LAPORAN KASUS
I. IdentitasPasien
Nama : Tn. T
Umur : 23 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa
II. Anamnesis
1
Riwayat Pengobatan : Pasien mengaku sebelumnya tidak pernah
meminum obat obatan untuk penyakitnya tersebut.
RiwayatAlergi :Pasien tidak mengetahui mempunyai alergi.
RiwayatPenyakitKeluarga :Pasien mengaku bahwa keluarga
mempunyai riwayat penyakit yang sama, yaitu sepupunya.
III. PemeriksaanFisik
o Status Generalis
Kesadaran : Composmentis
Keadaanumum : Sakit berat
Kepala/ leher : Normocephali, rambut hitam/tidak teraba
massa atau KBG
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
o Status Lokalis
2
Lokasi : Palpebra Superior & Inferior Kanan dan
Kiri
Effloresensi : Papul
1. Pemeriksaan Histopatologis
V. Diagnosis
VI. Penatalaksanaan
VII. Prognosis
3
BAB II
PENDAHULUAN
4
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
Siringoma eruptif lebih sering ditemukan pada ras kulit hitam Amerika
dan Asia dibandingkan dengan ras lainnya. Siringoma dapat berkaitan dengan
Sindrom Down, dalam hal ini biasanya lesi terletak di daerah periorbital.
Siringoma terjadi sebanyak 18% dari orang dewasa dengan Sindrom Down,
terutama berjenis kelamin perempuan dan terjadi sekitar 30 kali lebih sering
daripada pasien dengan cacat mental lainnya.2
5
Kasus yang jarang terjadi, yaitu siringoma eruptif terkait dengan Sindrom
Down juga pernah ditemukan. Siringoma sel jernih (Clear-cell Syringoma)
mungkin berhubungan dengan diabetes mellitus.2
2.4 Patofisiologi
6
kasus tersebut. Demikian juga, siringoma pada kulit kepala terlihat pada
alopesia dengan jaringan parut merupakan reaksi proliferasi terhadap fibrosis.
Predileksi siringoma eruptif lebih sering terjadi pada leher, dada, perut,
daerah kemaluan dan lebih jarang pada bokong. Siringioma eruptif biasanya
muncul sebagai papul hiperpigmentasi pada dada, batang penis, atau vulva.
Lebih sering terkena pada wanita dan cenderung terjadi pada usia remaja dan
dewasa muda. Siringoma lebih sering terlihat pada pasien dengan Sindrom
Down dan mungkin mengalami erupsi hebat (gambar 3).3
Dapat terjadi lesi pada vulva dan lesi dengan pruritus, tetapi jarang. Pada
kasus siringoma multipel yang mungkin disebabkan oleh matahari dan di
lokasi akral telah sering ditemukan. Beberapa siringoma juga telah dilaporkan
muncul selama prosedur radioterapi untuk kanker payudara. Regresi lesi
terjadi setelah penghentian radioterapi.2
7
A B
C D
Gambar 1. Papul multipel, kecil, berwarna kuning di bawah kelopak mata (A),
bagian atas pipi (B), kelopak mata (C), leher (D) adalah siringoma. Kista biru di
dalam kantus adalah ekrin hidrocystoma (A).3
8
Distribusi siringioma sebagai berikut :1
Siringoma biasanya multipel, terkadang berkelompok, dan distribusi secara
simetris.
Pada umumnya, siringoma terbatas pada bagian atas pipi dan di bawah
kelopak mata.
Siringoma dapat terjadi ketiak, dada, perut, penis, dan vulva.
Dari laporan kasus tentang siringoma terbatas pada dorsum manus.
Pada siringoma eruptif, lesi multipel muncul secara bersamaan, biasanya di
dada dan perut bagian bawah, dan mungkin melibatkan penis.
Siringoma jarang muncul unilateral dan linear.
Klasifikasi
9
A B
2.7 Diagnosis
Untuk mendiagnosis siringoma membutuhkan anamnesi, pemeriksaan
fisik dan pmeriksaan penunjang yang sangat membantu. Biasanya pasien
datang dngan keluhan adanya kumpulan benjolan yang lebih kecil, letaknya
lebih superfisial, lebih datar di atasnya dan lebih merata di atas pipi dan
kelopak mata, daripada lipatan nasolabial. Lesi di kelopak mungkin dikira
xanthelasma, tetapi tidak memiliki warna jingga. Dengan riwayat adanya
keluhan yang serupa dianggita keluarganya, karena sifat dari penyakit ini
adlahah autosomal dominan.
10
2.8 Diagnosis banding
Akne vulgaris
Akne vulgaris mempunyai lesi yang polimorfik berupa komedo, papula,
pustula,nodul, kista dan parut dengan distribusi sebaceous di daerah wajah,
dada bagian atas, punggung. Komedo dapat bersifat whitehead (komedo
tertutup) atau blackhead (komedo terbuka) tanpa tanda-tanda klinis
peradangan. Papula dan pustula dengan peradangan yang jelas. Wajah
merupakan daerah tersering.6
A B C D
Hidrosistoma Apokrin
Gejala klinis berbentuk papul translusen soliter atau nodul, berfluktuasi dan
kistik. Ukuran dari beberapa milimeter sampai 1,5 cm. Papul bersifat tegang
dan mengkilap. Warna bervariasi dari daging berwarna biru atau hitam, lihat
gambar 5. Sering timbul di kelopak mata terutama daerah kantus, dapat
timbul juga di kepala, leher, dan batang tubuh. Tumor pernah dilaporkan
timbul di penis, aksila, dan anus.7
11
Gambar 5. Apokrin hidrosistoma.
Karsinoma sel basal
Fitur karakteristik karsinoma sel basal meliputi berikut ini: papula
mengkilap seperti mutiara, erosi atau ulserasi sering sentral, perdarahan
terutama bila trauma, krusta, tepi bergulung, translusen, telangiektasis di
atas permukaan, tumbuh dengan lambat (0,5 cm dalam satu sampai dua
tahun). Karsinoma sel basal terjadi sebagian besar pada wajah, kepala, leher,
dan tangan. Jarang berkembang pada telapak tangan dan kaki. Biasanya
muncul datar, berbatas tegas, merah muda atau merah, translusen,
mengkilap, dan mengkilap, dan di daerah tersebut dapat berdarah setelah
trauma. Lesi tumbuh lambat, tidak menyakitkan, dan tidak gatal.Tumor
paling sering periokular melibatkan kelopak mata bawah (48,9-72,1%),
diikuti oleh kantus medial (25-30%), kelopak mata atas (15%), dan kantus
lateralis (5%), (lihat gambar 6).8
Gambar 6. Karsinoma sel basal di kelopak bawah mata, kelopak atas mata dan
bagian kantus mata.8
Hiperplasia sebasea
Lesi biasanya asimptomatik, halus, diskrit, dan kuning, dengan permukaan
yang berkisar dari halus untuk sedikit verukosa. Satu atau beberapa lesi
12
terdapat di berbagai lokasi di wajah. Lesi dapat menjadi merah dan iritasi
dan berdarah setelah digaruk atau trauma lainnya.9
13
Trichoepithelioma
Trikoepitelioma soliter berasal folikel rambut, tempat predileksinya di
daerah muka dan badan. Gambaran klinisnya papul-papul coklat,
telangiektasis, miliar dan lentikular.11
Gambar 9. Trichoepithelioma
2.9 Penatalaksanaan
Tidak ada studi banding dan tidak ada studi tindak lanjut jangka panjang
yang tersedia yang menjadi dasar rekomendasi definitif untuk pengobatan
siringoma. Tatalaksana mungkin meliputi:12
14
Asam Trikloroasetat
Isotretinoin yang diberikan per oral dan tretinoin topikal
Pemberian atropin topikal
a b
c d
Gambar 7. (a) Ellman Surgitron dual-frequency 40 MHz, (b) lesi siringoma pada
kelopak mata bawah sebelum tindakan, (c) lesi siringioma yang menunjukkan
atrofi lesi dan tampak batas kemerahan pada kelopak mata bawah, (d)
postelektroda yang menunjukan lesi yang mengecil tanpa mengahsilkan jaringan
parut.
15
Kemudian dari hasil penelitian Edileaia, dkk, dengan eksisi
menggunakan Castroviejo scissors pada 38 pasien menunjukkan hasil
dengan kepuasan tersendiri. Tehinik ini dengan memotong pada lesi dan
melaukan penjalitan minimal pada lesi tersebut. pasien diobservasi selam 7
hari untuk menilai keberhasilan dari tindakan ini, efek dari tindakan ini
adalah adanya jaringan parut yang minimal tetapi tidak sebesar ketika
melakukan elektrocauter.14
2.11 Prognosis
16
BAB III
PENUTUP
Papula yang muncul berwarna sama dengan kulit normal, umumnya kecil,
kekuningan atau ungu muda, tapi kadang-kadang muncul translusen dan kistik.
Permukaan bulat atau datar dan terkadang terdapat garis sudut. Terkadang mucul
ke permukaan dan berbentuk seperti tetesan yang keluar berupa air atau cairan.
Ukuran bervariasi dari 1 sampai 5 mm, namun sebagian besar kurang dari 3 mm.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
12. Guitart J, Rosenbaum MM, Requena L. 'Eruptive syringoma': a misnomer
for a reactive eccrine gland ductal proliferation?. J Cutan Pathol. Mar
2003;30(3):202-5.
13. Ibrahim K, Al Radi, preorbital syringoma : a pilot study of the efficacy of
low-voltage electrocoagulation, journal dermatologic surgery,
https://www.researchgate.net/publication/6761664, november 2006, 1244-
1249
14. Edileaia, dkk, preorbital syringioma- Excision with Castroviejo scissors/
experience in 38 patients and literature review. An Bras Dermatol,
2006;81(4):341-6.
19