Anda di halaman 1dari 28

Ulkus Kornea Cum Hipopion

Elin Mutia Sari


702012047

Pembimbing : dr Septiani Nadra Indawaty, Sp.M


Latar Belakang
Ditandai infiltrat
Insiden
Ulkus ulkus
kornea kornea
yang
supuratif disertai defek
sembuh jaringan
adalah 5,3 jutaparut per
kornea
kornea danbergaung,
merupakan
100.000
penyebab penduduk
diskontinuitas kebutaan di
jaringan
nomorIndonesia
dua di Indonesia.
kornea
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi
 Insidensi ulkus kornea adalah 5,3 per 100.000
penduduk di Indonesia

 Laki-laki menderita lebih banyak 71% dibanding


wanita

 Predisposisi terjadinya ulkus kornea terjadi karena


trauma, penggunaan lensa kontak, dan kadang
tidak diketahui penyebabnya
Ulserasi Kornea
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea. Terdapat 2 bentuk ulkus
kornea yaitu :

1. Ulkus kornea sentral


2. Ulkus kornea marginal
Ulkus Kornea Sentral

Lesi terletak di sentral,


jauh dari limbus yang
punya vaskularisasi.
Ulkus ini sering disertai
hipopion.
Sering disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur,
dan virus
Ulkus Kornea Marginal
Peradangan kornea
bagian perifer
berbentuk khas yang
biasanya terdapat
daerah jernih antara
limbus kornea dengan
tempat kelainannya.
Sumbu memanjang
daerah peradangan
biasanya sejajar
dengan limbus kornea.
Ulkus kornea Infeksi

Bakterial Jamur
Acantha
Virus moeba
Ulkus Kornea Bakteri
Bakteri yang sering menyebabkan ulkus kornea
yaitu :
 Streptococcus pneumoniae (pneumokokal)
 Pseudomonas aeruginosa
 Moxarella likuefasiens
 Streptokokus Group-A
 Staphylococcus aureus
 Nocardia
Ulkus kornea akibat Jamur
 Disebabkan oleh organisme oportunis, seperti
candida, fusarium, aspergillus, penicilium,
cephalosporium, dan lain-lain.

 Kerokan dari ulkus kornea jamur, kecuali yang


disebabkan oleh candida, mengandung unsur-
unsur hifa. Kerokan dari ulkus candida, umunya
mengandung pseudohifa atau bentuk ragi, yang
menampakkan kuncup-kuncup khas
Ulkus Kornea Jamur
 Sebelum era
kortikosteroid, ulkus
kornea jamur hanya
timbul bila stroma kornea
kemasukan organisme
dalam jumlah yang sangat
banyak- suatu peristiwa
yang hanya terjadi di
daerah pertanian atau
pemakaian lensa kontak
yang lunak.
Ulkus Kornea Virus
 Ulkus kornea oleh virus
herpes simplex cukup
sering dijumpai. Bentuk
khas dendrit dapat diikuti
oleh vesikel-vesikel kecil,
bila pecah  ulkus.
Infeksi virus lainnya
varicella-zoster, variola,
vacinia (jarang).
Acanthamoebae
 Acanthamoebae adalah protozoa hidup bebas yang
terdapat di dalam air tercemar yang mengandung
bakteri dan materi organik. Infeksi ini ditemukan
pada indivisu pemakai lensa kontak lunak atau
seringnya terpapar air atau tanah yang tercemar

 Gejala awal = rasa nyeri, kemerahan, dan fotofobia


Ulkus Kornea Non-infeksi
Ulkus dan
Keratokonjungti
infiltrat Ulkus mooren
vitis fliktenular
marginal

Keratitis
Defisiensi Keratitis
marginal pada
vitamin A Neurotropik
autoimun

Keratitis
Pajanan
Patofisiologi
 Kornea bagian mata yang avaskuler, bila terjadi
infeksi maka proses infiltrasi dan vaskularisasi dari
limbus tidak segera datang. Badan kornea,
wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam
stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag,
kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah
yang terdapat di limbus dan tampak sebagai injeksi
perikornea.
 Selanjutnya terjadi infiltrasi dari sel-sel
mononuklear, sel plasma, leukosit
polimorfonuklear (PMN) yang mengakibatkan
timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai bercak
berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak
jelas dan permukaan tidak licin  kerusakan epitel
 ulkus kornea.
Diagnosis

Anamnesi
s

Pemeriksa
Pemeriks an
aan Fisik Penunjan
g
Diagnosis
 Anamnesis :

Riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat

penyakit kornea, misalnya keratitis akibat infeksi virus

herpes simplek yang sering kambuh, riwayat pemakaian

obat topikal oleh pasien seperti kortikosteroid yang

merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi,

virus terutama keratitis herpes simplek.


 Pemeriksaan oftalmologis :

Injeksi siliar, edema kornea, infiltrat,

hilangnya jaringan kornea disertai adanya

jaringan nekrotik. Pada kasus berat dapat

terjadi iritis yang disertai dengan hipopion.


Pemeriksaan penunjang :
P. Visus dasar, pemeriksaan slit-lamp, respon
reflek pupil, pewarnaan kornea dengan zat
fluoresensi, dan scrapping untuk analisa atau
kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH)
Tatalaksanana
 Pengobatan umumnya untuk ulkus kornea adalah
dengan siklopegik, antibiotika yang sesuai topikal
dan subkonjungtiva, dan pasien dirawat bila
mengancam proliferasi, pasien tidak dapat
memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat,
dan perlunya obat sistemik.
 Tidak boleh di tutup, karena akan menaikkan suhu
sehingga akan berfungsi sebagai inkubator
 Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari
 Debridement sangat membantu penyembuhan
 Antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya

diberi lokal kecuali keadaan berat.


 Pengobatan dihentikan apabila sudah terjadi epitelisasi
dan mata terlihat tenang, kecuali bila penyebabnya
pseudomonas yang memerlukan pengobatan ditambah 1-2
minggu.

Indikasi dilakukannya pembedahan atau keratoplasti


apabila :
 Pengobatan tidak sembuh

 Terjadinya jaringan parut yang mengganggu penglihatan.


Komplikasi
1. Perforasi kornea
2. Glaukoma sekunder
3. Sikatrik kornea
4. Katarak
5. Endoftalmitis
6. Uveitis
7. Sinekia anterior dan posterior,
Prognosis
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan
dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis
mikroorganisme penyebabnya dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul.
KESIMPULAN
 Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan
kornea akibat kematian jaringan kornea

 Dikenal 2 bentuk ulkus pada kornea yaitu sentral dan marginal

 Penyebab ulkus kornea infeksi adalah bakteri, jamur,


akantamuba, dan herpes simpleks dan non-infeksi contohnya
defisiensi vit A

 Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan


dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis
mikroorganisme penyebabnya dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai