Anda di halaman 1dari 145

KELAS

PENDALAMAN
MATERI
Juli 2022

GEH, Bedah Digestif,


Bedah Anak
Daftar Isi GEH Usus Halus Kantung Empedu
dan Pankreas
▪ Malabsorbsi,
Esofagus Intoleransi dan Alergi ▪ Kole(doko)lithiasis
▪ Varises Esofagus Makanan ▪ Kolesistitis dan Kolangitis
▪ Perdarahan Non ▪ Diare dan ▪ Pankreatitis
Varises Gastroenteritis ▪ Cholangiocarcinoma
▪ Ruptur Esofagus ▪ Keracunan Makanan ▪ Kanker Pankreas
▪ Akalasia

Kolon
Gaster Hepar ▪ Divertikulosis dan Divertikulitis
▪ Gastritis ▪ Abses Hepar ▪ Inflammatory Bowel Disease
▪ Ulkus Peptikum ▪ Fatty Liver Disease ▪ Inflammatory Bowel
▪ GERD ▪ Tumor Hepar Syndrome
▪ Tumor Gaster ▪ Hepatitis A, B, C ▪ Proktitis
▪ Sirosis Hepar ▪ Tumor Kolon
▪ Gagal Hepar
Daftar Isi
Bedah Pediatri Bedah Digestif
▪ Intususepsi ▪ Hernia
▪ Morbus Hirschprung ▪ Obstruksi
▪ Malformasi Anorektal ▪ Akut Abdomen
▪ Atresia GI (esofagus, ▪ Trauma Hepar, Lien, dan
duodenum, jejuno- Hollow Viscous
ileum) Stenosis Pilorik ▪ Peritonitis dan Perforasi
Hipertrofi Usus Appendisitis Akut
▪ Omphalocele dan ▪ Hemoroid
Gastroschisis
▪ Malrotasi dan Volvulus
Gastro-Entero-
Hepatologi
ESOFAGUS
Varises Perdarahan
Esofagus Non Varises

Ruptur
Akalasia
Esofagus
SKDI 2
PERDARAHAN SAL. CERNA ATAS
Bagian dari Manifestasi:
perdarahan sal. - Hematemesis
cerna atas - Melena

Esofagus Gaster Duodenum


SERING
KELUAR
DI
UKMPPD
Mekanisme

Variseal Non Variseal

Stigmata Penyakit hati


Splenomegali
sirosis kronik https://clinicalanatomy.com/mtd/332-ligament-of-treitz
SKDI 2
VARISES ESOFAGUS
Tata Laksana Pecah Varises Esofagus
Resusitasi ABC:

• A : bebaskan obstruksi (suction, dll)


• B: oksigen
• C: IV line 2 jalur untuk cairan / transfusi. Monitor: TTV, produksi urin

Penghentian perdarahan:

• octreotide, somatostatin

Persiapan endoskopi

Talaks lain: PPI

Talaks penyakit hepar:

• Cegah ensefalopati (lactulosa, dll)


• Penilaian kondisi hepar

1. Mallet M, Rudler M, Thabut D. Variceal bleeding in cirrhotic


patients. Vol. 5, Gastroenterology Report. Oxford University Press;
2017. p. 185–92.
PERDARAHAN NON VARISEAL
Etiologi

Esofagus: Gaster: Duodenum

• Mallory weiss • Ulkus gaster • Ulkus


tears • Gastritis • Fistula,
• Keganasan divertikulum

1. Wilkins T, Schade RR. Diagnosis and Management of Upper Gastrointestinal Bleeding. Am Fam Physician [Internet]. 2012 Mar 1 [cited 2021 Jun 25];85(5):469–76. Available from:
SKDI 1
RUPTUR ESOFAGUS
Robekan dengan kedalaman seluruh dinding esofagus (hingga perforasi)

Etiologi
Iatrogenik: tindakan intervensi per endoskopik
Spontan: perbedaan tekanan
Traumatik: luka tusuk, tembak, trauma tumpul
Impaksi corpus alienum / makanan: akalasia

Manifestasi
Nyeri dada: pleuritik, lokasi retrosternal

Pneumomediastinum

Emfisema subkutis

Tatalaksana: RUJUK BEDAH


Kassem MM, Wallen JM. Esophageal Perforation, Rupture, And Tears [Internet].
StatPearls. StatPearls Publishing; 2019 [cited 2021 Jun 25]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30335331
https://radiopaedia.org/articles/oesophageal-perforation
SKDI 2
AKALASIA
Kurangnya peristalsis korpus esofagus bawah + sfingter sulit membuka

Akalasia Penegakan diagnosis:


Gejala
Primer Sekunder • Barium swallow: bird
beak
Disfagia ringan=berat sedang-berat • Manometri
(diatas 1 tahun) (dibawah 6 bulan)

Nyeri dada (substernal, penjalaran ke ringan-sedang jarang


punggung, dipicu air dingin)

Penurunan BB ~5kg ~15 kg


Tatalaksana: rujuk
Regurgitasi sedang-berat ringan

Komplikasi pulmonal sedang jarang

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.


Soal No. 1
Seorang pria 56 tahun datang ke IGD karena muntah darah 3 kali, masing – masing sebanyak 1
gelas belimbing, sejak 3 jam lalu. Pasien juga merasa mual. Istri pasien mengaku pasien hobi
minum vodka hampir tiap hari sejak 10 tahun. BAB pasien berwarna hitam. Pada pemeriksaan
TTV ditemukan TD 90 / 60 mmHg, nadi 130x/menit, suhu 36,2oC, nafas 24x/menit. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan perut membuncit dengan tes fluid wave yang positif, serta palmar
eritema di tangan.

Kegawatan pasien saat ini disebabkan oleh terjadinya…


A. Pankreatitis akut
B. Ulkus gaster perforasi
C. Pecah varises esofagus
D. Intoksikasi alcohol
E. Alcoholic fatty liver disease
Soal No. 1
Seorang pria 56 tahun datang ke IGD karena muntah darah 3 kali, masing – masing sebanyak 1
gelas belimbing, sejak 3 jam lalu. Pasien juga merasa mual. Istri pasien mengaku pasien hobi
minum vodka hampir tiap hari sejak 10 tahun. BAB pasien berwarna hitam. Pada pemeriksaan
TTV ditemukan TD 90 / 60 mmHg, nadi 130x/menit, suhu 36,2oC, nafas 24x/menit. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan perut membuncit dengan tes fluid wave yang positif, serta palmar
eritema di tangan.

Kegawatan pasien saat ini disebabkan oleh terjadinya…


A. Pankreatitis akut
B. Ulkus gaster perforasi
C. Pecah varises esofagus
D. Intoksikasi alcohol
E. Alcoholic fatty liver disease
GASTER
Ulkus
Gastritis Peptikum

Tumor
GERD
Gaster
SKDI 4
GASTRITIS SERING KELUAR DI
UKMPPD

Inflamasi mukosa / submukosa gaster, oleh H. pylori / sebab lain

Faktor risiko ALARM SIGN!!! → indikasi


NSAID (terutama pada konsumsi kronik) ENDOSKOPI
Infeksi H. pylori Upper GI bleed: hematemesis melena

Diet: tak teratur, kopi, teh Usia onset > 45

Stress psikis Demam


Anemia
Disfagia yang memburuk
Gejala dan tanda BB turun tanpa sebab lain
Sindrom dispepsia: nyeri epigastrium, mual, muntah, Riwayat kanker GI di keluarga
kembung
Emesis persisten
Nyeri dirasakan seperti perih
Massa abdomen superior
Tanda upper GI bleed: hematemesis melena (bila berat)

Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.


SKDI 4
GASTRITIS
Diagnosis Regimen untuk infeksi H. pylori
Obat 1 Obat 2 Obat 3 Obat 4
• Urea breath test → infeksi H. PPI: Omeprazole Klaritromisin Amoksisilin
pylori 2 x 20 mg / 2 x 500 mg 2 x 1000 mg
Lansoprazole
• EGD bila ada alarm sign 2 x 30 mg
Omeprazole Tetrasiklin Metronidazol Subsalisilat /
2x20 mg/ 4 x 250 mg 3 x 500 mg subsitral
Lansoprazole
2 x 30 mg

Tanpa infeksi H. pylori:


- Tidak pakai antibiotik
- PPI / antagonis H2 /
antasida

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.


SKDI 3A
ULKUS PEPTIKUM
Ulkus pada mukosa gaster atau duodenum

SERING
KELUAR Ulkus gaster
DI - Gejala: nyeri epigastrium
UKMPPD naik setelah makan. Mual
lebih dominan
- PPI 8 minggu
Ulkus Duodenum
- Gejala: nyeri 2-5 jam
setelah makan
- PPI 4 minggu

Faktor agresif Faktor defensif

• H. pylori • Epitel mukosa


• OAINS • Lapisan mukus
• Stres akut/kronik
SKDI 3A
ULKUS PEPTIKUM
Ulkus pada mukosa gaster atau duodenum

Ulkus gaster
- Gejala: nyeri epigastrium
naik setelah makan. Mual
lebih dominan
- PPI 8 minggu
Ulkus Duodenum
- Gejala: nyeri 2-5 jam
setelah makan
- PPI 4 minggu

Faktor risiko Regimen untuk infeksi H. pylori • PPI pada kasus tanpa infeksi H.
NSAID (terutama pada konsumsi kronik) pylori: 1 kali sehari (Omeprazole 1 x
Obat 1 Obat 2 Obat 3
20 mg)
Infeksi H. pylori
PPI: Klaritromisin Amoksisilin • Ulkus karena NSAID: hentikan
Omeprazole 2 x 500mg 2x1g
2 x 20mg / NSAID
Merokok
Lansoprazole • Dapat ditambahkan sukralfat
Usia lanjut 2 x 30mg
SKDI 3A
ULKUS PEPTIKUM
Ulkus pada mukosa gaster atau duodenum
SKDI 4
GERD SERING KELUAR DI
UKMPPD

Naiknya asam lambung ke esofagus secara retrograde. Dapat diakibatkan lemahnya sphincter atau keasaman atau produksi berlebih

Faktor risiko ALARM SIGN!!!


→ indikasi ENDOSKOPI
Calcium channel blocker
Usia onset > 60

Obesitas Perdarahan saluran cerna

Anemia defisiensi besi


Merokok
Disfagia, odinofagia
Alkohol
BB turun, anoreksia
Diet: berlemak, kafein, mint, jeruk
Riwayat kanker GI di keluarga

Gejala dan tanda


Lidah terasa pahit / asam, terutama saat bangun
Nausea
Disfagia, odinofagia
Nyeri dada: seperti perih terbakar, menjalar ke retrosternal hingga
leher

Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.


SKDI 4
GERD
Diagnosis: GERD-Q dan PPI test
(konsumsi PPI selama 2 minggu, perbaikan klinis =
positif GERD)

Tatalaksana
PPI dosis ganda: omeprazole 2x20 / lansoprazole 2x30

Stop rokok dan alkohol


Elevasi kepala saat tidur
Tidak makan dalam 3 jam sebelum tidur

Hindari iritan / penyebab refluks: kopi, jeruk, makanan


pedas, dkk
Penurunan BB menuju ideal
Soal No. 2
Ny. I, 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada seperti terbakar yang tembus ke punggungnya
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan juga disertai mual, sesak napas, dan rasa asam-pahit pada mulut.
Pasien merupakan seorang mahasiswi S2 yang sedang mempersiapkan sidang tesisnya. Pasien
gemar mengonsumsi kopi setiap hari untuk mempersiapkan tesisnya. Pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan.

Apa diagnosis yang tepat pada pasien?


A.Ulkus gaster
B.Pneumonia
C.Dispepsia
D.Penyakit jantung koroner
E.GERD
Soal No. 2
Ny. I, 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada seperti terbakar yang tembus ke punggungnya
sejak 2 jam yang lalu. Keluhan juga disertai mual, sesak napas, dan rasa asam-pahit pada mulut.
Pasien merupakan seorang mahasiswi S2 yang sedang mempersiapkan sidang tesisnya. Pasien
gemar mengonsumsi kopi setiap hari untuk mempersiapkan tesisnya. Pemeriksaan fisik tidak
ditemukan kelainan.

Apa diagnosis yang tepat pada pasien?


A.Ulkus gaster
B.Pneumonia
C.Dispepsia
D.Penyakit jantung koroner
E.GERD
SKDI 2
TUMOR GASTER
Gejala + tanda
TANDA RED FLAG pada dispepsia / gastritis / GERD Bila menemukan:
→ bila ada, curiga keganasan!
RUJUK untuk
Nafsu makan berkurang tanpa penjelasan lain diagnosis dan
Rasa tidak nyaman / nyeri epigastrium karena massa
tatalaksana!

Diagnosis Tata Laksana


USG → awal Bedah, kemo / radioterapi
(Bergantung subtipe)
Endoskopi + biopsi → gold
standard untuk penentuan tipe

1. Castaño-Rodríguez N, Kaakoush NO, Mitchell HM.


Pattern-recognition receptors and gastric cancer.
Front Immunol. 2014;5(JUL).
USUS HALUS

Intoleransi dan
Malabsorbsi
Alergi Makanan

Diare dan Keracunan


Gastroenteritis Makanan
SKDI 3A
MALABSORPSI
Gangguan pencernaan dan/atau penyerapan 1/lebih nutrien

Etiologi Temuan penting


Kurangnya enzim eksokrin pankreas: Diare kronik yang disertai feses encer
pankreatitis, dll
Feses berlemak (steatorhea) → malabsorpsi lemak
Kurangnya bile acid
Gangguan mukosa usus halus: Celiac,
Tinja mengambang → malabsorpsi lemak / karbohidrat
Whipple, Crohn Muncul setelah konsumsi laktosa / sorbitol → malabsorpsi karbohidrat
Defisiensi enzim brush border usus: Bau asam → malabsorpsi karbohidrat
defisiensi laktase
Distensi abdomen, kram
Gangguan limfatik
Malabsorpsi campuran Anemia
Antropometri: gizi kurang / buruk
Paling umum: malabsorpsi
karbohidrat, malabsorpsi lemak

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.


SKDI 3A
MALABSORPSI
Lab / radiologi Tatalaksana
DPL + indeks eritrosit RUJUK ke IPD
- Defisiensi besi = anemia mikrositik hipokrom
Restriksi diet: penyebab malabsorpsi dibatasi
- Defisiensi folat / B12 = anemia makrositik
Obat: antibiotik, antidiare, steroid → tergantung etiologi dan kondisi
Radiologi: USG / BNO untuk eksklusi kelainan anatomis kongenital klinis
Histopatologi mukosa
Suplementasi: kalsium, vitamin
Analisis feses
PERHATIKAN: apakah muncul dehidrasi atau malnutrisi!
- Malabsorpsi karbo: pH asam (<5.5), amilum (+), reduksi (+)

- Malabsorpsi lipid: pH lebih tinggi (>6.8), Sudan staining (+),


kadar lemak >14 gr / hari setelah makan lemak 80 gram, bau
lebih busuk, warna lebih muda

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.


SKDI 4
INTOLERANSI & ALERGI MAKANAN
PERBEDAAN

Alergi Intoleransi
Reaksi imun. Reaksi non imun

Onset segera Onset tertunda (jam-hari)

Terpicu cukup dengan sedikit makanan Perlu makan lebih banyak untuk memicu

Faktor risiko: riwayat alergi / atopi Faktor risiko: IBS

Gejala non GI: urtikaria, angioedema Gejala hanya di GI


Bila tes IgE (+) → penegakan diagnosis alergi IgE (-)

Uji provokasi: berikan makanan, ada reaksi = intoleransi / alergi


KONTRAINDIKASI: pasien dengan risiko anafilaksis

Bila anafilaksis:
Simptomatik GI:
Antihistamin bila epinefrin 0.3-0.5 mL
Hindari penyebab antidiare,
alergi IM (sesuai algoritma
antispasmodik, dkk
syok anafilaksis)

1. Waserman S, Watson W. Food allergy. Allergy, Asthma Clin Immunol [Internet]. 2011 Dec 10 [cited 2021 Jun 26];7(S1):S7. Available from:
Soal No. 3
Seorang anak laki-laki 3 tahun datang dengan keluhan diare. Diare
dikatakan sering muncul bila anak minum susu.

Temuan yang mendukung diagnosis intoleransi laktosa adalah...


A.BAB encer dan berbau busuk
B.BAB encer dan berbau asam
C.BAB padat dengan bercak darah
D.BAB encer dengan pH > 7
E.Temuan epitel usus pada mikroskopi tinja
Soal No. 3
Seorang anak laki-laki 3 tahun datang dengan keluhan diare. Diare
dikatakan sering muncul bila anak minum susu.

Temuan yang mendukung diagnosis intoleransi laktosa adalah...


A.BAB encer dan berbau busuk
B.BAB encer dan berbau asam
C.BAB padat dengan bercak darah
D.BAB encer dengan pH > 7
E.Temuan epitel usus pada mikroskopi tinja
SKDI 4
DIARE & GASTROENTERITIS
Diare: konsistensi cair / lembek, frekuensi >3x dalam 24 jam. Dapat disebabkan oleh gastroenteritis (peradangan mukosa usus dan lambung).

Mikroba penyebab GE Diare Berdasarkan Mekanisme


Osmotik Sekretorik
Bakteri
Kekurangan enzim → malabsorpsi Sekresi aktif elektrolit ke lumen
- Vibrio cholera → kolera (khas: ricewater stool)
(cth: rotavirus merusak brush (cth: toksin kolera)
- Shigella → disentri bakterial (diare berdarah) border)

- E. coli, Salmonella (demam tifoid) Bau cenderung asam Bau tidak kearah asam

- Campylobacter → waspadai GBS!


Virus: rotavirus, adenovirus, norovirus
Parasit Diare Berdasarkan awitan:
- Entamoeba histolitica → disentri amuba
• Akut: <14 hari
- Giardia lamblia → giardiasis • Persisten: 14-29 hari
• Kronis: 30 hari keatas
Etiologi diare noninfeksi:
malabsorpsi, efek samping obat (kemoterapi, SERING
antibiotik), neuropati diabetik, dll
KELUAR
DI
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed.
UKMPPD
SKDI 4
DIARE & GASTROENTERITIS
Rehidrasi anak
Plan A: Tanpa dehidrasi: oralit 5-10 cc/kgBB prn diare. Asupan air dan
ASI ikut kemauan anak

Plan B: Dehidrasi ringan-sedang


- Bisa minum: oralit 75cc/kgBB, habiskan 3 jam. 5-10cc/kgBB prn
diare

- Muntah → perlu IV fluid.(KaEN3b / NaCl 0.9%)


> BB 3-10 kg: 200 cc/kgBB/hari
> BB 10-15 kg: 175 cc/kgBB/hari
> BB > 15kg: 135 cc/kgBB/hari

Plan C: Dehidrasi berat


<12 bulan 12 bulan keatas
1 jam: 30cc/kgBB ½ jam: 30 cc/kgBB
5 jam: 70cc/kgBB 2.5 jam: 70 cc/kgBB

Selain rehidrasi:
1. Suplemen Zn: 1x10 mg < 6 bulan, 1x20 mg > 6bulan
2. Small frequent feeding
3. Antimikroba bila perlu
https://fk.unair.ac.id/kenali-tanda-tanda-dehidrasi-pada-anak/
4. Edukasi: tanda dehidrasi, pencegahan diare, cara rehidrasi
SKDI 4
DIARE & GASTROENTERITIS

Rehidrasi dewasa
- Tidak dehidrasi: 103/100 x BB x 30-40 mL/24 jam
- Ringan-sedang: 109/100 x BB x 30-40 mL/24 jam
- Berat: 112/100 x BB x 30-40 mL/24 jam
Asupan nutrisi: hindari susu, kopi, alkohol. Disarankan: makanan mudah
dicerna
Loperamide: loading 4 mg pertama diare, 2 mg prn diare setelahnya. Tidak
boleh melebihi 16 mg/hari
Hioscin butylbromide: 2-3x20 mg
Atapulgit 2-12 tablet sehari

Jurnal Kedokteran Universitas Lampung


SKDI 4
DIARE & GASTROENTERITIS
Diagnosis penunjang
Elektrolit → mencari imbalance, terutama pada dehidrasi
DPL → anemia, tanda infeksi
Fungsi ginjal → dehidrasi berat dapat menyebabkan AKI
Mikroskopi feses: hanya bila curiga infeksi

Entamoeba histolytica Giardia lamblia

Global Water Pathogen Project


SKDI 4
DIARE & GASTROENTERITIS
Curiga infeksi: demam, BAB berdarah
dengan lendir

Antimikroba

Ciprofloxacin 2x500 selama 5-7 hari

Cotrimoxazole 2x960 selama 5-7 hari

Giardiasis: metronidazole 3x500 selama 7 hari

Kim YJ, Park KH, Park DA, Park J, Bang BW, Lee SS, et al. Guideline for the antibiotic use in acute gastroenteritis. Infect Chemother. 2019;51(2):217–
SKDI 4
DIARE & GASTROENTERITIS
Sebaiknya tata laksana antibiotik dari
PPK IPD yang berlaku di Indonesia

Kim YJ, Park KH, Park DA, Park J, Bang BW, Lee SS, et al. Guideline for the antibiotic use in acute gastroenteritis. Infect Chemother. 2019;51(2):217–
SKDI 4
Soal No. 4
Anak 5 tahun dengan berat 25 kg datang ke puskesmas karena diare 3
hari. Saat datang, anak tampak rewel, turgor mulai menurun, dan mata
tampak sedikit cekung. Tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 75x/menit.
Anak masih bisa minum dengan lancar.

Diagnosis yang dialami pasien ini adalah...


A.Diare akut tanpa dehidrasi
B.Diare akut dehidrasi ringan sedang
C.Diare akut dehidrasi berat
D.Disentri
E.Syok hipovolemik
SKDI 4
Soal No. 4
Anak 5 tahun dengan berat 25 kg datang ke puskesmas karena diare 3
hari. Saat datang, anak tampak rewel, turgor mulai menurun, dan mata
tampak sedikit cekung. Tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 75x/menit.
Anak masih bisa minum dengan lancar.

Diagnosis yang dialami pasien ini adalah...


A.Diare akut tanpa dehidrasi
B.Diare akut dehidrasi ringan sedang
C.Diare akut dehidrasi berat
D.Disentri
E.Syok hipovolemik
SKDI 4
KERACUNAN MAKANAN
Mikroba Awitan Durasi Manifestasi Makanan penyebab
gejala
Campylobacter jejuni 2-5 hari 2-10 hari Nyeri abdomen, emesis, diare (kadang Unggas mentah, air tercemar, susu
berdarah). Waspada GBS dalam 2 minggu unpasteurized
setelahnya
Bacillus cereus 10-16 jam 24-48 jam Mual, nyeri abdomen, diare encer Nasi goreng
Eschericia coli 1-3 hari 3-7 hari Diare encer, emesis, nyeri abdomen Kontaminasi partikel feses manusia (di
air / makanan)
Clostridium botulinum 12-72 jam tak tentu Paresis, disfagia, gangguan penglihatan, Makanan kaleng tercemar, ikan
emesis, diare. Paresis otot nafas dapat fermentasi
mematikan
Clostridium perfringens 8-16 jam 24 jam (tipikal) Nyeri abdomen berat, diare encer. Kacang, sapi, unggas
Staphylococcus aureus 1-6 jam 24-48 jam Demam, diare, nyeri abdomen, nausea Susu dan daging terkontaminasi
dan emesis berat
Salmonella sp. 6-48 jam 4-7 hari Demam tifoid, nyeri abdomen, diare, Daging mentah, makanan
emesis terkontaminasi (hygiene buruk), telur,
susu unpasteurized

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.


SKDI 4
KERACUNAN MAKANAN
Penunjang Tatalaksana
DPL 1. Stabilisasi ABC + cairan cukup
Elektrolit → terutama bila diare 2. Simptomatik: antidiare, antimuntah, antispasmodik
/ muntah berat
3. Ciprofloxacin 2x500 5 hari, ganti sesuai etiologi bila diketahui
Mikroskopi / kultur feses
4. Edukasi: kebersihan, memasak sampai matang,
- Kebersihan: cuci tangan, alat masak
- Masak makanan hingga matang, simpan di kulkas, panaskan >85
derajat sebelum dimakan. Konsumsi segera
- Periksa expiry date di kemasan

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.


6th ed.
SKDI 3B
KERACUNAN INSEKTISIDA (ORGANOFOSFAT)
Ingesti / inhalasi, percobaan bunuh diri!
RED FLAG!
Penurunan kesadaran
Kelemahan menyeluruh
Konvulsi
Respiratory distress
Inkontinensia

EKG: sinus bradikardia dengan prolongasi PR

GEJALA: SLUD
S: SALIVASI
L: LAKRIMASI
U: URINASI
D: DIARE

https://nl.pinterest.com/pin/753438212634986223/
SKDI 3B
KERACUNAN INSEKTISIDA (ORGANOFOSFAT)
Tatalaksana
1. Singkirkan sumber → lepas pakaian / benda
apapun yang terpapar (dekontaminasi)
2. Stabilisasi ABC: airway clear, beri O2
3. Atropin (dosis awal 1-3 mg IV, setiap 5 menit,
gandakan dosis bila belum membaik)
4. Pralidoxime (2-PAM) 1-2 g IV selama 15-30 menit
5. Bila kejang: diazepam 10mg IV

1. Hulse EJ, Haslam JD, Emmett SR, Woolley T. Organophosphorus nerve agent poisoning: managing the poisoned patient. Br J Anaesth [Internet]. 2019 Oct 1 [cited 2021 Jun 27];123(4):457–63. Available from: http://www.bjanaesthesia.org.uk/article/S0007091219304015/fulltext
SKDI 3B
BOTULISME
Sumber: madu / sirup (pada bayi), makanan
Ingesti toksin Clostridium botulinum
kaleng, luka → tanya riwayat konsumsi

Gejala / tanda Tatalaksana


Defisit neurologis 1. Stabilisasi ABC terutama airway
- Paresis n. VII
2. Antitoksin botulinum
- Disartria - > 1 tahun: equine serum
heptavalent
- Diplopia
- < 1 tahun: human derived IG
- Paresis (ekstremitas atas lebih
3. Memicu defekasi toksin dengan
melemah) → dapat berujung
enema / cathartics (terutama bila
henti napas!
bising usus naik)
Takikardia
4. PPI dan sukralfat
Disfagia
Nausea & emesis

1. Gaware VM, Kotade KB, Dolas RT, Dhamak KB, Somawanshi SB, Nikam VK.
Botulism Foodborne Disease: A Review. J Chem Pharm Res [Internet]. 2011 Jan 31
[cited 2021 Jun 27];3(1):84–92. Available from:
Soal No. 5
Seorang pasien perempuan 25 tahun datang ke IGD dengan mulut berbusa dan
muntah-muntah. Keluarga yang mengantar mengatakan pasien menenggak obat
nyamuk 30 menit sebelumnya. Napas pasien 26x/menit, saturasi perifer 92%.

Obat yang dapat diberikan adalah...


A.Atropin 2 mg IM
B.Atropin 6 mg IM
C.Atropin 2 mg IV
D.Atropin 6 mg IV
E.Atropin 2 mg oral
Soal No. 5
Seorang pasien perempuan 25 tahun datang ke IGD dengan mulut berbusa dan
muntah-muntah. Keluarga yang mengantar mengatakan pasien menenggak obat
nyamuk 30 menit sebelumnya. Napas pasien 26x/menit, saturasi perifer 92%.

Obat yang dapat diberikan adalah...


A.Atropin 2 mg IM
B.Atropin 6 mg IM
C.Atropin 2 mg IV
D.Atropin 6 mg IV
E.Atropin 2 mg oral
HEPAR

Fatty Liver Tumor


Abses Hepar
Disease Hepar

Hepatitis A,
Sirosis Hepar Gagal Hepar
B, C
SKDI 3A
ABSES HEPAR
Mikroba Manifestasi
Polimikroba (E. coli, Klebsiella Demam, nausea, emesis
pneumoniae, dlli) → abses piogenik
Hepatomegali dan ikterus
Entamoeba histolytica → abses amuba Anoreksia
Massa tidak selalu teraba
Candida sp. → abses fungal Ludwig’s sign: nyeri tekan di kuadran kanan atas

Komplikasi
Bila ruptur → penyebaran → empyema paru,
perikarditis, sepsis

Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.


SKDI 3A
ABSES HEPAR
Tatalaksana
Diagnosis
Drainase
DPL: gambaran infeksi bakterial akut
(leukositosis dengan shift to the left), anemia Bed rest disertai pola makan tinggi protein dan
normositik normokrom karbohidrat
AST ALT naik, albumin turun, ALP naik Antimikroba sesuai etiologi
Mikrobiologi: aspirasi abses untuk kultur / - Ceftriakson 2x1-2 g + metronidazole 3x500
serologi / mikroskopi selama 2-4 minggu → abses piogenik
Radiologi: USG lebih umum dilakukan - Metronidazole 3x750 5-10 hari → abses amuba
- Flukonazol 6mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu
→ abses fungal

https://radiopaedia.org/articles/amoebic-hepatic-
abscess
SKDI 3A
FATTY LIVER DISEASE
5-10% adiposit dari keseluruhan hepatosit

Gejala dan tanda


Adiposit masih sedikit = fungsi hepar baik → asimptomatik
Gejala awal: nausea, anoreksia, malaise, rasa lemas
Bila fungsi hati sudah berkurang: ikterus,
hepatosplenomegali, edema dan asites
SKDI 3A
FATTY LIVER DISEASE
Penunjang Tatalaksana → jangan berlanjut
lebih parah
AST ALT naik 2-5 kali, Rasio AST/ALT:
Stop alkohol
- AFLD: >2
Olahraga, gaya hidup sehat, turunkan BB
- NAFLD <1
GGT naik 8-10x Nutrien: vit C, vit E, omega 3

Bilirubin naik Rujuk ke IPD

Radiologi
- USG: hiperekoik difus (tempat infiltrasi
lemak). + eksklusi kelainan struktural
(obstruksi)
- CT scan
Biopsi: makrovesikel lemak

1. Khov N, Sharma A, Riley TR. Bedside ultrasound in the diagnosis of nonalcoholic fatty liver disease. World J Gastroenterol [Internet]. 2014 [cited 2021 Jun
27];20(22):6821–5. Available from: /pmc/articles/PMC4051921/
2. Soto-Angona Ó, Anmella G, Valdés-Florido MJ, De Uribe-Viloria N, Carvalho AF, Penninx BWJH, et al. Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) as a
neglected metabolic companion of psychiatric disorders: Common pathways and future approaches. BMC Med. 2020 Oct 1;18(1).
SKDI 2
TUMOR HEPAR
Ganas: Hepato Cellular Carcinoma (HCC)

Manifestasi
Faktor risiko • Penurunan BB dan nafsu makan
Sirosis sebab apapun • Nyeri kuadran kanan atas
Alkohol
• Ikterus
• Massa RUQ: keras, bernodul, tepi
HBV / HVC kronik tumpul (bila teraba)
Aflatoksin (dari Aspergillus) Komplikasi
• Liver failure
• Hematemesis melena
• Ensefalopati hepatikum
• Ruptur

Penunjang
• Radio: USG, CT
• Marker: AFP
• Histopatologi
Soal No. 7
Tn. J, 60 tahun, datang dengan keluhan rasa mual dan muntah yang semakin memberat sejak 1
bulan SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri pada perut kanan atas dan rasa mudah lelah.
Terdapat riwayat diabetes melitus dan kolesterol tinggi yang tidak terkontrol. Riwayat konsumsi
alkohol jangka panjang disangkal. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 160/110
mmHg, frekuensi nadi 87 x/menit, frekuensi napas 19 kali/menit, suhu 36,5 C. Pada palpasi
didapatkan hepar teraba 3 cm bawah arcus costae kanan. Hasil USG menunjukkan gambaran
hipoekoik pada hepar. Hasil biopsi hepar menunjukkan gambaran inflamasi lobular, steatosis, dan
fibrosis periselular.

Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?


A. AFLD
B. NAFLD
C. Perlemakan hati
D. Hepatoma
E. NASH
Soal No. 7
Tn. J, 60 tahun, datang dengan keluhan rasa mual dan muntah yang semakin memberat sejak 1
bulan SMRS. Keluhan disertai dengan nyeri pada perut kanan atas dan rasa mudah lelah.
Terdapat riwayat diabetes melitus dan kolesterol tinggi yang tidak terkontrol. Riwayat konsumsi
alkohol jangka panjang disangkal. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 160/110
mmHg, frekuensi nadi 87 x/menit, frekuensi napas 19 kali/menit, suhu 36,5 C. Pada palpasi
didapatkan hepar teraba 3 cm bawah arcus costae kanan. Hasil USG menunjukkan gambaran
hipoekoik pada hepar. Hasil biopsi hepar menunjukkan gambaran inflamasi lobular, steatosis, dan
fibrosis periselular.

Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?


A. AFLD
B. NAFLD
C. Perlemakan hati
D. Hepatoma
E. NASH
SKDI 4
HEPATITIS A SERING KELUAR DI
UKMPPD

Transmisi fekal - oral → faktor risiko makan dengan Perjalanan


higienitas tak terjaga
1-2 minggu: prodromal → nausea, malaise, demam, nyeri perut,anoreksia

2-12 minggu: ikterik → kuning, hepatosplenomegali. Gejala sebelumnya berkurang

konvalesen: sedikit hepatomegali dan naiknya ALT AST, gejala lain berkurang

Tatalaksana -> prinsipnya suportif


Bed rest + hidrasi dan nutrisi cukup
Demam: parasetamol 3x500, ibuprofen 2x400
IgM: fase akut + Peningkatan ALT
IgG: setelah sembuh AST bilirubin ALP Mual muntah: domperidone 3x10, omeprazole 1x20
Edukasi:
Hepatitis E: mirip dengan hepatitis A
- Kebersihan: cuci tangan, makan di tempat bersih
- Vaksinasi untuk yang berisiko

https://www.biomerieux-diagnostics.com/vidasr-
hepatitis-panel-0
SKDI 3A
HEPATITIS B SERING KELUAR DI
UKMPPD

Transmisi Manifestasi fase akut (bila simptomatik, Komplikasi bila kronis


kebanyakan asimptomatik
Darah (jarum suntik, dll)
Seksual
Prodromal: nausea, emesis, malaise, nyeri perut, • Sirosis
demam
Vertikal (ibu → anak) → rentan
Ikterik: muncul kuning dan hepatosplenomegali
• Karsinoma
menjadi kronik
Konvalesen:semua gejala berkurang, sedikit • Liver failure
Selain transmisi vertikal, 95% hepatomegali dan AST ALT naik
self resolve
Bisa koinfeksi dengan hepatitis D (hepatitis D
hanya menginfeksi pasien dengan hepatitis B)

Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.


SKDI 3A
HEPATITIS B

Bila sembuh: muncul anti-HBs

https://www.biomerieux-diagnostics.com/vidasr-hepatitis-panel-0
https://twitter.com/edgarvlermamd/status/883894288874131459
SKDI 3A
HEPATITIS B
Penunjang selain serologi Medikamentosa
AST ALT bilirubin ALP Akut → hanya suportif / simptomatik
USG dan marker AFP: penapisan - Parasetamol / ibuprofen bila demam
karsinoma
- Domperidone bila muntah
FibroScan: memeriksa sirosis secara
noninvasif Fulminan: lamivudine 1x100-150 selama 3 bulan

Biopsi Kronik → antiviral, rujuk IPD


- Tenofovir 1x300 mg
- Lamivudine 1x100 mg
- Peg-IFN-2

Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.


SKDI 2
HEPATITIS C
Transmisi, manifestasi fase akut & komplikasi kronis
mirip dengan HBV, namun prognosis berbeda
→ Hanya 20% yang self resolve, kebanyakan jadi kronis

Terapi: rujuk untuk DAA atau interferon

1. Sánchez-Ávila JF, Dehesa-Violante M, Méndez-Sánchez N, Bosques-Padilla F, Castillo-Barradas M, Castro-Narro G, et al. Mexican consensus on the diagnosis and management of hepatitis C infectio
Soal No. 8
Seorang pasien 65 tahun datang dengan keluhan perut yang membuncit. Pada
pemeriksaan, pasien tampak kuning. Pada pemeriksaan serologi, diketahui
HBsAg, anti-HBc IgG, dan HBeAg diketahui positif.

Saat ini, pasien sedang dalam fase penyakit...


A.Hepatitis B akut
B.Hepatitis B kronik
C.Hepatitis B karier
D.Pasca vaksinasi hepatitis B
E.Hepatitis C akut
Soal No. 8
Seorang pasien 65 tahun datang dengan keluhan perut yang membuncit. Pada
pemeriksaan, pasien tampak kuning. Pada pemeriksaan serologi, diketahui
HBsAg, anti-HBc IgG, dan HBeAg diketahui positif.

Saat ini, pasien sedang dalam fase penyakit...


A.Hepatitis B akut
B.Hepatitis B kronik
C.Hepatitis B karier
D.Pasca vaksinasi hepatitis B
E.Hepatitis C akut
Soal No. 9
Seorang ibu datang membawa anaknya yang berusia 12 tahun karena demam, mual
muntah, dan tampak kuning sejak 2 hari lalu. Anak mengaku temannya yang suka makan
di kantin yang sama dengan dia juga sakit serupa. Pada pemeriksaan TTV ditemukan nadi
98x/menit, suhu 37,9oC. Sklera kedua mata tampak ikterik dan ada nyeri tekan di kuadran
kanan atas abdomen.

Mode transmisi agen etiologis pada penyakit ini adalah…


A. Droplet
B. Fecal – oral
C. Airborne
D. Seksual
E. Vertikal
Soal No. 9
Seorang ibu datang membawa anaknya yang berusia 12 tahun karena demam, mual
muntah, dan tampak kuning sejak 2 hari lalu. Anak mengaku temannya yang suka makan
di kantin yang sama dengan dia juga sakit serupa. Pada pemeriksaan TTV ditemukan nadi
98x/menit, suhu 37,9oC. Sklera kedua mata tampak ikterik dan ada nyeri tekan di kuadran
kanan atas abdomen.

Mode transmisi agen etiologis pada penyakit ini adalah…


A. Droplet
B. Fecal – oral
C. Airborne
D. Seksual
E. Vertikal
SKDI 2
SIROSIS HEPAR SERING KELUAR DI
UKMPPD

Jaringan hepar terganti oleh fibrosis → fungsi hepar makin menurun + hipertensi porta.
Hasil akhir dari kerusakan hepar kronik apapun
Pasien sering datang dengan keluhan hematemesis melena akibat pecah varises esofagus

Penegakan diagnosis

• FibroScan
• Biopsi hepar (lebih invasif)

Komplikasi:

• Ascites dapat menyebabkan


spontaneous bacterial peritonitis
• Komplikasi neurologis:
ensefalopati hepatikum
• Asterixis (flapping tremor)
• Penurunan kesadaran

https://www.otsuka.co.jp/en/health-and-illness/liver-cirrhosis-nutritional-therapy/early-
SKDI 2
SIROSIS HEPAR
Child-Pugh score
Tatalaksana
Pencegahan ensefalopati hepatikum → mencegah penumpukan
amonia oleh bakteri usus
- Laktulosa 3x30 cc
- Restriksi protein 0.8/kgBB/hari
- Neomisin / rifaximin
Cegah PVO: propanolol 3x10
Bila muncul ascites
- Spironolakton 100mg/hari atau furosemid 40mg/hari
- Drainase dengan paracentesis
- Restriksi natrium <2000 g/hari
5-6: Child Pugh A (paling ringan)
7-9: Child Pugh B (sedang)
10-15: Child Pugh C (berat)

1. Joshi K, Shriwastav R. Highly active antiretroviral therapy and changing spectrum of liver diseases in HIV infected patients. Int J Res Med Sci. 2016;3125–9.
SKDI 2
GAGAL HEPAR
Kriteria → wajib ada
Kerusakan hati yang bersifat akut
INR >1.5
Gangguan neurologis → ensefalopati hepatikum
Tidak ada gangguan hepar kronis (sirosis, etc.)

Gejala / tanda
Nyeri perut kanan atas
Anorexia
Gatal
Ikterus
Neurologi: EH, Cushing’s triad
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.n
et%2FVijayYadav97%2Facute-liver-failure-
79392543&psig=AOvVaw0wSo1KMm1q5rKG6izCWZfg&ust=162496762844
9000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjhxqFwoTCMjtp6aiuvECFQAAAA
AdAAAAABAO
SKDI 2
GAGAL HEPAR
Penunjang Tatalaksana
ALT AST bilirubin naik Bila disebabkan toksisitas paracetamol (sebab paling sering) → N-
Trombositopenia acetylsistein

INR > 1.5 Etiologi lain: berdasar etiologi (Hep B maka berikan antivirus, dsb)

Dapat dilakukan CT scan Mengurangi amonia: restriksi protein 0.8-1g/kgBB/hari


PPI untuk pencegahan ulkus
Bila kerusakan sudah ireversibel → transplantasi

Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.


Soal No. 10
Seorang pasien pria 60 tahun dibawa ke IGD karena 3 jam lalu pasien muntah darah.
Diketahui saat BAB feses juga berwarna hitam. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan perut
yang membuncit. Shifting dullness positif.

Ascites pada pasien ini terjadi melalui mekanisme utama berupa…


A. Eksudasi
B. Inflamasi
C. Transudasi
D. Filtrasi
E. Reabsorpsi
Soal No. 10
Seorang pasien pria 60 tahun dibawa ke IGD karena 3 jam lalu pasien muntah darah.
Diketahui saat BAB feses juga berwarna hitam. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan perut
yang membuncit. Shifting dullness positif.

Ascites pada pasien ini terjadi melalui mekanisme utama berupa…


A. Eksudasi
B. Inflamasi
C. Transudasi
D. Filtrasi
E. Reabsorpsi
KANTUNG EMPEDU DAN PANKREAS

Kolesistitis dan
Kole(doko)lithiasis Pankreatitis
Kolangitis

Cholangiocarcinoma Kanker Pankreas


SKDI 2
KOLE(DOKO)LITIASIS SERING KELUAR DI
UKMPPD

Kolelitiasis: batu di kantong


Koledokolitiasis: batu di saluran → obstruksi → ikterus

Manifestasi
Risk → 4F
Saat tidak obstruksi (di kantong)
- Asimptomatik (paling sering)
• Female
- Kolesistitis (salah satu komplikasi)
• Forty → usia
Saat obstruksi (di saluran)
• Fat → lemak banyak =
kolestrol banyak = bahan - Nyeri kolik bilier: hilang timbul,
pembentuk batu disertai mual muntah, dari RUQ /
epigastrium menjalar ke interscapula
• Fertile → usia reproduksi,
penggunaan kontrasepsi - Kuning
hormonal - Obstruksi merusak pankreas →
pankreatitis

Kerusakan kronik meningkatkan risiko keganasan - Inflamasi → kolangitis akut

https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15265-
gallbladder-swelling--inflammation-cholecystitis
SKDI 2
KOLE(DOKO)LITIASIS
Obstruksi → overdistensi → hidrops
kandung empedu

Tatalaksana
Asam urseodeoxycholate 10-15mg/kgBB/hari

Pembedahan: kolesistektomi, ERCP


Gaya hidup: kurangi lemak

Dapat teraba massa. Perlu


pembedahan

https://www.eurorad.org/case/13184

https://radiopaedia.org/articles/choledocholithiasis
SKDI 3B
KOLESISTITIS & KOLANGITIS
Peradangan pada kantung (kolesistitis) atau saluran (kolangitis) empedu
Faktor risiko mirip batu empedu

Kolesistitis Kolangitis Kolelitiasis Koledokolitiasis

Murphy’s sign Ada Ada Tidak ada Tidak ada


Kolik bilier Kadang ada Kadang ada Ada Ada
Kuning Tidak ada Ada Tidak ada Ada
Demam Ada Tinggi Tidak ada Tidak ada

SERING
KELUAR
DI
UKMPPD

https://nl.pinterest.com/pin/42150946497708039/
SKDI 3B
KOLESISTITIS & KOLANGITIS
Penunjang Penatalaksanaan
DPL: leukositosis dengan shift to the left Antibiotik yang digunakan
AST ALT naik - Golongan beta-lactam: amox IV 500mg/8 jam, ampicillin IV 500mg/6jam
USG: mencari batu - Ceftriakson 2x1, cefotaxime IV 3x1 gr
CT bila curiga abses / karsinoma - Metronidazol 3x500
Obat simptomatik lain: parasetamol, domperidone, dll
Kolesistektomi bila muncul komplikasi: nekrosis / perforasi gallbladder,
kolesistitis emfisematosa

Kapita Selekta Kedokteran. 5th ed.


Soal No. 11
Ny. O, 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut pada perut bagian kanan atas
sejak 3 hari yang lalu, memberat sejak kemarin. Nyeri dikatakan menjalar ke bahu kanan.
Pasien juga merasakan mual, muntah, dan meriang. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi napas 20
x/menit, suhu 38 C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 86 kg, tinggi badan
161 cm. Pada pemeriksaan abdomen, dokter melakukan palpasi di regio kanan atas dan
menyuruh pasien menarik napas dalam. Pasien merasa sangat nyeri dan napas pasien
seketika berhenti.

Apakah diagnosis yang tepat?


A. Kolangitis akut
B. Kolesistitis akut
C. Kolelithiasis
D. Koledokolitiasis
E. Pankreatitis akut
Soal No. 11
Ny. O, 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut pada perut bagian kanan atas
sejak 3 hari yang lalu, memberat sejak kemarin. Nyeri dikatakan menjalar ke bahu kanan.
Pasien juga merasakan mual, muntah, dan meriang. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi napas 20
x/menit, suhu 38 C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan berat badan 86 kg, tinggi badan
161 cm. Pada pemeriksaan abdomen, dokter melakukan palpasi di regio kanan atas dan
menyuruh pasien menarik napas dalam. Pasien merasa sangat nyeri dan napas pasien
seketika berhenti.

Apakah diagnosis yang tepat?


A. Kolangitis akut
B. Kolesistitis akut
C. Kolelithiasis
D. Koledokolitiasis
E. Pankreatitis akut
SKDI 3B
PANKREATITIS
Inflamasi pankreas → kerusakan jaringan + keluarnya enzim2 proteolitik pankreas → kerusakan jaringan lebih luas

Penyebab

• Minum alkohol
• Infeksi Grey Turner
• Obstruksi saluran / ampulla vater → komplikasi
koledokolitiasis
• Iatrogenik: pasca ERCP, pembedahan lain
• Efek samping obat: azathioprine, dll
• Trauma

Manifestasi

• Nyeri ulu hati / RUQ, radiasi ke punggung


• Nausea, emesis, demam Cullen’s sign
• Red flag! Perdarahan abdominal → Grey Turner dan
Cullen sign

1. Fan Z, Zhang Y. Grey Turner’s and Cullen’s signs induced by spontaneous hemorrhage of the abdominal wall after coughing. Ann Surg Treat Res. 2017 Aug
SKDI 3B
PANKREATITIS
Penunjang lain:
- Radiologi: CT scan / USG

Tatalaksana
Stabilisasi ABC → IV fluid kristaloid 5-10ml/kgBB
Antinyeri kuat: NSAID hingga opioid
Restriksi lemak 25mL/jam, tinggi protein
RUJUK untuk tindakan: ERCP atau kolesistektomi sesuai
1. Ferreira A de F, Bartelega JA, Urbano HC de A, de Souza IKF. Acute pancreatitis gravity predictive
etiologi
factors: which and when to use them? Arq Bras Cir Dig. 2015 Jul 1;28(3):207–11.
https://epomedicine.com/medical-students/amylase-and-lipase-in-acute-pancreatitis/
SKDI 2
CHOLANGIOCARCINOMA
Jenis sel: epitel bilier → menjadi adenokarsinoma → obstruksi → baru timbul gejala
Lokasi: saluran bilier (intra / ekstrahepatik)
Biomarker: CEA, CA 19-9

Risk factor Gejala tanda


Gangguan kronis pada hati / sistem Tanda kolestasis akibat obstruksi
bilier:
- Gatal
- Kista ductus choledocus
- BAB dempul
- Sirosis
- Urin warna air teh
Infeksi Hep C
Gejala paraneoplastik: turun BB
Risiko iatrogenik: drainase bilier
enterik

Tatalaksana: rujuk

1. Rothe K, Rasch S, Wantia N, Poszler A, Ulrich J, Schlag C, et al. Aspergillus


fumigatus cholangitis in a patient with cholangiocarcinoma: case report and
review of the literature. Infection. 2021 Feb 1;49(1):159–64.
SKDI 2
KANKER PANKREAS
Gejala tanda
Paraneoplastik: anorexia, malaise, BB turun
Bila obstruksi duktus bilier: ikterus
Sifat nyeri perut: radiasi ke punggung, naik bila makan
Tahap lanjut: gangguan hati, limfadenopati (Virchow node,
Sister Mary Joseph node)

Biomarker: CA 19-9, CEA


Lab lain: ALP

Tatalaksana: rujuk untuk diagnosis


radiologi, pembedahan

https://columbiasurgery.org/conditions-and-
treatments/pancreatic-cancer Sister Mary Joseph
https://actagastro.org/sister-mary-josephs-nodule-from-the-
history-to-the-images-a-case-based-literature-review/
Soal No. 12
Seorang pria 40 tahun datang dengan mual muntah dan nyeri perut yang berat 4
jam SMRS. Nyeri perut dirasa di ulu hati dan menjalar hingga ke punggung.
Malam sebelumnya, pasien diketahui menenggak 2 botol vodka hingga habis
karena stres.

Pada pemeriksaan fisik, temuan yang akan menjadi red flag adalah...
A.Murphy’s sign
B.Cullen’s sign
C.McBurney’s sign
D.Psoas sign
E.Obturator sign
Soal No. 12
Seorang pria 40 tahun datang dengan mual muntah dan nyeri perut yang berat 4
jam SMRS. Nyeri perut dirasa di ulu hati dan menjalar hingga ke punggung.
Malam sebelumnya, pasien diketahui menenggak 2 botol vodka hingga habis
karena stres.

Pada pemeriksaan fisik, temuan yang akan menjadi red flag adalah...
A.Murphy’s sign
B.Cullen’s sign
C.McBurney’s sign
D.Psoas sign
E.Obturator sign
KOLON

Divertikulosis Inflammatory
Inflammatory
dan Bowel
Bowel Disease
Divertikulitis Syndrome

Proktitis Tumor Kolon


SKDI 3A
DIVERTIKULOSIS / DIVERTIKULITIS
Herniasi multiple dari seluruh (true) atau mukosa + submukosa (false) dinding usus
Bila terobstruksi → inflamasi → divertikulitis

CT gold standard, namun bisa BNO untuk


Manifestasi divertikulitis cari pneumoperitoneum dulu

• Nyeri abdomen kiri bawah


• Demam, anoreksia
• Bila sudah ada peritonitis:
defans muskular
• Konstipasi
• Bila perforasi dan komplikasi:
abses, striktur, fistula →
indikasi bedah!

Talaks nonbedah
- Metronidazole + cefotaxime /
ceftriaxone 7-10 hari
- Nutrisi parenteral agar bisa bowel rest
SKDI 1
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE

Diare berdarah lebih


Nyeri kolik lebih dominan
dominan daripada
daripada diare berdarah
nyeri kolik

Pemicu: Autoimun, genetik, infeksi

RUJUK IPD untuk diagnosis (radiologi dan endoskopi)


dan tatalaksana (imunomodulator)

1. Hoter A, Naim HY. The functions and therapeutic potential of heat shock proteins in inflammatory
bowel disease—an update. Int J Mol Sci [Internet]. 2019 Nov 1 [cited 2021 Jun 29];20(21):5331.
SKDI 1
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE
Kolonoskopi Radiologi (barium)

Crohn’s

Cobblestoning String sign

Ulcerative colitis

Pseudopolyp Lead pipe

https://www.ibdrelief.com/learn/diagnosis/tests/endoscopy-tests-for-
SKDI 3A
IRRITABLE BOWEL SYNDROME
Tidak ada kelainan anatomis, hanya fungsional

Gejala lain: tenesmus, nausea, emesis, dispepsia,


sendawa, flatus

https://emorymedicine.wordpress.com/2021/02/19/diagnostic-criteria-for-irritable-bowel-syndrome/
1. Kim HJ, Cha RR, Kim HJ. Understanding the Rome IV: Irritable Bowel Syndrome and Functional Diarrhea.
Korean J Med. 2017 Aug 1;92(4):366–71.
SKDI 3A
IRRITABLE BOWEL SYNDROME

Penunjang → rule out sebab Tatalaksana


lain (IBS murni fungsional)
Simptomatik:

DPL - Loperamide 2-4mg prn diare, max 12 mg/hari → untuk diare

Kolonoskopi - Laksatif untuk konstipasi

Radiologi Nutrisi: banyak serat, hindari kopi, kacang-kacangan, sorbitol

Psikoterapi → ada komponen psikis dalam IBS


Pemeriksaan feses

1. Kim HJ, Cha RR, Kim HJ. Understanding the Rome IV: Irritable Bowel
Syndrome and Functional Diarrhea. Korean J Med. 2017 Aug
1;92(4):366–71.
Soal No. 13
Tn G, 19 tahun, datang ke dokter dengan keluhan nyeri perut sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri perut
dirasakan tidak jelas dan hilang timbul, disertai diare dan sembelit yang bergantian. Pasien merupakan
seorang mahasiswa yang sedang membuat skripsi dengan tenggat waktu yang dekat. Pasien sering
mengalami keluhan yang serupa menjelang ujian, dan menghilang saat ujian selesai. Keluhan BAB
berdarah maupun berlendir disangkal. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal dan saat
kolonoskopi tidak ditemukan kelainan.

Apakah diagnosis pada kasus di atas?


A. Dispepsia fungsional tipe sindrom nyeri epigastrik
B. Dispepsia fungsional tipe sindrom distres postprandial
C. Irritable bowel syndrome tipe campuran
D. Irritable bowel syndrome tipe diare
E. Irritable bowel syndrome tipe konstipasi
Soal No. 13
Tn G, 19 tahun, datang ke dokter dengan keluhan nyeri perut sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri perut
dirasakan tidak jelas dan hilang timbul, disertai diare dan sembelit yang bergantian. Pasien merupakan
seorang mahasiswa yang sedang membuat skripsi dengan tenggat waktu yang dekat. Pasien sering
mengalami keluhan yang serupa menjelang ujian, dan menghilang saat ujian selesai. Keluhan BAB
berdarah maupun berlendir disangkal. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal dan saat
kolonoskopi tidak ditemukan kelainan.

