Anda di halaman 1dari 43

REFERAT

Mata Merah Visus Normal


Oleh :
Anggelina Tania Woda Lado
112017051
Periode 11 November 2019 – 14 Desember 2019
 
Pembimbing :
dr. Santi Anugrahsari, SpM, MSc
 
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
KATA PENGANTAR
  Injeksi konjungtiva Injeksi siliar Injeksi episklera

Asal MATA MERAH


a.konjungtiva
a.siliar
posterior
a.siliar longus

Kornea segmen

Memperdarahi
Inflamasi akut Konjungtiva bulbi
anterior
Intraocular

•Lokalisasi Konjungtiva
Dilatasi pemb. Dasar konjungtiva
darah konjungtiva Episklera
Warna Merah Ungu Merah gelap
• aliran/lebar
Arah Ruptur pemb. darah
Ke perifer Ke sentral Ke sentral
•Konjungtiva
Deposit darah
Ikut bergerak Tidak bergerak Tidak bergerak
digerakkan

Dg epinefrin 1:1000 Menciut Tidak menciut Tidak menciut

Glaukoma,
Kornea, iris,
Penyakit Konjungtiva endoftalmitis,
glaukoma
panoftalmitis
Sekret + - -
Penglihatan Nomal Menurun Sangat menurun
Mata Merah dengan Visus Normal

Mata merah dengan penglihatan


normal dan tidak kotor/sekret

Mata merah dengan penglihatan


normal dan kotor/sekret
Mata Merah Visus Normal
tanpa Sekret

• Pterigium
• Pseudopterigium
• Pinguekula & Pinguekula Iritans
• Hematoma Subkonjungtiva
• Episkleritis-Skleritis
PTERIGIUM
• pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva,
degeneratif & invasif.
Letak
Etiologi:
:
- Iritasi
celah kelopak
debu, bag.
cahaya
nasal/temporal
sinar matahari,
konjungtiva
udara panas
- Radang segitiga
berbentuk
- Degenerasi
puncak daerah kornea

Gejala:
- Tanpa keluhan/ keluhan mata iritatif
- Gangguan penglihatan (menutupi kornea)
PTERIGIUM

Gambaran klinik
1. Dellen
2. Iron line /
Stocker’s Line

Diagnosis Banding Terapi:


- Pseudopterigium - Air mata buatan – steroid
- Pannus (bila inflamasi)
- Kista Dermoid - Konservatif
PSEUDOPTERIGIUM
• Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat.

Letak:
Daerah konjungtiva terdekat
dengan proses kornea sebelumnya

• Probe test (+)

• Anamnesis:
kelainan kornea sebelumnya  ulkus kornea
PINGUEKULA & PINGUEKULA IRITANS
• Benjolan pada konjungtiva bulbi  degenerasi hialin jar.
submukosa konjungtiva

• Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula.


Inflamasi/iritasi  pembuluh darah sekitar melebar

• Terapi, pinguekulitis  steroid


HEMATOMA SUBKONJUNGTIVA

Perdarahan terjadi akibat


pecahnya pembuluh darah rapuh

Etiologi
- Trauma (langsung-tidak langsung)
- Usia
- Hipertensi
- Arteriosklerosis
- Konjungtivitis hemoragik
- Anemia Biasanya tidak perlu
- Batuk rejan pengobatan.
Diserap spontan 1-3 minggu
EPISKLERITIS
• Radang jar.ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva—
permukaan sklera

Etiologi
- Hipersensitivitas terhadap
penyakit sistemik (TB,AR,SLE)
- Reaksi toksik, alergik, infeksi
- Spontan, idiopatik

• Gejala - mengenai 1 mata


– Mata terasa kering
– Rasa mengganjal
- Perempuan usia pertengahan
– Rasa sakit ringan dgn RA
EPISKLERITIS
Gambaran Klinis
- benjolan setempat, batas tegas, warna merah ungu di
bawah konjungtiva

- Benjolan ditekan kapas  sakit

- Diangkat konjungtiva di atasnya: mudah


terangkat/dilepas dr pembuluh darah yg meradang

Terapi
- Vasokonstriktor (fenil efrin 2.5% topikal)
- Keadaan berat: kortikosteroid tetes mata, sistemik, salisilat
SKLERITIS
• Reaksi peradangan pd sklera

• Etiologi :
– Penyakit fibroblas
– Pasca herpes
– Sifilis
– Gout Gejala
• Mata merah berair
• Terapi • Nyeri hebat
– NSAID: indometacin 100mg/hari
• Silau
• Pedih
– Ibuprofen 300 mg/hari
• Penglihatan buram
Mata Merah Visus Normal
dengan Sekret

• Konjungtivitis (Akut & Menahun)


• Keratokonjungtivitis limbus superior
• Penyakit konjungtiva etiologi tidak jelas
• Konjungtivitis Dry Eyes (Mata Kering)
• Defisiensi vit.A
KONJUNGTIVITIS AKUT
Konjungtivitis Bakteri Akut
Konjungtivitis Gonore
Oftalmia Neonatorum
Konjungivitis Angular
Konjungtivitis Mukopurulen

Konjungtivitis Virus Akut


Demam faringokonjungtiva
Keratokonjungtivitis epidemi
Konjungtivitis herpetik
Konjungtivitis Varicella-Zoster
Konjungtivitis inklusi
Konjungtivitis New Castle
Diagnosis Banding
Konjungtivitis
Bakteri
Fungus dan
Manifestasi Virus Alergi
Purulen Non purulen parasit

Sekret Sedikit Banyak Sedikit Sedikit Sedikit


Air mata Banyak Sedang Sedang Sedikit Sedang
Gatal Sedikit Sedikit     Hebat
Injeksi Umum Umum Lokal Lokal Umum
Nodul pre-aurikular Sering Jarang Sering Sering  
Pewarnaan Monosit Bakteri Bakteri Biasanya Eosinofil
Swab Limfosit PMN PMN Negatif  
Sakit tenggorokan dan Kadang Kadang      
panas yang menyertai
Konjungtivitis Gonore
• Konjungtivitis akut, • Terdapat 3 bentuk
hebat – Oftalmia
• Disebabkan gonokokus neonatorum
– Konjungtivitis
gonore gonore infantum
• Penularan: – Konjungtivitis
– Jalan lahir gonore adultorum
– Dari ibu yg terinfeksi
– Penularan peny.kelamin sendiri
Konjungtivitis Gonore
• 3 stadium:
– Std. Infiltrat
– Std. Supuratif
– Std. Penyembuhan

• Diagnosis pasti  metilen blue  diplokok


dalam sel leukosit.
• Pewarnaan gram  sel intra&ekstraseluler
gram negatif
• Terapi : antibiotik sistemik
Konjungtivitis Angular
• Terutama daerah kantus interpalpebra
• Disertai ekskoriasi kulit sekitar daerah yang
meradang
• Etiologi: basil Moraxella axenfeld

Terapi
Gejala
- Tetrasiklin/basitrasin
Sekret mukopurulen
- Sulfas
- Sering Zinc
mengedip
Konjungtivitis Mukopurulen
• Konjungtivitis dgn gejala umum konjungtivitis
kataral mukoid.
• Etiologi: S.pneumoniae, basil Koch Weeks

Gambaran Klinis
- Hiperemia konjungtiva
- Sekret mukopurulen
- Halo, gambaran pelangi

• Terapi : membersihkan sekret – antibiotik


Demam Faringokonjungtiva
• Etiologi : adenovirus 3,4, dan 7.
• Penyebaran: droplet/kolam renang
• Masa inkubasi : 5-12 hari, (penularan 12 hari)

GEJALA GAMBARAN KLINIS


hiperemia konjungtiva
Demam Folikel pd konjungtiva
Sekret serous
Faringitis Edema palpebra +
Fotofobia pseudomembran
Konjungtivitis Herpetik
• Dimulai dgn terbentuk vesikel pada kelopak,
konjungtival, daerah periorbita.
• Manifestasi primer Herpes

GEJALA : infeksi unilateral,


iritasi, sekret mukosa, nyeri,
fotofobia ringan

GAMBARAN KLINIS
Vesikel pada kornea, membentuk gambaran dendrit
Edema palpebra
Pembesaran kelenjar preaurikular + nyeri tekan
Konjungtivitis Varicella-Zoster
• Shingle, zona, posterior ganglionitis akut.
• Khas, usia >50tahun
• Etiologi: virus Herpes zoster
• Menginfeksi ganglion cab. Oftalmik

Gambaran klinis herpes zoster = varicella


 Hiperemia
 Vesikel, pseudomembran pd kojungtiva
 Pembesaran kelenjar preaurikular
Konjungtivitis Varicella-Zoster
• Ditemukan sel raksasa (pewarnaan Giemsa),
kultur virus, & sel inklusi intranuklear.

• Terapi
– Kompres dingin
– Asiklovir 400mg/ hari, selama 5 hari
– Analgetik (2 minggu pertama)
– Steroid tetes deksametason 0.1%
Konjungtivitis Inklusi
• Penyakit okulogenital
• Etiologi : klamidia pada peny.kelamin
(uretra,prostat,serviks,epitel rektum)
• Masa Inkubasi 5-10 hari
• Swimming pool konjungtivitis
GAMBARAN KLINIS

- Bayi : konjungtivitis purulen TERAPI


- Dewasa : konjungtiva hiperemik,
Eritromisin
kemotik, pseudomembran, folikel
nyata
Konjungtivitis New Castle
• Disebabkan virus New Castle
• Gambaran klinis = demam
faringokonjungtivitis
• Banyak pada  pekerja peternakan unggas
• Unilateral
• Sembuh <1 minggu
• Terapi
-simptomatik
- antibiotik
KONJUNGTIVITIS MENAHUN
Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis Vernal
Konjungtivitis Flikten
Konjungivitis Iatrogenik
Konjungtivitis Atopik
Steven Johnson’s Syndrome

Konjungtivitis Folikularis Kronik – Trakoma

Konjungtivitis Dry Eyes (Mata Kering)

Defisiensi Vit.A
Konjungtivitis Alergi
Reaksi antibodi humoral terhadap alergen (biasanya
ada riw.atopi)
Reaksi cepat/reaksi lambat Vernal
• Konjungtivitis
Gejala : inflamasi, gatal, silau
• Konjungtivitis berulang dan menahun
Flikten
Gambaran klinis : papil besar pada konjungtiva
• Konjungivitis Iatrogenik
Pem. Lab: sel eosinofil, sel plasma, limfosit dan
• Konjungtivitis Atopik
basofil
• Steven Johnson’s Syndrome
Terapi : hindari alergen, beri astringen -- sodium
kromolin – steroid topikal dosis rendah – kompres
dingin
Konjungtivitis Vernal
• Reaksi hipersensitivitas (tipe I), kedua mata,
rekuren.
• Gambaran klinis
– papil besar, permukaan rata pd Konjungtiva Tarsal
– Bercak Horner Trantas
Konjungtivitis Vernal
BENTUK PALPEBRA BENTUK LIMBAL

konjungtiva tarsal superior, hipertrofi pada limbus superior


pertumbuhan papil yang besar membentuk jaringan hiperplastik,
(Coble stone) dg sekret mukoid dengan Trantas dot

• Terapi :
– Kombinasi antihistamin
– Steroid topikal atau sistemik
– Kompres dingin – vasokonstriktor – Na Carbonat
– Na cromolyn topikal
Konjungtivitis Flikten
• Konjungtivitis nodular, disebabkan reaksi
hipersensitivitas tipe IV terhadap alergen
(bakteri/antigen tertentu).

• Etiologi: Sering pd anak:


– Tuberkuloprotein Daerah padat
– Stafilokok Gizi kurang
– Limfogranuloma venerea Radang
– Leismaniasis sal.nafas
– Inf.parasit
Konjungtivitis Flikten
• Gambaran klinis
– Kumpulan pembuluh darah mengelilingi tonjolan
bulat warna kuning kelabu (mikroabses), biasanya
di limbus.
– Biasanya menjalar ke arah sentral/kornea, >1

TERAPI
GEJALA
Steroid
Mata berair
topikal
Iritasi
Midriatika
dg rasa sakit
Air mata
Fotofobia
buatan
Obati penyakit
Blefarospasme
yang mendasari
Steven Johnson’s Syndrome
• Penyakit eritema multiform mayor

• Dipicu alergi obat (antibiotik, sulfonamid,


barbiturat, salisilat)

TERAPI
• Pada mata :
Pembersihan sekret
– Vaskularisasi kornea
Midriatika
– Parut konjungtiva
Steroid Topikal
– Simblefaron
Cegah simblefaron
– Konjungtiva kering
Konjungtivitis Atopik
• Reaksi alergi konjungtiva terhadap polen,
disertai demam
• Gejala :
– Mata berair
– Bengkak
– Sekret (berisi eosinofil)
Konjungtivitis Folikularis Kronis
• konjungtivitis ditandai dg terdapatnya folikel pada
lipatan retrotarsal.
• Sering pada anak-anak

• Gambaran klinis
– Benjolan kecil berwarna kemerah-merahan pada lipatan
retrotarsal
– Benjolan mengkilat dg pembuluh darah kecil di atasnya
TRAKOMA
• Bentuk konjungtivitis folikuler kronik
• Etiologi: Chlamydia trachomatis (inkubasi 5-14hari)
• Banyak pada anak & dewasa muda

• Penularan : kontak langsung (handuk, alat make up)


TRAKOMA
Keluhan
- Fotofobia
- Gatal
- Berair
- Eksudasi
- Edema palpebra
- Kemosis konjungtiva
bulbaris
- Hipertrofi papil

• Pewarnaan Giemsa  sel limfoblas


badan inklusi Halber Statter-Prowazeck
TRAKOMA
• Klasifikasi dan Stratifikasi Trakoma (Mc.Callan)
Stadium Nama Gejala
Stadium I Trakoma insipien Folikel imatur, hipertrofi papilar minimal
Stadium II Trakoma established Hipertrofi papilar, folikel matur pada
konjungtiva tarsus superior. Ditemukan
pannus
Stadium III Trakoma Sikatrik parut pada konjungtiva tarsus superior,
terlihat sebagai garis putih halus sejajar
dengan margo palpebra
Stadium IV Trakoma Sembuh pembentukan parut sempurna pada
konjungtiva tarsus superior, menyebabkan
perubahan bentuk pada tarsus. dapat
menyebabkan entropion dan trikiasis
TRAKOMA
• Terapi

TETRASIKLIN : 1-1.5gr/hari (4 dosis) selama 3-4 minggu

DOXYCYCLIN : 100mg (2x1) selama 3-4 minggu

ERITROMISIN : 1gr/hari (4 dosis) selama 3-4 minggu


DEFISIENSI VIT.A
• semua usia (kekurangan disertai kelainan: anak
usia 6 bulan -- 4 tahun)
Gejala:
- mata kering (seperti kelilipan)
- Sakit
- buta senja
- penglihatan akan turun
perlahan.

• Pemeriksaan: tes adaptasi gelap


• Terapi: vitamin a (1-2 minggu)
KONJUNGTIVITIS DRY EYES
• Keringnya permukaan kornea & konjungtiva,
diakibatkan fungsi air mata berkurang.

Penyebab:
Defisiensi komponen lemak air mata
Defisiensi kelenjar air mata
Defisiensi komponen musin
Penyerapan berlebihan
Parut pada kornea atau menghilangnya
mikrovili kornea
KONJUNGTIVITIS MEMBRANOSA
• Konjungtivitis dengan pembentukan
membran, menempel erat pd jaringan di
bawah konjungtiva.
• Sering pd anak yg tidak imunisasi
• Etiologi:
– Difteria
– Pneumokok
– Stafilokok
Terapi : penisilin, serum antidifteri

Anda mungkin juga menyukai