Anda di halaman 1dari 15

MATA MERAH

NAMA KELOMPOK:
Syafira Syifa Dilara Abdul (4517111002)
Elioenai (4517111003)
Azzahra Gheby Tiur Susanto (4517111006)
Reski Amalia (4517111008)
Veronika Runtung (4517111011)
Citra Aulya Shaputri (4517111014)
Ferdinan Tandi Rura (4517111017)
Novia Dea Raba (4517111019)
Kamal Muqtadir Risq (4517111032)
Destri Neli Aris ( 4517111041)
Skenario 1
Seorang pasien laki- laki, 33 tahun, datang ke poliklinik mata dengan
keluhan mata merah dan nyeri. Dialami sejak 1 hari yang lalu
KATA SULIT: -

KATA KUNCI

Laki-laki 33 tahun

Mata merah dan nyeri

Dialami sejak 1 hari yang lalu


INFORMASI TAMBAHAN
• Anamnesis
1. apakah pasien merasa seperti ada benda asing atau berpasir pada mata?
2. Apakah terasa gatal?
3. Apakah mengalami keluar air mata yang banyak ?
4. Apakah pasien demam?
5. Apakah dikeluarga pasien ada yang menderita penyakit mata atau sakit mata ?
6. Apakah pasien ada riwayat menggosok mata dengan keras atau benda asing atau
trauma yang suda terkena mata?
7. Apakah pasien ini baru-baru ini melakukan renang?
8. Apakah sebelumnya ada kontak dengan penderita sakit mata?
9. Keluhan mata merah atau nyeri
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi organ yang terkait?
2. Bagaimana patomekanisme terjadinya mata merah?
3. Faktor resiko terjadi mata merah ?
4. Bagaimana promotif dan preventif?
5. Bagaimana perbedaan mata merah yang disebabkan oleh bakteri
dengan virus?
6. Diagnosis banding ?
ANATOMI, FISIOLOGI, HISTOLOGI
FAKTOR RESIKO MATA MERAH
1. Riwayat penyakit diantaranya:
- konjungtivitis
- Iridoskleritis akut
PATOMEKANISME TERJADINYA MATA MERAH
- Episkleritis
- Keratitis
- Glaukoma akut
- Skleritis
2. Riwayat pekerjaan diantaranya:
• Kelembapan udara
• Berdebu
• Berasap
• paparan sinar matahari atau sinar ultraviolet yang berlebihan
3. Riwayat kebiasaan diantaranya:
- Kurang tidur
- Menatap layar terlalu lama
- Berenang (klorin dari kolam renang)
MATA MERAH
PROMOTIF DAN PREFENTIF • Virus
Preventif
 Meningkatkan konsumsi buah dan sayur 1. Cairan (air mata tdk berwarna
terutama sayur hijau (bayam, kangkung, 2. Influensa (hidung tersumbat)

brokoli) yang kaya akan anti oxidant. 3. Pembekakan pada kelopak mata
4. Sangat menular
 Menghindari faktor risiko yang dapat 5. 7-10 hari biasanya sembuh
memici progresifitas penyakit dan segera
mencari penatalaksanaan atas faktor
risiko seperti penyakit mata, trauma • Bakteri
mata.
Promotif 1. sakit/nyeri mata,

 Edukasi pasien tentang penyakit , faaktor risiko, 2. bengkak,


upaya pencegahan penyakit. 3. kemerahan, dan
4. suatu jumlah kotoran yang sedang
 Penyuluhan singkat tentang pentingnya sampai besar, biasanya berwarna
menjaga kesehatan mata kuning atau kehijauan.

