Anda di halaman 1dari 39

Referat

ULKUS KORNEA

Oleh : Muh Iqbal H


2013730070

Pembimbing : dr. Rety Sugiarti, Sp.M


Latar Belakang
Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi
menyebabkan kebutaan yang membutuhkan
penatalaksanaan secara langsung.

(WHO) 2011 menyebutkan saat ini terdapat 285


juta orang menderita gangguan penglihatan, 39 juta
diantaranya mengalami kebutaan. 90% penderitanya
berada di negara berkembang.

Di Indonesia insidensi ulkus kornea tahun 1993


adalah 5,3 per 100.000 penduduk
PEMBAHASAN
Kornea
Mata berkembang dari
tiga lapisan embrional
primitif, yaitu ektoderm,
neuroektoderm dan
mesoderm. Kornea
dibentuk dari lapisan
nureal crest cell yang
merupakan derivat dari
ektoderm.
KORNEA
Tebalnya sekitar 0,52 mm
dipusatnya (terdapat variasi
menurut ras);
sekitar 0,65 di tepi, dan
diameternya sekitar 12,5 mm
dari anterior ke posterior.
Dari anterior ke posterior,
kornea mempunyai lima lapisan
yang berbeda-beda: lapisan
epitel (yang berbatasan dengan
lapisan epitel konjungtiva
bulbaris), lapisan bowman,
stroma, membrane descement,
dan lapisan endotel
PERSARAFAN & PERDARAHAN
nutrisi dari pembuluh-pembuluh darah limbus, humor aqueous,
dan air mata.

Kornea superfisial juga mendapatkan sebagian besar oksigen


dari atmosfer.

Saraf-saraf sensorik kornea didapat dari cabang pertama


(ophthalmichus) dan nervus kranialis trigeminus.
FISIOLOGI
Kornea membran pelindung dan jendela yang dilalui
berkas cahaya menuju retina.
Kerusakan sel-sel endotel edema kornea dan hilangnya
sifat transparan. Sebaliknya, kerusakan pada epitel hanya
menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan
meghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi
Penguapan air dari lapisan air mata prekorneal menghasilkan
hipertonisitas ringan pada lapisan air mata menarik air
dari stroma kornea superfisial dan membantu
mempertahankan keadaan dehidrasi.
ULKUS KORNEA

hilangnya sebagian permukaan


kornea akibat kematian jaringan
kornea yang ditandai dengan adanya
infiltrat supuratif disertai defek
kornea bergaung, dan diskontinuitas
jaringan kornea yang dapat terjadi
dari epitel sampai stroma.
EPIDEMIOLOGI

Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000


penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus
kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak,
dan kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya.
Berdasarkan kepustakaan di USA, laki-laki lebih banyak menderita
ulkus kornea, yaitu sebanyak 71%, begitu juga dengan penelitian
yang dilakukan di India Utara ditemukan 61% laki-laki. Hal ini
mungkin disebabkan karena banyaknya kegiatan kaum laki-laki
sehari-hari sehingga meningkatkan resiko terjadinya trauma
termasuk trauma kornea.
ETIOLOGI

Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin


banyak ditemukan oleh adanya kolegenase
yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel
radang. Penyebab ulkus kornea adalah
infeksi dan non infeksi
PATOLOGI ULKUS TERLOKALISIR
STADIUM INFILTRASI
PROGRESIF
infiltrasi dari
polimorfonuklear dan/atau
limfosit ke epitelium dari
suplementasi sirkulasi
perifer melalui stroma
STADIUM ULKUS AKTIF
hasil dari nekrosis dan
pelepasan epitelium.
Lapisan Bowman dan
stroma. Dinding dari ulkus
aktif membengkak pada
lamella dengan
menginhibisi cairan dan
sel-sel leukosit yang ada
diantara lapisan bowman
dan stroma
STADIUM REGRESI
Dipicu oleh daya tahan
tubuh natural (produksi
antibodi dan immun
selular)
Garis demarkasi terbentuk
disekeliling ulkus, yang
terdiri dari leukosit yang
menetralisir dan phagosit
yang menghambat
organisme dan debris sel
nekrotik.
STADIUM SIKRATIK

proses penyembuhan
berlanjut dengan semakin
progresifnya epithelisasi
yang membentuk lapisan
terluar secara permanen
PERFORASI
terjadi bila proses ulkus lebih
dalam dan mencapai membrana
descement keluar sebagai
descemetocele.

