Anda di halaman 1dari 28

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RSUD KOJA JAKARTA


PERIODE : 7 Oktober – 8 November 2019
 Penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur
atau dermatomikosis merupakan penyakit yang
sering dijumpai terutama di negara tropis

 Tinea unguium, sering disebut sebagai


onikomikosis, adalah infeksi jaringan kuku
tangan atau kaki. Trichophyton rubrum dan
Trichophyton mentagrophytes adalah dermatofit
umum yang dapat menyebabkan tinea unguium
DEFINISI EPIDEMIOLOGI

Tinea unguium adalah infeksi  dapat terkena anak-anak


pada kuku yang disebabkan jamur atau orang dewasa
dermatofita, jamur nondermatofita  Lbih sering dewasa dan
atau ragi. Tinea unguium menular usia lanjut
melalui kontak langsung dengan  Bermukim di daerah
sumber (manusia atau hewan tropis
terinfeksi), atau lingkungan yang  Pada orang yang
mengandung spora jamur banyak bekerja dengan
misalnya tempat mandi umum. air kotor dan lembab
atau basah
Dermatofita Epidermophyton
floccosum, Trichophyton rubrum dan
Trichophyton mentagrophytes.

Kapang, misalnya spesies


Ragi, terutama Aspergillus, Fusarium, dan
Candida albicans Scopulariopsis.4
Kelembaban, oklusi, trauma berulang pada
kuku, kerusakan kuku, penurunan imunitas,
pertumbuhan kuku yang lambat, permukaan
kuku yang lebar, faktor genetik, penggunaan
kaos kaki dan sepatu tertutup terus menerus,
olahraga, penggunaan tempat mandi umum
dan usia.

Dermatofita, Ragi
Tinea Unguium
dan kapang
1. BENTUK SUBUNGUAL 2. BENTUK SUPERFISIAL/LEUKONIKIA
TRIKOFITA
DISTAL

3. Bentuk Subungual
proksimal
1. PSORIASIS KUKU 2. PARONIKIA KRONIK

3. Infeksi kuku oleh


Pseudomonas
(sindrom kuku hijau)
1. KOH 20-30%
2. Pemeriksaan biakan
3. Biopsi kuku
OBAT SISTEMIK
OBAT TOPIKAL
1. Itrakonazol dosis kontinyu
1. Bifonazol-urea :
kombinasi bifonazol 200mg/hari selama 3 bulan.
1% dengan urea 40% Terapi pulse diberikan 5
dalam bentuk salap mg/Kg/ hari selama
2. Amorolfin , konsentrasi seminggu tiap bulan
5% memberi hasil baik dalam 3
3. Siklopiroksolamin
bulan.
2. Terbinafin 250mg/hari secara
kontinyu 3 bulan.
3. Flukonazol kontinyu 100 mg
per hari, dosis mingguan 150
mg selama 6 bulan
 1 diantara 5 kasus tinea unguium ternyata
tidak memberi respons baik.
 Penyebab kegagalan diduga adalah diagnosis
tidak akurat, salah identifikasi penyebab,
adanya penyakit kedua, misalnya psoriasis.
 Tergantung karakteristik kuku tertentu, yakni
pertumbuhan lambat serta sangat tebal juga
merupakan penyulit, selain faktor predisposisi
terutama keadaan imunokopromais.
LAPORAN KASUS
 Nama : Ny. R
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 63 tahun
 Alamat : Jl. Manggar 10 N0.25 RT
14/RW 6, Jakarta Utara
 Pekerjaan : Tukang cuci
 Agama : Islam
 Dilakukan autoanamnesa tanggal 9 oktober
2019

Keluhan • Kuku jari tangan dan


kaki kanan & kiri rusak
Utama

Keluhan • Gatal dan bengkak


pada kuku
Tambahan
1 bulan SMRS

• Keluhan pertama • sudah pernah diobati


• Kuku semakin tetapi tidak ada
kali dirasakan pada mengerut dan habis , perubahan
ujung kuku ibu jari sisa kuku kasar dan • Pasien sering
kaki kanan serta bertambah tebal serta melakukan pekerjaan
ibu jari kaki kiri berubah warna putih berhubungan dengan
kusam dan ada bekas air (mencuci)
perdarahan
3 tahun SMRS
• Kuku rapuh, gatal &
Pasien setiap hari mencuci
bengkak
tidak menggunakan sarung
Semakin lama kuku jari tangan serta sepatu tertutup
yang lainnya habis
 Pembengkakan jantung
 Hipertensi
 Diabetes

 Tidak ada
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan gizi : Baik
Tanda Vital : TD : tidak dilakukan Nadi: 84 x/menit
: RR : 20x/menit Suhu: Afebris
Kepala : Normochepali
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-)
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Toraks : Simetris saat statis dan dinamis
 Paru Sd ves +/+ rh -/- wh -/-
 Jantung :BJ I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Tidak dilakukan
Ekstremitas : Akral hangat, edema (+) pada lesi jari-jari tangan dan kaki
 Lokasi:
 Regio pedis dextra digiti I, II dan regio pedis sinistra
digiti I,II, III, V.
 Regio manus dextra digiti I dan regio manus sinistra
digiti I, II, III, IV, V

 Efloresensi:
 Hiperkeratosis unguium pada daerah Regio pedis
dextra digiti I, II dan regio pedis sinistra digiti I,II, III, V,
Regio manus dextra digiti I dan regio manus sinistra
digiti I, II, III, IV, V serta onikomadesis dan skuama .
Gambar 1. Gambar tampak jauh; kuku pedis dextra & sinistra digiti tampak rusak.
Gambar 2. regio manus dextra dan sinistra tampak rusak
 Ny R, perempuan, usia 63 tahun datang
dengan keluhan kuku ibu jari kaki kanan dan
kiri rusak sejak 3 tahun SMRS dan bertambah
parah 1 bulan SMRS.
 Pasien juga merasakan kukunya semakin
mengerut, kasar, berubah warna putih
kusam, gatal, dan bengkak disekitar kuku.
 Pasien sering melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan air yaitu mencuci.
 Pasien juga mengaku saat mencuci tidak
menggunakan sarung tangan dan sepatu
tertutup.
 Pada status dermatologis ditemukan
Hiperkeratosis unguium pada daerah Regio
pedis dextra digiti I, II dan regio pedis sinistra
digiti I,II, III, V, Regio manus dextra digiti I dan
regio manus sinistra digiti I, II, III, IV, V serta
onikomadesis dan skuama .
 Tinea Unguium regio pedis dextra dan sinistra
 Tinea Unguium regio manus dextra dan
sinistra
 Pemeriksaan kerokan kuku KOH 20%
 Kultur Agar Saboraud Dextrose
 Non-medikamentosa:
 Menjaga kebersihan kuku.
 Menjaga kaki dan tangan agar tetap kering dan
tidak lembab.
 Untuk menghindari penularan jangan
menggunakan gunting kuku bersama orang lain.
 Menggunakan sarung tangan dan sepatu boots
saat mencuci
 Medikamentosa:
 Sistemik
▪ Itrakonazol tablet 2 x 200 mg/hari selama 3 bulan dosis
denyut

 Topikal
▪ Siklopiroxolamin 8% dalam bentuk cat kuku
 ad vitam : dubia ad bonam
 ad functionam : dubia ad bonam
 ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai