Anda di halaman 1dari 16

REFERAT DERMATOLOGI

NEURODERMATITIS (LICHEN SIMPLEX CHRONICUS)

Pembimbing:
Dr. dr. Linda Julianti Wijayadi, Sp. KK, FINSDV, FAADV

Disusun oleh:
Normalisa Aulia (406201076)
Ella Windasari Gultom (406202117)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN


PERIODE 18 JULI 2022 - 13 AGUSTUS 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TARUMANAGARA
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN

Referat Dermatologi 
Neurodermatitis (Lichen Simplex Chronicus)

Disusun oleh:
Normalisa Aulia (406201076)
Ella Windasari Gultom (406202117)

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Jakarta,  Juli 2022

Dr. dr. Linda Julianti Wijayadi, Sp. KK, FINSDV, FAADV

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis dapat
menyelesaikan referat dermatologi dengan topik “Neurodermatitis (Lichen
Simplex Chronicus)”.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas segala bentuk
dukungan yang telah diberikan selama proses penyusunan referat ini dari awal
hingga akhir, kepada:
1. Dr. dr. Linda Julianti Wijayadi, Sp.KK, FINSDV, FAADV selaku dokter
pembimbing yang telah membimbing kamu selama proses penyusunan
referat dan kepaniteraan ilmu kulit dan kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara periode 18 Juli 2022 - 13 Agustus 2022.

Akhir kata, semoga referat ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi pada pembaca.

Jakarta,  Juli 2022

iii
ABSTRACT

Lichen simplex chronicus is known as circumscribed neurodermatitis. This skin


disease is the result of chronic rubbing and scratching in long term. Lichen
simplex chronicus is a chronic inflammation of the skin, circumscribed and itchy.
Lichen simplex is characterized by lichenification and thickening of the skin. It
may also be associated with several dermatological and/or systemic disease.
Lesions can develop anywhere on the body. Lichen simplex occurs in individuals
older than 20 years, with a peak of incidence are at the age of 30 years to 50
years. This disease common in women and Asians. The goal of therapy in lichen
simplex is to stop the pruritus. Therefore, it is necessary to inform the patient to
avoid scratching the involved area.

iv
ABSTRAK

Lichen simplex chronicus dikenal sebagai neurodermatitis sirkumskripta. Penyakit


kulit ini merupakan akibat dari gosokan dan garukan yang kronik dalam waktu
jangka panjang. Liken simpleks kronikus merupakan suatu peradangan kronis
pada kulit, berbatas tegas dan gatal. Liken simpleks ditandai dengan adanya
likenifikasi dan penebalan kulit. Penyakit ini juga dapat dikaitkan dengan
beberapa penyakit dermatologis dan/atau sistemik. Lesi dapat berkembang
dibagian tubuh manapun. Liken simpleks terjadi pada individu berusia lebih dari
20 tahun dengan puncak kejadian pada usia 30 tahun hingga 50 tahun. Penyakit
ini sering terjadi pada wanita dan orang Asia. Tujuan terapi pada liken simpleks
ialah menghentikan pruritus. Oleh karena itu, diperlukan untuk memberitahukan
kepada pasien agar menghindari menggaruk di area yang terlibat.

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

ABSTRACT............................................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2

2.1. Definisi......................................................................................................2

2.2. Epidemiologi.............................................................................................2

2.3. Etiologi dan Faktor Resiko........................................................................2

2.4. Patofisiologi...............................................................................................3

2.5. Tanda dan Gejala Klinis............................................................................4

2.6. Diagnosis...................................................................................................5

2.7. Diagnosis Banding....................................................................................5

2.8. Tatalaksana................................................................................................6

2.9. Prognosis...................................................................................................7

BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Liken Simpleks Kronikus Pada Skrotum3...........................................4


Gambar 2. 1 Liken Simpleks Kronikus Pada Skrotum3...........................................4
Gambar 2. 2 Prurigo Nodularis3...............................................................................5
Gambar 2. 2 Prurigo Nodularis3...............................................................................5
Gambar 2. 3 Diagnosis Banding Liken Simpleks Kronikus3...................................5
Gambar 2. 3 Diagnosis Banding Liken Simpleks Kronikus3...................................5
Gambar 2. 4 Penatalaksanaan Prurigo Nodularis dan Liken Simpleks Kronikus
Secara Bertahap3......................................................................................................7

vii
BAB I
PENDAHULUAN

Lichen simplex chronicus juga dikenal dengan neurodermatitis sirkumskripta.


Neurodermatitis sirkumskripta merupakan akibat dari gosokan dan garukan yang
kronik dalam jangka panjang.1 Neurodermatitis sirkumskripta merupakan suatu
peradangan kronis pada kulit, sirkumskrip dan gatal. Penyakit kulit ini ditandai
dengan tampaknya garis kulit yang lebih menonjol atau dikenal dengan sebutan
likenifikasi dan penebalan kulit.2 Neurodermatitis sirkumskripta dapat juga
dikaitkan dengan beberapa etiologi penyakit dermatologis dan/atau sistemik.3
Bercak likenifikasi pruritus, sirkumskripta dapat berkembang di bagian tubuh
manapun, akan tetapi neurodermatitis sirkumskripta memiliki predileksi pada
bagian belakang dan samping leher, kulit kepala, kelopak mata atas, pada salah
satu atau kedua lubang telinga, telapak tangan, telapak kaki, atau sering kali pada
fleksi pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Tempat terjadinya lesi yang
paling umum adalah daerah vulva, skrotum, dan anus, meskipun daerah genital
dan anus jarang terlibat secara bersamaan.1 Neurodermatitis sirkumskripta terjadi
pada individu yang berusia lebih dari 20 tahun, memuncak pada usia 30 hingga 50
tahun dan lebih sering terjadi pada wanita. Penyakit kulit ini juga sering terjadi
pada orang Asia.4,5 Neurodermatitis sirkumskripta diperkirakan terjadi pada
sekitar 12% populasi dan kemungkinan disebabkan oleh peningkatan stres yang
signifikan.5 Penghentian pruritus merupakan tujuan terapi dari neurodermatitis
sirkumskripta. Diperlukan juga untuk memberitahukan pasien agar menghindari
menggaruk area yang telibat. Kekambuhan sering terjadi, bahkan setelah
perawatan yang menyeluruh.1

1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Lichen Simplex Chronicus dikenal dengan sebutan lain yaitu neurodermatitis
sirkumskripta.1 Liken simpleks kronikus merupakan suatu peradangan kronis pada
kulit, sirkumskrip dan gatal.2 Liken simpleks adalah dermatosis terkait pruritus
dengan karakteristik sejumlah kecil plak yang mengalami likenifikasi berat, atau
lesi juga umunya dapat tunggal.6 Penyakit kulit ini ditandai dengan adanya garis
kulit yang terlihat lebih menonjol (likenifikasi) dan penebalan pada kulit. Hal
tersebut terjadi akibat garukan dan gosokan dalam jangka panjang.1,2

2.2. Epidemiologi
Epidemiologi liken simpleks kronikus tidak terdefinisi dengan baik karena sedikit
penelitian dan adanya definisi yang berbeda yang digunakan dalam penelitain.3
Liken simpleks diperkirakan terjadi pada sekitar 12% populasi.5 Liken simpleks
kronikus terjadi pada individu berusia lebih dari dua puluh tahun, lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki, dan lebih sering terjadi pada orang-
orang di Asia.4 Puncak kejadian penyakit kulit ini terjadi antara usia 30 tahun dan
50 tahun, namun dapat terlihat juga pada usia berapa pun dari remaja dan
seterusnya.6 Hal ini terjadi kemungkinan oleh peningkatan stres yang signifikan.5

2.3. Etiologi dan Faktor Resiko


Liken simpleks kronikus disebabkan oleh gosokan dan garukan. Gangguan ini
dapat menunjukkan spektrum manifestasi sekunder dari gatal kronis. Berbagai
faktor yang memicu munculnya gatal pada penyakit ini tidak semua dipahami
dengan baik.3 Pruritus memiliki peran utama dalam timbulnya reaksi pada kulit
yang berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Terdapat sebuah hipotesis tentang
pruritus dapat terjadi oleh karena adanya peyakit dasar seperti gagal ginjal kronis,
limfoma Hodgkin, obstruksi pada saluran empedu, penyakit kulit seperti
dermatitis atopik, dermatitis kontak iritan, dan gigitan serangga.2 Liken simpleks

2
dapat berkembang tumpeng tindih dengan penyakit kulit lain, termasuk dermatitis
kontak, psoriasis, candida, dan infeksi tinea.3 Liken simpleks kronikus dan
prurigo nodularis memiliki hubungan dengan faktor emosional dan psikologis.
Terdapat sebuah studi retrospektif berbasis populasi di Taiwan menemukan
bahwa orang dengan gangguan kecemasan memiliki resiko lebih tinggi untuk
menimbulkan liken simpleks. Tingkat gangguan psikologis yang lebih tinggi
kemungkinan merupakan efek merugikan dari gatal yang berat dan gejala sisa
penyakit kulit mereka.3

2.4. Patofisiologi
Liken simpleks kronikus merupakan pola reaksi terhadap garukan yang serupa
dengan prurigo nodularis. Perilaku menggaruk kemungkinan besar mempengaruhi
perkembangan baik nodul melalui garukan dengan ujung jari, atau plak melalui
menggosik kulit. Penyakit yang mendasari liken simpleks sangat banyak dan
biasanya pasien dengan penyakit ini memuliki latar belakang atopik.6 Beberapa
jalur telah dikemukaan untuk meningkatkan persepsi terhadap sentuhan dan gatal
pada pasien dengan liken simpleks, termasuk perubahan selular dan neurokemikal
pada tingkat saraf kulit pada lesi, korda spinalis, dan sistem saraf pusat. Lesi
prurigo nodularis ditemukan memiliki peningkatan serat saraf kulit dan
peningkatan pewarnaan untuk neuropeptide Calcitonin Gene-Related Peptide
(CGRP) dan substansi P. Faktor pertumbuhan saraf diekspresikan secara
berlebihan pada lesi prurigo nodularis dan terlibat dalam patogenesis hyperplasia
saraf kulit dan ekspresi neuropeptide yang diregulasi, seperti CGRP dan substansi
P. CGRP dan substansi P dapat menjadi modulator gatal dan meningkatkan
sekresi sitokin proinflamasi. Terdapat satu studi yang menemukan bahwa tingkat
IL-31meningkat drastis pada lesi prurigo nodularis pada penyakit kulit atopic.
Neurotransmiter yang mempengaruhi suasana hati (dopamine, serotonin)
memodulasi persepsi gatal melalui jalur tulang belakang yang menurun. Faktor
lingkungan yang telah terlibat menginduksi gatal pada liken simpleks kronikus
anogenital, ialah panas, keringat dan iritasi.3

3
2.5. Tanda dan Gejala Klinis
Liken simpleks kronikus ditandai dengan plak yang gatal, kering, bersisik,
hiperpigmentasi, likenifikasi (tunggal atau multipel) dalam bentuk ireguler, oval,
atau bersudut. Melibatkan area yang mudah dijangkau, paling sering kaki, lengan,
leher, batang atas, dan daerah genital. Tidak terjadi pada area kulit yang tidak
dapat dijangkau pasien, seperti punggung tengah (kecuali pasien menggunakan
alat garukan punggung).7
Gatal yang dirasakan sangat hebat yang sifatnya terus menerus, lokal atau
menyebar. Gatal tersebut digambarkan seperti rasa terbakar, menyengat, atau
sensasi merayap. Biasanya pasien tidak menyadari rasa gatal dan garukan yang
terjadi saat tidur. Keringat, panas, gesekan, kelembaban atau kekeringan yang
ekstrim, iritasi dari produk perawatan pribadi atau pakaian dan/atau saat ada
tekanan psikologis dapat memicu terjadinya gatal.3

Gambar 2. 1 Liken Simpleks Kronikus Pada Skrotum3

Variasi klinis dari Neurodermatitis Sirkumskripta berupa prurigo


nodularis, yaitu akibat garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-
ulang pada suatu tempat. Lesinya berupa nodus berbentuk kubah, permukaan
mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, yang lama kelaamn menjadi keras
dan berwarna lebih gelap atau hiperpigmentasi. Lesi biasanya multipel, lokalisasi

4
tersering di ekstremitas, berukuran mulai dari beberapa millimeter sampai 2
sentimeter.2

Gambar 2. 2 Prurigo Nodularis3

2.6. Diagnosis
Diagnosis Neurodermatitis Sirkumskripta berdasarkan gambaran klinis, biasanya
tidak terlalu sulit. Namun, perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit yang
memberikan gejala pruritus.2

2.7. Pemeriksaan Penunjang


Gambaran histopatologik neurodermatitis sirkumkripta berupa ortokeratosis,
hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Berserbukan sel
radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas,
fibroblas bertambah, kolagen menebal.8

2.8. Diagnosis Banding

5
Gambar 2. 3 Diagnosis Banding Liken Simpleks Kronikus 3
2.9. Tatalaksana
Perlu menjelaskan kepada penderita bahwa menggaruk akan memperburuk
keadaan penyakitnya. Oleh karena itu, harus dihindari. Untuk mengurangi rasa
gatal dapat diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter.
Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif misalnya
hidroksizin, difenhidramin, prometazin. Dapat pula diberikan secara topikal krim
doxepin 5% jangka pendek maksimal 8 hari. Kortikosteroid yang dipakai biasanya
berpotensi kuat. Salep kortikosteroid dapat dikombinasikan dengan ter yang
mempunyai efek anti inflamasi. Ada pula pengobatan dengan UVB dan PUVA.
Harus dicari kemungkinan penyakit yang mendasari dan harus diobati.2
Lini pertama untuk mengontrol gatal termasuk kortikosteroid topikal yang
poten serta preparat antipruritus nonsteroid seperti mentol, fenol, atau pramoxine.
Emolin dapat ditambahkan terutama bagi penderita dengan dermatitis atopi.
Steroid intralesi, seperti triamcinolone acetonide, diberikan dalam berbagai
konsentrasi sesuai dengan ketebalan plak atau nodul. Kuku harus tetap pendek dan
sarung tangan dapat digunakan untuk mencegah goresan/garukan.3

Gambar 2. 5 Penatalaksanaan Prurigo Nodularis dan Liken Simpleks


Kronikus Secara Bertahap3

6
2.10. Komplikasi
Liken simpleks kronikus dapat menyebabkan komplikasi seperti hiper atau
hipopigmentasi kulit, infeksi bakteri pada kulit yang rusak karena garukan, dan
jaringan parut pada kulit.9

2.11. Prognosis
Prognosis bergantung pada penyebab pruritus atau penyakit yang mendasari, dan
status psikologis penderita.2

7
BAB 3
KESIMPULAN

Liken simpleks kronikus merupakan suatu peradangan kronis pada kulit,


sirkumskrip dan gatal oleh karena adanya peyakit dasar seperti gagal ginjal
kronis, limfoma Hodgkin, obstruksi pada saluran empedu, penyakit kulit seperti
dermatitis atopik, dermatitis kontak iritan, dan gigitan serangga. Tanda dan gejala
klinis pada penyakit ini adalah gatal yang sangat hebat sifatnya terus menerus,
lokal atau menyebar. Gatal tersebut digambarkan seperti rasa terbakar,
menyengat, atau sensasi merayap. Biasanya pasien tidak menyadari rasa gatal dan
garukan yang terjadi saat tidur. Keringat, panas, gesekan, kelembaban atau
kekeringan yang ekstrim, iritasi dari produk perawatan pribadi atau pakaian
dan/atau saat ada tekanan psikologis dapat memicu terjadinya gatal. Karena gatal
yang terus menerus tersebut, mengakibatkan penderita meggaruk area yang gatal
tersebut, lalu menimbulkan plak likenifikasi, kering, dan bersisik dengan atau
tanpa ekskoriasi dan hiperpigemntasi. Untuk mengurangi rasa gatal dapat
diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter. Kuku juga
harus tetap pendek dan sarung tangan dapat digunakan untuk mencegah garukan.
Dan harus dicari kemungkinan penyakit yang mendasari dan harus diobati.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. James WD, Elston DM, Treat JR, Rosenbach MA, Neuhaus IM. Andrew’s
Disease of The Skin. 13th edition. Elsevier: London. 2020. p. 53.
2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
FKUI: Jakarta. 2017. p. 183.
3. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Alexander H, Margolis DJ, McMichael AJ,
Orringer JS. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th edition. McGraw Hill: New York.
2019. p. 388-91.
4. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP, Roh EK. Fitzpatrick’s Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology. 8th edition. McGrawHill: New York. 2017.
p. 40.
5. Charifa A, Badri T, Harris BW. Lichen Simplex Chronicus. NCBI. [Update
2021 Aug 11]. In: StatPearls. [cited 2022 July 29]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499991/
6. Griffiths CE, Barker J, Bleiker T, Chalmers R, Creamer D. Rook’s Textbook
of Dermatology. 9th edition. Wiley Blackwell: New Dehli. 2016. p. 2014.
7. Ruenger TM. Lichen Simplex Chronicus. [Update 2021 Feb]. In: MSD
Manual. [cited 2022 Aug 3]. Available from:
https://www.msdmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/dermatitis/
lichen-simplex-chronicus
8. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
FKUI. Jilid 5: Jakarta.
9. Wilson DJ. Lichen Simplex Chronicus/Neurodermatitis. [cited 2022 Aug 3].
Available from: https://www.news-medical.net/health/Lichen-Simplex-
Chronicus-Neurodermatitis.aspx

Anda mungkin juga menyukai