Pembimbing:
Dr. dr. Linda Julianti Wijayadi, Sp. KK, FINSDV, FAADV
Disusun oleh:
Normalisa Aulia (406201076)
Ella Windasari Gultom (406202117)
Referat Dermatologi
Neurodermatitis (Lichen Simplex Chronicus)
Disusun oleh:
Normalisa Aulia (406201076)
Ella Windasari Gultom (406202117)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis dapat
menyelesaikan referat dermatologi dengan topik “Neurodermatitis (Lichen
Simplex Chronicus)”.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas segala bentuk
dukungan yang telah diberikan selama proses penyusunan referat ini dari awal
hingga akhir, kepada:
1. Dr. dr. Linda Julianti Wijayadi, Sp.KK, FINSDV, FAADV selaku dokter
pembimbing yang telah membimbing kamu selama proses penyusunan
referat dan kepaniteraan ilmu kulit dan kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara periode 18 Juli 2022 - 13 Agustus 2022.
Akhir kata, semoga referat ini dapat memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi pada pembaca.
iii
ABSTRACT
iv
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
2.1. Definisi......................................................................................................2
2.2. Epidemiologi.............................................................................................2
2.4. Patofisiologi...............................................................................................3
2.6. Diagnosis...................................................................................................5
2.8. Tatalaksana................................................................................................6
2.9. Prognosis...................................................................................................7
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Lichen Simplex Chronicus dikenal dengan sebutan lain yaitu neurodermatitis
sirkumskripta.1 Liken simpleks kronikus merupakan suatu peradangan kronis pada
kulit, sirkumskrip dan gatal.2 Liken simpleks adalah dermatosis terkait pruritus
dengan karakteristik sejumlah kecil plak yang mengalami likenifikasi berat, atau
lesi juga umunya dapat tunggal.6 Penyakit kulit ini ditandai dengan adanya garis
kulit yang terlihat lebih menonjol (likenifikasi) dan penebalan pada kulit. Hal
tersebut terjadi akibat garukan dan gosokan dalam jangka panjang.1,2
2.2. Epidemiologi
Epidemiologi liken simpleks kronikus tidak terdefinisi dengan baik karena sedikit
penelitian dan adanya definisi yang berbeda yang digunakan dalam penelitain.3
Liken simpleks diperkirakan terjadi pada sekitar 12% populasi.5 Liken simpleks
kronikus terjadi pada individu berusia lebih dari dua puluh tahun, lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki, dan lebih sering terjadi pada orang-
orang di Asia.4 Puncak kejadian penyakit kulit ini terjadi antara usia 30 tahun dan
50 tahun, namun dapat terlihat juga pada usia berapa pun dari remaja dan
seterusnya.6 Hal ini terjadi kemungkinan oleh peningkatan stres yang signifikan.5
2
dapat berkembang tumpeng tindih dengan penyakit kulit lain, termasuk dermatitis
kontak, psoriasis, candida, dan infeksi tinea.3 Liken simpleks kronikus dan
prurigo nodularis memiliki hubungan dengan faktor emosional dan psikologis.
Terdapat sebuah studi retrospektif berbasis populasi di Taiwan menemukan
bahwa orang dengan gangguan kecemasan memiliki resiko lebih tinggi untuk
menimbulkan liken simpleks. Tingkat gangguan psikologis yang lebih tinggi
kemungkinan merupakan efek merugikan dari gatal yang berat dan gejala sisa
penyakit kulit mereka.3
2.4. Patofisiologi
Liken simpleks kronikus merupakan pola reaksi terhadap garukan yang serupa
dengan prurigo nodularis. Perilaku menggaruk kemungkinan besar mempengaruhi
perkembangan baik nodul melalui garukan dengan ujung jari, atau plak melalui
menggosik kulit. Penyakit yang mendasari liken simpleks sangat banyak dan
biasanya pasien dengan penyakit ini memuliki latar belakang atopik.6 Beberapa
jalur telah dikemukaan untuk meningkatkan persepsi terhadap sentuhan dan gatal
pada pasien dengan liken simpleks, termasuk perubahan selular dan neurokemikal
pada tingkat saraf kulit pada lesi, korda spinalis, dan sistem saraf pusat. Lesi
prurigo nodularis ditemukan memiliki peningkatan serat saraf kulit dan
peningkatan pewarnaan untuk neuropeptide Calcitonin Gene-Related Peptide
(CGRP) dan substansi P. Faktor pertumbuhan saraf diekspresikan secara
berlebihan pada lesi prurigo nodularis dan terlibat dalam patogenesis hyperplasia
saraf kulit dan ekspresi neuropeptide yang diregulasi, seperti CGRP dan substansi
P. CGRP dan substansi P dapat menjadi modulator gatal dan meningkatkan
sekresi sitokin proinflamasi. Terdapat satu studi yang menemukan bahwa tingkat
IL-31meningkat drastis pada lesi prurigo nodularis pada penyakit kulit atopic.
Neurotransmiter yang mempengaruhi suasana hati (dopamine, serotonin)
memodulasi persepsi gatal melalui jalur tulang belakang yang menurun. Faktor
lingkungan yang telah terlibat menginduksi gatal pada liken simpleks kronikus
anogenital, ialah panas, keringat dan iritasi.3
3
2.5. Tanda dan Gejala Klinis
Liken simpleks kronikus ditandai dengan plak yang gatal, kering, bersisik,
hiperpigmentasi, likenifikasi (tunggal atau multipel) dalam bentuk ireguler, oval,
atau bersudut. Melibatkan area yang mudah dijangkau, paling sering kaki, lengan,
leher, batang atas, dan daerah genital. Tidak terjadi pada area kulit yang tidak
dapat dijangkau pasien, seperti punggung tengah (kecuali pasien menggunakan
alat garukan punggung).7
Gatal yang dirasakan sangat hebat yang sifatnya terus menerus, lokal atau
menyebar. Gatal tersebut digambarkan seperti rasa terbakar, menyengat, atau
sensasi merayap. Biasanya pasien tidak menyadari rasa gatal dan garukan yang
terjadi saat tidur. Keringat, panas, gesekan, kelembaban atau kekeringan yang
ekstrim, iritasi dari produk perawatan pribadi atau pakaian dan/atau saat ada
tekanan psikologis dapat memicu terjadinya gatal.3
4
tersering di ekstremitas, berukuran mulai dari beberapa millimeter sampai 2
sentimeter.2
2.6. Diagnosis
Diagnosis Neurodermatitis Sirkumskripta berdasarkan gambaran klinis, biasanya
tidak terlalu sulit. Namun, perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit yang
memberikan gejala pruritus.2
5
Gambar 2. 3 Diagnosis Banding Liken Simpleks Kronikus 3
2.9. Tatalaksana
Perlu menjelaskan kepada penderita bahwa menggaruk akan memperburuk
keadaan penyakitnya. Oleh karena itu, harus dihindari. Untuk mengurangi rasa
gatal dapat diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi, produk ter.
Antipruritus dapat berupa antihistamin yang mempunyai efek sedatif misalnya
hidroksizin, difenhidramin, prometazin. Dapat pula diberikan secara topikal krim
doxepin 5% jangka pendek maksimal 8 hari. Kortikosteroid yang dipakai biasanya
berpotensi kuat. Salep kortikosteroid dapat dikombinasikan dengan ter yang
mempunyai efek anti inflamasi. Ada pula pengobatan dengan UVB dan PUVA.
Harus dicari kemungkinan penyakit yang mendasari dan harus diobati.2
Lini pertama untuk mengontrol gatal termasuk kortikosteroid topikal yang
poten serta preparat antipruritus nonsteroid seperti mentol, fenol, atau pramoxine.
Emolin dapat ditambahkan terutama bagi penderita dengan dermatitis atopi.
Steroid intralesi, seperti triamcinolone acetonide, diberikan dalam berbagai
konsentrasi sesuai dengan ketebalan plak atau nodul. Kuku harus tetap pendek dan
sarung tangan dapat digunakan untuk mencegah goresan/garukan.3
6
2.10. Komplikasi
Liken simpleks kronikus dapat menyebabkan komplikasi seperti hiper atau
hipopigmentasi kulit, infeksi bakteri pada kulit yang rusak karena garukan, dan
jaringan parut pada kulit.9
2.11. Prognosis
Prognosis bergantung pada penyebab pruritus atau penyakit yang mendasari, dan
status psikologis penderita.2
7
BAB 3
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
1. James WD, Elston DM, Treat JR, Rosenbach MA, Neuhaus IM. Andrew’s
Disease of The Skin. 13th edition. Elsevier: London. 2020. p. 53.
2. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
FKUI: Jakarta. 2017. p. 183.
3. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Alexander H, Margolis DJ, McMichael AJ,
Orringer JS. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th edition. McGraw Hill: New York.
2019. p. 388-91.
4. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP, Roh EK. Fitzpatrick’s Color Atlas and
Synopsis of Clinical Dermatology. 8th edition. McGrawHill: New York. 2017.
p. 40.
5. Charifa A, Badri T, Harris BW. Lichen Simplex Chronicus. NCBI. [Update
2021 Aug 11]. In: StatPearls. [cited 2022 July 29]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499991/
6. Griffiths CE, Barker J, Bleiker T, Chalmers R, Creamer D. Rook’s Textbook
of Dermatology. 9th edition. Wiley Blackwell: New Dehli. 2016. p. 2014.
7. Ruenger TM. Lichen Simplex Chronicus. [Update 2021 Feb]. In: MSD
Manual. [cited 2022 Aug 3]. Available from:
https://www.msdmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/dermatitis/
lichen-simplex-chronicus
8. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
FKUI. Jilid 5: Jakarta.
9. Wilson DJ. Lichen Simplex Chronicus/Neurodermatitis. [cited 2022 Aug 3].
Available from: https://www.news-medical.net/health/Lichen-Simplex-
Chronicus-Neurodermatitis.aspx