Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI, 2017


UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

SYRINGOMA

Oleh :

DIAN ISTIQAMAH MARDHATILLAH


10542 0272 11

Pembimbing :
dr. HELENA KENDENGAN, Sp. KK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Dian Istiqamah Mardhatillah

NIM : 10542 0272 11

Judul Laporan Kasus : Syringoma

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Makassar, Juni 2017

Pembimbing

(dr. Helena Kendengan, Sp.KK)

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan laporan kasus ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda
Besar Nabi Muhammad SAW.
Laporan Kasus berjudul “Syringoma” ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan
Klinik di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Secara khusus penulis
sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada. dr. Helena
Kendengan, Sp.KK selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi
selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini belum sempurna
adanya dan memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak, baik moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Akhir
kata, penulis berharap agar laporan kasus ini dapat memberi manfaat kepada semua
orang.

Makassar, Juni 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS ................................................................................ 6

RESUME .................................................................................................... 6

STATUS DERMATOLOGI ........................................................................ 6

DIAGNOSIS BANDING ............................................................................ 7

DIAGNOSIS ............................................................................................... 7

PENATALAKSANAAN ............................................................................ 8

PROGNOSIS .............................................................................................. 8

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 9

BAB IV KESIMPULAN ..................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

LAMPIRAN ......................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Siringoma adalah tumor jinak kelenjar ekrin. Memiliki gambaran klinis papul

yang berbatas tegas, berwarna kulit sampai kecoklatan pada kelopak mata bagian bawah.

Syringoma sebagian besar hadir pada kelompok remaja dengan papula di bagian atas

tubuh.1

Siringoma atau hidradenomes eruptifs, syringocystadenoma, syringo-cystoma

adalah tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin intraepidermis yang biasanya multipel.

Siringoma sangat jarang ditemukan pada populasi umum, di Amerika terdapat sekitar 1%

populasi siringoma. Wanita lebih sering mengalami siringoma dibanding pria. Biasanya

onset inisial di masa pubertas dengan lesi bertambah beberapa waktu kemudian.2

Syringoma berasal dari kata Yunani syrnx, yang berarti pipa atau tabung. Ini adalah

tumor kulit jinak yang berasal dari kelenjar eccrine.1 Syringoma adalah papula

asimtomatik, tegas, bervariasi bentuknya miliar dan lentikuler dengan diameter berukuran

1 - 5 mm, Papul jarang mencapai 10 mm. Permukaan syringoma berbentuk kubah yang

rendah atau flattopped. Lesi biasanya tumbuh lambat, kecil dan berwarna kulit dan

biasanya tampak pada wajah ketika masa puberitas. Meski biasanya papulnya berwarna

kulit, namun kadang syringoma juga bisa berwarna kuning, dan merah kecoklatan,

bahkan untuk yang berkulit gelap akan tampak ungu kebiru-biruan.3,4

Syringomas paling sering ditemukan pada daerah kelopak mata bawah atau atas,

pipi dan dahi.5 Syringoma juga bisa muncul didaerah lain seperti leher atas, dada,

ekstremitas atas, aksila, lengan bawah volar, periumbilical dan daerah genital.3

4
Syringoma adalah varian klinis dengan banyak laporan dalam literatur dunia. Lesi

bersifat bilateral, simetris, dan memiliki distribusi folikuler dan nonfolikular. Erupsi

syringoma merupakan varian langka yang pertama kali dijelaskan oleh Jacquet dan Darier

pada tahun 1987. Syringoma lebih sering dikaitkan pada pasien sindrom down, dan pasien

dengan sindrom Ehlers Danlos.1

Sejak pertama kali ditemukannya siringoma, tes antibody, antikeratin,

monoklonal, mikroskop elektron, dan histokimia semuanya telah mengkonfirmasi sifat

keringat kelenjar ekcrine intraepidermal dari penyakit ini. Siringoma biasanya sporadik

atau terjadi spontan. Beberapa kasus terjadi dengan latar belakang familial yang

diturunkan secara autosomal dominan. Meskipun belum ada studi insiden siringoma yang

dihubungkan dengan ras tertentu, siringoma eruptif secara statistik lebih sering ditemukan

pada orang Afro-Amerika dan Asia.6

5
BAB II

LAPORAN KASUS

Resume

Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa

dengan keluhan muncul papul-papul kecil yang banyak di daerah bawah mata kanan dan

kiri, dan terasa gatal saat cuaca panas. Sudah dirasakan sejak kurang-lebih 4 bulan yang

lalu. Awalnya pasien merasakan hanya satu papul di bawah mata kanan kemudian mulai

menyebar ke mata kiri dan makin banyak. Tidak ada nyeri, riwayat demam disangkal,

tidak pernah merasakan gejala ini sebelumnya. Riwayat keluarga disangkal, riwayat

gigitan serangga (-) dan selama keluhan muncul pasien menggunakan bedak baby dan

sabun detol pada daerah muka.

Status Presens

Pemeriksaan klinis

Keadaan umum : Sakit (ringan/ sedang/ berat),

Kesadaran (composmentis/uncomposmentis)

Status Dermatologi

Lokasi : di daerah bawah mata kanan dan kiri

Efloresensi : papul-papul kecil yang berukuran lentikuler

6
Gambar 1. Tampak papul-papul kecil di bawah mata bagian luar

Gambar 2. Tampak dari samping kiri papul-papul kecil dibawah mata

Diagnosis Banding

- Milia

- Akne

Diagnosis

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan laboratorium, pasien di diagnosa

dengan Syringoma.

7
Penatalaksanaan

Terapi

- Elektrokauter

Prognosis :

 Qou ad vitam : bonam

 Qou ad function : bonam

 Qou ad sanationam : bonam

8
BAB III

PEMBAHASAN

a. Pengertian

Syringoma adalah tumor jinak yang umumnya terjadi di saluran kelenjar keringat

eccrine. Secara klinis syringoma muncul seperti papul kecil, berbatas tengas dan warna

papul sampai kekuningan. Ukuran papul sekitar 1 - 5 mm, jarang mencapai 10 mm, paling

sering terkena di daerah kelopak mata bawah dan malar atas. Umumnya keluhan muncul

tanpa memiliki gejala yang khas.3,6 Berdasarkan hasil anamnesis pasien mengeluhkan

timbulnya papul-papul kecil dibawah mata yang berkelompok, kadang dirasa gatal

apabila cuaca panas, lesinya terletak di daerah wajah pada bagian bawah mata kiri dan

kanan. Hal ini sejalan dengan teori diatas mengenai definisi penyakit Syringoma.

Presentasi klinik siringoma yang bervariasi sudah sering dilaporkan. Pada tahun

1987 Friedman dan Butler membagi siringoma ke dalam empat klasifikasi klinik yaitu:2

1. Bentuk lokal

2. Bentuk diseminata (siringoma multiple dan eruptif)

3. Bentuk yang berhubungan dengan Down’s syndrome

4. Bentuk familial

Siringoma biasanya asimtomatik, lesi berupa papul-papul datar lunak/padat lunak,

diameter l-5 mm, paling sering <3mm, permukaan membulat atau rata, dengan warna

umumnya sewarna kulit atau sedikit kekuningan tapi dapat pula agak merah muda atau

bahkan kecoklatan, yang tersebar di daerah kelopak mata, leher, serta dapat pula dalam

bentuk generalisata. Bentuk generalisata atau siringoma eruptif jarang dilaporkan, lebih

sering terjadi pada wanita usia remaja dan dewasa muda.2

9
Bentuk klinik tersering ialah bentuk periorbital, dan umumnya lesi awal timbul di

area periorbital inferior/kelopak mata bagian bawah (Gambar 1). Bentuk yang jarang

dilaporkan ialah milium-like syringoma, siringoma dengan lesi unilateral dan clear-cell

syringoma.7

Gambar 1: Syringoma pada daerah periorbita

Penyebab penyakit ini belum diketahui, biasanya sporadik atau terjadi spontan.

Beberapa kasus terjadi dengan latar belakang familial yang diturunkan secara autosomal

dominan. Meskipun belum ada studi insiden siringoma yang dihubungkan dengan ras

tertentu, siringoma eruptif secara statistik lebih sering ditemukan pada orang Afro-

Amerika dan Asia. Dari hasil anamnesis tidak ditemukan adanya factor dari keluarga.2

Siringoma secara umum dianggap sebagai neoplasma jinak yang berdiferensiasi

sepanjang jalur ekrin. Sulit untuk membedakan antara duktus ekrin dan apokrin. Beberapa

peneliti menyimpulkan bahwa pada kasus-kasus siringoma eruptif, terjadinya hiperplasia

duktus ekrin lebih merupakan respon terhadap reaksi inflamasi. Teori inflamasi ini

10
didukung adanya beberapa laporan siringoma pada alopesia sikatrisial, prurigo nodularis,

dan setelah terapi radiasi.2

Lesi syringoma mungkin menodai dan sering menimbulkan masalah kosmetik

yang signifikan bagi pasien. Tidak ada pengobatan yang pasti untuk syringoma yang

menyebar luas. Operasi atau bahan kimia dapat melibatkan beberapa risiko pada jaringan

parut. Banyak pengobatan yang dapat dilakukan seperti dermabrasi, elektrodessikasi

dengan kuretase dan eksisi gunting telah dilakukan dan mencapai keberhasilan oprasi di

tempat tertentu. Karena lesi berada di dermis dan seringkali dalam jumlah banyak,

sayangnya, dengan terapi yang berbeda-beda menghasilkan hasil kosmetik yang buruk.

Tidak ada pengobatan standar untuk syringoma. Meskipun laser karbon dioksida,

tretinoin topikal dan asam trikloroasetat ternyata berguna, namun tidak ada yang dapat

menghilangkan kemungkinan kekambuhan berulang. Syringoma juga bisa mengalami

regresi spontan berdasarkan usia.1

Diagnosis penyakit ini ditegakkan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan

histopatologi. Dari anamnesis di dapatkan keluhan berupa munculnya papul-papul kecil

berwarna kulit yang banyak dan kadang terasa gatal ketika suhu panas pada daerah

bawah mata, yang awalnya pasien merasakan hanya muncul satu papul di bawah mata

kanan dan kemudian bertambah banyak dan menyebar ke mata kiri. Berdasarkan teori

mengenai gejala klinis syringoma, dapat dimulai dengan munculnya papul-papul kecil di

bawah mata yang berukuran miliar atau lenticular, berwarna seperti kulit, berbatas tegas

tanpa disertai gejala yang khas.3,4

Pada pemeriksaan histologi dapat ditemukan proliferasi duktus di dermis yang

dilapisi oleh dua lapisan epitel cuboidal dan dikelilingi oleh stroma fibrotic (gambar 2.a).

11
Lumen berisi bahan pucat, homogeny dan eosinofilik. Seringkali muncul gambaran

“comma-like” didalam lumen (gambar 2.b,c).8

Gambar 2

a b

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan histologi untuk memperkuat diagnosis

berdasarkan gambaran klinis Syringoma.

b. Diagnosis Banding

1. Milia

Adapun diagnosis banding dari kasus ini adalah milia dan akne. Milia adalah kista

epithelial yang berasal dari penyumbatan saluran kelenjar ekrin. Frekuensi kejadian milia

12
sama pada pria dan wanita, biasanya pada usia dewasa dan dapat pula muncul pada bayi

baru lahir. Iklim panas banyak keringat mempermudah timbulnya penyakit ini. Kista

tampak berupa bintik-bintik kecil berukuran miliar, multiple, berwarna putih, dan sering

kali berkelompok. Milia berukuran kecil, garis tengahnya jarang melebihi 2 mm. milia

biasanya berwarna krim pucat atau putih. Pada neonates, lesi terebar di wajah. Pada orang

dewasa, milia akibat trauma ataau lepuh dapat timbul dimana saja. Lokasi tersering pada

daerah bawah mata, wajah, konjungtiva dan korpus penis. Gambaran histopatologi

penyakit ini berupa suatu retensi kista, dengan dinding terdiri dari sel-sel epidermis dan

berisi cairan putih kuning.9,10

Gambar 3: Milia di daerah bawah mata

2. Akne Vulgaris

Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang

umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Gambaran klinis akne

vulgaris sering polimorfi; terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa komedo, papul,

pustule, nodus, dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan kulit berupa komedo,

papul, pustule, nodus, dan jaringan parut yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut, baik

13
jaringan parut yang hipotrofik maupun hipertropik. Meskipun penyebab penyakit ini

belum diketahui namunada berbagai factor yang dikaitkan.11

- Perubahan pola keratinisasi dalam folikel. Keratinisasi dalam filokel yang biasanya

berlangsunglonggar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel

tersebut.

- Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan meningkatkan unsur

komedogenik dan inflamtogenikpenyebab terjadinya lesi akne.

- Terbentuknya fraksi asam lemakbebas penyebab terjadinya proses inflamasi folikel

dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patobenesis penyakit.

- Peningkatan jumlah flora folikel yang berperan proses kemotaktik inflamasi serta

pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.

- Terjadi respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat

akne.

- Peningkatan kadar hormone androgen, anabolic, kortikosteroid, gonadotropin serta

ACTH yang mungkin menjadi faktor penting pada kegiata kelenjar sebasea.

- Terjadi stress spikis yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik secara

langsung atau melalui rangsangan terhadap kelenjar hipopisis.

- Factor lain; usia, ras familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung.

Tempat predileksi akne vulgaris adlah di daerah muka, bahu, dada bagian atas dan

punggung bagian atas. Lokasi kulit lain, misalnya leher, lengan atas dan glutea kadang-

kadang terkena. Erupsi kulit polimorfik dengan gejala predominan salah satunya,

komedo, papul, yang tidak meradang dan pustule, nodus dan kista yang meradang. Dapat

di sertai rasa gatal. Diangnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan

14
ekskohleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedi ekstraktor

(sendok unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin

atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam. Pemeriksaan

histopatolohi memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang

kronis disekitar folikel pilosebasea dengan massa sebum didalam folikel.11

Gambar 4: Akne Vugaris di daerah wajah

c. Penatalaksanaan

Pengobatan untuk syringomas biasanya tidak diperlukan, dan sering dilakukan

pada area tubuh yang terlihat dengan alasan kosmetik, atau jika simtomatik. Syringoma

biasanya tidak memperbaiki terapi medis berikut dengan steroid atau salep topikal, dan

dengan demikian perawatan harus dilakukan dengan pembedahan. Pembedahan yang di

anjurkan baik dengan eksisi, elektrodikasi, dan pengobatan laser karbon dioksida dapat

dilakukan dengan hasil yang memuaskan. Meski pruritis bisa diatasi, kekambuhan tumor

dan pembentukan parut setelah pengobatan biasa terjadi.6

15
Dalam kasus ini terapi yang diberikan pada pasien sesuai dengan teori. Dimana

pasien diberikan terapi elektrokauter untuk menghilangkan papul-papul kecil dibawah

mata. Sedangkan untuk terapi sistemik tidak diberikan karena tidak ada pengobatan

spesifik terhadap penyakit ini.

16
BAB IV

KESIMPULAN

Siringoma adalah tumor jinak kelenjar ekrin. Memiliki gambaran klinis papul

yang berbatas tegas, berwarna kulit sampai kecoklatan pada kelopak mata bagian bawah.

Syringoma sebagian besar hadir pada kelompok remaja dengan papula di bagian atas

tubuh. Ukuran papul sekitar 1 - 5 mm, biasanya < 3 mm dan jarang mencapai 10 mm,

paling sering terkena di daerah kelopak mata bawah dan malar atas. Umumnya keluhan

muncul tanpa memiliki gejala khusus.

Prinsip dasar penanganan elektro cauter pada Syringoma adalah untuk

menghilangkan papul-papul dengan jumlah banyak yang ada di bawah mata. Namun

terapi yang diberikan tidak dapat memastikan gejala tidak akan muncul kembali, di

sebabkan penyebab munculnya gejala belum diketahui secara pasti.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Elsayed, M., & Assaf, M. 2009. Familial Eruptive Syringoma. Egyptian


Dermatology Online Journal, 5 (1), 1-2

2. Mawu F. O. Tumor Jinak Pada Kulit Wajah. Manado: Bagian Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

3. Dunitz Martin. 2008. Pediatric, Dermatology, and Dermatopathology. ebook:


CRC Press: Taylor & Francis Grup. Hal: 374

4. Morris Rachael, Jones. 2014. ABC of Dermatology, Benign Skin Tumor. ebook:
Wiley-blackweel Ed. 6. Hal: 168

5. Gusti, I Agung, Rata. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.
Edisi Keenam. Hal 230.

6. Miranda. J. J., Shahabi Shorheh, Salih Sanah, Bahtiyar. M. Ozan. 2002. Vulvar
Syringoma, Report of a Case and Review of the Literature. Yale Journal of
Biology and Medicine.

7. Muller CS, Tilgen W, Pfohler C. 2009. Clinicopathological diversity of


syringomas. Dermato-Endocrinology. 1(6):282-8.

8. Cockerell Clay, C. Martin M. Jr., J. Brian Hall, Chisholm Cary, Jessup Chad,
Merola. M,. 2014. Dermatopathologi; Adnexal Neoplasms. eBook: Sringer Hal:
460

9. Siregar RS. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Ed 2.Jakarta: EGC. Hal
267.

10. Graham-Brown Robin, Bourke Johnny, & Tim Cunliffe. 2002. Dermatologi
Dasar; Tumor Kulit. Jakarta: EGC Hal 245.

11. M. Sjarif Wasitaatmadja. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.
Edisi Keenam. Hal 254-255.

18
LAMPIRAN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 48 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Sanrangan

Tanggal pemeriksaan : 23 Mei 2017

B. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara langsung kepada pasien pada tanggal 23 Mei 2017 di RSUD

Syekh Yusuf,

Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa

dengan keluhan muncul papul-papul kecil berkelompok di daerah bawah mata kanan dan

kiri dan terasa gatal saat cuaca panas, dirasakan sejak kurang-lebih 4 bulan yang lalu.

Awalnya pasien merasakan hanya satu papul di mata kanan kemudian mulai menyebar

ke mata kiri dan makin membanyak. Tidak ada nyeri, riwayat demam disangkal, tidak

pernah merasakan gejala ini sebelumnya. Riwayat keluarga disangkal, riwayat gigitan

serangga (-) dan selama keluhan muncul pasien memberikan bedak baby dan sabun detol

pada daerah muka.

19
C. PEMERIKSAAN FISIS

1. Status Pasien
Keadaan Umum
 Sakit : Moderat
 Kesadaran : Composmentis
 Gizi : Baik

Tanda Vital

 Tensi : Dalam Batas Normal


 Nadi : Dalam Batas Normal
 Pernafasan : Dalam Batas Normal
 Suhu : Dalam Batas Normal

Kepala

 Sclera : Ikhterus (-)


 Konjungtivitis : Anemia (-)
 Bibir : Sianosis (-)

Jantung : Dalam Batas Normal


Abdomen : Dalam Batas Normal
Ekstremitas : Dalam Batas Normal
Genitalia : Dalam Batas Normal

2. Status Dermatologi

Lokasi : di daerah bawah mata kanan dan kiri

Efloresensi : Papul - papul

20

Anda mungkin juga menyukai