Anda di halaman 1dari 15

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Benda Asing Pada Mata

OLEH:
Andi Khalishah Hidayati
111 2019 2066

PEMBIMBING:
dr. Sri Irmandha Kusumawardhani, Sp.M, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Andi Khalishah Hidayati

NIM : 111 2019 2066

Judul : Benda Asing Pada Mata

Telah menyelesaikan Referat yang berjudul “Benda Asing Pada Mata” dan telah

disetujui serta telah dibacakan dihadapan supervisor pembimbing dalam rangka

kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran

Universitas Muslim Indonesia

Menyetujui, Makassar, November 2020

Supervisor Pembimbing, Penulis,

dr. Sri Irmandha Kusumawardhani, Sp.M, M.Kes Andi Khalishah Hidayati


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahuwa Ta’ala atas segala

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus ini

sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Dalam studi kasus ini penulis melakukan pembahasan mengenai “Benda

Asing Pada Mata”. Kami sangat menyadari bahwa penulisan referat ini belum

mencapai sebuah kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dengan penuh harap

beberapa saran dan kritik saudara saudari yang dapat memperbaiki penulisan studi-

studi kasus selanjutnya. Baik yang kami tulis sendiri atau orang lain.

Akhir kata, semoga penulisan ini dapat memberikan sumbangsih bagi

keilmuan baik bagi diri sendiri, institusi terkait, dan masyarakat umum.

Makassar, November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Benda asing adalah zat atau benda abnormal yang bukan milik tubuh (mata).

Insidensi benda asing di mata termasuk tinggi terutama di kota-kota industri. Ini

dapat terjadi pada usia berapa pun baik pada laki-laki maupun perempuan.

Benda asing mempengaruhi fungsi mata dengan efek mekanis dengan

komplikasi infeksi atau dengan reaksi tertentu. Benda asing di mata bisa ekstra

okular atau intra okular. Benda asing ekstra okular: tutup, sklera, konjungtiva dan

kornea. Benda asing intra okular: di sudut ruang anterior, iris, lensa, vitreous, retina

dan intra orbital.

Biasanya bahan asing ekstra okular adalah batu bara, debu, pasir, partikel

besi, bulu mata, potongan kayu, sekam benih, sayap serangga, dll. Intra Ocular

Foreign Body (IOFB), yang menembus mata dan menetap lebih sering berupa

serpihan dari besi atau baja, batu, kaca, timbal pelet, tembaga, rempah-rempah

kayu dll.

Benda asing Intra okular adalah salah satu penyebab monokuler kebutaan

karena biasanya dikaitkan dengan penetrasi atau perforasi cedera mata. Anamnesis

yang adekuat/memadai lebih penting untuk mencari tahu perawatan mana yang

terbaik untuk benda asing intra okular tertentu. Peningkatan signifikan dalam

pengangkatan bedah IOFB telah berevolusi selama dua dekade terakhir.1


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Anatomi dan Fisiologi Mata

Dalam perjalanannya menuju retina, sinar melewati media refraksi bulbus oculi, yang

terdiri dari cornea, aqueous humor, lensa, dan vitreous humor.2

a. Cornea merupakan media refraksi utama bulbus oculi, yang membelokkan

sinar menuju optic fundus.

b. Aqueous humor (sering disebut dengan “aqueous”) menempati segmen

anterior bulbus oculi. Segmen anterior dipisahkan oleh iris and pupil.

c. Lensa

Berada di bagian posterior iris dan di sebelah anterior vitreous humor dari

corpus vitreous body.

d. Corpus viterus
II. Definisi

Benda Asing Ekstra Okular

Kecelakaan paling umum ditemui dalam ophthalmology adalah retensi benda asing

di permukaan mata. Benda asing ekstra okula yaitu di eyelids/kelopak mata, sklera,

konjungtiva dan kornea. Jika benda asing tidak secara otomatis dihilangkan oleh air

mata, sering melumpuhkan pasien dan terjadilah infeksi yang dapat menyebabkan

kerusakan permanen pada penglihatan dan bahkan kehilangan mata sesekali.

Bahan alami dan komposisi benda asing sangat penting. Sebagian besar bahan

organik mengatur reaksi jaringan yang cukup besar dari benda asing.1,3

Benda Asing Intra Okular

Sekitar satu juta kasus mata baru terlihat di kota-kota industri, menemukan bahwa

insiden IOFB adalah sekitar 1 di 1000; proporsi benda asing dalam semua kasus

kecelakaan adalah di 300 Cridland.

Benda asing intra ocular yaitu di sudut ruang anterior chambers, iris, lensa, vitreous,

retina dan intra orbital. Benda asing kecil dapat meninggalkan struktur utama bola

mata relatif utuh. Benda asing keras dengan tepi tajam seperti potongan-potongan

logam, batu atau kaca membentuk mayoritas kelas kedua. Jika kecepatan cukup

besar, partikel dapat melintasi struktur mata menyebabkan perforasi ganda dan

datang untuk tertinggal di jaringan orbital.1,3

III. Etiologi dan Faktor Resiko

Benda asing yang dapat masuk ke dalam mata dibagi dalam beberapa kelompok:5
 Benda logam, seperti emas, perak, platina, timah hitam, besi tembaga. Terbagi

menjadi benda logam magnit dan bukan magnit.

 Benda bukan logam, seperti batu, kaca, bahan tumbuh-tumbuhan, bahan

pakaian.

 Benda inert, yaitu benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak

menimbulkan reaksi jaringan mata, kalau terjadi reaksipun hanya ringan saja

dan tidak mengganggu fungsi mata. Contoh: emas, platina batu, kaca, dan

porselin.

 Benda reaktif : terdiri dari benda-benda yang dapat menimbulkan reaksi jaringan

mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng, nikel,

aluminium, tembaga, bulu ulat.

Faktor resiko terutama pada pekerja di bidang industry yang tidak memakai

kacamata pelindung, seperti pekerja gerinda, pekerja las, pekerja yang terkait

dengan bahan-bahan kimia, dll.6

IV.Mekanisme Benda Asing

Beratnya kerusakan pada organ – organ di dalam bola mata tergantung dari

besarnya corpus alienum, kecepatannya masuk, ada atau tidaknya proses infeksi

dan jenis bendanya sendiri. Bila ini berada pada segmen depan dari bola mata, hal

ini kurang berbahaya jika dibandingkan dengan bila benda ini terdapat di dalam

segmen belakang. Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi

salah satu dari ketiga perubahan berikut :5,7

1. Mechanical effect
Benda yang masuk ke dalam bola mata dapat melalui kornea ataupun sclera.

Setelah benda ini menembus kornea maka ia masuk ke dalam kamera oculi

anterior dan mengendap ke dasar. Bila kecil sekali dapat mengendap di dalam

sudut bilik mata. Bila benda ini terus, maka ia akan menembus iris dan kalau

mengenai lensa mata akan terjadi katarak traumatik. Benda ini bisa juga tinggal

di dalam corpus vitreus. Bila benda ini melekat di retina biasanya kelihatan

sebagai bagian yang dikelilingi oleh eksudat yang berwarna putih serta adanya

endapan sel – sel darah merah, akhirnya terjadi degenerasi retina.

2. Permulaan terjadinya proses infeksi

Dengan masuknya benda asing ke dalam bola mata, maka kemungkinan

besar akan timbul infeksi dengan pembentukan jaringan granulasi. Corpus

vitreus dan lensa dapat merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman

sehingga sering timbul infeksi supuratif dan bisa juga terjadi iridocyclitis,

endoftalmitis bahkan panoftalmitis. Jika sudah terjadi panoftalmitis akan

menunjukkan gejala kemunduran tajam penglihatan, rasa sakit, mata menonjol,

edema kelopak, konjungtiva kemotik, kornea keruh, bilik mata dengan hipopion

dan refleks putih didalam fundus dan okuli sehingga dapat berahir dengan

kebutaan pada mata.

3. Terjadi perubahan – perubahan spesifik pada jaringan mata karena proses

kimiawi (reaction of ocular tissue)

Reaksi bola mata terhadap corpus alienum bermacam-macam dan ini

ditentukan oleh sifat kimia dari benda tersebut. Non organized-material dapat

menimbulkan proliferasi dan infeksi dengan pembentukan jaringan granulasi.


Benda asing yang masuk ke dalam corpus vitreus akan mengendap kedasar

dan menimbulkan perubahan-perubahan degenerasi sehingga corpus vitreus

akan menjadi encer. Apabila corpus alienum adalah besi, maka akan terjadi

dissosiasi elektrolit dengan corpus vitreus, dimana besi akan disebarkan ke

dalam jaringan dan akan bereaksi dengan protein sel, mematikan sel dan terjadi

atropi. Keadaan ini disebut siderosis dan jika disebabkan karena tembaga

disebut kalkosis. Pengeluaran corpus alienum dari corpus vitreus dapat

dilakukan dengan ekstraksi. Apabila sudah terjadi iridocyclitis dan visus yang

sangat jelek maka tidak dilakukan lagi pengeluaran corpus alienum dengan

ekstraksi tapi harus dilakukan enukleasi.5,7

V. Diagnosis

1. Anamnesis7,8

 Pasien datang dengan keluhan adanya benda asing yang masuk ke

matanya. Anamnesis sangat penting terutama untuk menentukan

jenis benda asing yang masuk ke dalam mata.

 Rasa nyeri pada mata

 Rasa tidak nyaman dan mengganjal

 Mata merah

 Air mata berlebih

 Penglihatan menurun

 Kelopak mata sulit dibuka


2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan mata menyeluruh dimulai dengan pemeriksaan visus dan

pemeriksaan ada tidaknya defek pupil aferen menggunakan senter, loop, dan

slit lamp.7,8

 Benda Asing Konjungtiva

Visus normal

Dapat terlihat injeksi konjungtiva tarsal dan bulbi

Didapatkan benda asing pada konjungtiva tarsal dan bulbi

Gambar 1. Benda Asing Pada Konjungtiva Palpebra Superior

Gambar 2. Benda Asing Pada Konjungtiva Bulbi

 Benda Asing Kornea

Biasanya visus menurun


Dapat terlihat injeksi konjungtiva tarsal dan bulbi serta injeksi

perikorneal

Didapatkan benda asing pada kornea

Gambar 3. Benda Asing Pada Kornea

 Benda Asing Intraokuler

Berkurangnya daya visus dan ditemukannya defek pupil aferen

menjadi faktor prognostik pada pasien yang datang pertama kali.

Cedera jalan masuk dan keluar benda asing harus dicari. Ruptur

sklera posterior bisa saja tak tampak.

Tanda occult globe rupture meliputi kemosis, kedalaman AC

asimetris, TIO yang rendah, hemorrhagic choroidal detachment, dan

perdarahan vitreous. Rendahnya tekanan intraokular memberikan

kecurigaan adanya cedera open-globe dan adanya retensi benda

asing.

Ophtalmoskopi indirek melalui pupil yang dilatasi dapat memberikan

visualisasi langsung terhadap benda asing.


Tonometri, gonioskopi dan depresi sklera tidak boleh dilakukan pada

cedera open-globe karena dapat menyebabkan ekstrusi isi

intraokular.

3. Pemeriksaan Penunjang9

CT-scan orbita tanpa kontras merupakan pilihan pemeriksaan penunjang

pada kasus yang dicurigai perforasi globe. Dapat juga dilakukan

pemeriksaan dengan USG.

Gambar 4. USG Ocular Gambar 5. Axial CT-Orbit

VI.Diagnosis Banding7

Konjungtivitis

Merupakan perdangan konjungtiva yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme,

iritasi, atau reaksi alergi.

Pada anamnesis pasien datang dengan keluhan mata merah, rasa mengganjal,

gatal dan berair, kadang disertai secret. Umumnya tanpa disertai penurunan

tajam penglihatan.
VII. Komplikasi7

Tergantung pada jumlah, ukuran, jenis dan kedalaman benda asing pada

mata.

VIII. Tatalaksana8,10

Setiap benda asing perlu dilakukan evakuasi. Adapun alat yang perlu disiapkan

sebagai berikut :

- Anestesi topical - Loop


- Larutan fisiologis - Jarum suntik 23G
- Cotton bud - Kapas lidi

Langkah-langkah eksplorasi dan evakuasi benda asing sebagai berikut :

- Eversi kelopak mata atas


- Lakukan irigasi dengan menggunakan saline
- IOFB (Intraocular Foreign Bodies) removal / operasi

Gambar 6. Irigasi mata dengan cairan fisiologis dan Langkah ekstraksi benda asing dengan menggunakan cotton bud

IX.Prognosis7

Prognosis umumnya dubia ad bonam dan lebih berat pada IOFB


BAB III

KESIMPULAN

Benda asing adalah zat atau benda abnormal yang bukan milik tubuh (mata).

Benda asing ekstra okula yaitu di eyelids/kelopak mata, sklera, konjungtiva dan

kornea. Benda asing intra ocular yaitu di sudut ruang anterior chambers, iris, lensa,

vitreous, retina dan intra orbital.

Benda asing yang dapat masuk ke dalam mata dibagi dalam beberapa

kelompo yaitu benda logam, bukan logam, benda inert, dan benda reaktif. Faktor

resiko terutama pada pekerja di bidang industry yang tidak memakai kacamata

pelindung. Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah

satu dari ketiga perubahan berikut yaitu mechanical effect, permulaan terjadinya

proses infeksi, terjadi perubahan – perubahan spesifik pada jaringan mata karena

proses kimiawi (reaction of ocular tissue).

Pasien datang dengan keluhan adanya benda asing yang masuk ke matanya,

rasa nyeri pada mata, rasa tidak nyaman dan mengganjal, mata merah, air mata

berlebih, penglihatan menurun atau kelopak mata sulit dibuka. Pemeriksaan

penunjang yang dibutuhkan yaitu CT-scan orbita tanpa kontras yang merupakan

pilihan pemeriksaan penunjang pada kasus yang dicurigai perforasi globe.

Langkah-langkah eksplorasi dan evakuasi benda asing yaitu eversi kelopak

mata atas, irigasi dengan menggunakan saline, maupun IOFB (Intraocular Foreign

Bodies) removal / operasi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Pandey, Achyut N. 2017. Ocular Foreign Bodies : A Review. J Clin Exp

Ophthalmol.

2. Khurana, AK (2007). Comprehensive Ophtalmology Fourth Edition. New

Delhi: New Age International Publishers

3. Agarwal PK, Kumar H, Srivastava PK (1993) Unusual Orbital Foreign

Bodies. Indian J Ophthalmol 41: 125-127.

4. Boyd BF (1997) Highlights of Ophthalmology 3:186

5. Bashour M., 2008. Corneal Foreign Body. Available at :

http://emedicine.medscape.com/ article/ 1195581-overview.

6. IDI. 2013. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Primer.

7. Vaughan, Asbury. 2013. Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Buku

kedokteran EGC. Hlm 1

8. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK UMI. 2017. Buku Panduan Belajar

Koas : Ilmu Kesehatan Mata

9. Pokhraj P, Suthar. Et al. 2014. Intraocular Metallic Foreign Body : Role of

Computed Tomography. Journal of Clinical and Diagnostic Research.

10. Katz G, Moisseiev J. Posterior-segment intraocular foreign bodies: An update

on management. Risks of infection, scarring and vision loss are among the

many concerns to address. Retinal Physician. 2009.

Anda mungkin juga menyukai