Anda di halaman 1dari 20

RESPONSI KASUS

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA

Disusunoleh:

Egin Fergian Axpreydasta

201810401011034

Pembimbing:

dr. Rahimah, Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
LEMBAR PENGESAHAN
RESPONSI
Neurodermatitis Sirkumskripta

Responsi dengan judul “Neurodermatitis Sirkumskripta” telah diperiksa dan disetujui


sebagai salah satu tugas dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter
Muda di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.

Surabaya, Agustus 2018


Pembimbing

dr. Rahimah,Sp.KK

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis telah menyelesaikan penulisan responsi dengan judul

“Neurodermatitis sirkumskripta”.

Penulisan responsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

pada program pendidikan profesi dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang yang dilaksanakan di RSU Haji Surabaya.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh dokter pembimbing

khususnya kepada dr.Rahimah,Sp.KK selaku pembimbing, dan semua pihak terkait

yang telah membantu terselesaikannya tinjauan pustakaan ini.

Tulisan tinjauan kepustakaan ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan

kerendahan hati, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan

kritik dan saran yang membangun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Wassalamualaikum WR.WB.

Surabaya, Agustus 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….…….ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iv
BAB I TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 1
1.1 Pendahuluan .................................................................................................................... 1
1.2 Definisi............................................................................................................................ 1
1.3 Sinonim ........................................................................................................................... 2
1.4 Etiologi............................................................................................................................ 2
1.5 Patofisiologi .................................................................................................................... 3
1.6 Gejala Klinis ................................................................................................................... 3
1.7 Diagnosis......................................................................................................................... 6
1.8 Histopatologi ................................................................................................................... 6
1.9 Penatalaksanaan .............................................................................................................. 7
1.10 Prognosis ....................................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN KASUS .................................................................................................... 8
2.1 Identitas Penderita ........................................................................................................... 8
2.2 Anamnesis ....................................................................................................................... 8
2.3 Pemerikasaan Fisik ......................................................................................................... 9
2.4 Resume.......................................................................................................................... 10
2.5 Diagnosis....................................................................................................................... 11
2.6 Diagnosis Banding ........................................................................................................ 11
2.7 Planning ........................................................................................................................ 11
2.8 Prognosis ....................................................................................................................... 12
2.9 Foto Kasus .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Neurodermatitis pada kulit kepala…………………………………. 5

Gambar 1.2 Prurigo Nodularis…………………………………………………. 5

Gambar 1.3 Histopatologi neurodermatitis sirkumskripta………………………. 6

Gambar 2.1 Neurodermatitis sirkumskripta pada regio pedis dextra sinistra…... 13


Gambar 2.2 Neurodermatitis sirkumskripta pada regio pedis dextra…………... 13

iv
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pendahuluan

Neurodermatitis sirkumskripta atau Lichen Simplex Chronicus adalah

peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, khas ditandai dengan kulit yang tebal dan

likenifikasi (garis kulit tampak lebih menonjol).1,2

Neurodermatitis sirkumskripta terjadi secara kronis sebagai akibat dari

cedera traumatis (menggaruk) kulit. Iritasi yang menetap dan berat menyebabkan

terjadinya plak3. Neurodermatitis ditemukan pada kulit di daerah yang dapat digores.

Daerah-daerah tersebut yaitu kulit kepala, tengkuk leher, lengan ekstensor dan siku,

vulva dan skrotum, paha medial atas, lutut, lebih rendah kaki, dan pergelangan kaki.

Neurodermatitis cenderung terjadi pada orang dewasa, terutama yang berusia antara

30 dan 50 tahun, dan wanita lebih sering terkena daripada pria.2

1.2 Definisi

Neurodermatitis, juga dikenal sebagai lichen simplex chronicus adalah

peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip yang mempengaruhi hingga 12% dari

total penduduk,lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan laki-laki.

Penyakit ini ditandai oleh plak likenifikasi sebagai akibat dari goresan yang

berlebihan. Tempat tersering adalah Leher, siku, pergelangan kaki, vulva, bahkan

kelopak mata wajah.4,5

1
2

1.3 Sinonim

Neurodermatitis sirkumskripta, liken simpleks kronikus, liken vidal.5

1.4 Etiologi

Etiologi dari neurodermatitis sirkumskripta ini tidak diketahui, namun

pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa

likenifikasi. Faktor psikologi diasosiasikan dengan liken simpleks kronis.5,6

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi gatal antara lain panas,

keringat, dan iritasi. Gatal sendiri timbul akibat adanya pelepasan mediator inflamasi

dan aktivitas enzim proteolitik. Keadaan ini menimbulkan adanya proses inflamasi

pada kulit, yang menyebabkan penderita sering menggaruk lesi yang terbentuk.

Proses inflamasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penebalan kulit, dimana

penebalan kulit ini sendiri menimbulkan rasa gatal, sehingga merangsang

penggarukkan yang akan semakin mempertebal kulit. Beberapa jenis kulit lebih

rentan mengalami likenifikasi. Contohnya adalah kulit yang cenderung ekzematosa,

yakni kulit yang cenderung kering. Rasa gatal diperburuk oleh keringat, panas atau

iritasi pakaian. Pada malam hari, rasa gatal terjadi akibat kulit menjadi hangat ketika

tidur sehingga menginduksi gatal.1,6

Human biology, pasien merasa sangat terganggu saat keluhan gatal muncul.

Pasien dan keluarga tidak mengetahui penyakit kulit apa yang diderita oleh pasien.

Pasien dan keluarga mengira penyakit kulit yang diderita pasien hanyalah sakit kulit

biasa, sehingga pasien tidak terlalu mementingkan untuk berkonsultasi ke dokter.1


3

Lingkungan psikososial atau stress juga berpengaruh terhadap penyakit

tersebut.1,6

1.5 Patofisiologi

Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa

likenifikasi dan prurigo nodularis. Pruritus terjadi karena adanya penyakit yang

mendasari seperti gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, hipertiroidia,

dermatitis atopic, dermatitis kontak alergi, aspek psikososial dengan tekanan emosi.5

Pada prurigo nodularis jumlah eosinophil meningkat. Eosinofil berisi

protein X dan protein kationik yang dapat menimbul degranulasi sel mast. Jumlah sel

Langerhans juga bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (calcitonin gene-related

peptide) dan SP (substance P), bahan imunoreaktif, jumlahnya di dermis bertambah

pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. SP dan

CGRP melepaskan histamine dari sel mas yang selanjutnya akan memicu pruritus.

Ekspresi factor pertumbuhan saraf p75 pada membrane sel schawn dan sel perineum

meningkat, mungkin ini menghasilkan hyperplasia neural.5

1.6 Gejala Klinis

Pruritus adalah gejala utama yang mengarah kepada neurodermatitis

sirkumskripta. Pruritus biasanya lebih buruk pada malam hari. Pemicu yang sering

termasuk iritasi mekanis (misalnya, dari pakaian). Faktor lingkungan, seperti panas

dan berkeringat. Dan faktor psikologis, seperti itu sebagai stres dan kecemasan.

Selain itu, ketegangan emosional, seperti yang terlihat pada pasien dengan

kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif, dapat memainkan peran kunci


4

dalam menginduksi sensasi gatal, sehingga sulit ditahan untuk tidak di garuk.

Penderita merasa enak setelah menggaruk karena rasa gatal hilang sementra diganti

rasa nyeri.2,5,7

Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit

edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama

dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi. Sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan

kulit normal tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya

lesi. Lesi lama memberikan gambaran hiperpigmentasi.5,6

Neurodermatitis sirkumskripta tidak bisa terjadi pada anak, tetapi terjadi

pada usia dewasa-manula. Puncak pada usia antara 30 hingga 50 tahun. Perempuan

lebih sering daripada laki-laki. Letak lesi bisa timbul dimana saja, tetapi paling sering

ditemukan di sklap, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva,

skrotum, perianal, medial tungkai atas, lutut, lateral tungkai bawah, pergelangan kaki

bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae)

umumnya hanya pada perempuan, berupa plak kecil di tengah tengkuk atau dapat

meluas hingga di sklap.Biasanya skuama menyerupai psoriasis.5

Variasi klinis NS dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau

korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat.Lesi berupa nods

berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan berskuama, lambat

laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap(hiperpigmentasi). Lesi biasanya

multiple, lokalisasi tersering di ekstremitas, berukuran mulai beberapa millimeter

sampai 2 cm.5
5

Gambar 1.1 Neurodermatitis pada kulit kepala


Torales J, Barrios I, Lezcano L and Di Martino B. Lichen Simplex Chronicus: Easy Psychological
Interventions that Every Dermatologist Should Know. SM Dermatolog J. 2016; 2(1)

Gambar 1.2 Prurigo Nodularis


Torales J, Barrios I, Lezcano L and Di Martino B. Lichen Simplex Chronicus: Easy Psychological
Interventions that Every Dermatologist Should Know. SM Dermatolog J. 2016; 2(1)
6

1.7 Diagnosis

Diagnosis NS didasarkan pada gambaran klinis, biasanya tidak terlalu sulit.

Namun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang memberikan gejala

pruritus, misalnya psoriasis, dermatitis dan tinea5,8

1.8 Histopatologi

Gambaran histopatologi neurodermatits sirkumskripta berupa ortokeratosis,

hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Bersebukan sel

radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblast

bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah

lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel schawn berproliferasi, dan

terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.5,8

Gambar 1.3 Histopatologi neurodermatitis sirkumskripta

Torales J, Barrios I, Lezcano L and Di Martino B. Lichen Simplex Chronicus: Easy Psychological
Interventions that Every Dermatologist Should Know. SM Dermatolog J. 2016; 2(1)
7

1.9 Penatalaksanaan

Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan

memperburuk keadaan penyakitnya(fkui,fispet), oleh karena itu harus dihindari.

Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipruritus, kortikosteroid topical atau

intralesi serta antibiotik jika diperlukan untuk mengatasi infeksi sekunder.5,6

1.10 Prognosis

Tergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari), dan status

psikologik penderita.5
BAB II

TINJAUAN KASUS

2.1 Identitas Penderita

Nama : Ny. R

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : wiraswasta

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia

Status : menikah

Alamat : Braton Binangun C/59

2.2 Anamnesis

2.2.1 Keluhan Utama

Gatal di kedua kaki bagian bawah

2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli kulit kelamin RSU Haji Surabaya dengan

keluhan gatal sekali pada kedua kaki bagian bawah 2 hari yang

lalu. Gatal dirasakan sudah lama, sejak 2004. Awalnya ada bercak

kemerahan di kaki kanan kemudian digaruk dan meluas. Pasien

pernah berobat ke salah satu RS di Surabaya, keluhan berkurang

tetapi muncul lagi sehingga pasien kecapekan berobat dan

memutuskan putus obat kurang lebih 6 bulan yang lalu. Keluhan

8
9

gatal bertambah jika pasien beristirahat. Apabila digaruk keluhan

gatal sedikit reda. Keluhan lain seperti demam (-), bersin di pagi

hari (-), nafsu makan baik, BAB/BAK dalam batas normal,

Penggunaan pelembab (-) dan pasien belum mengkonsumsi obat

untuk keluhan saat ini.

2.2.3 Riwayat Penyakit Dahulu :

- Hipotensi 90/60 mmHg

2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga:

- Nenek sakit kulit

2.2.5 Riwayat Sosial :

- Pasien mandi sehari dua kali sehari

- Menggunakan sabun dove cair

- Sumber air dari PDAM

- Pasien mengganti pakaian setiap habis mandi

- Pasien tinggal di perkampungan dan keadaan rumah lembap

2.2.6 Riwaya Ekonomi

- Pasien bekerja sebagai karyawan di salah atu mall di Surabaya

- Suami bekerja sebagai sales di luar kota sehingga jarang pulang

2.3 Pemerikasaan Fisik

2.3.1 Status Generalis

Keadaan Umum : Baik


10

Kesadaran : Kompos mentis

Kepala : anemis -, ikterik -

Leher : dalam batas normal

Thorax : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : lihat status dermatologis

2.3.2 Vital Sign

Tekanan Darah : Tidak dievaluasi

Temperatur : Tidak dievaluasi

Nadi : 82x /mnt

RR : 19x /mnt

2.3.3 Status Dermatologi

Lokasi : Regio dorsum pedis dextra et sinistra

Efloresensi :et regio pedis dextra et sinistra terdapat plak

eritematosa berbatas jelas, ukuran 10x4cm dengan

skuama tipis berwarna putih

2.4 Resume

Pasien datang ke poli kulit kelamin RSU Haji Surabaya dengan keluhan

gatal sekali pada kedua kaki bagian bawah 2 hari yang lalu. Gatal dirasakan sudah

lama, sejak 2004. Awalnya ada bercak kemerahan di kaki kanan kemudian
11

digaruk dan meluas. Pasien pernah berobat ke salah satu RS di Surabaya, keluhan

berkurang tetapi muncul lagi sehingga pasien kecapekan berobat dan memutuskan

putus obat kurang lebih 6 bulan yang lalu. Keluhan gatal bertambah jika pasien

beristirahat. Apabila digaruk keluhan gatal sedikit reda. Status dermatologi, et

regio pedis dextra et sinistra terdapat plak eritematosa berbatas tegas, ukuran

10x4cm dengan skuama tipis berwarna putih

2.5 Diagnosis

Neurodermatitis sirkumskripta

2.6 Diagnosis Banding

Psoriasis vulgaris : dikarenakan stress. Plak eritema dengan skuama. Auspitz sign

(+)

Dermatitis kontak : dikarenakan zat iritan atau allergen. Makula, papula, vesikel

dengan batas tegas

Tinea : dikarenakan kelembaban yang tinggi. Papula eritema dengan skuama

2.7 Planning

a. Planning terapi:

Non Medikamentosa

- Avoidance terhadap factor pencetus yaitu garukan yang berulang

Medikamentosa

- Steroid topical : deksosimetason krim 0,025%. Penggunaan topikal

steroid potensi tinggi lebih efektif dan aman untuk digunakan dalam
12

jangka waktu pendek daripada penggunaan topikal steroid dosis rendah

dalam jangka lama.

- Antihistamin : CTM 4mg diberikan setiap 4-6jam. Pemakaian

antihistamin yang cukup efektif adalah yang memberikan efek sedatif

agar pasien dapat istitahat dengan baik.

- Antibiotik oral : Doksisiklin 200mg per hari selama 10 hari. Antibiotik

oral diperlukan jika didapatkan adanya infeksi sekunder

b. Planning monitoring: Keluhan pasien, efloresensi (lesi membaik atau

menetap) dievaluasi saat pasien kontrol.

c. Planning edukasi

 Edukasi kepada penderita bahwa proses penyembuhan

membutuhkan waktu, maka penderita diharapkan rutin meminum

obat sesuai anjuran.

 Mengedukasi untuk istirahat cukup dan makan makanan yang

bergizi

 Jika keluhan bertambah buruk atau tidak membaik bisa kembali

kontrol ke dokter

2.8 Prognosis

Tergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari), dan status

psikologik penderita.
13

2.9 Foto Kasus

Gambar 2.1 Neurodermatitis sirkumskripta pada regio pedis dextra sinistra

Gambar 2.2 Neurodermatitis sirkumskripta pada regio pedis dextra


14

Gambar 2.3 Neurodermatitis sirkumskripta pada regio pedis sinistra


DAFTAR PUSTAKA

1 Saraswati Andini, dkk. 2016. Penatalaksanaan Holistik Penyakit Kulit

Neurodermatitis Sirkumskripta pada Seorang Pria Lanjut Usia Di Desa Sukaraja

V Gedong Tataan. JPM Ruwa Jurai. Vol.2. No.1. Hal 46

2 Torales J, Barrios I, Lezcano L and Di Martino B. Lichen Simplex Chronicus:

Easy Psychological Interventions that Every Dermatologist Should Know. SM

Dermatolog J. 2016; 2(1): ISSN:2575-7792

3 Georgieva Fika. 2016. Current Epidemiology of Lichen Simplex Chronicus.

Journal of IMAB. Annual Preceding (Scientific Paper). Vol.22

4 An JG, et al. 2013.Quality of Life of Patients with Neurodermatitis. International

Journal of Medical Sciences. Vol. 10

5 Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 7. Cetakan Ketiga Tahun 2016.

Penerbit : Badan Penerbit FKUI

6 Ariyanti Pramita dan Sunarso Suyoso. 2014. Studi Retrospektif: Pemahaman

Klinis Liken Simplek Kronikus. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin-

Periodical of Dermatology and Venereology. Vol. 26. No. 2

7 Vocou Cristiana, et al.2017.Lichen Simplex Chronicus as an Essential Part of the

Dermatologic Masquerade. Journal of Medical Sciences. eISSN : 1857-9655

8 Fitzpatrick’s Color Atlas and Cynopsis of Clinical Dermatology Seventh Edition.

Tahun 2013. Penerbit: MC Graw Hill. Hal 39-40

15

Anda mungkin juga menyukai