaan
Penunjang 5. Mantoux tes (TB Anak) (Gr. 1A)
6. DL + LED (Gr. 1A)
7. SGOT/SGPT (Gr. 1A)
8. Bilirubin D/T (Gr. 1A)
9. BUN/SK (Gr. 1A)
10. Tes HIV 3 metode (Gr. 1B)

Panduan Praktik
Klinis Tuberkolosis
Rumah Sakit Charlie Hospital Kendal

2
Pengobatan TB harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dan tahap
lanjutan dengan maksud: (Gr. 1B)
- Tahap Awal : Pengobatan diberikan setiap hari selama 2 bulan
(pengobatan tahap awal merupakan pengobatan yang dimaksud
secara efektif menurunkan jumlah kuman dan meminimalisir pengaruh
dari sebagian kecil kuman).
- Tahap Lanjutan : Pengobatan diberikan 3 kali seminggu selama 4
bulan (pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang penting
Terapi untuk membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh).
Panduan OAT yang digunakan yaitu: (Gr. 1B)
1. Kategori 1 : 2(HRZE)/ 4(HR)3
2. Kategori 2 : 2(HRZE)S/ (HRZE)/ 5(HR)3E3.
3. Kategori Anak : 2(HRZ)/ 4(HR) atau 2(HRZE)S/ 4-10 HR
4. Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resisten obat di
Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu Kanamisin, Kapreomisin,
Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin, Moksifloksasin dan PAS, serta
OAT lini-1, yaitu pirazinamid and etambutol.
Paduan OAT KDT Lini Pertama dan Peruntukannya yaitu; (Gr. 1B)
1. Kategori-1 : 2(HRZE) / 4(HR)3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
- Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
- Pasien TB paru terdiagnosis klinis.
- Pasien TB ekstra paru.

Dosis Paduan OAT KDT Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3


Tahap Intensif Tahap Lanjutan
Berat
tiap hari selama 56 3x seminggu selama
Badan
hari RHZE 16 minggu RH
(150/75/400/275) (150/150)
30 - 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38 — 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55 - 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
ż 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT

Panduan Praktik
Klinis Tuberkolosis
Rumah Sakit Charlie Hospital
Kendal

3
Dosis Paduan OAT Kombipak Kategori 1: 2HRZE/4H3R3
Tahap Lama Dosis per hari / kaii Jumlah
hari/
Tablet Kaplet Tablet Tablet kali
Pengobatan Isoniasid Rifampisin Pirazinamid EtambUtOl MEłFIeIan
@300mgr @450mgr @ 500 @250mgr obat
mgr
Intensif 2 bin 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 bin 2 1 - - 48

2. Kategori -2: 2(HRZE)S / (HRZE) / 5(HR)3E3)


Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati
sebelumnya (pengobatan ulang):
- Pasien kambuh.
- Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori
1 sebelumnya.
- Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (/os/ fo /o//ow-

Dosis Paduan OAT KDT Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3


Tahap Intensif Tahap Lanjutan 3
Berat tiap hari kali seminggu
Badan (kg)
RHZE (150/75/400/275) + S RH (150/150) + E(400)
30 - 37 56 hari 28 Hari 20 Minggu
2 tab 4KDT tab 2 tab 2KDT
30 - 37 2
+ 500 mg Streptomisin inj.
4KDT +2 tab Etambutol

38 - 54 3 tab 4KDT tab 3 tab 2KDT


3
+ 750 mg Streptomisin inj.
4KDT +3 tab Etambutol
4 tab 4KD tab 4 tab 2KDT
4
55 - 70 + 1000 mg Streptomisin inj.
4KDT +4 tab Etambutol

5 tab 4KDT 5 tab


z 71 4KDT 5 tab 2KDT
+ 1000 mg Streptomisin inj. (>
do +5 tab Etambutol
maks)

Panduan Praktik
Klinis Tuberkolosis
Rumah Sakit Charlie Hospital
Kendal

Berobat teratur, pengendalian infeksi salah satunya dengan menerapkan


Edukasi
etika batuk, makan bergizi.

Prognosis Dubia ad bonam

4
Penelaah Kritis
Indikator Cured Rate; Succes Rate; Succes Refferal Rate
Medis
1. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2014.
2. Tuberkulosis. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di
Kepustakaan Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta 2010.
3. International Standard for Tuberculosis Care. Tuberculosis Coalition
for Technical Assistance (TBCTA). 3rd edition. 2013.
4. Buku Pedoman Nasional Pelayanan TB Tatalaksana TB 2013.

Anda mungkin juga menyukai