Anda di halaman 1dari 19

MODUL 1 MATA MERAH

BLOK SISTEN INDERA KHUSUS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2019

Tutor : dr. Rasfayanah, M. Kes


KELOMPOK 15
1. KARISMAN (11020170129)

2. INDAH SETIYANI ULUM (11020170134)

3. NUR SASKIAH (11020170140)

4. NURUL AZIZAH AN’NAAJIYYAH (11020170148)

5. ROSMELIDIAN SAFARI ODE ARLI (11020170153)

6. MELLY SYAFRIDA PUTRI (11020170163)

7. NITA RAMDHANI (11020170164)


SKENARIO 1

Seorang pasien laki-laki berusia 25 tahun datang


dengan keluhan mata kanan merah tidak pernah
berhenti sejak 3 minggu yang lalu. Awalnya
terkena benda asing saat mengendarai motor.
Setelah itu mata merah dan berair. Sudah berobat
ke puskesmas namun tidak sembuh. Saat ini
penglihatan sangat menurun sejak 1 minggu
terakhir dan mata hitam tampak memutih disertai
nyeri yang hebat pada mata VOD : 1/300 dan
VOS : 6/6.
KATA SULIT

01 02
VOD : VOS :
Ketajaman Ketajaman
penglihatan penglihatan
mata kanan mata kiri
KATA KUNCI
Laki-laki berusia 25 tahun

Penglihatan sangat menurun


Keluhan mata kanan merah sejak 3
sejak 1 minggu terakhir
minggu yang lalu

Awalnya terkena benda asing Mata hitam tampak memutih disertai


nyeri

Mata merah dan berair


Mata VOD : 1/300 dan VOS : 6/6.
PERTANYAAN PENTING !
01 05
Bagaimana mekanisme mata Apa diagnosis banding dari skenario ?
merah, mata berair, mata nyeri !

02 06
Jelaskan etiologi dari mata merah ! Bagaimana penatalaksaan awal dari
skenario ?

03 07
Sebutkan penyakit mata merah apa Jelaskan tindakan preventif,
saja yang tergolong dalam visus komplikasi & prognosis untuk
menurun dan visus normal ! mata merah !

04 08
Bagaimana langkah-langkah Bagaimana prespektif islam
diagnosis dari skenario ? dari skenario ?
ANATOMI DAN FISIOLOGI BOLA MATA
Mekanisme Melihat :

Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.

Lensa mata memfokuskan cahaya

Bayangan benda jatuh tepat di retina mata.

Ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan


bayangan benda tersebut ke otak.
Mekanisme mata merah
Hyperemia terjadi akibat bertambahnya asupan pembuluh
darah ataupun berkurangnya pengeluaran seperti pada
pembendungan pembuluh darah, pelebaran pembuluh
daran ataupun perdarahan antara konjungtifa dan skela
inilah yang menyebabkan mata terlihat merah

Sumber : Sherwood lauralee, 2012, fisiologi manusia dari sel ke siste edisi 6, penerbit buku kedokteran EGC, jakarta
Mekanisme Mata Berair
Di atas masing-masing mata terdapat kelenjar lacrimal
sekretorik yang terus menerus mengahsilkan sekresi lakrimal
(air mata ). Kedipan menyebarkan sekresi akrimal di seluruh
permukaan luar bola mata dan permukaan dalam kelopak
mata. Sekresi lakrimal mengandung mucus, garam dan
enzim antibacterial lisozim. Sekresi lakrimal membersihkan,
melindungi, melembabkan dan melumasi permukaan mata
(konjungtiva dan kornea). Mata berair yang dialami pasien
merupakan proses proteksi mata terhadapalergen sehingga
mata mengalami hipersekresi lakrimal

Sumber : Ilyas sidarta, Yulianti Rahayu, 2015, ilmu penyakit Mata edisi ke 5, fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Mekanisme Nyeri
Ketika terjadi kerusakan jaringan pada mata, maka respon
tubuh adalah dengan mengeluarkan sel sel radang, sel sel
radang seperti prostaglanding menambah kepekaan
nosireseptor , sinyal nyeri yang didapat dari nosireseptor
tersebut kemudian disalurkan ke saraf afferen melalui
serabut saraf alfa dan c, dengan perantara substantia P
yang dikeluarkan oleh serat serat nyeri afferen rangsangan
di kirim ke thalamus dan kemudia kememicu respon tubuh
terhadap nyeri yang dirasakan pada mata.

Sumber : Ilyas sidarta, Yulianti Rahayu, 2015, ilmu penyakit Mata edisi ke 5, fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Penyebab Mata Merah

Mata Mata
Mata
merah merah
merah
karna secara
noninfeksi
infeksi umum

• Bakteri • Alergi • Akibat peradangan


• Chlamydia • Iritasi • Lelah karena
beraktifitas
• Ngantuk
• Minum minuman
beralkohol
• Merokok
Mata Merah dengan Visus Normal
Pterigium :
Konjungtivitis :
pertumbuhan jaringan fibrovaskuler
inflamasi konjungtiva dan ditandai
pada konjungtiva dan tumbuh
dengan pembengkakan dan eksudat
menginfiltrasi permukaan kornea

Episklerits : Skleritis :
kondisi peradangan yang gangguan granulomatosa kronik yang
mempengaruhi jaringan episklera yang ditandai dengan infiltrasi selular,
terletak di antara konjungtiva dan destruksi kolagen, dan remodelling
sclera vascular.

Sumber :
• Vaughan, Asbury. Oftalmologi umum. anatomi & embriologi mata: Glaukoma. Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2015. hal.1-228.
• Ardalan Aminlari, MD, Ravi Singh, MD, and David Liang, MD.Management of Pterygium. Opthalmic Pearls.2010
• Caldwell, M. Pterygium. [online]. 2011 [cited 2011 August 11]. Availablefrom : www.eyewiki.aao.org/Pterygium
• Ilyas Sidarta, Dr. Prof. H. (2004). Masalah Kesehatan Mata Anda. FakultasKedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Mata Merah Visus Menurun
Ulkus Kornea :
Keratitis : Ulserasi kornea dapat Radang Uvea : Glaukoma kongestif akut
infeksi pada kornea meluas ke dua arah yaitu
melebar dan mendalam
• Keratitis pungtata • Gejala Subjektif sama dgn • Peradangan uvea • Kelopak mata bengkak
superfisialis keratitis unilateral, dapat • konjungtiva bulbi yang
• Keratitis flikten • Gejala Objektif berupa disebabkan oleh efek sangat hiperemik
• Keratitis Sika injeksi siliar, hilangnya langsung suatu infeksi • Refleks pupil lambat atau
sebagaian jaringan kornea, atau merupakan fenomena
• Keratitis Lepra tidak ada
dan adanya infiltrat. Dapat alergi terhadap antigen
• Keratitis Numularis • Tajam penglihatan
jg terjadi iritis disertai dari luar atau antigen dari
menurun
hipopion. dalam
• Penglihantannya kabur
• Uveitis Anterior
sekali dan dilihatnya warna
• Gejala Objektif Iridosiklitis pelangi di sekitar lampu

Referensi :
• Ilyas, Sidharta; Mailangkay; Taim, Hilman; Saman,Raman; Simarmata,Monang; Widodo,Purbo. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Edisi kedua. Sagung Seto. Jakarto. 2002.
• Ilyas,Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ketiga. Balai Penerbitan FKUI. Jakarta. 2006.
• Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi Empat belas. KDT. Jakarta. 2006.
• Radjamin, Tamin, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia. Airlangga University Press. Surabaya. 1984.
Langkah-langkah diagnosis dari skenario !

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Penunjang


•Beri salam/ memperkenalkan diri •Pemeriksaan tanda vital •Pemeriksaan kultur bakteri dari
dengan cara yang sopan •Pemeriksaan Visus sekret mata yang purulen
•Tanyakan identitas penderita •Melakukan pemeriksaan segmen •Pemeriksaan darah lengkap
•Tanyakan keluhan utama anterior bola mata •CT-scan dan MRI
•Tanyakan lebih detail hal yang •Melakukan pemeriksaan bola mata •Uji sensitivitas
berhubungan dengan keluhan utama dengan metode palpasi •Tes Flouresin
misalnya, keluhan terjadi di satu mata •Pemeriksaan tekanan bola mata
atau kedua mata, onset, gatal, berair dengan Tonometer Schiotz
dll •Melakukan pemeriksaan segmen
•Tanyakan kelainan mata yang pernah posterior
di derita. •Pemeriksaan lapangan pandang
•Tanyakan riwayat penyakit yang lain •Pemeriksaan Funduskopi
seperti diabetes, hipertensi, thyroid,
dll
•Tanyakan riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga/lingkungan

Sumber :
• Ilyas Sidarta, Yulianti Rahayu. 2015. Ilmu Penyakit Mata ed. 5. Jakarta : Penerbit FKUIHalaman 119-1205.
• Penuntun CSL FK UNHAS
Apa Saja Diagnosis Banding dari Skenario ?
KERATITIS SKLERITIS UVEITIS
DEFINISI Kornea adalah selaput bening mata yang Skleritis didefinisikan sebagai gangguan Uveitis adalah inflamasi primer traktus uvea yang
merupakan bagian selaput mata yang granulomatosa kronik yang ditandai oleh destruksi disebabkan oleh beragam penyebab insidens uveitis
tembus cahaya dan menutup bola mata kolagen, sebukan sel dan kelainan vaskular yang Uveitis anterior adalah inflamasi yang terbatas pada
sebelah depan. mengisyaratkan adanya vaskulitis. iris (iritis), atau pada iris dan badan siliar (iridosiklitis)

ETIOLOGI  Kelainan pada bulu mata (trikiasis) Penyakit autoimun, penyakit granulomatous, umumnya idiopatik, tetapi dapat terjadi karena
 kelainan sistem air mata (insufisiensi gangguan metabolik, infeksi, radiasi, kimia penyebab infeksi, trauma, iatrogenic (pasca bedah,
air mata, sumbatan saluran lakrimal). terkait obat), dan mediasi sistem imunologi (dengan
 Faktor eksternal, yaitu : luka pada atau tanpa penyakit sistemik).
kornea (erosio kornea), karena trauma,
penggunaan lensa kontak, luka bakar
pada daerah muka.
 Bakteri.
 Virus : herpes simplek, zooster, variola
 Jamur : golongan kandida, fusarium,
aspergilus, sefalosporium

EPIDEMIOLOGI Insidensi keratitis mikrobial secara global Terjadi pada berbagai usia (puncak dekade ke-5, Penderita umumnya berada pada usia 20-50 tahun.
sekitar 0,4 sampai 5,2 per 10.000 orang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan laki- Setelah usia 70 tahun, angka kejadian uveitis mulai
setiap tahunnya. Insidensi ini lebih tinggi laki berkurang. Pada penderita berusia tua umumnya
pada negara berkembang dibandingkan uveitis diakibatkan oleh toksoplasmosis, herpes
negara maju. zoster, dan afakia.
KERATITIS SKLERITIS UVEITIS
MANIFESTASI nyeri, peka terhadap cahaya (fotofobia) dan Rasa nyeri, mata berair, fotofobia tanpa di Nyeri dengan onset mendadakdan
KLINIS peningkatan pembentukan air mata, yang sertai sekrer mukopurulen, spasme dan Mata merah tanpa secret (discharge)
kesemuanya bisa bersifat ringan gangguan penurunan ketajaman penglihatan Dengan atau tanpa penurunan tajam
penglihatan, mata merah, mata terasa penglihatan ringan.
gatal, kotoran mata Bertambah pada penekanan kelopak mata,
dan dapat menjalar ke pelipis. Fotosensitivitas,
khususnya sinar matahari, akan membuat
semakin tidak nyaman; hal ini dikenal sebagai
fotofobia.

TATALAKSANA Pengobatan umumnya untuk ulkus kornea Indometasin 100 mg/hari Obat antiviral dan antibiotic (contohnya pada
adalah dengan sikloplegik, antibiotika yang Ibuprofen 300 mg/hari borreliosis) sedangkan untuk uveitis non-
sesuai dengan topikal dan subkonjungtiva, Prednison 80 mg/hari infeksi, tatalaksana bersifat simtomatik. Terapi
dan pasien dirawat bila mengancam Dan obat imunosupresif adalah siklofosfamid local terdiri dari pemberian tetes mata
perforasi, pasien tidak dapat memberi obat kortikosteroid dan siklopegik untuk mencegah
sendiri, tidak terdapat reaksi obat, dan sinekia posterior antara iris dan lensa serta
perlunya obat sistemik. mengurangi nyeri dengan cara
mengistirahatkan badan siliar. Apabila
diperlukan dapat diberikan kortikosteroid
subkonjungtival, parabulbar atau oral.
Penatalaksanaan Awal
Sedatif/Antipiretik Dekongestif
• Untuk hilangkan • Untuk mengurangi
Benda asing dan bahan yang nyeri tanda-tanda radang
merangsang harus segera
dihilangkan. Lesi kornea sekecil
apa pun harus diperhatikan dan
diobati sebaik-baiknya. Obat yang
dapat diberikan ialah : Skopolamin Antibiotik
• sebagai anti- • Sesuai kausanya
muskarinik
(midriatika)
Komplikasi & Prognosis
Komplikasi yang paling sering timbul berupa :

• 1. Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat.


• 2. Irregular silindris
• 3. Kornea perforasi
• 4. Prolaps iris
• 5. Sikatrik kornea
• 6. Katarak
• 7. Glaucoma sekunder

Prognosis

• Prognosis tergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat


pertolongan, jenis microorganism penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang
timbul. Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan
serta timbulnya komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk. Penyembuhan
yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini,
apabila tidak ada ketaatan pada penggunaan obat antibiotika maka dapat
menimbulkan resistensi.

Sumber :
• Riordan, paul et al .Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Edisi Ke-17.Jakarta:EGC,2010
• Janumalla H, Sehgal PK,Mandal AB. Bacterial Keratitis-Causes Symptoms and Treatment .
Prespektif Islam Dari Skenario
Rasulullah ,‫ﷺ‬
bahwasannya beliau
bersabda,
‫ْب َد َوا ُء‬
َ ‫صي‬ ِ ُ ‫ فَإِ َذا أ‬،‫ِل ُك ِِّل َداءٍ َد َوا ُء‬
َ ِ‫َّاء بَ َرأَ بِإِ ْذ ِن للا‬
‫ع َّز َو َج َّل‬ ِ ‫الد‬
“Setiap penyakit ada
obatnya. Apabila obat
itu tepat untuk suatu
penyakit, penyakit itu
akan sembuh dengan
seizin Allah ‘Azza wa
Jalla.”

Anda mungkin juga menyukai