Pada stadium ini, tekanan yang


meningkat pada pasien secara
tiba-tiba seperti batuk, bersin,
mengejan, dan lain-lain akan
menyebabkan perforasi,
kebocoran humor aqueous,
tekanan intraokuler yang
menurun dan diafragma iris-
lensa akan bergerak depan.
ULKUS KORNEA INFEKSI
BAKTERIAL, JAMUR & VIRUS
Streptococcus Pneumoniae
(Pneumokokkus)
ulkus berbatas tegas warna
kelabu yang cenderung
menyebar secara tak teratur
dari tempat infeksi ke sentral
kornea.

Lapisan superfisial kornea


adalah yang pertama terlihat,
kemudian parenkim bagian
dalam.

Kornea sekitar ulkus sering


bening. Biasanya ada
hipopion.
Pseudomonasa Aeruginosa
Ulkus ini terlihat gambaran
infiltrat kelabu atau kuning pada
epitel kornea.

Ulkus kornea sentral ini dapat


menyebar ke samping dan ke
dalam kornea karena pengaruh
enzim proteolitik yang
dihasilkan organisme ini.

terdapat hipopion besar yang


cenderung membesar dengan
berkembangnya ulkus. Infiltrat
dan eksudat mungkin berwana
hijau kebiruan
Moraxella Liquefaciens
mengenai kornea bagian
bawah dan meluas ke
bagian dalam stroma selang
beberapa hari.

Biasanya tidak ada hipopion


atau bila ada, hanya sedikit
dan kornea sekitarnya
umumnya bening.
Ulkus jamur
Ulkus jamur indolen,
dengan infiltrat kelabu,
sering dengan hipopion,
peradangan nyata pada bola
mata, ulserasi superfisial,
dan lesi-lesi satelit
(umumnya menginfiltrasi
tempat-tempat yang jauh
dari daerah ulserasi
utama).
Ulkus Virus Varicella-Zoster
mengenai stroma dan uvea
anterior sejak awal
terjadinya. Lesi epitelnya
amorf dan bebercak,
sesekali terdapat
pseudodendrit linear yang
agak mirip dendrit-sejati
pada keratitis HSV.
Ulkus Virus Herpes Simplex
gejala dini dimulai dengan tanda
injeksi siliar yang kuat disertai
terdapatnya suatu dataran sel di
permukaan epitel kornea disusul
dengan bentuk dendrit atau bintang
infiltrasi. terdapat hipertesi pada
kornea secara lokal kemudian
menyeluruh. Terdapat pembesaran
kelenjar preaurikel. Bentuk dendrit
herpes simplex kecil, ulceratif, jelas
diwarnai dengan fluoresin dengan
benjolan diujungnya.
ACHANTAMOEBA
ulkus kornea indolen,
cincin stroma, dan infiltrat
perineural, tetapi seringkali
hanya ditemukan
perubahan-perubahan
hanya terbatas pada epitel
kornea.
ULKUS NON-INFEKSI
MARGINAL, MOOREN, RING ULCER
Diagnosis
Anamnesis :

Riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea,

misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering

kambuh, riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti

kortikosteroid yang merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi,

virus terutama keratitis herpes simplek.


ULKUS MARGINAL
Ulkus marginal merupakan
peradangan kornea bagian
perifer berbentuk khas
yang biasanya terdapat
daerah jernih antara limbus
kornea dengan tempat
kelainannya.

Sumbu memanjang daerah


peradangan biasanya sejajar
dengan limbus kornea.
ULKUS MOOREN

Merupakan ulkus yang berjalan


progresif dari perifer kornea kearah
sentral. ulkus mooren terutama
terdapat pada usia lanjut.
Penyebabnya sampai sekarang belum
diketahui. Banyak teori yang diajukan
dan salah satu adalah teori
hipersensitivitas tuberkulosis, virus,
alergi dan autoimun. Biasanya
menyerang satu mata. Perasaan sakit
sekali. Sering menyerang seluruh
permukaan kornea dan kadang
meninggalkan satu pulau yang sehat
pada bagian yang sentral.

*Mooren's Ulcer ( Gambaran awal ulkus


Mooren, Gambaran lanjut Ulkus
Mooren, Ulkus Mooren dengan
penyebaran lesi ke tengah)
RING ULCER
Terlihat injeksi perikorneal
sekitar limbus.

Di kornea terdapat ulkus


yang berbentuk melingkar
dipinggir kornea, di dalam
limbus, bisa dangkal atau
dalam, kadang-kadang
timbul perforasi.
Manifestasi Klinis
Gejala Subjektif Gejala Objektif
Eritema pada kelopak mata dan Injeksi siliar
konjungtiva Hilangnya sebagian jaringan kornea,
Sekret mukopurulen dan adanya infiltrat
Merasa ada benda asing di mata Hipopion
Pandangan kabur
Mata berair
Bintik putih pada kornea, sesuai lokasi
ulkus
Silau
Nyeri
Infiltat yang steril dapat menimbulkan
sedikit nyeri, jika ulkus terdapat pada
perifer kornea dan tidak disertai dengan
robekan lapisan epitel kornea.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIS
mata merah ringan hingga Ketajaman penglihatan
berat, fotofobia, penglihatan Tes refraksi
menurun disertai sekret. Pemeriksaan slit-lamp
Keratometri (pengukuran kornea)
adanya riwayat trauma, benda
Respon reflek pupil
asing, abrasi, adanya riwayat
penyakit kornea, penyakit Harus diperhatikan perjalanan pantulan
cahaya saat menggerakan cahaya di atas
sistemik seperti diabetes, kornea. Dengan cara ini terlihat daerah
AIDS, keganasan, kasar yang menandakan adanya defek
epitel
Perlu juga ditanyakan riwayat
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
pemakaian obat topikal karena gejala obyektif berupa adanya injeksi
kortikosteroid mungkin telah siliar, kornea edema, terdapat infiltrat,
dipakai dan dapat menjadi hilangnya jaringan kornea. Pada kasus
predisposisi bagi penyakit berat dapat terjadi iritis yang disertai
dengan hipopion.
bakteri, jamur, atau virus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TES FLUORESIN PEWARNAAN GRAM - KOH
Ulkus kornea akan Biasanya kokus gram positif,
memberikan kekeruhan stafilokokkus aureus dan
streptokok pneumoniakan
berwarna putih pada memberikan gambaran ulkus
kornea dengan defek epitel yang terbatas, berbentuk
yang bila diberi pewarnaan bulat atau lonjong, berwarna
fluoresein akan berwarna putih abu-abu pada anak
hijau ditengahnya. ulkus yang supuratif.
Pemeriksaan jamur dilakukan
dengan sediaan hapus dengan
menggunakan larutan KOH.
KULTUR
Kultur bakteri biasanya
dilakukan pada semua kasus
pada saat kunjungan pertama.
Kultur untuk jamur,
acanthamoeba, atau virus dapat
dikerjakan bila gambaran klinis
nya khas atau bila tidak ada
respon terhadap terapi infeksi
bakteri.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS PENGOBATAN LOKAL
Pada ulkus-ulkus yang Sulfas atropine salep
disebabkan kuman yang selma1-2 minggu
virulen, yang tidak sembuh Analgetik
dengan pengobatan biasa, Anti jamur
dapat diberikan vaksin
Antibiotik
tifoid 0,1 cc atau 10 cc
susu steril yang Antiviral
disuntikkan intravena dan
hasilnya cukup baik.
MENGHINDARI PENJALARAN ULKUS
Kauterisasi
Pengerokan epitel
Keratoplasti
KOMPLIKASI
Iridosiklitis toksik ulkus kornea yang purulen karena
terjadinya absorbsi toksin dari segmen anterior.
Glaukoma sekunder timbul karena adanya blok dari
eksudat yang fibrinous pada sudut segmen anterior
(inflamatori glaukoma).
Descemetocele Beberapa ulkus disebabkan oleh agen
virulen yang menembus kornea dengan cepat menuju
membran descement, yang dapat menimbulkan resistensi
yang hebat, tetapi karena terdapat tekanan intraokuler, maka
terjadi herniasi sebagai vesikel yang transparan yang disebut
dengan descemetocele.
Perforasi ulkus kornea tekanan tiba-tiba seperti batuk,
bersin atau spasme otot orbikularis dapat membuat perforasi
yang mengancam menjadi perforasi yang sebenarnya. Pada
saat terjadi perforasi, nyeri berkurang dan pasien merasakan
adanya cairan hangat (aqueous) yang keluar dari mata.
PROGNOSIS
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat
keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolongan,
jenis mikroorganisme penyebabnya dan ada tidaknya
komplikasi yang timbul.
Kesimpulan
Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan kebutaan yang
membutuhkan penatalaksanaan secara langsung.
Berdasarkan kepustakaan di USA dan India, laki-laki lebih banyak menderita
ulkus kornea.
Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes
mata yang mengandung antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan
mengurangi reaksi peradangan dengann steroid.
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya
mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya
komplikasi yang timbul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai