Anda di halaman 1dari 24

ULKUS KORNEA

Muzdalifa Bin Usman


10119210042

Pembimbing
Dr. Gannesa Wardana,Sp. M
ULKUS KORNEA
EPIDEMIOLOGI

 Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per


100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan
predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain
terjadi karena trauma, pemakaian lensa kontak, dan
kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya.
ETIOLOGI
ULKUS KORNEA INFEKSI
BAKTERIAL, JAMUR & VIRUS
Streptococcus Pneumoniae
(Pneumokokkus)
 ulkus berbatas tegas warna
kelabu yang cenderung
menyebar secara tak teratur
dari tempat infeksi ke sentral
kornea.

 Lapisan superfisial kornea


adalah yang pertama terlihat,
kemudian parenkim bagian
dalam.

 Kornea sekitar ulkus sering


bening. Biasanya ada
hipopion.
Pseudomonasa Aeruginosa
 Ulkus ini terlihat gambaran
infiltrat kelabu atau kuning pada
epitel kornea.

 Ulkus kornea sentral ini dapat


menyebar ke samping dan ke
dalam kornea karena pengaruh
enzim proteolitik yang
dihasilkan organisme ini.

 terdapat hipopion besar yang


cenderung membesar dengan
berkembangnya ulkus. Infiltrat
dan eksudat mungkin berwana
hijau kebiruan
Moraxella Liquefaciens
 mengenai kornea bagian
bawah dan meluas ke
bagian dalam stroma
selang beberapa hari.

 Biasanya tidak ada


hipopion atau bila ada,
hanya sedikit dan
kornea sekitarnya
umumnya bening.
JAMUR
 Ulkus jamur indolen,
dengan infiltrat kelabu,
sering dengan hipopion,
peradangan nyata pada
bola mata, ulserasi
superfisial, dan lesi-lesi
satelit (umumnya
menginfiltrasi tempat-
tempat yang jauh dari
daerah ulserasi utama).
VIRUS HERPES SIMPLEX
VARICELLA-ZOSTER
 mengenai stroma dan
uvea anterior sejak
awal terjadinya. Lesi
epitelnya amorf dan
bebercak, sesekali
terdapat pseudodendrit
linear yang agak mirip
dendrit-sejati pada
keratitis HSV.
ACHANTAMOEBA
ulkus kornea indolen,
cincin stroma, dan
infiltrat perineural,
tetapi seringkali hanya
ditemukan perubahan-
perubahan hanya
terbatas pada epitel
kornea.
ULKUS NON-INFEKSI
MARGINAL, MOOREN, RING ULCER
ULKUS MARGINAL
 Ulkus marginal
merupakan peradangan
kornea bagian perifer
berbentuk khas yang
biasanya terdapat
daerah jernih antara
limbus kornea dengan
tempat kelainannya.

 Sumbu memanjang
daerah peradangan
biasanya sejajar dengan
limbus kornea.
ULKUS MOOREN
ulkus menahun
superfisial yang
dimulai dari tepi
kornea dengan bagian
tepinya tergaung dan
berjalan progresif
tanpa kecenderungan
perforasi atau
hipopion.
RING ULCER
 Terlihat injeksi
perikorneal sekitar
limbus.

 Di kornea terdapat
ulkus yang berbentuk
melingkar dipinggir
kornea, di dalam
limbus, bisa dangkal
atau dalam, kadang-
kadang timbul perforasi.
GEJALA KLINIS
 nyeri yang ekstrim   Fotofobia  akibat
paparan terhadap kontraksi iris beradang
nervus, oleh karena yang sakit
kornea memiliki banyak
serabut nyeri

 Rasa sakit ini


diperhebat oleh gesekan
palpebra (terutama
palpebra superior) pada
kornea dan menetap
sampai sembuh
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIS


 Riwayat cedera  Pemakaian slit lamp
 mata merah ringan hingga
berat, fotofobia, penglihatan
menurun disertai sekret.  Harus diperhatikan
 Perlu juga ditanyakan riwayat perjalanan pantulan
pemakaian obat topikal cahaya saat menggerakan
karena kortikosteroid cahaya di atas kornea.
mungkin telah dipakai dan Dengan cara ini terlihat
dapat menjadi predisposisi daerah kasar yang
bagi penyakit bakteri, jamur,
atau virus. menandakan adanya
defek epitel
PEMERIKSAAN PENUNJANG

TES FLUORESIN PEWARNAAN GRAM - KOH

 Ulkus kornea akan


 Biasanya kokus gram positif,
stafilokokkus aureus dan
memberikan kekeruhan streptokok pneumoniakan
memberikan gambaran ulkus
berwarna putih pada yang terbatas, berbentuk bulat
kornea dengan defek atau lonjong, berwarna putih
abu-abu pada anak ulkus
epitel yang bila diberi yang supuratif.
pewarnaan fluoresein  Pemeriksaan jamur dilakukan
akan berwarna hijau dengan sediaan hapus dengan
menggunakan larutan KOH.
ditengahnya.
PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN MEDIS PENGOBATAN LOKAL


 Pada ulkus-ulkus yang  Sulfas atropine
disebabkan kuman yang
virulen, yang tidak sebagai salap atau
sembuh dengan larutan,
pengobatan biasa, dapat
diberikan vaksin tifoid
 Analgetik
0,1 cc atau 10 cc susu  Anti jamur
steril yang disuntikkan
intravena dan hasilnya  Antibiotik
cukup baik.  Antiviral
MENGHINDARI PENJALARAN
ULKUS
 Kauterisasi
 Pengerokan epitel
 Keratoplasti
KOMPLIKASI
 Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat
singkat
 Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi
endoptalmitis dan panopthalmitis
 Prolaps iris
 Sikatrik kornea
 Katarak
 Galukoma sekunder
PROGNOSIS

Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan


dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis
mikroorganisme penyebabnya dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai