NEURODERMATITIS
Dosen Pembimbing:
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN REFERAT
NEURODERMATITIS
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua SMF Ilmu KulitdanKelamin
RSSitiKhodijahSepanjangSidoarjo
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan
referat yang berjudul “Neurodermatitis”.
Dalam hal penyelesaian referat ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada :
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 2
1. Definisi....................................................................................................... 2
2. Epidemiologi.............................................................................................. 2
3. Etiologi....................................................................................................... 2
4. FaktorResiko.............................................................................................. 3
5. Patofisiologi............................................................................................... 4
6. ManifestasiKlinis........................................................................................ 7
7. Diagnosis.................................................................................................. 10
8. Diagnosis Banding................................................................................... 12
9. Terapi........................................................................................................ 13
10. Prognosis................................................................................................. 15
BAB 3 KESIMPULAN....................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
18
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
Lesi kulit dasar dibagi menjadi tipe primer, sekunder, dan khusus. Istilah
likenifikasi diklasifikasikan sebagai lesi kulit sekunder di mana ciri khas penebalan
kulit, hiperpigmentasi, dan garis kulit yang berlebihan dicatat. Likenifikasi dapat
dibagi lagi menjadi tipe primer dan sekunder dimana likenifikasi primer menandakan
lichen simplex kronikus, juga dikenal sebagai neurodermatitis circumscripta. Di sisi
lain, likenifikasi sekunder terjadi pada dermatitis atopik, dermatosis ekzema infektif,
psoriasis, dermatosis psoriasiform, xerosis
Liken Simpleks Kronis (LSK) atau yang dikenal juga sebagai neurodermatitis
sirkumskripta adalah sebuah keadaan dimana terdapat peradangan kulit kronis, gatal,
sirkumskrip, ditandai dengan penebalan kulit, dan garis kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi), akibat garukan atau gosokan yang berulang- Ulang.
Neurodermatitis sirkumskripta adalah suatu bentuk peradangan kulit yang
kronik, ditandai dengan gatal yang hebat dan kelainan ini juga ditandai dengan
penebalan daerah kulit . Disebabkan oleh karena faktor seperti, gosokan (rubbing)
dan garukan (scratching), hubungan dengan kelainan atopik 26-75%, tetapi dapat
terjadi sekunder disebabkan oleh penyakit kulit iritan lainnya, faktor lingkungan,
yaitu panas, keringat,dan iritasi serta faktor stres emosi atau depresi. Liken simplek
kronik tidak memandang ras dalam penyebarannya. Diketahui bahwa insiden terjadi
lebih sering pada wanita daripada pria. Penyakit ini sering muncul pada usia dewasa,
terutama usia 30 hingga 50 tahun.
Likenifikasi terjadi ketika seseorang merasakan sensasi gatal (pruritus) pada
area spesifik di kulit dengan atau tanpa kejadian patologis yang mendasarinya dan
menyebabkan trauma mekanik pada daerah yang meradang.Biasanya LSK ini
terjadinya pada satu tempat atau lebih, namun paling sering terjadi pada daerah tubuh
yang mampu diraih oleh penderita, seperti: kulit kepala, leher, tangan, dan kaki.
Pruritus berperan penting dalam timbulnya LSK.Pruritus sendiri dapat
disebabkan oleh karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya penyakit kulit
seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergik, gigitan serangga, dan dapat
disebabkan oleh aspek psikologi (depresi dan stres).Pruritus digambarkan semakin
memburuk pada saat penderita dalam keadaan diam atau tidak sibuk dibandingkan
saat penderita beraktivitas, karena rasa gatal lebih sedikit atau tidak ada sama
sekali.Rasa gatal ini seringkali sulit ditahan untuk tidak digaruk dan biasanya
penderita berhenti menggaruk setelah luka karena rasa gatal digantikan oleh rasa
nyeri yang timbul akibat luka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Suatu peradangan kronik, pruritus, sirkumskrip dimulai dengan kulit tebaldan garis
kulit lebih menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat garukan
yang berulang;ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.
2.2 Epidemiologi
Dikatakan bahwa 12% dari populasi orang dewasa dengan keluhan kulit gatal
menderita neurodermatitis. Tidak ada kematian akibat
neurodermatitis. Neurodermatitis tidak memandang ras dalam penyebarannya.
Diketahui bahwa insiden terjadi lebih sering pada wanita daripada pria. Penyakit ini
sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30 hingga 50 tahun.
Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopi cenderung memiliki onset umur yang
lebih muda rata-rata (19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi rata- rata (48
tahun).
Pemeriksaan Laboratorium
Dasar gejala neurodermatitis adalah pruritus. Pruritus terjadi bisa berasal
dari reaksi alergi pasien atau reaksi penyakit yang mendasarinya (gangguan
metabolisme atau gangguan hematologi). Untuk mengobati neurodermatitis, harus
mengetahui penyakit yang dasar yang menyebabkan pruritus. Pemeriksaan
laboratorium bertujuan untuk mengetahui penyakit dasarnya. Dalam pemeriksaan
laboratorium bisa dilakukan pemeriksaan hitung darah lengkap, pemeriksaan hitung
jenis, pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan fungsi ginjal dan pemeriksaan gula darah.
Pemeriksaan Histopatologi
Gambaran histopatologik liken
simplek kronik berupa ortokeratosis,hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges
memanjang teratur. Adanya sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh
darah dermis bagian atas,fibroblast bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo
nodularis,akantosispada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari
permukaan, sel Schwann berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural.
Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.
KESIMPULAN
Neurodermatitis merupakan peradangan kulit kronis, gatal sirkumskrip,dan
khas ditandai dengan likenifiksi. Likenifikasi timbul secara sekunder dan
secara histologi memiliki karakteristik berupa akantosis dan hiperkeratosis, dan
secara klinis tampak berupa penebalan kulit, dengan peningkatan garis permukaan
kulit pada daerah yang terkena lebih banyak menyerang kelompok dewasa
yang berusia antara30-50 tahun. Area predileksi neurodermatitis sirkumskripta antara
lain tengkuk, leher, dengan bagian
ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah
lateral, pergelangan kaki bagian depan ,dan punggung kaki. Terapi
neurodermatitis bertujuan untuk memutus siklus gatal-
garuk, karena pada dasarnya tindakan menggaruk lesi yang gatal justru akan
memperberat penyakit. Pengobatan kortikostreoid topikal merupakan
pengobatan pilihan. Pemberian antihistamin oral digunakan untuk mengurangi
keluhan pruritus.
DAFTAR PUSTAKA