(RUBEOLA/CAMPAK/MEASLES)
PADA ANAK
Masalah lalu.
Pemerikasa
Proknosis Anamnesa
an
Pencegahan Diagnosis
Tata
Laksana Etiologi
Analisa
Masalah
Komplikasi Epidemiolo
gi
Gejala
Klinis Patogenesis
Masa Diagnosis
Inkubasi banding
Anamnesa • Umur : 4 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Demam sejak 2 hari yang lalu disertai batu pilek dan
ruam merah (dimulai dari dahi hingga leher dan wajah)
• Kedua mata tampak merah disertai kotoran mata
• Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan obat
• Imunisasi tidak lengkap
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan : sakit sedang • Mata : kongjutivitis ODS tanpa disertai
sekret
• Kesadaran : compos mentis
• Mulut : tidak ada strawberry tongue,
• Tanda-tanda Vital :
tidak terdapat bercak kolpik, faring tidak
– Tekanan nadi : 110x/menit hipermis, tonsil T2-T2
– Tekanan nafas : 24x/menit
• Toraks : pergerakan dada simteris, tidak
– Suhu : 38 ada retraksi sela iga, suara nafas vesikuler
tidak terdapat ronki, tidak terdapat
• Makulo-papular eritematous di dahi, wheezing
kepala, leher, dan belakang telinga
• Abdomen : tampak datar, supel, tidak
• Kelenjar getah bening tidak tampak teraba hepato-splenomegali, tidak ada
membesar nyeri tekan
Viremia primer
Viremia sekunder
Diagnosis
• Gangguan pendengaran tipe • Konjungtivitis dan batuk
neurosensorik • Demam menetap 3-5 hari dan menurun
• Gangguan jantung meliputi PDA, secara mendadak ke suhu normal disertai
Banding
VSD dan stenosis pulmonal timbulnya ruam.
• Gangguan mata : katarak dan • Ruam tampak pertama kali di punggung
glaukoma dan menyebar ke leher, ekstremitas atas
• Purpura trombositopeni ( Blueberry muka, dan ektremitas bawah
muffin rash ) • Ruam berwarna merah muda,
• Hepatosplenomegali, makulopapular, diskret, jarang koalesen
meningoensefalitis, pneumonitis sehingga mirip dengan lesi rubela
• Lamanya timbul erupsi 1-2 hari
• Ruam hilang tidak meninggalkan bekas
berupa pigmentasi atau deskuamasi.
Roseola Infantum Rubella (German Measles)
Masa • Memiliki masa inkubasi 10-12 hari dari mulai masuknya
virus ke dalam tubuh sampai menimbulkan gejala yaitu
Inkubasi demam
• Panas yang muncul pada badan bekisar 38°C
• Gejala khas pada kasus ini yaitu bercak kokplik’s atau
timbulnya rash atau kemerahan
• Penyakit ini menularkan kepada orang lain pada 4 hari
sebelum timbul ruam sampai 4 hari setelah timbul
ruam
Gejala Klinis
Stadium prodromal Stadium eksantem Stadium penyembuhan
(konvalesens)
• Berlangsung kira- kira 3 hari(kisaran • Timbul ruam makulopapular dengan • Setelah 3-4 hari umumnya ruam
2-4hari ) penyebaran sentrifugal yang dimulai berangsur menghilang sesuai
• Demam yang dapat mencapai 39,50C dari batas rambut di belakang dengan pola timbulnya
• Timbul gejala malaise telinga, kemudian menyebar ke • Ruam kulit menghilang dan
• Coryza (peradangan akut membran wajah, leher, dada, ekstremitas atas, berubah menjadi kecoklatan
mukosa rongga hidung) bokong, dan akhirnya ekstremitas yang akan menghilang dalam 7-
• Konjungtivitis (mata merah), dan bawah 10 hari
batuk • Ruam ini dapat timbul selama 6-7
• patognomonik berupa enantema hari
mukosa buccal yang disebut Koplik • Demam umumnya memuncak
spots yang muncul pada hari ke-2 (mencapai 400C) pada hari ke 2-3
atau ke-3 demam setelah munculnya ruam
• berbentuk tidak teratur dan kecil • Jika demam menetap setelah hari
berwarna merah terang, di tengahnya ke-3 atau ke-4 umumnya
didapatkan noda putih keabuan mengindikasikan adanya komplikasi
• Timbulnya bercak Koplik ini hanya
sebentar, kurang lebih 12 jam
Komplikasi
Susunan Saraf Pusat
• Saluran pernapasan: bronkopneumonia, Ensefalitis akut Subacute Sclerosing
Panencephalitis (SSPE)
laringotrakeobronkitis (croup)
• Timbul pada 0,01 – 0,1% kasus • proses degeneratif susunan
• Saluran pencernaan: diare yang dapat campak saraf pusat yang disebabkan
diikuti dengan dehidrasi • Gejala berupa demam, nyeri infeksi persisten virus campak
kepala, letargi, dan perubahan • timbul beberapa tahun
• Telinga: otitis media status mental yang biasanya setelah infeksi (umumnya 7
muncul antara hari ke-2 tahun)
• Mata: keratitis sampai hari ke-6 setelah • mengalami perubahan
munculnya ruam tingkah laku, retardasi
• Sistemik: septikemia karena infeksi • Umumnya self-limited mental, kejang mioklonik, dan
• Gejala sisa dapat berupa gangguan motorik
bakteri sekunder kehilangan pendengaran,
gangguan perkembangan,
kelumpuhan, dan kejang
berulang
Tata Laksana • Cairan Maintenance (N4D5) : menggantikan air yang
hilang lewat urine, tinja, paru, dan kulit
• Ceftriaxone : golongan cephalosporin, digunakan pada
infeksi saluran nafas dan dengan dosis 50-75
mg/kgBB/kali sehari atau dibagi mejadi 2 dosis
• Paracetamol : dikarenakan pasien mengeluhkan
demam. Dosis paracetamol pada anak yaitu 10-15
mg/kgBB/dosis
• Vitamin A : berfungsi sebagai imunomodulator yang
meningkatkan respons antibodi terhadap virus
campak. pemberian dosis tunggal vitamin A dengan
dosis 200.000 IU untuk anak usia >12 bulan dan
100.000 IU untuk usia <12 bulan, diberikan satu kali per
hari selama 2 hari.
Pencegahan • Vaksinasi campak ataupun vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella)
• Vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan
• Vaksin penguat dapat diberikan pada usia 2 tahun
• Apabila vaksin MMR diberikan pada usia 15 bulan, tidak perlu
vaksinasi campak pada usia 2 tahun
• MMR ulangan diberikan pada usia 5-6 tahun
• Dosis vaksin campak ataupun vaksin MMR 0,5 mL subkutan