http://yankes.kemkes.go.id/read-ketahui-penyebab-mata-merah-dan-cara-mengatasinya-4081.html
PEMBAHASAN
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
EPISKLERITIS
KONJUNGTIVITIS • DEFENISI : radang jar.ikat vaskuler antara konjugtiva dan
• DEFENISI : peradangan konjungtiva permukaan sclera
• ETIOLOGI : infeksi virus, bakteri, alergi, peradangan • ETIOLOGI : belum pasti (tapi ada Beberapa yg
(antar lensa) berhubungan dgn episkleritis : rheumatoid atritis, gout,
lupus, dll
• EPIDEMIOLOGI: Penyakit tersering mengenai • EPIDEMIOLOGI : >>wanita;pria, rata2 40-50 thn
masyarakat, semua gol populasi dan sering pada
musim panas (negera 4 musim), • GEJALA KLINIS : sakit mata dgn nyeri ringan, mata kering,
mata merah, kepekaan terhdp cahaya, tdk mempengaruhi
• GEJALA KLINIS : mata merah, mata berair, gatal, visus, kelopak mata bengkak, konjugtiva bulbi kemosis,
peka terhadap cahaya, eksudasi, pseodoptosis, lakrimasi, rasa terbakar/sensasi benda asing
kemosis, hipertropi papil/folikel
• PEMERIKSAAN : slit lamp, segmen anterior, mikrobiologi
• PEMERIKSAAN: slit lamp, segmen anterior, tes, tekanan bola mata, flurosence, pem’leb (LED,
mikrobiologi tes, tekanan bola mata, flurosence rheumatoid fader)
• PENATALAKSANAAN : Antibiotik (klorofenikol), • PENATALAKSANAAN :
Antivirus ( self limited/steroid), Alergi (Anti Medikamentosa : kortikosteroid topical, self self
histamine) limiting (biasanya sembuh 1-2 miggu), keluhan berat
• EDUKASI : bersikan secret , menggunakan kaca (steroid dan anti inflamasi Non steroid), Air mata
mata, menerapkan keberihan buatan
Non medikamentosa : kompres air dingin pada
• KOMPLIKASI : keratokonjugtivitis, peningkatan TIO palpebral, penggunaan kaca mata
(jarang)
• KOMPLIKASI : keratitis supervisial, skleritis, iritis
• PROGNOSIS : Ad vitam : Bonam , Ad functionam :
Bonam , Ad sanationam : Bonam • PROGNOSIS ; Ad vitam : Bonam , Ad functionam : Bonam
, Ad sanationam : Bonam
Panduan praktik layanan primer (SKDI) : http://www.idionline.org/berita/panduan-praktik-klinis-bagi-
dokter-di-fasilitas-pelayanan-kesehatan-primer/ Albiani David, Asbury Taylor, Augsburger James, et al: Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta: EGC, 2007.
https://www.academia.edu/6174407/1_-_Konjungtivitis_-_Lusy Watson P, Hayreh S. Scleritis and episcleritis. British Journal Ophtalmology. 1976.
Ilyas, S. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2008
SKLERRITIS PTERIGIUM
• DEFENISI : gangguan granulomatosa kronik, di tandai destruksi • DEFENISI : pertumbuhan jaringan berbentuk segitiga yang tumbuh dari
kolagen, sebukan sel dan kelainan vaskuler yang mengisyaratkan arah konjungtiva menuju kornea pada daerah inter palpebral
adanya vaskulitis • ETIOLOGI : masih belum jelas, diduga suatu fenomena iriatif akibat
• ETIOLOGI : Penyakit autoimun, ggn metabolic, infeksi, paparan sinar ultraviolet, pengeringan dan lingkungan dengan angin yang
pnyk.granulomatosa, banyak (UV, genetic, iritasi kronik)
• EPIDEMIOLOGI :Skleritis terjadi bilateral, >>wanita:pria, usia 50- • EPIDEMIOLOGI: >>daerah panas dan kering, jarang dibawa 15 thn,
60 tahun. >>dekade ke2-4 (20-49 thn) >>usia muda:tua, 4xberesiko pd pria;wanita
• GEJALA KLINIS : nyeri hebat, mata merah, fotofobia, bola mata • GEJALA KLINIS : asimtomatik, mata merah, iritasi mata, sensasi adanya
sakit bila digerakan, mata berair, visus turun, sclera bengkak benda asing, fotofobia, penurunan visus, mata silinder
• PEMERIKSAAN : slip lamp, daylight, …….., leb • PEMERIKSAAN : slit lamp
• Stadium I : belum mencapai limbus
• PENATALAKSANAAN : steroid, antibiotic, obat-obatan • Stadium II : sudah melewati limbus dan belum mencapai pupil
imunosupresan, antiinflamasi non-steroid
• Stadium III : sudah menutupi pupil
• KOMPLIKASI : keratitis, uveitis, glaucoma, ablesio retina, katarak • Stadium IV : sudah melewati pupil
• PROGNOSIS ; Ad vitam : dubia at Bonam , Ad functionam :dubia • PENATALAKSANAAN : st 1: air mata buatan, st 2,3,4: dirujuk u/ Op
at Bonam , Ad sanationam :dubia at Bonam
• EDUKASI : menggunakan kacamata hitam (u/ melindungi dari UV, debu),
melindungi mata dlm keadaan kering,
• KOMPLIKASI : astigmatisme, iritasi, scar (parut) pd konjungtiva atau
http://repository.unimus.ac.id kornea
Sumber : Ilyas, Sidarta. 2014. Ilmu Penyakit Mata. Ed 5. Jakarta : Badan Penerbit FK UI, p: 122.
• PROGNOSIS ; Ad vitam : Bonam , Ad functionam : Bonam , Ad
sanationam : Bonam
• Syawal, St. Rukiah dkk. 2017. Buku Ajar Bagian Ilmu Kesehatan Mata. Makassar. Universitas Muslim Indonesia.
• Mulyani E, Susilowati D. Distribusi dan Karakterisitik Pterigium di Indonesia. Jakarta: Buletin Penelitian Sistem Kesehatan; 2011. H.14, 84–49.
• Donald T, et all. Pterigium, Clinical Ophthalmology - An Asian Perspective. Chapter 3. Singapore: Saunders Elsevier; 2005. P.207-14.
• Ilyas HS. Ilmu penyakit mata. Edisi III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. H.116-20.
• Kanski JJ. Pterigium, Clinical Ophthalmology a Systematic Approach. Chapter 4. Butterworth Heinemann Elsevier; 2007. P.242-5.
• Soewono W, Oetomo MM, Eddyanto. Pterigium in: Pedoman Diagnosis dan Terapi. Edisi III. Jakarta: Bag/SMF Ilmu Penyakit Mata; 2006. P.102-4.
PENDARAHAN SUB-KONJUNGTIVA
• DEFENISI :kondisi mata merah akibat rupturnya pembuluh darah konjungtiva
sehingga terjadi akumulasi darah di subkonjungtiva
• ETIOLOGI :robekan pada pembuluh darah dibawah lapisan konjungtiva.
• EPIDEMIOLOGI : semua usia dan meningkat sesuai pertambahan usia
• GEJALA KLINIS : kemerahan pd putih mata (sklera), Gejala perdarahan umumnya
meluas dalam 24 jam pertama, kemudian akan berkurang perlahan-lahan dan
dapat sembuh sendiri selama kurang lebih 2 minggu, umumnya 7-12 hari.
Perdarahan subkonjungtiva kebanyakan terjadi pada salah satu mata dan tidak
memberikan gejala gangguan penglihatan atau nyeri, gatal.
• PEMERIKSAAN : snelen tes (jika perlu, terutama u/traumatic),slit lamp, Leb
• PENATALAKSANAAN : tdk memerlukan obat2, kecuali pasien mengeluhkan rasa
tidak nyaman atau rasa iritasi, dapat diberikan tetes air mata buatan 4 kali sehari,
vasokontriktor dan multivitamin u/ < pendarahannya, mengobati factor resikonya
• EDUKASI : pendarahan akan sembuh 1-3 minggu sehingga tdk perlu kawatir,
apabilah dlm 3 minggu belum sembuh sempurna, penuruna visus, pendarahan
berulang kontrol kembali
• KOMPLIKASI : pendarahan subkonjugtiva merupakan ggn mata ringan, komplikasi
oftalmik (jarang terjadi)
• PROGNOSIS ; Prognosis perdarahan subkonjungtiva baik karena dapat
direabsorpsi tanpa diperlukan penatalaksanaan khusus. Perdarahan
subkonjungtiva spontan umumnya tidak mengganggu tajam penglihatan atau
menyebabkan kebutaan.
Kiratli H, Tarlan. Subconjunctival hemorrhage: risk factors and potential indicators. Clinical Ophthalmology, 2013. 1163. doi:10.2147/opth.s35062Sahinoglu-Keskek N, Cevher S, Ergin
A. Analysis of subconjunctival hemorrhage. Pakistan Journal of Medical Sciences, 2012. 29(1). doi:10.12669/pjms.291.2802
TABEL DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

KONJUNGTIVITIS EPISKLERITIS SKLERITIS PTERIGIUM PENDARAN Sub-


KONJUNGTIVA
USIA 33 thn + + (>>wanita) +/- + +
Mata merah + + + + +
Mata nyeri + + + + -
-
1 hari yang lalu + + (4-5 minggu setelah
- +
episkleritis)

Anda mungkin juga menyukai