Perceptor:
dr. Faisol Darmawan Sp. BA
Radiologi
3 AGUSTUS 2019 Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 11,6 11,5-16,50 g/dL
Leukosit 31.400 4.800-10.800/uL
Eritrosit 4,2 4,2-5,4 juta/Ul
Hematokrit 32 37-47%
Trombosit 412.000 150.000-450.000/uL
SGOT 15 < 37
SGPT 12 < 41
GDS 93 <140 mg/dL
chlorida 97 96-106
- Basofil 0 0-1%
- Eosinofil 0 2-4%
- Batang 0 3-5%
- Segmen 85 50-70%
- Limfosit 10 25-40%
- Monosit 5 2-8%
kalium 3,8 3,5-5,0
natrium 135 135-145
kalsium 8,7 8,6-10
Ureum 25 13-43 mg/dL
Creatinin 0,34 0,72-1,18 mg/dL
1
Diagnosis
Diagnosis
Banding 1. Peritonitis susp
Peritonitis+Adhesi perforasi gaster
Susp Apendisitis
Akut Perforasi 2. Peritonitis susp
Volvulus
Appendektomi per Laparoskopi
IVFD RL XX tpm
Ceftriaxone 2x1g IV (skin test)
Ranitidine 1 mg/KgBB tiap 6-8jam IV
Ketorolac 0,5-1mg/KgBB tiap 8 jam IV
Paracetamol 3x500 mg per oral
Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum (lapisan serosa yang
menutupi rongga abdomen dan organ-organ abdomen di dalamnya).
Suatu bentuk penyakit akut dan merupakan kasus bedah darurat.
Dapat terjadi secara lokal maupun umum, melalui proses infeksi
akibat perforasi usus maupun non infeksi
Peritoneum adalah lapisan serosa yang Peritoneum dibagi atas :
paling besar dan paling komleks yang
terdapat dalam tubuh. membran serosa peritoneum parietal
tersebut membentuk suatu kantung tertutup peritoneum viseral
(coelom) dengan batas-batas:
peritoneum penghubung yaitu
anterior dan lateral : permukaan bagian mesenterium, mesogastrin,
dalam dinding abdomen mesocolon, mesosigmidem, dan
posterior : retroperitoneum mesosalphinx.
inferior : struktur ekstraperitoneal di pelvis peritoneum bebas yaitu omentum
Asites, yaitu adanya timbunan cairan dalam rongga peritoneal sebab obstruksi vena porta pada
sirosis hati, malignitas
Adhesi, yaitu adanya perlekatan yang dapat disebabkan oleh corpus alienum, misalnya kain
kassa yang tertinggal saat operasi, perforasi, radang, trauma
Mual dan muntah Timbul akibat adanya kelainan patologis organ visera
atau akibat iritasi peritoneum
Nyeri tekan Mc. Burney pada palpasi region iliaca dextra yang
disebabkan akibat adanya infeksi/inflamasi pada apendik
Peritonitis primer Peritonitis sekunder Abses peritoneal
Onset dapat tiba-tiba atau Mirip dengan peritonitis primer, Prolong demam, anoreksia,
perlahan ditandai dengan karakteristik gejala meliputi muntah dan keletihan
demam, nyeri perut dan toxic demam, nyeri abdomen difus, menunjukkan adanya abses
appearance. Dapat dijumpai mual, dan muntah. intraabdomen. Jika dengan abses
muntah dan diare. apendiks maka akan ditemukan
Hipotensi dan takikardi umum tenderness dan teraba masa di
dijumpai bersamaan dengan kuadran kanan bawah abdomen.
nafas cepat dan dangkal karena
rasa tidak nyaman yang
berkaitan dengan pernafasan.
Peritonitis primer Peritonitis sekunder Abses peritoneal
Pada palpasi abdomen dapat Pemeriksaan fisik ditemukan Abses pelvis ditunjukkan dengan
dijumpai rebound tenderness inflamasi peritoneal yaitu distensi abdomen, tenesmus
dan rigiditas. rebound tenderness, rigiditas rektal dengan atau tanpa tinja
Auskultasi dijumpai bising usus dinding abdomen, keterbatasan berlendir, dan iritabilitas bladder.
menurun atau tidak ada. gerak tubuh, bising usus Pemeriksaan colok dubur dapat
menurun atau tidak didapatkan ditemukan massa lunak di
bising usus. Toxic appearance, anterior. Udara subfrenikus,
iritabilitas, dan gelisah. elektasis basal, peningkatan
hemidiafragma, dan efusi pleura
dapat dijumpai pada abses
subdiafragma.
• Pucat, gelisah, mata terlihat cekung karena dehidrasi
• Pernafasan dangkal. Pernafasan abdominal tidak tampak
karena dengan pernafasan abdominal akan terasa nyeri
General akibat perangsangan peritoneum.
Rectal Toucher:
Akan terasa nyeri di semua arah, dengan tonus muskulus sfingter ani menurun.
Skipworth RJE, Fearon KCH. Acute abdomen: peritonitis (Emergency Surgery). Elsevier; 2007
Peritonitis is mainly a clinical diagnosis and urgent laparotomy,
should not be delayed for unnecessary investigations
Darah lengkap
-leukositosis
Elektrolit
-dehidrasi dan acute renal failure
Konservatif Definitif
High-flow
Laparotomi
Oxygen
Resusitasi
cairan
Analgesik Laparoskopi
Antibiotik
Drainase
NGT
Perawatan medis Konservatif diindikasikan jika:
infeksi telah terlokalisasi (mis. Massa apendiks)
penyebab peritonitis tidak memerlukan pembedahan (mis. Pankreatitis akut)
pasien tidak cocok untuk anestesi umum (mis. Lansia, sekarat
pasien dengan komorbiditas parah)
fasilitas medis tidak dapat mendukung manajemen bedah yang aman.
Kliegman RM, St Geme JW, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM, Behrman
RE. 2019. Nelson Textbook of Pediatrics 21st Edition. Philadelphia: Elsevier.
Skipworth RJE, Fearon KCH. 2007. Acute abdomen: peritonitis (Emergency
Surgery). Elsevier;
Wim de jong, Sjamsuhidayat. R. 2011. Buku ajar ilmu bedah. Edisi 3. Jakarta :
EGC
Schwartz, Shires, Spencer. 2000. Peritonitis dan abses intraabdomen dalam
intisari prinsip-prinsip ilmmu bedah. Edisi 6. Jakarta : EGC
Mureșan, Balmoș, Badea, Santini. 2018. Abdominal Sepsis: An Update. Romania
: The Journal of Critical Care Medicine
Skipworth dan Fearon. 2007. Acute abdomen: peritonitis. Edinburgh : Elsevier