Apakah diagnosis pada kasus di atas?


A. Dispepsia fungsional tipe sindrom nyeri epigastrik
B. Dispepsia fungsional tipe sindrom distres postprandial
C. Irritable bowel syndrome tipe campuran
D. Irritable bowel syndrome tipe diare
E. Irritable bowel syndrome tipe konstipasi
SKDI 3A
PROKTITIS
Regio:
• rectum - anus
Etiologi
• Infeksi (akibat seks anal)
• Bakteri: gonorea, sifilis, C. trachomatis
• Virus: HSV
• Noninfeksi
• Radiasi
• Komplikasi IBD
Gejala & tanda
• Nyeri perianal saat defekasi + perdarahan
• Tenesmus
• Feses berubah konsistensi
• Mukosa tampak kemerahan
• Nyeri saat colok dubur
• Ulkus (pada sifilis)
• Vesikel (pada HSV)

1. Struyve M, Meersseman W, Van Moerkercke W. Primary syphilitic proctitis : case report and
literature review. Acta Gastro Enterol Belgica. 2018;81:430–2.
SKDI 3A
PROKTITIS
HSV C. trachomatis Gonorea Sifilis
Asiklovir 5x200 7 Azithromycin 1gr Cefixime PO 400 Benzatin-
hari atau single dose atau single dose atau benzilpenisilin
IM 2.4 juta IU
single dose atau
Asiklovir 3x400 7 Doxycycline Ceftriaxone IM Penisilin prokain
hari atau 2x100 7 hari 250 mg single IM 600.000
dose IU/hari, 10 hari
Valasiklovir
2x500 7 hari

+ kebersihan perianal
+ Sitz bath

Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2016


SKDI 2
TUMOR KOLON
Belum ganas: polip / adenoma
Ganas: adenokarsinoma
Risk factor
• Laki - laki
• Usia 60-70
• Riwayat keluarga
• Daging merah
• Diet rendah serat
• Merokok
• Riwayat IBD
Gejala tanda
• Darah merah segar pada feses (bedakan hematochezia dengan melena)
• Konstipasi
• Massa pada rectal touche
• Nyeri abdomen (obstruksi sebagian)
• Mual muntah + abdomen distensi + obstipasi (obstruksi penuh)
Penunjang
• FOBT: skrining
• Kolonoskopi + biopsi
RUJUK
• bila curiga kanker untuk pemeriksaan + tatalaksana (bedah, kemo, radio, dll)

1. Knowlton CA, Mackay MK, Speer TW, Vera RB, Arthur DW, Wazer DE, et al. Cancer Colon. In: Encyclopedia of Radiation Oncology [Internet].
Springer Berlin Heidelberg; 2013 [cited 2021 Jun 29]. p. 77–77. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470380/
Bedah Pediatri
BEDAH PEDIATRI

Atresia GI
Morbus Malformasi (esofagus,
Intususepsi
Hirschprung Anorektal duodenum, jejuno-
ileum)

Stenosis Pilorik Omphalocele dan Malrotasi dan


Hipertrofi Gastroschisis Volvulus
SKDI 3B
INTUSUSEPSI
Definisi: Gejala dan tanda: Pemeriksaan fisik:

• Pelipatan / invaginasi • Nyeri kolik pada abdomen • Distensi Abdomen


usus proksimal → anak menangis • Massa pada abdomen
(intususeptum) ke usus • Muntah-muntah ”Hard-Saussage like”
distal (intususipien). • BAB berdarah disertai
Sering terjadi pada usia 6 lendir → “Red Currant
bulan - 1tahun Jelly Stool”

USG

Bidang transversal: Bidang longitudinal:


Bull’s eye/ Doughnut lesion Pseudokidney sign
Ciri khas dari Intususepsi (+) edema dinding intususeptum
INTUSUSEPSI SKDI 3B

Tata Laksana
First line : Reduksi (dengan fluoroskopi / USG)

• Hydrostatic reduction dengan air atau cairan isotonik


• Pneumoatic reduction
• Lebih cepat, lebih aman → mengurangi waktu radiasi
• Udara (bertekanan maksimal 110-120 mmHg pada infants)
dimasukkan lewat rektum
• Kontraindikasi: Perforasi usus (adanya udara bebas
intraperitoneal) - Peritonitis - Hipotensi persisten – Distensi Laparoscopic
abdomen hebat (tekanan sangat besar, tidak dapat terdorong)

Second line: Jika reduksi non operatif gagal /


dikontraindikasikan:

• Laparoscopic
• Open laparotomy
Open Laparotomy
SKDI 2
MORBUS HIRSCHPRUNG
Definisi:

• Kelainan kongenital berupa tidak adanya sel


ganglionik pd plexus myentericus (Auerbach)
dan plexus submucosal (Meissner)
• 80% terjadi di rektum / kolon rectosigmoid
Klinis:

• Evakuasi mekonium terlambat (>24 jam)


• Tanda obstruksi usus letak rendah (distensi
abdomen, muntah hijau /billious)
• Klinis khas : perut kodok
Pemeriksaan penunjang

• Barium enema
• Foto polos abdomen
• Full-thickness biopsy: Gold standard
SKDI 2
MORBUS HIRSCHPRUNG
Tata Laksana → Rujuk Skor 10 atau lebih = positif HAEC

Tatalaksana bedah Tatalaksana


sementara definitif

Kolostomi Operasi

Tujuan : mencegah
Teknik operasi paling
komplikasi karena
umum : Swenson,
kolon terlalu
Duhamel, Soave
terdilatasi
SKDI 2
MALFORMASI ANOREKTAL
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis: mekonium terlambat keluar (>24 jam) atau Cross-table radiograph → apakah rektum
keluar dari uretra melalui fistula sampai ke perineum

Pemeriksaan fisik :

• Anal opening atau anal pit, fistula, vestibula (pada perempuan)


• Identifikasi anomali lain: VACTERL

24 jam pertama setelah kelahiran

• Pemberian cairan IV: kristaloid (⅕ NaCl 0,9%) 300 ml / hari


• Kebutuhan Na: 6-12 mEq
• Kebutuhan K: 3-6 mEq
• Antibiotik: cefotaxime 50 mg/kgBB, dibagi 2 dosis
• Dekompresi dengan NGT
• Rujuk untuk pembedahan: dilatasi / businasi, PSARP (postero sagittal anorectoplasty),
kolostomi
SKDI 2
MALFORMASI ANOREKTAL

Rectourethrobulbar fistula Rectobladder neck fistula Cloacal anomaly: long common


channel

Rectovestibular fistula Cloacal anomaly: short common


Rectourethroprostatic fistula Perineal fistula channel
SKDI 2
ATRESIA ESOFAGUS
Prenatal diagnosis: Postnatal diagnosis:

• polihidramnion + absent small stomach • Khas : 3C (Coughing, Choking,


bubble Cyanosis) + Regurgitasi setiap
konsumsi cairan
• Jika tidak ada fistula → abdomen tidak
berisi udara sama sekali = gassless
abdomen

Tipe C
paling sering

Menggunakan 10-Fr catheter →


Radiografi : curling
SKDI 2
STENOSIS PILORIK HIPERTROFI

Gejala Khas : muntah


proyektil non billious,
Terjadi pada bayi cukup setelah makan
bulan, usia 2-8 minggu • Jika berlangsung lama →
dehidrasi, metabolik alkalosis,
syok dan penurunan kesadaran

Pemeriksaan penunjang Tatalaksana


• USG (jika pilorus tidak teraba) • Menunda pemberian makan
• Tebal otot of ≥4 mm and • Resusitasi cairan
panjang pilorus ≥16 mm • Perbaikan elektrolit
• Setelah stabil, dapat dilakukan
pyloromyotomy laparoskopik

“Olive” Mass Single bubble


SKDI 2
ATRESIA DUODENUM DAN JEJUNO-ILEUM
Atresia Duodenum Atresia Jejuno-Ileum
Riwayat Polihidroamnion USG kehamilan Riwayat Polihidroamnion USG kehamilan
Muntah Billious (sesudah ampulla) Muntah Billious
Perut Kembung Perut Kembung
Foto abdomen AP erect : double bubble sign Foto abdomen AP erect : tripple bubble sign
SKDI 2
ATRESIA GI TRACT
Atresia Esofagus Hipertofi Pilorus Atresia duodenum Atresia jejunum-illeum

Gejala khas • Coughing, choking, Muntah proyektil non Billous vomiting Billous vomiting
cyanosis + billious
regurgitasi
• Polihidramnion

PF - Olive shaped mass Distensi abdomen Distensi abdomen

X-foto • Catheter curling • Single bubble Double bubble Triple bubble


• Gassless abdomen • USG : Tebal otot of ≥4
mm and panjang
pilorus ≥16 mm
SKDI 3A
OMPHALOCELE & GASTROSCHISIS
OMPHALOCELE GASTROSKISIS

Organ terbungkus membran tipis Organ tidak terbungkus membran

Usus ± liver Usus saja

Umbilikus tidak terlihat Umbilikus terlihat di sebelah kiri

Tidak perlu tatalaksana urgent Perlu tatalaksana urgent

Seringkali ditemukan bersama anomali lain (50%) Jarang ditemukan bersama anomali lain

Tatalaksana: ABC
1. Membungkus usus dengan kasa
yang dibasahi normal saline
hangat dan dibungkus plastik
2. Resusitasi cairan IV
3. Dekompresi usus dengan NGT
4. Menjaga suhu tubuh
SKDI 2
MALROTASI DAN VOLVULUS

Definisi: Lokasi tersering Klinis:


• Malrotasi: Kegagalan usus berotasi • sigmoid (65%), caecum (25%), • Gejala obstruksi (billious emesis +
sesuai perkembangan embryologi colon transversum nyeri perut + perut kembung +
• Volvulus: komplikasi dari malrotasi, tidak dapat BAB)
yaitu terpuntirnya usus sehingga • Pada anak: malabsorbsi, gagal
aliran darah terhenti dan terjadi tumbuh,
obstruksi usus

GAMBARAN

Whirlpool sign

Coffee bean sign

Cork-screw appearance

Beak appearance Cork-screw appearance


Beak appearance
Whirlpool sign Coffee bean sign
SOAL NO. 14
Seorang bayi laki – laki usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD karena bayi semakin rewel
disertai perut yang semakin kembung. Ibu pasien mengaku sudah 2 hari bayinya tidak
BAB. Ibu pasien juga mengaku bahwa saat baru lahir, bayi baru BAB setelah 3 hari. Pada
pemeriksaan colok dubur, BAB langsung menyemprot keluar.

Patofisiologi dari diagnosis kerja pada pasien adalah?


A. Tidak terbentuknya saluran anorektal
B. Pelipatan jaringan usus proksimal ke dalam usus distal
C. Aganglionik pleksus Meissner dan pleksus Auerbach
D. Penyempitan jaringan pilorus akibat hipertrofi otot halus
E. Terpuntirnya usus akibat malrotasi sehingga menyebabkan iskemia jaringan
SOAL NO. 14
Seorang bayi laki – laki usia 1 minggu dibawa ibunya ke IGD karena bayi semakin rewel
disertai perut yang semakin kembung. Ibu pasien mengaku sudah 2 hari bayinya tidak
BAB. Ibu pasien juga mengaku bahwa saat baru lahir, bayi baru BAB setelah 3 hari. Pada
pemeriksaan colok dubur, BAB langsung menyemprot keluar.

Patofisiologi dari diagnosis kerja pada pasien adalah?


A. Tidak terbentuknya saluran anorektal
B. Pelipatan jaringan usus proksimal ke dalam usus distal
C. Aganglionik pleksus Meissner dan pleksus Auerbach
D. Penyempitan jaringan pilorus akibat hipertrofi otot halus
E. Terpuntirnya usus akibat malrotasi sehingga menyebabkan iskemia jaringan
SOAL NO. 15
Seorang anak laki-laki usia 6 bulan dibawa ke rumah sakit dengan keluhan BAB berlendir
dan berdarah, anak juga tampak sangat rewel. Pada pemeriksaan teraba massa dengan
nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan
red currant jelly. Pemeriksaan USG ditemukan doughnut sign.

Diagnosis yang tepat pada pasien ini?


A. Intususepsi
B. Atresia jejunum
C. Hernia abdominal
D. Hirschprung disease
E. Ileus Obstruktif
SOAL NO. 15
Seorang anak laki-laki usia 6 bulan dibawa ke rumah sakit dengan keluhan BAB berlendir
dan berdarah, anak juga tampak sangat rewel. Pada pemeriksaan teraba massa dengan
nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas. Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan
red currant jelly. Pemeriksaan USG ditemukan doughnut sign.

Diagnosis yang tepat pada pasien ini?


A. Intususepsi
B. Atresia jejunum
C. Hernia abdominal
D. Hirschprung disease
E. Ileus Obstruktif
SOAL NO. 16
Seorang bayi 2 hari dibawa ke IGD oleh ibunya dengan keluhan sesak. Keluhan
disertai dengan muntah. Sesak dan muntah terjadi setiap kali diberi susu. Pasien
banyak mengeluarkan air liur seperti busa. Tidak ada riwayat demam sebelumnya.
Pada saat melahirkan, dikatakan ibu pasien memiliki air ketuban yang berlebihan.
Pasien adalah anak pertama.

Diagnosis yang tepat pasien diatas adalah...


A. Atresia esofagus
B. Atresia duodenum
C. Hypoplasia paru
D. Pneumonia
E. Bronkiolitis
SOAL NO. 16
Seorang bayi 2 hari dibawa ke IGD oleh ibunya dengan keluhan sesak. Keluhan
disertai dengan muntah. Sesak dan muntah terjadi setiap kali diberi susu. Pasien
banyak mengeluarkan air liur seperti busa. Tidak ada riwayat demam sebelumnya.
Pada saat melahirkan, dikatakan ibu pasien memiliki air ketuban yang berlebihan.
Pasien adalah anak pertama.

Diagnosis yang tepat pasien diatas adalah...


A. Atresia esofagus
B. Atresia duodenum
C. Hypoplasia paru
D. Pneumonia
E. Bronkiolitis
SOAL NO. 17
Bayi laki-laki usia 1 hari dibawa ke RS karena usus berada di luar perut sejak lahir. Pasien lahir
di klinik bersalin saat usia 7 bulan secara spontan dengan BB lahir 2600 gram. Ketika lahir
tampak usus pasien berada diluar perut yang terbungkus oleh selaput tipis dan bening.
Diketahui ibu bayi adalah seorang perokok.

Apa penatalaksanaan awal untuk kasus tersebut?


A. Umbilikoplasti
B. Antibiotik
C. Kompres NaCl
D. Skin flop
E. Eksisi selaput
SOAL NO. 17
Bayi laki-laki usia 1 hari dibawa ke RS karena usus berada di luar perut sejak lahir. Pasien lahir
di klinik bersalin saat usia 7 bulan secara spontan dengan BB lahir 2600 gram. Ketika lahir
tampak usus pasien berada diluar perut yang terbungkus oleh selaput tipis dan bening.
Diketahui ibu bayi adalah seorang perokok.

Apa penatalaksanaan awal untuk kasus tersebut?


A. Umbilikoplasti
B. Antibiotik
C. Kompres NaCl
D. Skin flop
E. Eksisi selaput
Bedah Digestif
BEDAH DIGESTIF

Trauma Hepar,
Hernia Obstruksi Akut Abdomen Lien, dan
Hollow Viscous

Peritonitis dan Appendisitis


Hemoroid
Perforasi Usus Akut
SKDI 3A
Hernia Umbilikalis
Penyebab:
kegagalan pada
proses penutupan
umbilikus

Tatalaksana : dapat
menutup sendiri
tanpa operasi ~ 90%
dalam 1 tahun
SKDI 2 / 3B
HERNIA INGUINALIS
Me-Di Lat-In
Hernia Direk (HIM) Hernia Indirek (HIL)

Medial dari vasa epigastrika Lateral dari vasa epigastrika


Klasifikasi klinis
inferior (trigonum hasselbach) inferior, melalui kanalis
inguinalis Reponibilis: isi hernia keluar masuk
Sering terjadi pada dewasa, Paling sering terjadi pada anak-
faktor risiko : olahraga angkat anak Ireponibilis: isi hernia tidak dapat
berat dikembalikan ke rongga asal

Strangulata: isi hernia terjepit cincin hernia +


ada gangguan vaskularisasi + nyeri hebat

“silk glove
sign” Pemeriksaan Tatalaksana:
penebalan penunjang: USG Laparoscopy
peritoneum
pada prosesus
vaginalis paten
SKDI 2 / 3B
HERNIA FEMORALIS

- Terletak dibawah ligamentum inguinalis


- Lokus minoris pada anulus dan canalis
femoralis

TATALAKSANA
- Non Bedah : atasi factor resiko, analgetik bila nyeri.
- Bedah :
- Hernioraphy, herniotomy, hernioplasty.
- Reponibilis dan ireponibilis: non cito
- Strangulata: Cito (emergensi)
SKDI 2
HERNIA DIAFRAGMATIKA
DEFINISI Keluarnya isi intraabdomen melalui lubang diafragma
menuju ruang intratoraks (umumnya kongenital)

KLASIFIKASI
1. Hernia diafragmatika posterolateral (Bochdalek)
2. Hernia diafragmatika anterior (Morgagni)
3. Hernia hiatal (sliding hernia): keluar dari lubang pada diafragma
tempat esofagus menembus

GEJALA & TANDA


1. Distress pernapasan Hiatal Hernia
2. Sianosis
3. Gejala GERD (dominan pada kasus hernia hiatal)
4. Barrel chest
5. Perus scaphoid (cekung)
6. Penurunan suara napas sisi ipsilateral
7. Suara usus di regio toraks

TATALAKSANA
Stabilisasi hemodinamik (ABC) dan rujuk ke dokter bedah untuk
tindakan operatif
Hernia Bochdalek Hernia Morgagni
SKDI 2
OBSTRUKSI
Obstruksi mekanik/dinamik → Obstruksi fungsional/paralitik →
Definisi: gangguan peristaltik usus akibat gangguan peristaltik usus akibat
sumbatan yang terlihat nyata. gangguan neurotransmitter
• Terjadinya gangguan pasase • Penyebab: intralumen (fecal • Penyebab: obat diare,
usus mass, benda asing), intramural gangguan saraf, metabolik,
(tumor), ekstralumen (tumor di infeksi, inflamasi, autoimun
luar usus yang menekan)
SKDI 2
OBSTRUKSI
Pemeriksaan Penunjang
Foto abdomen 3 posisi → supine, semierect,/erect, LLD

pneumoperitonium
dilatasi

perselubungan Dilatasi
usus Air fluid level

Penebalan
dinding

Stepladder
multiple air- fluid levels
Herringbone
SKDI 2
OBSTRUKSI
Tata Laksana
Pada bayi berikan O2

Pemberian cairan

Pemasangan NGT dan Kateter

Pemberian antibiotika → Cefotaxime 50 mg/kgBB (dibagi 2 kali pemberian)

Pada obstruksi usus mekanik


• bila tidak ada tanda starangulata → Konservatif
• bila ada tanda strangulate → operatif
Pada Obstruksi usus Paralitik
• tindakan sesuai penyebab paralitiknya
SKDI 3B
AKUT ABDOMEN

Definisi: merupakan suatu kegawatan abdomen


(bedah dan non bedah), nyeri tiba-tiba, <24 jam
• Kegawatan bedah : appendisitis perforasi, trauma
• Kegawatan non bedah : pankreatitis akut, ileus paralitik
Nyeri dapat bersifat visceral, somatik, kolik

Pemeriksaan Fisik:

• Nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri ketok, defans muskular


Pemeriksaan Penunjang : Foto polos abdomen
3 sisi + CT scan
AKUT ABDOMEN SKDI 3B

• Pada trauma organ padat peritonitis muncul cepat


yaitu < 8 jam
• Pada ruptur organ berongga, lebih lama terjadi
peritonitis yaitu muncul >24 jam

TATALAKSANA
24 Jam pertama menentukan prognosis pasien
(Morbiditas dan Mortalitas Pasien)
1. Resusitasi
2. Dekompresi
3. Kateterisasi
4. Anti Nyeri
5. Antibiotik
6. Pemantauan
7. Konsul ke Ahli Bedah
TRAUMA HOLLOW VISCOUS
Kerusakan dapat berupa perforasi, kontusio,
terlepasnya usus dari mesenterium
• Tanda peritonitis, illeus paralitik
• Foto Polos Abdomen

Rigler sign Football sign

Cupola sign Subdiafragmatic


free air Pneumoperitoneum
LLD position
SKDI 3B
PERITONITIS
• Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang menutupi rongga abdomen dan organ-organ abdomen di
dalamnya).
Definisi
• Akut, dan merupakan kasus bedah darurat.
• Lokal vs umum

a. Peritonitis Primer / Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP): sebab infeksinya bukan dari perforasi organ berongga
intraabdomen, tapi berasal dari ekstraperitoneal yang menyebar secara hematogen/limfatik. Contoh: peritonitis TB,
sirosis hepatis, sindrom nefrotik
Klasifikasi b. Peritonitis Sekunder: sebab infeksinya dari perforasi organ berongga intraabdomen. Contoh: appendisitis perforasi,
perforasi gaster, perforasi kolon
c. Peritonitis Tersier: peritonitis yang mengalami persistensi atau rekurensi 48 jam setelah penatalaksanaan adekuat pada
peritonitis primer / sekunder. Contoh: pasien dengan CAPD, pasien immunocompromised

Gejala Demam, mual muntah, nyeri perut, diare

• Defans muskular
• Rigiditas abdomen: ‘perut seperti papan’
• Bising usus melemah atau tidak terdengar
PF Khas • Pekak hepar menghilang
• Hipertimpani
• Nyeri tekan dan nyeri lepas, distensi abdomen
• RT: nyeri segala arah, tonus sfingter ani menurun, ampula recti berisi udara

o ABC, resusitasi cairan


o Antipiretik
Tatalaksana
o Antibiotik
o Surgical source control, debridement
SKDI 3B
TRAUMA HEPAR
Definisi: Gejala dan Tanda
• Jejas trauma pada • Nyeri abdomen
abdomen kuadran kuadran kanan atas
kanan atas → dapat radiasi ke
bahu kanan
• Mual muntah,
dehidrasi, tanda syok
hipovolemik
• Tanda peritonitis
SKDI 3B
TRAUMA LIEN
Definisi: Tanda dan gejala:

• Trauma organ • Jejas dan nyeri


intraabdominal paling abdomen kuadran kiri
sering atas
• Nyeri tekan kuadran
kiri atas / peritonitis
umum
• Kehr’s sign : nyeri alih
ke bahu kiri dengan
inspirasi dalam
• Tanda hipovolemik
hingga syok
SKDI 3B
APPENDISITIS AKUT
Definisi: inflamasi pada appendix vermiformis Nyeri periumbilikal /difus / sulit
terlokalisasi (nyeri visceral) →
12-24 jam pindah ke nyeri
Etiologi : obstruksi lumen appendix oleh hyperplasia limfoid, kuadran kanan bawah
fecalith, corpus alienum, dan neoplasma. terlokalisir, tajam, konstan
(nyeri somatik akibat iritasi
peritoneum parietal lokal)

ALVARADO
SCORE Jika pecah → peritonitis (nyeri
selurh lapang abdomen +
• 1-4 → bukan defans muskular + nyeri tekan
appendicitis akut = + nyeri lepas)
rawat jalan
• 5-6 → sangat
mungkin
appendicitis akut =
rawat inap
• 7-10 →
appendicitis akut = Color dubur → nyeri tekan arah
pembedahan jam 9-12
SKDI 3B
APPENDISITIS AKUT
• Urinalisis → periksa beta hcg pada wanita!
(dd kehamilan ektopik)

Periksa A-B-C

Pasang oksigen

Resusitasi cairan IV

Berikan analgesik tergantung VAS bila nyeri, antipiretik bila


demam, antiemetic bila mual-muntah

Berikan antibiotic profilaksis yaitu ceftriaxone +


metronidazole

Rujuk ke bedah digestif untuk appendektomi / laparotomi


eksploratif segera - Diameter >6mm
- Ring of fire appearance
- Appendicolith
SKDI 3B
APPENDISITIS
JENIS DESKRIPSI
Inflamasi dan infeksi fokal pada mukosa appendix
Appendisitis akut fokal - Nyeri visceral di epigastrium
- Mual dan muntah
Translokasi bakteri ke dinding
Appendisitis akut supuratif
- Nyeri somatik di RLQ
- Peritonitis lokal (defans muskular + nyeri tekan + nyeri lepas + nyeri ketok + RT
nyeri)

Infark dan gangren apendiks


Appendisitis gangrenosa - Peritonitis lokal (defans muskular + nyeri tekan + nyeri lepas + nyeri ketok + RT
nyeri)

Rupturnya appendix
Appendisitis perforasi
- tanda peritonitis umum (>1 kuadran)
Mobilisasi omentum majus dan usus halus membentuk dinding di sekitar apendiks →
Infiltrat appendicularis
jika imun baik

Apendisitis kronis Fibrosis appendix, dapat disertai inflamasi ringan jangka panjang
SKDI 3B
SPECIAL TEST

McBurney (1/3 lateral Rovsing sign Obturator sign Psoas sign


sias-umbilicus)
(+) nyeri di RLQ (+) nyeri saat rotasi internal paha kanan (+) nyeri ketika ekstensi panggul kanan → appendix
(+) nyeri tekan, defans yang terjadi saat (Inflamasi sekitar m. obsturator internus di rektocecal dekat otot iliopsoas
muskular, nyeri lepas LLQ ditekan pelvis)

Blumberg sign Dunphy sign Kosher sign

Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada Pertambahan nyeri pada tertis kanan bawah (Nyeri pada awalnya pada daerah epigastrium atau
kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan tiba- dengan batuk sekitar pusat, kemudian berpindah ke kuadran kanan
tiba bawah.
SKDI 4 / 3A
HEMORRHOID
Hemoroid interna Hemoroid Eksterna
Berasal dari atas iinea dentata Berasal dari bawah linea dentata
Tertutup epitel kolumnar- Tertutup epitel skuamosa (kulit)
transisional
Dapat prolapse membentuk Dapat mengalami trombosis →
“rosette” appearance dapat menjadi skin tags

Grading
hemoroid Tanda Klinis
interna
I Hemoroid hanya terlihat dengan anuscopy,
menonjol saat mengedan, tidak prolaps
II Prolaps saat mengedan, kembali ke posisi
semula
III Prolaps saat mengedan, perlu reduksi
manual
IV Prolaps tidak dapat direduksi, atau berulang
setelah reduksi manual
SKDI 4 / 3A
HEMORRHOID
Tata Laksana
Grade I Grade II Grade III Grade IV
Modifikasi diet dan gaya hidup

Farmakologi

Sclerosing method Rubber band Rubber band Surgery


ligation ligation
Photocoagulation Sclerosing method Surgery
Rubber band ligation
BICAP coagulation

Surgical procedure
Hemorrhoidopexy with stapler (PPH)

Hemorrhoidal Arterial Ligation (HAL) and Rectoanal Repair (RAR)


Hemorrhoidopexy with stapler
Hemorrhoidectomy
SOAL NO. 18
Tn. Bastian usia 30 tahun datang dengan keluhan muntah 2 hari SMRS, kembung,
tidak BAB dan tidak kentut. Dari pemeriksaan didapatkan adanya benjolan di lipat
paha. Sebelumnya benjolannya masih bisa masuk sendiri, namun 2 hari terakhir
benjolan tidak bisa masuk dan nyeri.
Diagnosis pada pasien adalah?
A. Hernia inguinalis medial
B. Hernia inguinalis lateral
C. Hernia inguinalis lateral ireponible
D. Hernia inguinalis medial strangulata
E. Hernia inguinalis lateral inkarserata
SOAL NO. 18
Tn. Bastian usia 30 tahun datang dengan keluhan muntah 2 hari SMRS, kembung,
tidak BAB dan tidak kentut. Dari pemeriksaan didapatkan adanya benjolan di lipat
paha. Sebelumnya benjolannya masih bisa masuk sendiri, namun 2 hari terakhir
benjolan tidak bisa masuk dan nyeri.
Diagnosis pada pasien adalah?
A. Hernia inguinalis medial
B. Hernia inguinalis lateral
C. Hernia inguinalis lateral ireponible
D. Hernia inguinalis medial strangulata
E. Hernia inguinalis lateral inkarserata
SOAL NO. 19
Tn. Wahyu 24 thn datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Keluhan
dirasakan sejak 2 hari ini disertai demam, saat dibuat berjalan perut terasa semakin
sakit, keluhan ini disertai dengan mual muntah. Pasien mengatakan bahwa perut
kanannya semakin terasa nyeri apabila sisi kiri bawah perutnya ditekan.

Gejala apa yang dirasakan pada pasien ini?


A. Psoas sign
B. Obturator sign
C. Dunphy sign
D. Blumberg sign
E. Rovsing sign
SOAL NO. 19
Tn. Wahyu 24 thn datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Keluhan
dirasakan sejak 2 hari ini disertai demam, saat dibuat berjalan perut terasa semakin
sakit, keluhan ini disertai dengan mual muntah. Pasien mengatakan bahwa perut
kanannya semakin terasa nyeri apabila sisi kiri bawah perutnya ditekan.

Gejala apa yang dirasakan pada pasien ini?


A. Psoas sign
B. Obturator sign
C. Dunphy sign
D. Blumberg sign
E. Rovsing sign
SOAL NO. 20
Seorang laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan benjolan di sekitar anus. Benjolan
muncul sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan tidak terasa nyeri, terkadang keluar ketika
BAB. Benjolan dapat masuk lagi sendiri tanpa dibantu dengan tangan.

Diagnosis pada pasien ini adalah?


A. Hemorrhoid interna grade I
B. Hemorrhoid interna grade II
C. Hemorrhoid interna grade III
D. Hemorrhoid eksterna grade I
E. Hemorrhoid eksterna grade II
SOAL NO. 20
Seorang laki-laki 40 tahun datang dengan keluhan benjolan di sekitar anus. Benjolan
muncul sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan tidak terasa nyeri, terkadang keluar ketika
BAB. Benjolan dapat masuk lagi sendiri tanpa dibantu dengan tangan.

Diagnosis pada pasien ini adalah?


A. Hemorrhoid interna grade I
B. Hemorrhoid interna grade II
C. Hemorrhoid interna grade III
D. Hemorrhoid eksterna grade I
E. Hemorrhoid eksterna grade II
SOAL NO. 21
Seorang laki-laki usa 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut mendadak
disertai mual muntah sejak 5 jam SMRS. Pasien tidak BAB dan flatus sejak 5 hari yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 120/70 mmHg, Nadi 75x/m,
RR 18x/m , suhu afebris. Pemeriksaan abdomen tampak membuncit, darm contour (+),
darm steifung (+) dan bising usus meningkat.

Hasil pemeriksaan radiologi apakah yang diharapkan dapat ditemukan pada pasien
ini?
A. Step ladder appeareance
B. Doughnut sign
C. Apple core sign
D. Pneumoperitoneum
E. Football sign
SOAL NO. 21
Seorang laki-laki usa 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut mendadak
disertai mual muntah sejak 5 jam SMRS. Pasien tidak BAB dan flatus sejak 5 hari yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 120/70 mmHg, Nadi 75x/m,
RR 18x/m , suhu afebris. Pemeriksaan abdomen tampak membuncit, darm contour (+),
darm steifung (+) dan bising usus meningkat.

Hasil pemeriksaan radiologi apakah yang diharapkan dapat ditemukan pada pasien
ini?
A. Step ladder appeareance
B. Doughnut sign
C. Apple core sign
D. Pneumoperitoneum
E. Football sign
SOAL NO. 22
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri seluruh perut terus
menerus sejak 1 hari SMRS. Pemeriksaan tanda vital TD 110/80 mmHg, nadi 92x/m, RR
24x/m, suhu 37.8 C. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan dan lepas, defans
muskuler (+), fenomena papan catur (+).

Apa diagnosis yang tepat?


A. Peritonitis ec perforasi gaster
B. Peritonitis ec perforasi appendics
C. Ileus obstruktif
D. Ileus paralitik
E. Peritonitis TB
SOAL NO. 22
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri seluruh perut terus
menerus sejak 1 hari SMRS. Pemeriksaan tanda vital TD 110/80 mmHg, nadi 92x/m, RR
24x/m, suhu 37.8 C. Pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan dan lepas, defans
muskuler (+), fenomena papan catur (+).

Apa diagnosis yang tepat?


A. Peritonitis ec perforasi gaster
B. Peritonitis ec perforasi appendics
C. Ileus obstruktif
D. Ileus paralitik
E. Peritonitis TB
Dari Sejawat Untuk
Sejawat

Anda mungkin juga menyukai