Anda di halaman 1dari 23

Konjungtivitis Viral

Herpes Simpleks
Pembimbing :
dr. Agah Gadjali, SpM
dr. Harmansyah, SpM
dr. Henry A. W, SpM
dr. Gartati Ismail, SpM
dr. Mustafa K. Shahab, SpM
dr. Susan Sri Anggraini, SpM

disusun oleh :
Cindy Julia Amanda 1102013063
Fawzia Devi Fitriani 11012013110
PENDAHULUAN

Konjungtiva adalah Karena lokasinya,


membran mukosa yang konjungtiva terpapar
transparan dan tipis yang terhadap mikroorganisme
membungkus tarsus dan faktor lingkungan lain
posterior (konjungtiva yang menganggu.
tarsal) dan permukaan Konjungtivitis virus adalah
anterior sklera penyakit mata yang umum
(konjungtiva bulbi) ditemukan baik di
Indonesia maupun di
seluruh dunia
PENDAHULUAN

Kelainan mata yang


diakibatkan oleh infeksi
virus herpes simpleks
meliputi bleparitis,
konjungtivitis, keratitis,
uveitis, dan glaukoma
sekunder
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI KONJUNGTIVA


FISIOLOGI KONJUNGTIVA

◈ Membasahi mata ◈ menyediakan ◈ melindungi mata,


dengan air mata kebutuhan dengan
oksigen ke mekanisme
kornea ketika pertahanan
mata sedang spesifik dan
terbuka nonspesifik
KONJUNGTIVITIS VIRAL HERPES SIMPLEKS

◈ Konjungtivitis merupakan
radang konjungtiva atau
radang selaput lendir yang
menutupi belakang kelopak
dan bola mata. Reaksi
inflamasi ini ditandai dengan
dilatasi vaskular, infiltrasi
seluler dan eksudasi
KONJUNGTIVITIS VIRAL HERPES SIMPLEKS

◈ Konjungtivitis viral herpes


simpleks adalah
konjungtivitis yang
disebabkan oleh virus herpes
simpleks. Merupakan infeksi
berulang pada mata. Sering
disertai infeksi herpes pada
kulit
VIRUS HERPES SIMPLEX

◈ HSV merupakan virus DNA untai


ganda dari famili Herpesviridae dan
subfamili Alphaherpesvirinae dengan
kemampuan biologis berupa :
1. Neurovirulensi
2. Latensi
3. Reaktivasi
VIRUS HERPES SIMPLEX

Herpes pada mata


disebabkan oleh virus
HSV1. Infeksi ini lebih
rentan menyebar dari
kontak langsung dengan
kulit atau cairan tubuh
yang terinfeksi HSV-1

Setelah terinfeksi HSV-


1, Virus masuk pada
fase dorman
sementara dan
kemudian diaktifkan
kembali sewaktu-
waktu, terutama ketika
daya tahan tubuh
sedang lemah
PATOFISIOLOGI

Konjungtivitis timbul sebagai akibat


penurunan imun penjamu
(pertahanan primer dan sekunder)
dan kontaminasi eksternal

Patogen yang infeksius menginvasi


tempat yang berdekatan dengan
aliran darah dan bereplikasi di dalam
sel mukosa konjungtiva

Infeksi viral menyebabkan respon


imunologik dan aktifnya leukosit
untuk membunuh virus, sehingga
menarik leukosit ke area tersebut

Leukosit ini mencapai permukaan


konjungtiva dan berakumulasi disana
sehingga membentuk sekret
MANIFESTASI KLINIS

Nodus
preaurikuler Konjungtivitis
nyeri folikular

Edema
Mata merah palpebra

Vesikel di
Sekret mukoid palpebra

Lesi pada
Fotofobia ringan
kornea
Nyeri
DIAGNOSIS

◈ Berdasarkan pemeriksaan fisik dan


penunjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

◈ Diagnosis ditegakkan dengan menemukan


sel raksasa pada pewarnaan giemsa, kultur
virus, dan sel inklusi intranuklear
◈ pemeriksaan mata : pemeriksaan tajam
penglihatan, pemeriksaan dengan uji
konfrontasi, kampimeter, dan perimeter,
pemeriksaan dengan melakukan uji
fluoresein, pemeriksaan oftalmoskop,
pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe.
DIAGNOSIS BANDING

SIMPLEX ZOSTER

Lesi pada kulit

Manifestasi pada mata • Mata merah • Mata merah


• Nyeri • Nyeri dermatom
• Edema • Edema
• Panas • Petechial hemorrhage
• Terasa seperti ada • +/- pseudodendritik
benda asing • +/- keratitis pungtata
• Ulkus • +/- infiltrat pada anterior
• +/- penurunan visus stroma
• +/- keratitis pungtata
• +/- keratitis dendritik
TATALAKSANA

◈ Asiklovir oral 3 x 400mg/hari selama 7-10 hari.


◈ Asiklovir salep 3% setiap 4 jam
◈ pemberian air mata buatan (tetes mata) dan kompres
dingin
◈ Steroid tetes deksametason 0,1 % diberikan bila terdapat
episkleritis, skleritis, dan iritis
◈ Antibiotik topikal dapat dipertimbangkan jika konjungtivitis
tidak sembuh setelah 10 hari dan diduga terdapat infeksi
bakteri
◈ Jika terjadi ulkus kornea perlu dilakukan debridemen
dengan cara mengoles salep pada ulkus dengan swab
kapas kering, tetesi obat antivirus, dan ditutup selama 24
jam.
KOMPLIKASI

◈ Konjungtivitis herpes simpleks jika


tidak ditangani dengan cepat akan
menyebabkan keratitis, ulkus kornea,
kehilangan penglihatan, Penyebaran
infeksi ke organ tubuh lainnya, dan
menyebabkan infeksi bakteri.
PROGNOSIS

◈ Quo ad vitam : Ad Bonam


◈ Quo ad functionam : Dubia ad malam
◈ Quo ad sanactionam : Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA

◈ Budhiastra, P et al. Pedoman Diagnosis dan terapi penyakit Mata RSUP Sanglah
Denpasar. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.
2009.
◈ Garcia-Ferrer FJ, Schwab IR, Shetlar DJ. Conjunctiva. In: Riordan-Eva P, Whitcher JP
(editors). Vaughan & Asburry’s General Opthalmology. 16th edition. McGraw-Hill
Companies. USA: 2004. p108-112
◈ Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2005.
p128-131
◈ Scott, IU. Viral Conjunctivitis. 2011. Available:
http://emedicine.medscape.com/article/1191370-overview#showall
◈ Sidarta I, SR Yulianti. Ilmu Penyakit Mata, Cetakan IV, Balai Penerbit FK UI, Jakarta
2011: Hal1-2 ; 92-94
◈ Susila, Niti et al. Standar Pelayanan Medis Ilmu Kesehatan Mata FK UNUD/RSUP
Sanglah Denpasar. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata FK UNUD/RSUP Sanglah
Denpasar. 2009.
◈ Voughan, Daniel G, Asbury, Taylor. Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum (General
Ophthalmology). Ed. 14. Widya Medika, Jakarta : 2000.
◈ Wijana, Nana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Abadi Tegal, Jakarta: 1993. 42-50.14.
TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai