Anda di halaman 1dari 20

Konjungtivitis Viral

Clara Nikita - 102019031


 Seorang laki laki usia 35 tahun, dating ke poli
umum, dengan keluhan utama kedua mata gatal,
nyeri saat melihat cahaya dan berair sejak 2 hari
yang lalu. Empat hari sebelumnya pasien
menderita batuk pilek dan masih dalam
pengobatan. Keluhan disertai mata merah dan
keluar secret yang jernih keputihan tapi kental.
RUMUSAN MASALAH
Laki-laki 35 tahun mengeluh kedua mata gatal, nyeri saat melihat cahaya dan berair sejak 2 hari
yang lalu, disertai mata merah, dan keluar secret yang jernih keputihan tapi kental

ANAMNESIS
 Riwayat pengobatan : untuk mengatasi batuk pilek
 Riwayat pakai softlens : tidak ada info
 Riwayat keluarga : -
 Trauma : -
PEMERIKSAAN FISIK
 Visus ; OD : 6/8, OS : 6/8
 Tonometri :perpalpasi -> Normotonus
 KGB leher & telinga sedikit membesar
 Segmen Anterior

ODS
Palpebra Edem Ringan
Konjungtiva Tarsal Reaksi Folikuler dan papilar
Konjungtiva Bulbi Injeksi silier, kemosis minimal (+), sekret
mucus (+)
Kornea dan Lensa Jernih
COA Dalam tanpa sel-sel
Anamnesis

Komplikasi WD & DD

Prognosis
PF & PP

RM

Tatalaksana Etiologi

Gejala Klinis Epidemiologi

patofisiologi
Konjungtiva merupakan membran mukosa tipis dan transparan yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva
ANATOMI palpebralis) dan permukaan anterior sclera (konjungtiva bulbaris).

KONJUNGTIVA Konjungtiva palpebra melapisi bagian dalam palpebra, dibagi lagi


menjadi tiga bagian yaitu marginal, tarsal dan orbital

Konjungtiva bulbar melapisi bagian anterior bola mata dan


dipisahkan dengan sklera anterior oleh jaringan episklera.
KONJUNGTIVITIS
 Konjungtivitis adalah peradangan pada
selaput bening yang menutupi bagian putih
mata dan bagian dalam kelopak mata.

 Berdasarkan penyebabnya, konjungtivitis


dibagi menjadi konjungtivitis infeksi (virus
dan bakteri) dan noninfeksi (alergi, reaksi
toksik, dan kontak dengan benda asing,
misalnya kontak lensa).
KONJUTIVITIS
VIRAL

 Konjungtivitis viral berkisar antara


penyakit berat yang dapat
menimbulkan cacat hingga infeksi
ringan yang dapat sembuh sendiri dan
dapat berlangsung lebih lama
daripada konjungtivitis bakteri.
KONJUNGTIVITIS
BAKTERI
 Konjungtivitis bakteri adalah inflamasi konjungtiva
yang disebabkan oleh bakteri.

 Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat


bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik.
Konjungtivitis bakteri hiperakut biasanya di
sebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria 14 kochii,
dan N meningitidis. Bentuk yang akut biasanya
disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan
Haemophilus aegyptus. Penyebab yang paling
sering pada bentuk konjungtivitis bakteri subakut
adalah H influenza dan Escheria colli, sedangkan
bentuk kronik paling sering terjadi pada
konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan
obstruksi duktus nasolakrimalis
KONJUNGTIVITIS
ALERGI
 Konjungtivitis alergi merupakan
bentuk alergi pada mata yang peling
sering dan disebabkan oleh reaksi
inflamasi pada konjungtiva yang
diperantarai oleh sistem imun

 Gejala utama penyakit alergi ini


adalah radang ( merah, sakit,
bengkak, dan panas), gatal, silau
berulang dan menahun.
ETIOLOGI
 Adenovirus adalah virus yang paling
banyak menyebabkan penyakit ini,
dan herpes simplex virus yang paling
membahayakan.

 Dapat juga disebabkan oleh virus


Varicela zoster, picornavirus
(enterovirus 70, coxsackie A24),
poxvirus, dan human
immunodeficiency virus
EPIDEMIOLOGI

 Penyakit mata yang umum ditemukan baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
(statistik yang akurat pada frekuensi penyakit tidak tersedia)
 Prevalensi konjungtivitis adenoviral ditemukan 20% – 91% dari konjungtivitis di
seluruh dunia.
 Hasil studi di Filipina tahun 2002 menujukkan etiologi virus dalam 60% kasus.
 Sebuah pusat-multi FDA uji klinis dari AS dan Eropa menunjukkan tingkat
serangan adenoviral sebesar 28%
GEJALA KLINIS
 Mata merah
 Mata gatal Gejala konjungtivitis viral biasanya
 Sekret mata berair, cair, being-putih, volume banyak ringan, dapat sembuh sendiri dan
 Radang tenggorokkan tidak disertai penurunan tajam
 Demam
penglihatan.
 Pembesaran kelenjar limfe (tidak selalu)
PATOFISIOLOGI
 Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi
menyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak
dapat menutup dan membuka sempurna.
 Karena mata menjadi kering sehingga terjadi iritasi menyebabkan
konjungtivitis.
 Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan infeksi bakteri,
mucus menangkap debris dan mekanisme memompa dari palpebra
secara tetap akan mengalirkan air mata ke ductus air mata.
 Adanya agen perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva
yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertropi epitel
atau granuloma.
 Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva (kemosis) dan
hipertropi lapis limfoid stroma atau pembentukan folikel.
 Sel-sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan pus dari sel goblet,
membentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan
tepian palpebra pada saat bangun tidur
Konjungtivitis virus
Pemberian kompres dingin,
biasanya akan sembuh
air mata buatan (tetes mata).
dengan sendirinya

TATALAKSANA
Antibiotik dapat
Penggunaan deksametason
dipertimbangkan jika
0,1% topikal membantu
konjungtivitis tidak sembuh
mengurangi peradangan
setelah 10 hari dan diduga
konjungtiva.
terdapat superinfeksi bakteri
KOMPLIKASI

Glaukom Ablasi
Katarak
a Retina
Membiasakan
mencuci tangan
Desinfeksi
sebelum
peralatan medis
memegang daerah
mata

PENCEGAHAN Pasien tidak boleh


saling bertukar
Menghindari barang pribadi
bersentuhan dengan orang lain
dan harus
dengan sekret menghindari kontak
atau air mata langsung atau tidak
penderita langsung (seperti di
kolam renang)
selama dua minggu
 Bila segera diatasi konjungtivitis ini tidak akan
membahayakan. Namun jika penyakit pada
PROGNOSIS radang mata tidak segera ditangani atau diobati
dapat menyebabkan kerusakan pada mata dan
dapat menimbulkan komplikasi
KESIMPULAN
 Konjungtivitis viral merupakan penyakit mata merah yang sering dijumpaiyang disebabkan oleh virus,
dimana terjadi peradangan pada selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam
kelopak mata. Gejala umumnya ringan, dapat sembuh sendiri dan tidak disertai penurunan tajam
penglihatan. Konjungtivitis viral biasanya akan sembuh sendiri, namun pemberian kompres dingin, air
mata artifisial dan antihistamin topikal berguna untuk meredakan gejala. Konjungtivitis viral sangat
menular sehingga pasien perlu mendapat edukasi untuk mengurangi kontak langsung dan tidak langsung
agar tidak menjadi sumber infeksi bagi lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
 Ratna S. Konjungtivitis Viral: Diagnosis dan Terapi di Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta : RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo;
2017. 
 Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2012.
 Lambert L. Diagnosing red eye: an allergy or an infection. S Afr Pharm J. 2017;84(1):24-30.
 Case Medical Research. Viral Conjunctivitis Treatment Study. 3(1), pp.168-173, 2019.
 Amir A. Azari, MD; Neal P. Barney, MD. Conjuctivitis a systematic review of diagnosis and treatment. JAMA, 2013.
 Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. External disease and cornea. Italia: American Academy of Ophtalmology; 2014.

Anda mungkin juga menyukai