Disusun oleh:
Rike Rizqilah 119810045
Pembimbing:
dr. Sri Windayati Hapsoro , Sp.KK
● Prevalensi onikomikosis berbeda- beda antar negara di dunia. Negara Barat melaporkan prevalensinya sekitar
2-18% dari populasi dan negara tropis Asia melaporkan prevalensinya sebesar 8,1%. Di Indonesia,
prevalensinya menunjukkan angka yang lebih rendah, yaitu 3,5-4,7% diantara kasus dermatomikosis.
● Secara umum, penyebab onikomikosis yang sering ditemukan adalah dermatofita Trichophyton rubrum
(T.rubrum) dan Trichophyton mentagrophytes (T.mentagrophytes) sekitar 80-90% kasus.4 Di Indonesia,
penyebab yang banyak dilaporkan adalah Candida spp., T.rubrum dan T.mentagrophytes
Tinjauan pustaka
anatomi
• Lempeng kuku (Nail Plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding kuku
• Lunula : merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit,
sering tertutup oleh kulit
• Eponikium (Kutikula) : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi bagian permukaan
lempeng kuku
• Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari dibawahnya yang bebas (Free edge) menebal.
definisi
• Onikomikosis telah dilaporkan terjadi pada 2,6% anak-anak muda dari 18 tahun, tetapi
sebanyak 90% dari orang tua.
Faktor resiko
01Pasien dengan psoriasis diabetes dan 02
immunosupression lebih rentan terhadap Onikomikosis juga meningkat seiring
onikomikosis. dengan usia dan kebanyakan studi telah
menunjukkan prevalensi lebih tinggi pada
laki-laki dibandingkan wanita.
• Onikomikosis Candida: tidak umum terjadi karena jamur membutuhkan respon imun
yang menurun sebagai faktor predisposisi untuk dapat menembus kuku. Meskipun
Candida sering terdapat pada lipat kuku proksimal atau ruang subungual pada
pasien dengan paronikia kronis atau onikolisis, pada pasien infeksi Candida hanya
terjadi sekunder.
Gejala klinis
• Infeksi ringan : sedikit gejala atau bahkan asimptomatis
• Infeksi lebih berat : kuku tampak keputihan, menebal dan terlepas dari dasar kuku. Biasanya
sisa-sisa peradangan terkumpul dibawah ujung kuku.
Infeksi dimulai dari pangkal kuku bagian proksimal terutama menyerang kuku
Gambaran khas terlihat kuku dibagian distal masih utuh, sedangkan bagian
proksimal rusak.
Penyebab pasti ditentukan dengan dengan pemeriksaan kerokan kuku yang sakit dengan KOH 20
% untuk mempermudah lisis keratin. Positif jika ditemukan spora, hifa ataupun miselium.
Zat pewarna tambahan misalnya tinta Parker superchroom blue black atau pewarnaan PAS akan
mempermudah visualisasi jamur lebih nyata.
Dapat pula dilakukan biakan untuk menemukan elemen jamur dengan media agar Sabouraud.
Dapat ditambahkan antibiotik (kloramfenikol) atau klorheksimid untuk menghindarkan
kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan
penatalaksanaan
medikamentosa
Terapi Sistemik
• Terbinafin 250 mg/hari selama 6-12 minggu. Obat ini bersifat fungistatik dan fungicidal terhadap
dermatofita, Aspergillus, tetapi tidak direkomendasikan untuk Onikomikosis Candida.
• Griseofulvin adalah obat fungistatik lemah, bertindak menghambat sintesis asam nukleat dan
menghambat sintesis dinding sel jamur. Pada orang dewasa, dosis yang dianjurkan adalah 500-
1000 mg per hari selama 6-9 bulan untuk infeksi kuku tangan dan 12-18 bulan untuk infeksi kuku
kaki.
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 2-3 bulan, atau 400 mg per hari selama seminggu tiap bulan
selama 3-4 bulan, baik untuk penyebab dermatofita, nondermatofita maupun kandida.
Non
medikamentosa
Terapi Bedah
Avulsi kuku dengan tindakan bedah dapat dipertimbangkan bila
kelainan hanya pada 1-2 kuku, terdapat kontra indikasi terhadap obat
sistemik, dan telah resisten terhadap obat. Tindakan bedah ini sebaiknya
tetap dikombinasi dengan obat antijamur sistemik.
Terapi Laser
Hasil penelitian menunjukkan laser dapat memberikan “perbaikan sementara
pada kasus onikomikosis”.
pencegahan
• Menghindari penggunaan gunting kuku bersamaan dengan orang lain.
• Karena onikomikosis dan tinea pedis menular, semua anggota keluarga yang
terinfeksi juga harus dirawat di saat yang sama untuk menghindari infeksi ulang.
• Menjaga kaki tetap dingin dan kering.
• Mengganti sepatu yang lama.
• Mengikuti protokol pengobatan.15
Terima kasih