Anda di halaman 1dari 26

Mini C-Ex

Konjungtivitis Alergi
Adist Azizy Mara Ditta / 2016011082
Preceptor: dr. Evita Wulandari, Sp.M
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. S
• Usia : 34 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : PNS
• Alamat : Tegalsari, Bruno
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Kedua mata merah, gatal, dan pegal jika
terkena sinar matahari sejak 4 hari
• Keluhan Tambahan
Mata merah disertai dengan mata berair,
lengket, dan muncul kotoran di mata
namun tidak terlalu banyak. Gangguan
penglihatan (-), silau (-), nyeri (-)
ANAMNESIS
5 HSMRS 4 HSMRS 3 HSMRS
- Anak pasien - Pasien bangun - Pasien
mengalami tidur sadar merasa
keluhan serupa mata memerah, keluhan
(kedua mata berair, & muncul
merah dan mengeluarkan
mengeluarkan kotoran. Pasien kembali
kotoran) masih dapat ketika pergi
membuka keluar rumah
- Anak berobat
di Dr. SpA, mata dan terpapar
keluhan - Pasien matahari
membaik membeli tetes
mata di warung
- Keluhan
sementara
membaik
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Riwayat keluhan serupa (+)
• Riwayat penyakit alergi dan asma  pasien
memiliki alergi dingin/pilek jika dingin (+)
• Riwayat Hipertensi dan Diabetes Mellitus disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
• Anak pasien mengalami keluhan serupa
• Riwayat alergi dan asma  anak pasien memiliki
alergi dingin/pilek jika dingin (+)
• Riwayat Hipertensi dan Diabetes Mellitus disangkal
Riwayat Personal Sosial:
•Pasien adalah seorang PNS di Kantor
Kelurahan. Pasien memiliki kebiasaan
merokok sebanyak ± setengah bungkus
dalam sehari.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
STATUS OFTALMOLOGIS
PEMERIKSAAN FISIK
OD OS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
USULAN PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan dengan slit lamp
• Pemeriksaan darah rutin (kadar
eosinofil)
• Pemeriksaan kadar IgE
• Scrapping konjungtiva dan
pemeriksaan histologis
• Pewarnaa gram/giemsa
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding Diagnosis Kerja

•ODS Konjungtivitis •ODS Konjungtivitis


Alergi Alergi
•ODS Konjungtivitis
Viral
•ODS Konjungtivitis
Jamur
•ODS Konjungtivitis
Parasit
PENATALAKSANAAN
Farmakologis
•Tetes mata fluorometholone (steroid) 3xODS
•Tetes mata cromolyn sodium (mast-cell stabilizer)
4xODS
•Tetes mata lubricants 6xODS (atau ketika mata tidak
nyaman)
Non-farmakologis
•Mencari ‘faktor pencetus’ munculnya keluhan dan
menghindari faktor pencetus tersebut
•Kompres air dingin untuk meredakan gatal
•Edukasi untuk menjaga kebersihan personal
PROGNOSIS
• Ad vitam : Dubia ad Bonam
• Ad sanationam : Dubia ad Malam
• Ad visam : Dubia ad Bonam
• Ad kosmetikam : Dubia ad Malam
ANATOMI

KONJUNGTIVA:
- Membran yang menutupi sklera dan
kelopak belakang
- Mengandung sel goblet yang
menghasilkan musin untuk membasahi
bola mata (kornea)
KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir
yang menutupi belakang kelopak dan bola mata.
Tanda -> dilatasi vaskular, infiltrasi seluler dan eksudasi.
Berdasarkan onset dan durasi:
1.Konjungtivitis akut  muncul tiba-tiba dan diawali dengan satu mata
(unilateral) serta dengan durasi kurang dari 4 minggu.
2.Konjungtivitis kronis  durasinya lebih dari 3 – 4 minggu.
ETIOLOGI
Infeksi Non-infeksi

• Bakterial • Alergi
• Klamidia • Autoimun
• Viral • Toksik (kimia atau
• Riketsia iritan)
• Parasitik • Penyakit sistemik 
Sindrom Steven-
Johnson
• Iritasi persisten akibat
produksi air mata yang
kurang
KONJUNGTIVIS ALERGI
Merupakan bentuk alergi pada mata yang disebabkan oleh
reaksi sistem imun pada konjungtiva.

Tanda dan gejala


• Bervariasi untuk tiap kelompok.
KONJUNGTIVIS ALLERGIKA
(Hipersensitivitas tipe cepat)

– Hay fever conjunctivitis (pollens, grasses, animal danders, etc).


• Merupakan inflamasi nonspesifik yang diasosiasikan dengan hay fever (rinitis
alergika). Terdapat riwayat alergi pada pollen, rumput, atau bulu hewan
sebelumnya. Mata akan gatal, berair, dan sangat merah. Jika alergen
persisten, maka akan tampak gambaran konjungtivitis papiler.
– Vernal keratoconjunctivitis
• Erat hubungannya dengan riwayat atopik secara umum. Gejala berupa gatal
dan keluar kotoran jernih yang kental. Tampakan dapat berupa konjungtivitis
folikuler atau papiler yang besar-besar.
– Atopic keratoconjunctivitis
• Dimiliki pada pasien dengan riwayat dermatitis atopik. Gejala berupa sensasi
panas terbakar dengan kotoran mukoid pada mata, mata merah, dan
fotofobia. Papila koeratokonjungtivitis lebih kecil.
– Giant papillary conjunctivitis
• Gejala mirip konjungtivitis vernal yang berkembang pada pasien dengan
penggunaan air mata artifisial dan lensa kontak.
PATOFISIOLOGI UMUM
• Permukaan mukosa konjungtiva = mukosa nasal 
alergen yang sama dapat induksi gejala
• Hay fever conjunctivitis/seasonal 
– Seasonal allergic conjunctivitis
Hanya terjadi di musim tertentu  alergen
predominan sesuai musim
– Perennial allergic conjunctivitis
Terjadi sepanjang musim  alergen predominan
rumahan
HIPERSENSITIVITAS TIPE 1
TANDA DAN GEJALA
– Hay fever conjunctivitis (pollens, grasses, animal danders, etc).
Injeksi konjungtiva, kemosis konjungtiva, dan edema palpebra
– Vernal keratoconjunctivitis
• Palpebral
Giant papillae (cobblestone) di tarsal superior, ptosis mekanis,
folikel, sikatrik subkonjungtiva, entropion
• Limbal
Papilla muncul di limbus (horner-trantas dots)
– Atopic keratoconjunctivitis
Kulit palpebra dermatitis (kering dan meradang), kemosis, papillae
(+) di tarsal inferior
– Giant papillary conjunctivitis
Giant papillae (cobblestone) di tarsal superior ukuran ≥ 0.3 mm,
biasanya terjadi pada pengguna lensa kontak yang lama
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
• Pemeriksaan diarahkan pada
anamnesis riwayat alergi dan tampilan
klinis. Penggunaan metode scrapping
dan melihat sel imun dibawah
mikroskop dapat dilakukan, namun
kurang efektif.
TATALAKSANA
Suportif
- vasokonstriktor-antihistamin topikal
- kompres dingin untuk mengurangi gatal
- antihistamin oral
- steroid topikal untuk mengurangi gejala
- Pada pasien dengan kecurigaan infeksi sekunder
bakteri  antibiotik topikal
- Alergi dengan air mata artifisial atau lensa kontak,
 menghentikan penggunaannya atau
mengalihkan dengan jenis lain.
- Menghindari kontak dengan alergen.
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
• Komplikasi dan prognosis bergantung pada
perjalanan dan lokasi penyakit. Pada VKC
dan AKC jika memberi komplikasi ulkus
kornea akan menyebabkan visual loss.
Penggunaan steroid topikal jangka panjang
memberi komplikasi berupa katarak dan
glaukoma.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai