Anda di halaman 1dari 22

onikomikosis

Disusun oleh:
Rike Rizqilah 119810045
 
Pembimbing:
dr. Sri Windayati Hapsoro , Sp.KK
 

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
2021
Pendahuluan
● Onikomikosis berasal dari bahasa Yunani, dari kata “onyx” yang berarti kuku dan “mykes” yang berarti
jamur. Isitilah onikomikosis digunakan untuk semua infeksi jamur pada kuku. Penyakit ini dapat disebabkan
oleh jamur dermatofita, ragi, atau kapang.

● Prevalensi onikomikosis berbeda- beda antar negara di dunia. Negara Barat melaporkan prevalensinya sekitar
2-18% dari populasi dan negara tropis Asia melaporkan prevalensinya sebesar 8,1%. Di Indonesia,
prevalensinya menunjukkan angka yang lebih rendah, yaitu 3,5-4,7% diantara kasus dermatomikosis.

● Secara umum, penyebab onikomikosis yang sering ditemukan adalah dermatofita Trichophyton rubrum
(T.rubrum) dan Trichophyton mentagrophytes (T.mentagrophytes) sekitar 80-90% kasus.4 Di Indonesia,
penyebab yang banyak dilaporkan adalah Candida spp., T.rubrum dan T.mentagrophytes
Tinjauan pustaka
anatomi

• Matriks kuku : pembentuk jaringan kuku yang baru.


• Dinding kuku (Nail Wall) : lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan
atas.
• Dasar kuku (Nail Bed) : bagian kulit yang ditutupi kuku
• Alur kuku (Nail Grove) : celah antar dinding dan dasar kuku
• Akar kuku (Nail Root) : bagian proksimal kuku

• Lempeng kuku (Nail Plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku
• Lunula : merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit,
sering tertutup oleh kulit
• Eponikium (Kutikula) : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian permukaan
lempeng kuku
• Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari dibawahnya yang bebas (Free edge) menebal.
definisi

Istilah onikomikosis saat ini digunakan untuk menunjukkan semua


infeksi jamur pada kuku, sedangkan tinea unguium digunakan untuk
mendeskripsikan infeksi dermatofita pada kuku jari kaki atau tangan.
etiologi

Dermatofita Nondermatofita Yeast


 
Trichophyton rubrum Acremonium sp. Candida albicans
Trichophyton mentagrophytes  Fusarium sp. Candida parapsilosis
Epidermophyton floccosum Scopulariopsis brevicaulis  
Microsporum canis  
 
epidemiolog
i
• Insiden onikomikosis telah dilaporkan 2-13% di multicenter North America.Sebuah survei di
Kanada menunjukkan prevalensi 6,5% onikomikosis. 30% pasien dengan infeksi jamur
kulit juga memiliki onikomikosis.

• Insiden onikomikosis semakin meningkat, karena faktor-faktor seperti diabetes, imunosupresi,


dan peningkatan umur. Studi di Kerajaan Inggris, Spanyol, dan Finlandia menemukan tingkat
prevalensi onikomikosis meningkat menjadi 3-8%.

• Onikomikosis telah dilaporkan terjadi pada 2,6% anak-anak muda dari 18 tahun, tetapi
sebanyak 90% dari orang tua.
Faktor resiko
01Pasien dengan psoriasis diabetes dan 02
immunosupression lebih rentan terhadap Onikomikosis juga meningkat seiring
onikomikosis. dengan usia dan kebanyakan studi telah
menunjukkan prevalensi lebih tinggi pada
laki-laki dibandingkan wanita.

03 Olahraga dapat meningkatkan resiko 04 Kontak dengan sumber infeksi dan


onikomikosis; misalnya, perenang. trauma langsung pada kuku misalnya
menggigit kuku.
PATOFISIO
LOGI
• Onikomikosis subungual distal dan lateral: jamur menyebar dari plantar kulit
dan menyerang melalui hiponikium kuku.
• Onikomikosis superfisial putih: jarang terjadi, disebabkan oleh invasi
langsung dari permukaan lempeng kuku.
• Onikomikosis subungual proksimal: jamur menembus melalui matriks kuku-
kuku proksimal dan menginvasi sebagian lempeng kuku proksimal dalam.
• Endonyx onikomikosis adalah varian dari onikomikosis subungual distal dan lateral
di mana jamur menginfeksi melalui kulit dan langsung menyerang lempeng kuku.

• Onikomikosis Candida: tidak umum terjadi karena jamur membutuhkan respon imun
yang menurun sebagai faktor predisposisi untuk dapat menembus kuku. Meskipun
Candida sering terdapat pada lipat kuku proksimal atau ruang subungual pada
pasien dengan paronikia kronis atau onikolisis, pada pasien infeksi Candida hanya
terjadi sekunder.
Gejala klinis
• Infeksi ringan : sedikit gejala atau bahkan asimptomatis

• Infeksi lebih berat : kuku tampak keputihan, menebal dan terlepas dari dasar kuku. Biasanya
sisa-sisa peradangan terkumpul dibawah ujung kuku.

• Onikomikosis dermatofita : distrofi dan debris pada kuku subungual distal.

• Onikomikosis kandida : sering didahului paronikia atau peradangan


jaringan sekeliling kuku yang kronik akibat pekerjaan basah atau iritasi
kronik.
Onikomikosis subungual distal (Osd)

 bentuk yang paling umum dari tinea unguium,


biasanya disebabkan oleh Trichophyton rubrum.

 Jamur menyerang dasar kuku di bawah lempeng kuku


melalui hiponikium dan bergerak ke arah proksimal.

 menunjukkan hiperkeratosis subungual dan onikolisis,


yang biasanya berwarna kuning-putih.
Onikomikosis superfisial putih (ost)

● Disebabkan oleh invasi jamur ke lapisan superfisial lempeng kuku


yang membentuk "pulau-pulau putih" di lempeng.
● Terjadi bila jamur menginvasi langsung lapisan superfisial lempeng
kuku.
● Kuku menjadi kasar dan runtuh dengan mudah.
● Jumlahnya hanya 10 % dari kasus onikomikosis.
● Penyebab tersering adalah T. mentagrophytes.
Onikomikosis subungual proksimal (Osp)

 Infeksi dimulai dari pangkal kuku bagian proksimal terutama menyerang kuku

 Gambaran khas terlihat kuku dibagian distal masih utuh, sedangkan bagian
proksimal rusak.

 Biasanya penderita mempunyai dermatofitosis ditempat lain yang sudah


sembuh atau yang belum.

 Kuku kaki lebih sering diserang daripada kuku tangan.

 Pasien dengan OPS perlu dilakukan screening HIV


Onikomikosis kandida

● Penyebab umumnya C.albicans

● Kelainan kuku berupa distrofi total menyerupai onikomikosis yang


disebabkan oleh jamur golongan dermatofita

● Dapat terjadi pada pasien immunocompromised, dan pada orang


dengan kandidiasis mukokutan kronis.
Penegakan diagnosis

 Penyebab pasti ditentukan dengan dengan pemeriksaan kerokan kuku yang sakit dengan KOH 20
% untuk mempermudah lisis keratin. Positif jika ditemukan spora, hifa ataupun miselium.

 Zat pewarna tambahan misalnya tinta Parker superchroom blue black atau pewarnaan PAS akan
mempermudah visualisasi jamur lebih nyata.

 Dapat pula dilakukan biakan untuk menemukan elemen jamur dengan media agar Sabouraud.
Dapat ditambahkan antibiotik (kloramfenikol) atau klorheksimid untuk menghindarkan
kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan
penatalaksanaan
medikamentosa

Terapi Sistemik

• Terbinafin 250 mg/hari selama 6-12 minggu. Obat ini bersifat fungistatik dan fungicidal terhadap
dermatofita, Aspergillus, tetapi tidak direkomendasikan untuk Onikomikosis Candida.

• Griseofulvin adalah obat fungistatik lemah, bertindak menghambat sintesis asam nukleat dan
menghambat sintesis dinding sel jamur. Pada orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 500-
1000 mg per hari selama 6-9 bulan untuk infeksi kuku tangan dan 12-18 bulan untuk infeksi kuku
kaki.

• Itrakonazol 200 mg/hari selama 2-3 bulan, atau 400 mg per hari selama seminggu tiap bulan
selama 3-4 bulan, baik untuk penyebab dermatofita, nondermatofita maupun kandida.
Non
medikamentosa
Terapi Bedah
Avulsi kuku dengan tindakan bedah dapat dipertimbangkan bila
kelainan hanya pada 1-2 kuku, terdapat kontra indikasi terhadap obat
sistemik, dan telah resisten terhadap obat. Tindakan bedah ini sebaiknya
tetap dikombinasi dengan obat antijamur sistemik.

Terapi Laser
Hasil penelitian menunjukkan laser dapat memberikan “perbaikan sementara
pada kasus onikomikosis”.
pencegahan
• Menghindari penggunaan gunting kuku bersamaan dengan orang lain.
• Karena onikomikosis dan tinea pedis menular, semua anggota keluarga yang
terinfeksi juga harus dirawat di saat yang sama untuk menghindari infeksi ulang.
• Menjaga kaki tetap dingin dan kering.
• Mengganti sepatu yang lama.
• Mengikuti protokol pengobatan.15
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai