Anda di halaman 1dari 102

Complete Februari 2022

Pediatri 1
Mediko made the med-easy!
Resusitasi Neonatus
• Persiapan Resusitasi • Persiapan Bayi
• Penolong → APD (penutup kepala, masker,
sarung tangan, jubbah steril, sepatu bot) • Menanyakan pada penolong
• Persiapan Tim : persalinan :
• Team Leader → bertanggung jawab untuk • Bayi cukup bulan atau tidak?
airway dan breathing
• Bernapas atau menangis?
• Asisten Sirkulasi
• Asisten logistic (Drugs and equipment) • Tonus baik atau tidak
• Persiapan Alat : (ABCDE)
• Airway : Suction, Laringoskop, Endotracheal Apabila salah satu Ketiganya baik →
tube dari pertanyaan 10 Asuhan Bayi
• Breathing : Oksigen, Sungkup, balon, CPAP, tersebut ada yang baru Lahir
nasal prong/ kanul
tidak baik →
• Circulation : Stetoskop, infus set, pulse
oxymeter algoritma
• Drugs : Epinefrin, D10, Na Bikarbonat, vit K 1 resusitasi neonatus
• Equipment : Infant Warmer, kain 3 lapis, topi
bayi, plester, gunting, OGT
Resusitasi Neonatus

H angatkan
A tur Posisi
I sap Lendir
K eringkan + Isap lender
A tur Posisi
N ilai APGAR
Sumber : IDAI 2014
S ungkup
R eposisi (semiekstensi)
I sap lendir
B uka mulut
T ekanan
A lternatif O2 via intubasi

Sumber : IDAI 2014


Algoritma Resusitasi Neonatus – AHA 2015
APGAR SCORE
Penilaian dilakukan pada menit ke-1 dan 5 serta dilanjutkan setiap 5 menit sampai nilai
Apgar mencapai 7
Interpretasi :
• 7 – 10 → Normal
• 4 – 6 → Moderately Depressed
• 0 – 3 → Severely Depressed
Klasifikasi Suhu
10 Asuhan Bayi Baru Lahir Hipotermi sedang 32 – 36,4 °C
1. Jaga bayi tetap hangat (cegah hipotermi) Hipotermi berat < 32° C
2. Isap lender dari mulut dan hidung Suhu tubuh tidak Fluktuatif 36 – 39, 4 °
3. Keringkan bayi stabil C

4. Potong tali pusat Hipertermi > 37,5 ° C

5. IMD Tanda Bahaya :


6. Pencegahan perdarahan (Vit K 1 dosis 1 mg • Tidak mau makan atau minum
single dose di anterolateral paha kiri (IM)) • Kejang
7. Salep mata antibiotic (Tetrasiklin 1%) • Gerak hanya bila dirangsang
8. Imunisasi (Hepatitis B 0,5 mL IM) → • Napas > 60x/ menit atau < 30x/
lakukan di paha kanan 1-2 jam post menit
pemberian Vit K 1
• Retraksi / Merintih
9. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
• Diare
10. Pemulangan bayi dan nilai tanda bahaya
(minimal 24 jam post partum) • Banyak nanah di mata
• Suhu tubuh > 37,5 / < 36 ° C
Soal No. 1
Seorang bayi baru lahir secara SC di RS. Bayi lahir cukup bulan segera
mengangis setelah lahir, berat badan lahir 2900 gram. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan HR 130x/menit, RR 40x/menit, suhu 36,8oC, menangis kuat,
tangan dan kaki fleksi, ekstremitas berwarna kemerahan.
Berapakah APGAR score pasien?
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
e. 9
Soal No. 2
Seorang bayi laki-laki lahir pervaginam usia kehamilan 42 minggu di RS. Bayi
lahir tidak menangis spontan dan tonus otot jelek. Telah dilakukan
penanganan awal oleh dokter. Kemudian dievaluasi, bayi belum bernafas
spontan, tampak sianosis, dan FJ 96x/m. Dokter memutuskan untuk melalukan
VTP selama 30 detik, kemudian FJ turun menjadi 50x/m.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan?
A. Melakukan koreksi VTP
B. Melakukan kompresi dada
C. Melakukan VTP + kompresi
D. Memberikan epinephrine
E. Melakukan intubasi endotrakea
NEUROLOGI
PEDIATRI
Kejang Demam
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (>38°C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranial, tidak terbukti adanya gangguan elektrolit, infeksi
SSP, dan riwayat kejang tanpa demam sebelumnya.
Faktor risiko berulangnya kejang demam Tanda Rangsang
Meningeal
• Riwayat kejang demam dalam keluarga
• Usia kurang dari 18 bulan
• Tingginya suhu badan sebelum kejang
• Lamanya demam sebelum kejang

Indikasi Lumbal Pungsi


• Menyingkirkan atau menegakkan diagnosis meningitis
• Pada kejang demam pertama
• Umur < 12 bulan: harus dilakukan
• Umur 12-18 bulan: harus difikirkan
• Umur > 18 bulan: tidak dianjurkan, kecuali ada gejala meningitis atau
kecurigaan infeksi intrakranial
Indikasi CT-Scan
• Tidak diperlukan pada kejang demam sederhana ataupun kompleks
• Insiden kelainan patologis intracranial pada kejang demam
kompleks sangat rendah
• Harus dilakukan:
✔Makro/mikrosefali
✔Kelainan neurologi yang menetap, terutama lateralisasi

Indikasi EEG
• Tidak diperlukan, terutama pada kejang demam sederhana/tanpa
defisit neurologis
• Abnormalitas EEG dapat berkaitan dengan risiko epilepsi 🡪 bukan
indikasi terapi profilaksis
• Konsensus UKK neurologi IDAI 2016
✔Kejang fokal
Tatalaksana
Saat kejang Algoritma tatalaksana SE
Setelah kejang • Profilaksis atau tidak
berhenti • Profilaksis intermiten atau kontinu

Antipiretik Antipiretik:
✔Tidak mengurangi risiko berulang
✔Memberikan rasa nyaman bagi
pasien
✔Paracetamol atau ibuprofen
✔Mengurangi kekhawatiran
orangtua
Tatalaksana Status
Epileptikus Anak
Konsensus UKK Neurologi IDAI 2015
Profilaksis Intermiten Profilaksis kontinyu
• Kejang demam dengan faktor • Kejang fokal
risiko • Kejang > 15 menit
• Defisit neurologis berat, • Defisit neurologis yang berat
berulang 3 kali/6 bulan atau 4 • Obat: fenobarbital 4-6
kali/lebih dalam 1 tahun, usia < mg/kgbb/hari dalam 2 dosis
6 bulan, kejang terjadi suhu atau asam valproate 15-40
tubuh tidak terlalu tinggi, mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis
kenaikan suhu tubuh yang • Diberikan selama 1 tahun, tidak
cepat usah tap-off obat
• Obat diazepam 0.3
mg/kgbb/kali. Maksimum 7.5
mg/kali
• Diberikan selama 48 jam
• Efek samping: ataksia, sedasi
Kurangnya asupan asam
folat
• Tubuh bagian bawah
dapat terkena dampaknya
terutama kaki, bladder,
dan usus.
• Gejala lain dapat berupa:
orthopedic deformities,
hydrocephalus, Chiari II
malformation (structural
defects in the part of the
brain that controls
balance)

Biasanya di setinggi Lumbal


Duchenne Muscular Distrofi
Pseudo Hipertrofi
SOAL NO. 3
Anak perempuan 3th datang ke IGD RS diantar orang tuanya karena kejang.
Kejang dikatakan kelejotan seluruh tubuh selama 10 menit, sudah terjadi 2 kali
dalam selang waktu 2 jam, setiap selesai kejang pasien sadar. Dari pemeriksaan
fisik ditemukan kesadaran compos mentis, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Tax
39°C, BB 16kg. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal. Kemudian
dilakukan pemasangan akses intravena dan diberikan antipiretik. Tak lama
kemudian pasien kembali kejang kelojotan.
Apakah tatalaksana yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Diazepam 8 mg IV bolus cepat
b. Diazepam suppositoria 10 mg
c. Fenitoin 320 mg IV
d. Diazepam 5 mg IV bolus pelan
e. Diazepam suppositoria 5 mg
SOAL NO. 4
An. Milla, 3 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD karena kejang sejak 10 menit
yang lalu. Keluhan tersebut didahului demam. Ibu mengatakan ini adalah kali
kedua anaknya kejang pada hari ini. Hasil pemeriksaan keadaan umum tampak
kejang tonik klonik pada seluruh tubuh, RR 28x/menit, HR 120x/menit, suhu
40oC. Dokter memberikan obat untuk menghentikan kejang dan 7 menit
kemudian kejang berhenti dan pasien menangis.
Apa terapi rumatan yang tepat untuk diberikan kepada pasien?
a. As. Valproat 15-40mg/kgbb/hari selama 1-2 tahun
b. As. Valproat 1-2mg/kgbb/hari selama 1-2 tahun
c. As. Valproat 4-5mg/kgbb/hari selama 1-2 bulan
d. As. Valproat 25-40mg/kgbb/hari selama 1-2 bulan
e. As. Valproat 0,3-0,5mg/kgbb/hari selama 1-2 tahun
Soal No. 5
Bayi berusia 7 hari diketahui di punggung bawahnya ditumbuhi rambut-rambut halus sejak
lahir. Riwayat Ibu memiliki penyakit epilepsy dan masih mengonsumsi obat epilepsy saat
hamil. Pemeriksaan tanda vital bayi dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
adanya hiperpigmentasi kulit yang diatasnya ditumbuhi rambut-rambut setinggi L3-L4. Bayi
tampak bergerak aktif.
Diagnosis yang paling mungkin dari kasus tersebut adalah?
A. Spina bifida occulta
B. Spina bifida cystica
C. Meningocele
D. Myelomeningocele
E. Myeloschisis

Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021


Soal No. 6
Seorang anak laki-laki datang diantar orang tua dengan keluhan kelemahan pada kedua
tungkai yang disadari sejak 2 tahun yang lalu. Pasien dikeluhkan juga sulit menerima
pelajaran di sekolah. Ibu pasien mengatakan bahwa paman pasien menderita keluhan yang
sama dan sudah meninggal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembesaran otot
gastrocnemius.
Patofisiologi yang mendasari kondisi tersebut adalah?
a. Hilangnya reseptor asetilkolin pada neuromuscular junction
b. Mutasi genetik dalam produksi protein distrofin
c. Demyelinisasi system saraf pusat
d. Terganggunya badan sel motorik pada kornu anterior medulla spinalis
e. Terganggunya neuron motorik pada system saraf pusat

Soal TO AIPKI Regio V Batch 2 2021


Tropik Infeksi
Demam Berdarah Dengue
•Virus Dengue Infection
•Asymptomatic
Clinical Spectrum of Virus Dengue
•Symptomatic
•Undifferentiated febrile illness Infection
•Dengue Fever
•Without hemorrhage

•With hemorrhage

•Dengue Haemorrhagic Fever


•DHF non-shock

•DHF with shock (DSS)

•Expanded Dengue Syndrome


Klasifikasi Dengue WHO 2011
Grade Sign and Symptomps Laboratory
DF Demam dengan ≥ 2 gejala berikut: • Leukopenia (≤5000
• Nyeri kepala cells/mm3 )
• Nyeri retro-orbital • Thrombocytopenia
• Myalgia/arthralgia (≤150.000
• Ruam kulit cells/mm3)
• Manifestasi perdarahan • Haematocrit
• Tidak ada bukti plasma leakege meningkat (5% –
10% )
I Demam dengan manifestasi perdarahan (tourniquet test
positif) dan ada bukti plasma leakage (efusi pleura, asites)
II DHF grade I + perdarahan spontan • Thrombocytopenia
(<100.000
DHF III DHF grade I or II + Circulatory failure (rapid, weak pulse, cells/mm3)
narrow pulse pressure (≤20 mmHg), hypotension, cold & • Haematocrit
clammy skin, restlessness) meningkat (≥20%)
IV DHF grade III + Profound shock with undetectable blood
pressure
WHO Dengue Classification 2011
Diagnosa klinis demam dengue:
DF DHF demam tinggi mendadak + ≥ 2
tanda/ gejala berikut:
1. Demam 2 – 7 hari
+ + • Demam 2-7 hari, mendadak,
2. Kecenderungan Perdarahan tinggi, terus menerus, bifasik
• Positive tourniquet test or
• Perdarahan Spontan
+/- + • Manifestasi perdarahan: spontan
maupun dibuat (uji tourniquet
3. Thrombocytopaenia positif)
❑ ≤ 100,000/mm³ +/- + • Nyeri kepala, mialgia, artralgia,
4. Plasma leakage nyeri retro-orbital
❑ Pleural effusion /ascites • Kontak kasus DBD di sekolah,
/hypoproteinaemia - + rumah
❑ ≥ 20% increase in HCT from baseline
• Leukopeni ≤ 5000/mm3
• Trombositopenia <150.000/mm3
• Peningkatan hematokrit 5-10%
Tanda Bahaya Dengue
• Klinis
– Demam turun tetapi kedaan anak memburuk
– Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
– Muntah menetap
– Letargi, gelisah
– Perdarahan mukosa
– Pembesaran Hati
– Akumulasi cairan
EFUSI PLEURA
– Oliguria
• Laboratorium
– Peningkatan kadar hematokrit bersamaan dengan
penurunan cepat jumlah trombosit
– Hematokrit awal tinggi
Hasil Serologi

IgM Ig G Interpretasi
(+) (-) Infeksi primer
(+) (+) Infeksi sekunder
(-) (+) Pernah terinfeksi
(-) (-) Tidak ada infeksi
Kriteria Pulang
• Tidak ada demam dalam 24 jam tanpa
antipiretik
• Tampak perbaikan secara klinis (rash
convalescent → reabsorbsi cairan
yang bocor)
• Nafsu makan membaik
• 2-3 hari setelah syok teratasi
• Tidak ada distress pernafasan akibat
efusi pleura dan tidak ada ascites
• Urine output cukup
Rash convalescent
• Trombosit >50.000/mm3
Demam Tifoid

3 Antigen : O, H dan K

TRIAS
• Demam > 7 hari
• Keluhan Gastrointestinal
• Penurunan Kesadaran
Darah rutin : anemia, leukopenia,
trombositopenia, limfositosis
relatif.

Kultur :
• Darah : 1-2 minggu
TATALAKSANA • Urin : 2-3 minggu
• Feses : 2-3 minggu
• Chloramphenicol : 100 MG/kgBB/hari
diberikan tiap 6 jam. Serologi
• Ampicilin : 100 mg/kgBB/hari
• IgM dan IgG salmonella
• Cotrimoxazole : 6 mg/kgBB/hari
• Jangan diet tingi serat • WIDAL
• TUBEX TF
Komplikasi Demam Tifoid
Intraintestinal
Tatalaksana komplikasi
❖ Peritonitis
❖ Perdarahan ❖ Encephalopaty
❖ Perforasi ✔ Dexametason 1‐3 mg/ KgBB/hari,
3‐5 hari
Ekstraintestinal ✔ Restriksi cairan

❖ Encephalitis ✔ Koreksi elektrolit dan asam basa


❖ Peritonitis, intestinal hemorrhage
❖ Pneumonia
✔ Puasa, nutrisi parenteral
❖ Meningitis
✔ Antibiotik parenteral
❖ Osteomyelitis
❖ Hepatitis
Fever With Rash
Morbili/Rubeola/Campak
Stadium Pre-erupsi
• Demam, catatarrhal symptoms (coryza,conjunctivitis), gejala respirasi (batuk)
Stadium Erupsi
• Tanda exanthema
✔ Ruam maculopapular: muncul 2-7 hari setelah onset
✔ Demam tinggi yang menetap
✔ Anoreksia dan iritabilitas
✔ Diare, pruritis, letargi, dan limfadenopati oksipital
Stadium Konvalesens;
• Ruam menghilang sama dengan urutan munculnya (muka lalu ke tubuh bagian bawah) → membekas kecoklatan
• Demam akan perlahan menghilang saat erupsi di tangan dan kaki memudar
Pemberian Vitamin A
• 50.000 IU pada < 6 bulan (1/2 kap biru)
• 100.000 IU pada 6-11 bulan (1 kap biru)
• 200.000 pada 12 bulan hingga 5 tahun (1 kap merah)
• Pada gizi buruk diberikan 3 kali: hari 1, hari 2, dan 2-4 minggu setelah
pemberian kedua
Komplikasi campak:
– Pneumonia
– Dehidrasi
– Gizi buruk
– Ensefalitis
– OMA
Rubella
• Masa prodromal (1-5 hari):
demam subfebris, malaise,
anoreksia, konjungtivitis ringal,
koriza, nyeri tenggorokan, batuk,
limfadenopati.
• Gejala cepat menurun setelah
hari pertama munculnya ruam
• Demam berkisar 38 – 38,7 C dan
menghilang bersamaan dengan
ruam kulit.
Scarlet Fever
Group A
Streptococcus

Strawberry tongue
Sandpaper texture,
pastia line
Diagnosis dan Tatalaksana
• Diagnosis:
• Anamnesis dan pemeriksaan
fisik
• Kultur positif dari secret
nasofaring
• Serologis → peningkatan
kadar O pada ASTO
• Tatalaksana:
• Penisilin per oral / IV,
eritromisin, atau sefalosporin
• Suportif
Eritema infectiosum /
Slapped Cheek Syndrome
• Penyebab: Parvovirus B19
• Gejala prodromal: Demam, lemah, myalgia,
athralgia, diare, nyeri kepala, muntah →
membaik → muncul erythematous malar rash
(slapped cheek rash) + maculopapular rash di “Slapped cheek rash”
sisi ekstensor ekstremitas
• Diagnosis: Klinis; IgM & IgG spesifik
• Tatalaksana: self-limiting disease → supportif
Hand Foot Mouth Disease (HFMD)
• Etiologi : Coxsackievirus A 16
• Manifestasi klinis:
• Prodormal (1-2 hari sebelum enantem): subfebris,
anorksia, malaise, nyeri tenggorokan
• Enantem
• Lesi vesikel → ulkus dasar eritem → krusta. Lesi
berada di mukosa bukal, lidah, menyebar ke
palatum uvula
• Lesi vesikel bergerombol dengan dasar
eritematous
• Eksantem: vesiko pustule putih keabu-abuan di
lengan, kaki termasuk telapak.
• Diagnosis: Tzank Test
• Terapi: Simptomatis
MUMPS
• Infeksi virus mumps, golongan paramyxovirus.
• Transmisi : airborne
• Gejala klinis:
• Prodormal: malaise,nyeri otot daerah leher, nyeri
kepala
• Pembengkakan kelenjar saliva → parotis,
submaksilaris
• Gejala klasik: sakit telinga saat mengunyah, nyeri jika
makan asam
• Diagnosis ditegakkan secara klinis.
• Terapi: self limiting disease
Suportif → hidrasi dan nutrisi yang cukup, analgesic untuk
mengurangi nyeri

• Komplikasi:
• Meningitis dan/atau encephalitis
• Orchitis – epididymitis → gejala klinis tersering kedua
setelah parotitis pada laki-laki dewasa
Trias Rubella Congenital
1. Sensory neural deafness (58% of
patients)
2. Eye abnormalities : especially retinopathy, cataract and microphtalmia (43% of patients)
3. Congenital heart disease
Sunset sign, macewen
sign(cracked pot sign)
Sifilis Kongenital
Gejala klinis:
• Early Congenital Syphilis: BBLR,
hepatomegaly, jaundice,
pseudoparalysis, pemphigus
syphiliticus (ruam
maculopapular), syphilitic
rhinitis
• Late Congenital Syphilis: Frontal
bossing, saddle nose, impaired
vision/hearing, hitchinson teeth,
gumma, painless arthritis
(clutton’s joint), anterior tibia
bowing (saber shins)
Soal No. 7
Seorang anak usia 5 tahun diantar oleh ibunya ke rumah sakit dengan keluhan
demam disertai bintik dan ruam kemerahan di leher sejak 3 hari yang lalu. Bintik dan
ruam kemerahan dimulai dari leher lalu menyebar ke seluruh tubuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 88x/menit, RR 22x/menit, suhu 38oC, strawberry
tongue (+). Terdapat lesi papul milier di leher, badan dan ekstremitas. Hasil
pemeriksaan lab didapatkan WBC 14.000.
Tatalaksana awal yang diberikan pada pasien adalah?
A. Parasetamol dan eritromisin
B. Amoksisilin
C. Aspirin
D. Ibuprofen
E. Ibuprofen dan amoksisilin
Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021
Soal No. 8
Seorang bayi 1,5 tahun dibawa ibunya dgn keluhan tidak bisa menirukan kata
sederhana. Pasien juga tidak merespon suara di sekitarnya. Bayi lahir spontan
langsung menangis, tidak ada riwayat kekuningan setelah lahir. Riwayat ketulian
pada keluarga disangkal. Pemeriksaan fisik kedua telinga dan lingkar kepala dalam
batas normal.
Faktor resiko yg mungkin terjadi pada anak ini adalah...
a. Bilirubin darah rendah saat lahir
b. Infeksi CMV saat kehamilan
c. Anemia saat kehamilan
d. Infeksi Rubella saat kehamilan
e. Infeksi GO saat kehamilan
Soal No. 9
Anak Zayn usia 7 tahun dibawa oleh ibunya ke dokter dengan keluhan
demam tinggi sudah 3 hari. Keluhan demam disertai adanya bengkak
pada pipi kanan yang meluas sampai ke batas rahang bawah
kanan.Benjolan bewarna kemerahan dan nyeri bila disentuh. Beberapa
teman pasien di sekolah juga mengalami hal yang serupa. Tatalaksana
yang tepat pada kasus ini adalah?
a. Paracetamol
b. Amoksisilin
c. Eritromisin
d. Gentamisin
e. Antivirus
Soal No. 10
Seorang anak usia 3 tahun datang dibawa ibunya dengan keluhan
demam, pilek, batuk dan mata merah sejak 3 hari lalu. Pemeriksaan
tanda-tanda vital HR 110x/m, RR 32x/m, t 37.6°C, SpO2 97%.
Pemeriksaan fisik didapatkan bintik-bintik merah diseluruh tubuh, dan lesi
di mukosa buccal dengan warna putih dan dasar hiperemis. Apakah
etiologi kasus tersebut?
a. Adenovirus
b. Hantavirus
c. Flavivirus
d. Paromyxovirus
e. Orthomyxovirus
Soal No. 11
Anak berusia 4 tahun dibawa ke dokter karena dicurigai alami sifilis bawaan sejak
lahir. Anak lahir dari ibu yang diketahui tertular sifilis dan baru diketahui saat
persalinan. Diketahui bahwa sifilis yang diderita oleh ibu hamil dapat menular melalui
transmisi secara vertical dari ibu ke anak.
Berikut ini merupakan manifestasi sifilis kongenital laten pada anak adalah...
a. Korioretinitis, clutton joint, nasal snuffles
b. Hutchinson teeth, clutton joint, saddle nose
c. Saddle nose, kondiloma lata, bula pada kulit
d. Mulberry mollar, katarak, petechial rash
e. Keratitis interstitial, nasal snuffles, bula pada kulit
IMUN
Intoleransi Laktosa
• Ketidakmampuan untuk mencerna laktosa
• Defisiensi enzim lactase yang membagi
laktosa menjadi 2 komponen gula, glukosa,
dan galaktosa
• Tanda&gejala
• Diare, abdominal discomfort
• Flatus
• Nyeri abdomen
• Bloating
• Nausea
Penegakkan Diagnosis Intoleransi laktosa
• Eliminasi laktosa dari diet (ibu dan anak)
• Milk Challenge
• Intestinal biopsy
• Tes keasaman feses
• Hydrogen Breath Test: uji diagnostic intoleransi
laktosa yang paling akurat. Sebelum melakukan
tes tersebut, pasien perlu menghindari beberapa
jenis makanan, obat-obatan, dan paparan rokok.
• Lactose Tolerance Test: Uji ini mengukur kadar
gula darah pasien setelah memakan atau
meminum laktosa. Malam sebelum tes dilakukan,
pasien dipuasakan. Apabila gula darah tidak naik,
diagnosisnya adalah intoleransi laktosa.
TATALAKSANA ALERGI SUSU SAPI
TATALAKSANA ALERGI SUSU SAPI
SOAL NO. 12
By. C, 6 bulan, dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan muntah- muntah
setelah mimun susu formula. Keluhan disertai dengan kemerahan di seluruh
kulitnya. Anak tampak rewel. Keluhan diare dan demam disangkal. Ayah pasien
menderita asma sejak kecil. Pada pemeriksaan didapatkan urtikaria
generalisata. Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada kasus
tersebut?
A. Uji provokasi
B. Skin prick test dan uji provokasi
C. IgE Total
D. IgE RAST
E. Hitung total kadar sel mast
Soal No. 13
Bayi laki-laki berusia 6 bulan dibawa ke poliklinik karena BAB cair > 8x/hari dan rewel sejak 2
hari yang lalu. BAB cair, berwarna kuning, berbau asam, darah (-). Pasien baru saja diberikan
MPASI dan susu formula 3 hari terakhir. Berdasarkan pemeriksaan fisik, mata cekung (-/-), HR
118 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 37.2°C, abdomen distensi (+), turgor kulit baik, peristaltik
(↑), hipertimpani (+), ruam pada tubuh (-).
Apakah kemungkinan diagnosis pada kaasus tersebut?
a. Alergi susu sapi
b. Keracunan makanan
c. Intoleransi laktosa
d. Disentri
e. Intusepsi
Soal UKMPPD Agustus 2021
ENDOKRIN
Hipoglikemia
• Merupakan kondisi GLUKOSA PLASMA:
• <45 mg/dL pada bayi atau anak-anak dengan atau tanpa gejala
• <35 mg/dL pada neonates aterm <72 jam
• <25 mg/dL pada neonates premature dan KMK <1minggu
TATALAKSANA :
Hipoglikemia
Perbedaan
Hipotiroid
• Tanda dan gejala: • Pemeriksaan Penunjang:
• Delayed bone age
Pemeriksaan darah
• Peningkatan WHZ score
TSH, fT4
• Kesulitan mengikuti pelajaran Darah lengkap
di sekolah
Ibu:cek Ab
• Gejala mirip orang dewasa →
konstipasi, intoleransi dingin, Radiologi
puffy face Bone age
• Kadang disertai pembesaran Skintigrafi tiroid
kelenjar pituitary dan tiroid Screening fungsi tiroid
Screening usia 2-5hari atau 2-6
minggu
Tanda dan gejala Skor
Kesulitan minum 1
Obstipasi 1
Kurang aktif/letargi 1
Hipotonia 1
Hernia umbilikalis 1
Macroglossia 1
Kulit burik (skin mottling) 1
Kulit kering dan kasar 1.5
Ubun-ubun belakang terbuka 1.5
Muka yang khas 3
Total 13
Bila skor > 4, periksa TSH dan T4
SCREENING
Soal No. 14
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala dan sering tersandung
atau terbentur benda-benda sekitar. Pasien juga mengeluhkan bentuk wajahnya yang
berubah dan jari-jari tangan dan kaki yang tampak membesar namun tidak disadari sejak
kapan keluhan muncul. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90mmHg, frontal
bossing (+), tangan dan kaki besar, hemianopsia bitemporal. Dari pemeriksaan lab
diketahui GH 40 ng/mL.
Mekanisme yang menyebabkan kondisi pasien tersebut adalah?
a. Hipersekresi kelenjar hipofisis
b. Hiposekresi kelenjar hipofisis
c. Hipersekresi tiroid
d. Hipersekresi adrenal
e. Hiposekresi adrenal
Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021
Soal No. 15
Seorang bayi laki laki berumur 1 jam tampak merintih dan letargi serta sulit menyusu. Bayi
lahir secara sectio cesaria dari ibu G2P1A0 usia gestasi 40 minggu dengan berat lahir 5000
gr. Ibu sebelumnya terdiagnosis diabetes mellitus sejak 4 bulan sebelum kehamilan. Pada
saat lahir bayi langsung menangis kuat dan tonus otot baik. Pada pemeriksaan saat ini
diketahui kadar gula darah 20 mg/dl.
Penatalaksanaan apa yang tepat diberikan pada bayi?
A.Memberikan ASI
B.Memberikan D10% 20 ml
C.Memberikan D10% 10ml
D.Memberikan air gula 50 ml
E.Memberikan infus dengan GIR 6-8 mg/kgBB
NUTRISI PEDIATRI
Interpretasi Z-Score
Gizi Buruk
• Malnutrisi: Ketidakseimbangan seluler antara asupan dan kebutuhan energi dan
nutrien tubuh untuk tumbuh dan mempertahankan fungsinya (WHO)
• Dibagi menjadi 3:
• Overnutrition (overweight, obesitas)
• Undernutrition (gizi kurang, gizi buruk)
• Defisiensi nutrien spesifik
• Malnutrisi energi protein (MEP):
• MEP derajat ringan-sedang (gizi kurang)
• MEP derajat berat (gizi buruk)
• Malnutrisi energi protein berdasarkan klinis:
• Marasmus
• Kwashiorkor
• Marasmik-kwashiorkor
Gizi Buruk
Marasmus

Karbohidrat
Wajah Tulang rusuk
Pemecahan terlihat tua terlihat jelas
lemak dan protein IGA GAMBANG
meningkat

Lemak subkutan
menurun

Muscle wasting, Baggy pants


kulit keriput

Turgor kuli
berkurang
Rambut kemerahan
Gizi Buruk Mudah tercabut

Protein menurun
edema

Serum albumin
menurun

Tekanan osmotic
koloid serum
menurun
Crazy pavement dermatosis
Kelainan kulit berupa bercak merah
Edema muda yang
Meluas, berubah warna menjadi
coklat gelap dan
terkelupas
Antropometri dan Asuhan pediatri
• Jadwal pelaksanaan
• O – 1 tahun : 1 x / bulan
• 3 – 6 tahun : 1 x/ 6 bulan
• >6 tahun : 1x / 12 bulan
• Asesmen Nutrisi → plot menggunakan kurva
pertumbuhan
• < 5 tahun : kurva WHO
• > 5 tahun : kurva CDC
• Kebutuhan kalori
• Hitung kebutuhan kalori menggunakan BB ideal dari Tabel RDA
kurva WHZ (menggunakan TB sebagai acuan)
• Tentukan usia seharusnya dari TB kronologis
• Hitung jumlah kalori dengan menyesuaikan table RDA
Antropometri dan Asuhan pediatri
• Tentukan cara pemberian
• Oral
• Enteral (OGT/ NGT)
• Parenteral (Vena)
• Jenis nutrisi
• Fase stabilisasi : F75
• Fase transisi : F100
• Fase rehabilitasi : F100
• Monitoring :
• Akseptabilitas → mual/ muntah
• Toleransi → diare
• Efektivitas → kenaikan berat
badan dan monitoring
pertumbuhan
Hipoglikemia
• GDS < 54 mg/dL
• Segera beri F-75 pertama, bila tidak
dapat disediakan dengan cepat, berikan
50 ml glukosa/ gula 10% (1 sendok teh
munjung gula dalam 50 ml air) oral/NGT.
• Jika anak tidak sadar → larutan glukosa
10% IV bolus 5 ml/kg BB, atau larutan
glukosa/larutan gula pasir 50 ml dengan
NGT.
• Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2–3
jam, siang dan malam selama minimal
dua hari.
Dehidrasi pada Gizi Buruk
Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi berat
dengan syok.
Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT
• Beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
• Setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan
F-75 dengan jumlah yang sama, setiap jam selama 10 jam.
Infeksi pada Gizi Buruk
Anggap semua anak dengan gizi buruk mengalami infeksi saat mereka datang dan segera diberi
antibiotik.

PILIHAN ANTIBIOTIK SPEKTRUM LUAS


• Jika tidak ada komplikasi atau tidak ada infeksi nyata → Kotrimoksazol PO (25 mg SMZ + 5 mg
TMP/kgBB/12 jam selama 5 hari.
• Jika ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia, atau anak terlihat letargis atau tampak sakit berat),
atau jelas ada infeksi.
• Ampisilin (50 mg/kgBB IM/IV/6 jam selama 2 hari), dilanjutkan Amoksisilin PO (15 mg/kgBB/8
jam selama 5 hari) ATAU Ampisilin PO (50 mg/kgBB/6 jam selama 5 hari) sehingga total selama
7 hari, DITAMBAH Gentamisin (7.5 mg/kgBB/hari IM/IV) setiap hari selama 7 hari.
• Jika anak tidak membaik dalam waktu 48 jam, tambahkan Kloramfenikol (25 mg/kgBB IM/IV setiap
8 jam) selama 5 hari.
• Jika diduga meningitis, lakukan pungsi lumbal untuk memastikan dan obati dengan Kloramfenikol
(25 mg/kg setiap 6 jam) selama 10 hari.
Pemberian Mikronutrien pada Gizi Buruk
• Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1
mg/hari)
• Zinc (2 mg Zn elemental/kgBB/hari)
• Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari)
• Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan naik
(mulai fase rehabilitasi)

Vitamin A pada Gizi Buruk


• Vitamin A diberikan secara oral pada hari ke 1 dengan dosis:
<6 bulan → 50.000 iu (½ kapsul biru)
6-12 bulan → 100.000 iu (kapsul biru)
1-5 tahun → 200.000 iu (kapsul merah)
• Jika ada gejala defisiensi vitamin A, atau pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir, beri vitamin A
dengan dosis sesuai umur pada hari ke 1, 2, dan 15.
Soal No. 16
Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa orangtuanya ke dokter anak untuk
konsultasi mengenai status gizinya karena anak tampak kurus dibandingkan teman-teman
nya. Setelah dilakukan pemeriksaan dan diplotkan hasilnya ke kurva pertumbuhan,
didapatkan TB/U < -2SD dan BB/TB 60%.
Apakah intepretasi yang tepat ?
a. Tinggi normal, gizi kurang
b. Tinggi normal, gizi baik
c. Perawakan pendek, gizi kurang
d. Perawakan pendek, gizi buruk
e. Perawakan pendek, underweight
Soal No. 17
Anak perempuan 3 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena terlihat sangat lemas dan
tidak mau minum susu. Pemeriksaan fisik anak tampak apatis, BB 7 kg, TB 79 cm, tampak
wajah seperti orang tua, iga gambang, perut buncit, dan edema pada kedua tungkai
bawah. Dari pemeriksaan didapatkan GDS 40 mg/dL pasien dalam kondisi somnolen.
Tatalaksana yang sesuai adalah
a. Berikan gula 50 mg
b. Berikan F75 segera
c. Berikan D40% 25 ml
d. Berikan D10% 5 ml/kgBB bolus
e. Berikan F100
Soal No. 18
Anak laki-laki usia 7 tahun datang diantar ibunya periksa ke dokter dengan keluhan badan
lemas dan sulit makan sejak 3 bulan terakhir. Pasien memiliki BB 17 kg, TB 96cm. Pasien
tampak kurus, didapatkan mata cekung, iga gambang dan atropi otot. Hasil kurva
pertumbuhan BB/TB menunjukkan Z score <-3 SD.
Apakah diagnosis pasien ini?
a. Gizi kurang
b. Gizi buruk tipe campuran
c. Marasmus
d. Kwashiorkor
e. Malnutrisi
SOAL NO. 19
Seorang anak usia 7 tahun dibawa berobat karena pertumbuhan tidak
sesuai dengan anak seusianya, rewel dan tidak mau makan. Pada keadaan
umum pasien tampak rewel. Pada PF, didapatkan wajah seperti orang tua,
rambut tipis berwarna merah seperti jagung, mudah dicabut, tulang rusuk
tampak terlihat jelas, perut tampak membesar, edema pada ekstremitas
bawah, otot hipotrofi, kulit keriput.
Yang paling penting harus diperbaiki pada fase stabilisasi adalah...
a. Hipoglikemia, hipotermia, elektrolit
b. Elektrolit, infeksi, stimulasi sensorik
c. Mikronutrien, elektrolit, dehidrasi
d. Hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi
e. Infeksi, hipoglikemia, elektrolit
Soal No. 20
Seorang anak usia 4 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan diare sejka 3 hari
lalu. Kesadaran komposmentis, BB 8 kg, TB 88 cm, lingkar lengna atas 8.5 cm,
suhu 37.3 C. GDS 88 mg/dL. Mata tampak cekung dan anemis, mukosa mulut
kering, iga gambang (+), edema (-), anak tampak sangat kehausan.
Tatalaksana selanjutnya adalah
a. Berikan F75 1600 kkal/hari tiap 2 jam
b. Koreksi elektrolit segera
c. Segera berikan tablet zinc
d. Berikan resomal 40 cc tiap 30 menit selama 2 jam
e. Berikan F100 1200 kkal/hari tiap 2 jam dan glukosa 5 cc/kgBB IV
VAKSINASI PADA ANAK
KATEGORI VAKSIN
UPDATE!
2017 2020
Hepatitis B - Dosis pertama 12 jam setelah lahir - Dosis pertama: sebelum usia 24 jam. Jika berat lahir <
- 18 bulan tidak ada 2000 gram, runda sampai usia ≥ 1 bulan.
- Jika ibu hbsag (+), segera setelah lahir
- 18 bulan ada
IPV Minimal 1 kali IPV Minimal 2x IPV sebelum usia 1 tahun
BCG Sebelum 3 bulan, optimal 2 bulan Setelah lahir atau sebelum bayi 1 bulan

Booster DTP 5 tahun 5-7 tahun (BIAS 1 SD), 10-11 tahin (BIAS 5 SD),
18 tahun
Booster HIB 15-18 bulan 18 bulan

MR/MMR - Jika sudah vaksin campak 9 bulan, maka - 9 bulan vaksin MR


MMR/MR 15 bulan - 12 bulan belum MR dapat diberi MMR
- Booster 18 bulan dan usia 5-7 tahun
Varisela - Setelah 12 bulan terbaik sebelum SD - Usia 12-18 bulan 2 dosis
- > 13 tahun: 2 dosis, interval min 4 minggu - 1-12 tahun: interval 6 minggu – 3 bulan
- > 13 tahun: interval 4-6 minggu
2017 2020
Japanese - Mulai usia 12 bulan - Mulai usia 9 bulan (hanya pada daerah endemis)
ensefalitis

HepatitIs A Mulai usia 2 tahun, 2x, interval 6-12 bulan Mulai usia 1 tahun, 2x, interval 6-18 bulan

Dengue - Usia 9-16 tahun - Usia 9-16 tahun 3x, jarak 6 bulan dengan dengue
- Jadwal 0,6, 12 bulan seropositive
HPV Mulai 10 tahun, 3 kali - Anak perempuan usia 9-14 tahun: 2 kali, jarak 6-15
bulan (BIAS 5 dan 6 SD)
- > 15 tahun: 3 kali 0-1-6 bulan
PCV - Usia 7-12 bulan: 2 kali, interval 2 bulan - 7-12 bulan: PCV 2 kali, jarak minimal 1 bulan
- > 1 tahun: 1 kali, booster 2 bulan setelahnya - 1-2 tahun: 2 kali, jarak 2 bulan
- > 2 tahun: PCV 1 kali - 2-5 tahun: PCV10 2x jarak 2 bulan, PCV 13 1x
Rotavirus - Rotavirus monovalent: 2x, dosis pertama 6-14 - Rotavirus monovalent: 2x, dosis pertama mulai usia
minggu, tidak diberikan > 15 minggu 6 minggu, interval 4 minggu, selesai pada usia 24
- Rotavirus pentavalent: 3x, dosis pertama 6-14 minggu
minggu, tidak diberikan > 15 minggu - Rotavirus pentavalent: 3x, dosis pertama 6-12
minggu
Vaksin Dosis dan keterangan
Hepatitis B • Hep B 1 → didahului pemberian vit. K min 30 menit sebelumnya
• 0,5cc IM
• Bayi dari ibu HbsAg → HbIg untuk cegah infeksi perinatal

Polio • Polio 0 (OPV) → diberikan saat akan pulang dari RS atau saat lahir
• 2 tetes peroral
• IPV → 0,5 ml IM

BCG • Optimal diberikan usia 2 bulan.


• >3 bulan perlu uji tuberkulin
• 0,05 ml intrakutan
DPT • DPT 1 paling cepat usia 6 minggu → 2,3,4 bulan
• 0,5 ml IM
• > tahun → booster TD diulang tiap 10 thn
Pneumokokkus (PCV) • 0,5 ml IM
• Jika 7 -12 bln→ 2x vaksin interval 2 bln
• >12 bln → vaksin dan 1x booster (int 2 bln)
• >24 bln → 1x vaksin
Rotavirus • Mulai usia 6-14 minggu
• Monovalen → 2x interval 4 minggu optimal selesai <16 minggu tidak
melampaui 24 minggu
• Pentavalen → 3x, interval 4-10minggu, tidak melampaui 32 minggu
Influenza • > 6 bulan, diulang 1x setiap tahun
• Pertama kali vaksin jika <9tahun, diberikan 2x interval 4 minggu
• 6-35 bulan → 0,25 ml IM
• ≥ 3 tahun → 0,5 ml IM
Campak • Campak kedua (18 bulan) tidak perlu diberikan bila sudah mendapat
MMR
• 0,5 ml SC
MMR • 0,5 ml SC
• Apabila sudah mendapatkan pada usia 9 bulan, maka diberikan pada
usia 15 bulan (jarak 6 bulan)
• 12 bulan belum campak → MMR/MR

Varicella • Diberikan setelah 12 bulan → cukup 1 x (sebelum masuk SD)


• Jika diberikan >12 tahun → 2x dengan interval 4 minggu
• 0,5 ml SC
Soal No. 21
Seorang anak berusia 7 tahun dibawa orang tuanya dengan keluhan lumpuh tidak bisa
berjalan. Keluhan ini terjadi sejak 3 minggu yang lalu, diawali dengan keluhan lemas namun
lama kelamaan semakin memberat. Sebelumnya pasien sempat mengalami demam, tidak
nafsu makan, dan diare. Riwayat vaksin tidak lengkap. Pada pemeriksaan fisik didapatkan HR
98 x/menit, RR 20 x/menit, suhu afebris, didapatkan adanya penurunan refleks, penurunan
kekuatan motorik dan meningeal sign (+).
Apakah vaksin yang tidak dilakukan yang menyebabkan kondisi tersebut?
a. Vaksin BCG
b. Vaksin polio
c. Vaksin MMR
d. Vaksin hepatitis
e. Vaksin campak
Soal UKMPPD Agustus 2021
Soal No. 22
Seorang anak usia 4 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk imunisasi. Riwayat persalinan
ibu dibantu oleh bidan dan sampai saat ini bayi belum pernah mendapat imunisasi. Bayi lahir
cukup bulan dengan berat badan lahir 2200 gram. Tanda vital dalam batas normal.
Apakah tindakan yang dilakukan pada bayi tersebut?
a. Periksa mantoux test

b. Periksa radiologi
c. Berikan imunisasi BCG
d. Berikan profilaksis TB

e. Periksa darah lengkap


Soal No. 23
Seorang bayi baru lahir secara normal pervaginam, cukup bulan, menangis spontan. Tanda
vital dan pemeriksaan fisik bayi dalam batas normal. Namun status HbsAg ibu belum
diketahui.
Bagaimana pemberian imunisasi Hepatitis B pada pasien ini?
a. Tunda, cek HbsAg ibu hingga 1 bulan

b. Tunda, cek HbsAg bayi jika positif suntik HbIg


c. Tunda, cek HbsAg bayi jika negatif suntik HbIg dan Hep B aktif
d. Tunda, cek HbsAg ibu, jika positif suntik HbIg/Hep B aktif dalam 12 jam

e. Suntik Hep B aktif, kemudian cek HbsAg ibu, jika positif suntik HbIg dalam 7 hari
Soal No. 24
An. IU, usia 18 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk imunisasi. Saat ini
anak dalam keadaan sehat, rutin mengikuti posyandu dekat rumah. Anak sudah
mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Booster imunisasi berikut yang dapat diberikan pada anak tersebut, kecuali…
a. Polio dan campak
b. Polio dan Hib
c. Varicella dan DPT
d. Polio dan Hep B
e. Campak dan Hib
Soal No. 25
Anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa ke dokter karena keluhan kaki kanan tiba-tiba lemah
sejak 1 hari ini. Riwayat pasien mengalami demam dan diare dua minggu yang lalu namun
saat ini sudah sembuh. Pemeriksaan fisik didapatkan hipotonus pada ekstremitas bawah
serta penurunan reflex tendon, sensorik normal. Riwayat pasien tidak pernah diimunisasi
sebelumnya. Anak diketahui memiliki kondisi status HIV positif.
Apa vaksin yang sebaiknya diberikan untuk pencegahan penyakit di atas jika pasien HIV
positif?
a. OPV
b. IPV
c. MMR Vaccine
d. BCG Vaccine
e. Varicella Vaccine

Anda mungkin juga menyukai