Pediatri 1
Mediko made the med-easy!
Resusitasi Neonatus
• Persiapan Resusitasi • Persiapan Bayi
• Penolong → APD (penutup kepala, masker,
sarung tangan, jubbah steril, sepatu bot) • Menanyakan pada penolong
• Persiapan Tim : persalinan :
• Team Leader → bertanggung jawab untuk • Bayi cukup bulan atau tidak?
airway dan breathing
• Bernapas atau menangis?
• Asisten Sirkulasi
• Asisten logistic (Drugs and equipment) • Tonus baik atau tidak
• Persiapan Alat : (ABCDE)
• Airway : Suction, Laringoskop, Endotracheal Apabila salah satu Ketiganya baik →
tube dari pertanyaan 10 Asuhan Bayi
• Breathing : Oksigen, Sungkup, balon, CPAP, tersebut ada yang baru Lahir
nasal prong/ kanul
tidak baik →
• Circulation : Stetoskop, infus set, pulse
oxymeter algoritma
• Drugs : Epinefrin, D10, Na Bikarbonat, vit K 1 resusitasi neonatus
• Equipment : Infant Warmer, kain 3 lapis, topi
bayi, plester, gunting, OGT
Resusitasi Neonatus
H angatkan
A tur Posisi
I sap Lendir
K eringkan + Isap lender
A tur Posisi
N ilai APGAR
Sumber : IDAI 2014
S ungkup
R eposisi (semiekstensi)
I sap lendir
B uka mulut
T ekanan
A lternatif O2 via intubasi
Indikasi EEG
• Tidak diperlukan, terutama pada kejang demam sederhana/tanpa
defisit neurologis
• Abnormalitas EEG dapat berkaitan dengan risiko epilepsi 🡪 bukan
indikasi terapi profilaksis
• Konsensus UKK neurologi IDAI 2016
✔Kejang fokal
Tatalaksana
Saat kejang Algoritma tatalaksana SE
Setelah kejang • Profilaksis atau tidak
berhenti • Profilaksis intermiten atau kontinu
Antipiretik Antipiretik:
✔Tidak mengurangi risiko berulang
✔Memberikan rasa nyaman bagi
pasien
✔Paracetamol atau ibuprofen
✔Mengurangi kekhawatiran
orangtua
Tatalaksana Status
Epileptikus Anak
Konsensus UKK Neurologi IDAI 2015
Profilaksis Intermiten Profilaksis kontinyu
• Kejang demam dengan faktor • Kejang fokal
risiko • Kejang > 15 menit
• Defisit neurologis berat, • Defisit neurologis yang berat
berulang 3 kali/6 bulan atau 4 • Obat: fenobarbital 4-6
kali/lebih dalam 1 tahun, usia < mg/kgbb/hari dalam 2 dosis
6 bulan, kejang terjadi suhu atau asam valproate 15-40
tubuh tidak terlalu tinggi, mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis
kenaikan suhu tubuh yang • Diberikan selama 1 tahun, tidak
cepat usah tap-off obat
• Obat diazepam 0.3
mg/kgbb/kali. Maksimum 7.5
mg/kali
• Diberikan selama 48 jam
• Efek samping: ataksia, sedasi
Kurangnya asupan asam
folat
• Tubuh bagian bawah
dapat terkena dampaknya
terutama kaki, bladder,
dan usus.
• Gejala lain dapat berupa:
orthopedic deformities,
hydrocephalus, Chiari II
malformation (structural
defects in the part of the
brain that controls
balance)
•With hemorrhage
IgM Ig G Interpretasi
(+) (-) Infeksi primer
(+) (+) Infeksi sekunder
(-) (+) Pernah terinfeksi
(-) (-) Tidak ada infeksi
Kriteria Pulang
• Tidak ada demam dalam 24 jam tanpa
antipiretik
• Tampak perbaikan secara klinis (rash
convalescent → reabsorbsi cairan
yang bocor)
• Nafsu makan membaik
• 2-3 hari setelah syok teratasi
• Tidak ada distress pernafasan akibat
efusi pleura dan tidak ada ascites
• Urine output cukup
Rash convalescent
• Trombosit >50.000/mm3
Demam Tifoid
3 Antigen : O, H dan K
TRIAS
• Demam > 7 hari
• Keluhan Gastrointestinal
• Penurunan Kesadaran
Darah rutin : anemia, leukopenia,
trombositopenia, limfositosis
relatif.
Kultur :
• Darah : 1-2 minggu
TATALAKSANA • Urin : 2-3 minggu
• Feses : 2-3 minggu
• Chloramphenicol : 100 MG/kgBB/hari
diberikan tiap 6 jam. Serologi
• Ampicilin : 100 mg/kgBB/hari
• IgM dan IgG salmonella
• Cotrimoxazole : 6 mg/kgBB/hari
• Jangan diet tingi serat • WIDAL
• TUBEX TF
Komplikasi Demam Tifoid
Intraintestinal
Tatalaksana komplikasi
❖ Peritonitis
❖ Perdarahan ❖ Encephalopaty
❖ Perforasi ✔ Dexametason 1‐3 mg/ KgBB/hari,
3‐5 hari
Ekstraintestinal ✔ Restriksi cairan
Strawberry tongue
Sandpaper texture,
pastia line
Diagnosis dan Tatalaksana
• Diagnosis:
• Anamnesis dan pemeriksaan
fisik
• Kultur positif dari secret
nasofaring
• Serologis → peningkatan
kadar O pada ASTO
• Tatalaksana:
• Penisilin per oral / IV,
eritromisin, atau sefalosporin
• Suportif
Eritema infectiosum /
Slapped Cheek Syndrome
• Penyebab: Parvovirus B19
• Gejala prodromal: Demam, lemah, myalgia,
athralgia, diare, nyeri kepala, muntah →
membaik → muncul erythematous malar rash
(slapped cheek rash) + maculopapular rash di “Slapped cheek rash”
sisi ekstensor ekstremitas
• Diagnosis: Klinis; IgM & IgG spesifik
• Tatalaksana: self-limiting disease → supportif
Hand Foot Mouth Disease (HFMD)
• Etiologi : Coxsackievirus A 16
• Manifestasi klinis:
• Prodormal (1-2 hari sebelum enantem): subfebris,
anorksia, malaise, nyeri tenggorokan
• Enantem
• Lesi vesikel → ulkus dasar eritem → krusta. Lesi
berada di mukosa bukal, lidah, menyebar ke
palatum uvula
• Lesi vesikel bergerombol dengan dasar
eritematous
• Eksantem: vesiko pustule putih keabu-abuan di
lengan, kaki termasuk telapak.
• Diagnosis: Tzank Test
• Terapi: Simptomatis
MUMPS
• Infeksi virus mumps, golongan paramyxovirus.
• Transmisi : airborne
• Gejala klinis:
• Prodormal: malaise,nyeri otot daerah leher, nyeri
kepala
• Pembengkakan kelenjar saliva → parotis,
submaksilaris
• Gejala klasik: sakit telinga saat mengunyah, nyeri jika
makan asam
• Diagnosis ditegakkan secara klinis.
• Terapi: self limiting disease
Suportif → hidrasi dan nutrisi yang cukup, analgesic untuk
mengurangi nyeri
• Komplikasi:
• Meningitis dan/atau encephalitis
• Orchitis – epididymitis → gejala klinis tersering kedua
setelah parotitis pada laki-laki dewasa
Trias Rubella Congenital
1. Sensory neural deafness (58% of
patients)
2. Eye abnormalities : especially retinopathy, cataract and microphtalmia (43% of patients)
3. Congenital heart disease
Sunset sign, macewen
sign(cracked pot sign)
Sifilis Kongenital
Gejala klinis:
• Early Congenital Syphilis: BBLR,
hepatomegaly, jaundice,
pseudoparalysis, pemphigus
syphiliticus (ruam
maculopapular), syphilitic
rhinitis
• Late Congenital Syphilis: Frontal
bossing, saddle nose, impaired
vision/hearing, hitchinson teeth,
gumma, painless arthritis
(clutton’s joint), anterior tibia
bowing (saber shins)
Soal No. 7
Seorang anak usia 5 tahun diantar oleh ibunya ke rumah sakit dengan keluhan
demam disertai bintik dan ruam kemerahan di leher sejak 3 hari yang lalu. Bintik dan
ruam kemerahan dimulai dari leher lalu menyebar ke seluruh tubuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 88x/menit, RR 22x/menit, suhu 38oC, strawberry
tongue (+). Terdapat lesi papul milier di leher, badan dan ekstremitas. Hasil
pemeriksaan lab didapatkan WBC 14.000.
Tatalaksana awal yang diberikan pada pasien adalah?
A. Parasetamol dan eritromisin
B. Amoksisilin
C. Aspirin
D. Ibuprofen
E. Ibuprofen dan amoksisilin
Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021
Soal No. 8
Seorang bayi 1,5 tahun dibawa ibunya dgn keluhan tidak bisa menirukan kata
sederhana. Pasien juga tidak merespon suara di sekitarnya. Bayi lahir spontan
langsung menangis, tidak ada riwayat kekuningan setelah lahir. Riwayat ketulian
pada keluarga disangkal. Pemeriksaan fisik kedua telinga dan lingkar kepala dalam
batas normal.
Faktor resiko yg mungkin terjadi pada anak ini adalah...
a. Bilirubin darah rendah saat lahir
b. Infeksi CMV saat kehamilan
c. Anemia saat kehamilan
d. Infeksi Rubella saat kehamilan
e. Infeksi GO saat kehamilan
Soal No. 9
Anak Zayn usia 7 tahun dibawa oleh ibunya ke dokter dengan keluhan
demam tinggi sudah 3 hari. Keluhan demam disertai adanya bengkak
pada pipi kanan yang meluas sampai ke batas rahang bawah
kanan.Benjolan bewarna kemerahan dan nyeri bila disentuh. Beberapa
teman pasien di sekolah juga mengalami hal yang serupa. Tatalaksana
yang tepat pada kasus ini adalah?
a. Paracetamol
b. Amoksisilin
c. Eritromisin
d. Gentamisin
e. Antivirus
Soal No. 10
Seorang anak usia 3 tahun datang dibawa ibunya dengan keluhan
demam, pilek, batuk dan mata merah sejak 3 hari lalu. Pemeriksaan
tanda-tanda vital HR 110x/m, RR 32x/m, t 37.6°C, SpO2 97%.
Pemeriksaan fisik didapatkan bintik-bintik merah diseluruh tubuh, dan lesi
di mukosa buccal dengan warna putih dan dasar hiperemis. Apakah
etiologi kasus tersebut?
a. Adenovirus
b. Hantavirus
c. Flavivirus
d. Paromyxovirus
e. Orthomyxovirus
Soal No. 11
Anak berusia 4 tahun dibawa ke dokter karena dicurigai alami sifilis bawaan sejak
lahir. Anak lahir dari ibu yang diketahui tertular sifilis dan baru diketahui saat
persalinan. Diketahui bahwa sifilis yang diderita oleh ibu hamil dapat menular melalui
transmisi secara vertical dari ibu ke anak.
Berikut ini merupakan manifestasi sifilis kongenital laten pada anak adalah...
a. Korioretinitis, clutton joint, nasal snuffles
b. Hutchinson teeth, clutton joint, saddle nose
c. Saddle nose, kondiloma lata, bula pada kulit
d. Mulberry mollar, katarak, petechial rash
e. Keratitis interstitial, nasal snuffles, bula pada kulit
IMUN
Intoleransi Laktosa
• Ketidakmampuan untuk mencerna laktosa
• Defisiensi enzim lactase yang membagi
laktosa menjadi 2 komponen gula, glukosa,
dan galaktosa
• Tanda&gejala
• Diare, abdominal discomfort
• Flatus
• Nyeri abdomen
• Bloating
• Nausea
Penegakkan Diagnosis Intoleransi laktosa
• Eliminasi laktosa dari diet (ibu dan anak)
• Milk Challenge
• Intestinal biopsy
• Tes keasaman feses
• Hydrogen Breath Test: uji diagnostic intoleransi
laktosa yang paling akurat. Sebelum melakukan
tes tersebut, pasien perlu menghindari beberapa
jenis makanan, obat-obatan, dan paparan rokok.
• Lactose Tolerance Test: Uji ini mengukur kadar
gula darah pasien setelah memakan atau
meminum laktosa. Malam sebelum tes dilakukan,
pasien dipuasakan. Apabila gula darah tidak naik,
diagnosisnya adalah intoleransi laktosa.
TATALAKSANA ALERGI SUSU SAPI
TATALAKSANA ALERGI SUSU SAPI
SOAL NO. 12
By. C, 6 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan muntah- muntah
setelah mimun susu formula. Keluhan disertai dengan kemerahan di seluruh
kulitnya. Anak tampak rewel. Keluhan diare dan demam disangkal. Ayah pasien
menderita asma sejak kecil. Pada pemeriksaan didapatkan urtikaria
generalisata. Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada kasus
tersebut?
A. Uji provokasi
B. Skin prick test dan uji provokasi
C. IgE Total
D. IgE RAST
E. Hitung total kadar sel mast
Soal No. 13
Bayi laki-laki berusia 6 bulan dibawa ke poliklinik karena BAB cair > 8x/hari dan rewel sejak 2
hari yang lalu. BAB cair, berwarna kuning, berbau asam, darah (-). Pasien baru saja diberikan
MPASI dan susu formula 3 hari terakhir. Berdasarkan pemeriksaan fisik, mata cekung (-/-), HR
118 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 37.2°C, abdomen distensi (+), turgor kulit baik, peristaltik
(↑), hipertimpani (+), ruam pada tubuh (-).
Apakah kemungkinan diagnosis pada kaasus tersebut?
a. Alergi susu sapi
b. Keracunan makanan
c. Intoleransi laktosa
d. Disentri
e. Intusepsi
Soal UKMPPD Agustus 2021
ENDOKRIN
Hipoglikemia
• Merupakan kondisi GLUKOSA PLASMA:
• <45 mg/dL pada bayi atau anak-anak dengan atau tanpa gejala
• <35 mg/dL pada neonates aterm <72 jam
• <25 mg/dL pada neonates premature dan KMK <1minggu
TATALAKSANA :
Hipoglikemia
Perbedaan
Hipotiroid
• Tanda dan gejala: • Pemeriksaan Penunjang:
• Delayed bone age
Pemeriksaan darah
• Peningkatan WHZ score
TSH, fT4
• Kesulitan mengikuti pelajaran Darah lengkap
di sekolah
Ibu:cek Ab
• Gejala mirip orang dewasa →
konstipasi, intoleransi dingin, Radiologi
puffy face Bone age
• Kadang disertai pembesaran Skintigrafi tiroid
kelenjar pituitary dan tiroid Screening fungsi tiroid
Screening usia 2-5hari atau 2-6
minggu
Tanda dan gejala Skor
Kesulitan minum 1
Obstipasi 1
Kurang aktif/letargi 1
Hipotonia 1
Hernia umbilikalis 1
Macroglossia 1
Kulit burik (skin mottling) 1
Kulit kering dan kasar 1.5
Ubun-ubun belakang terbuka 1.5
Muka yang khas 3
Total 13
Bila skor > 4, periksa TSH dan T4
SCREENING
Soal No. 14
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala dan sering tersandung
atau terbentur benda-benda sekitar. Pasien juga mengeluhkan bentuk wajahnya yang
berubah dan jari-jari tangan dan kaki yang tampak membesar namun tidak disadari sejak
kapan keluhan muncul. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90mmHg, frontal
bossing (+), tangan dan kaki besar, hemianopsia bitemporal. Dari pemeriksaan lab
diketahui GH 40 ng/mL.
Mekanisme yang menyebabkan kondisi pasien tersebut adalah?
a. Hipersekresi kelenjar hipofisis
b. Hiposekresi kelenjar hipofisis
c. Hipersekresi tiroid
d. Hipersekresi adrenal
e. Hiposekresi adrenal
Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021
Soal No. 15
Seorang bayi laki laki berumur 1 jam tampak merintih dan letargi serta sulit menyusu. Bayi
lahir secara sectio cesaria dari ibu G2P1A0 usia gestasi 40 minggu dengan berat lahir 5000
gr. Ibu sebelumnya terdiagnosis diabetes mellitus sejak 4 bulan sebelum kehamilan. Pada
saat lahir bayi langsung menangis kuat dan tonus otot baik. Pada pemeriksaan saat ini
diketahui kadar gula darah 20 mg/dl.
Penatalaksanaan apa yang tepat diberikan pada bayi?
A.Memberikan ASI
B.Memberikan D10% 20 ml
C.Memberikan D10% 10ml
D.Memberikan air gula 50 ml
E.Memberikan infus dengan GIR 6-8 mg/kgBB
NUTRISI PEDIATRI
Interpretasi Z-Score
Gizi Buruk
• Malnutrisi: Ketidakseimbangan seluler antara asupan dan kebutuhan energi dan
nutrien tubuh untuk tumbuh dan mempertahankan fungsinya (WHO)
• Dibagi menjadi 3:
• Overnutrition (overweight, obesitas)
• Undernutrition (gizi kurang, gizi buruk)
• Defisiensi nutrien spesifik
• Malnutrisi energi protein (MEP):
• MEP derajat ringan-sedang (gizi kurang)
• MEP derajat berat (gizi buruk)
• Malnutrisi energi protein berdasarkan klinis:
• Marasmus
• Kwashiorkor
• Marasmik-kwashiorkor
Gizi Buruk
Marasmus
Karbohidrat
Wajah Tulang rusuk
Pemecahan terlihat tua terlihat jelas
lemak dan protein IGA GAMBANG
meningkat
Lemak subkutan
menurun
Turgor kuli
berkurang
Rambut kemerahan
Gizi Buruk Mudah tercabut
Protein menurun
edema
Serum albumin
menurun
Tekanan osmotic
koloid serum
menurun
Crazy pavement dermatosis
Kelainan kulit berupa bercak merah
Edema muda yang
Meluas, berubah warna menjadi
coklat gelap dan
terkelupas
Antropometri dan Asuhan pediatri
• Jadwal pelaksanaan
• O – 1 tahun : 1 x / bulan
• 3 – 6 tahun : 1 x/ 6 bulan
• >6 tahun : 1x / 12 bulan
• Asesmen Nutrisi → plot menggunakan kurva
pertumbuhan
• < 5 tahun : kurva WHO
• > 5 tahun : kurva CDC
• Kebutuhan kalori
• Hitung kebutuhan kalori menggunakan BB ideal dari Tabel RDA
kurva WHZ (menggunakan TB sebagai acuan)
• Tentukan usia seharusnya dari TB kronologis
• Hitung jumlah kalori dengan menyesuaikan table RDA
Antropometri dan Asuhan pediatri
• Tentukan cara pemberian
• Oral
• Enteral (OGT/ NGT)
• Parenteral (Vena)
• Jenis nutrisi
• Fase stabilisasi : F75
• Fase transisi : F100
• Fase rehabilitasi : F100
• Monitoring :
• Akseptabilitas → mual/ muntah
• Toleransi → diare
• Efektivitas → kenaikan berat
badan dan monitoring
pertumbuhan
Hipoglikemia
• GDS < 54 mg/dL
• Segera beri F-75 pertama, bila tidak
dapat disediakan dengan cepat, berikan
50 ml glukosa/ gula 10% (1 sendok teh
munjung gula dalam 50 ml air) oral/NGT.
• Jika anak tidak sadar → larutan glukosa
10% IV bolus 5 ml/kg BB, atau larutan
glukosa/larutan gula pasir 50 ml dengan
NGT.
• Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2–3
jam, siang dan malam selama minimal
dua hari.
Dehidrasi pada Gizi Buruk
Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi berat
dengan syok.
Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT
• Beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
• Setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan
F-75 dengan jumlah yang sama, setiap jam selama 10 jam.
Infeksi pada Gizi Buruk
Anggap semua anak dengan gizi buruk mengalami infeksi saat mereka datang dan segera diberi
antibiotik.
Booster DTP 5 tahun 5-7 tahun (BIAS 1 SD), 10-11 tahin (BIAS 5 SD),
18 tahun
Booster HIB 15-18 bulan 18 bulan
HepatitIs A Mulai usia 2 tahun, 2x, interval 6-12 bulan Mulai usia 1 tahun, 2x, interval 6-18 bulan
Dengue - Usia 9-16 tahun - Usia 9-16 tahun 3x, jarak 6 bulan dengan dengue
- Jadwal 0,6, 12 bulan seropositive
HPV Mulai 10 tahun, 3 kali - Anak perempuan usia 9-14 tahun: 2 kali, jarak 6-15
bulan (BIAS 5 dan 6 SD)
- > 15 tahun: 3 kali 0-1-6 bulan
PCV - Usia 7-12 bulan: 2 kali, interval 2 bulan - 7-12 bulan: PCV 2 kali, jarak minimal 1 bulan
- > 1 tahun: 1 kali, booster 2 bulan setelahnya - 1-2 tahun: 2 kali, jarak 2 bulan
- > 2 tahun: PCV 1 kali - 2-5 tahun: PCV10 2x jarak 2 bulan, PCV 13 1x
Rotavirus - Rotavirus monovalent: 2x, dosis pertama 6-14 - Rotavirus monovalent: 2x, dosis pertama mulai usia
minggu, tidak diberikan > 15 minggu 6 minggu, interval 4 minggu, selesai pada usia 24
- Rotavirus pentavalent: 3x, dosis pertama 6-14 minggu
minggu, tidak diberikan > 15 minggu - Rotavirus pentavalent: 3x, dosis pertama 6-12
minggu
Vaksin Dosis dan keterangan
Hepatitis B • Hep B 1 → didahului pemberian vit. K min 30 menit sebelumnya
• 0,5cc IM
• Bayi dari ibu HbsAg → HbIg untuk cegah infeksi perinatal
Polio • Polio 0 (OPV) → diberikan saat akan pulang dari RS atau saat lahir
• 2 tetes peroral
• IPV → 0,5 ml IM
b. Periksa radiologi
c. Berikan imunisasi BCG
d. Berikan profilaksis TB
e. Suntik Hep B aktif, kemudian cek HbsAg ibu, jika positif suntik HbIg dalam 7 hari
Soal No. 24
An. IU, usia 18 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk imunisasi. Saat ini
anak dalam keadaan sehat, rutin mengikuti posyandu dekat rumah. Anak sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Booster imunisasi berikut yang dapat diberikan pada anak tersebut, kecuali…
a. Polio dan campak
b. Polio dan Hib
c. Varicella dan DPT
d. Polio dan Hep B
e. Campak dan Hib
Soal No. 25
Anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki kanan tiba-tiba lemah
sejak 1 hari ini. Riwayat pasien mengalami demam dan diare dua minggu yang lalu namun
saat ini sudah sembuh. Pemeriksaan fisik didapatkan hipotonus pada ekstremitas bawah
serta penurunan reflex tendon, sensorik normal. Riwayat pasien tidak pernah diimunisasi
sebelumnya. Anak diketahui memiliki kondisi status HIV positif.
Apa vaksin yang sebaiknya diberikan untuk pencegahan penyakit di atas jika pasien HIV
positif?
a. OPV
b. IPV
c. MMR Vaccine
d. BCG Vaccine
e. Varicella Vaccine