Anda di halaman 1dari 17

KONJUNGTIVITIS

Anggota
◦ Veronica Dimas P.W 30120115003
◦ Aditya Nur Cahya 30120115006
◦ Anya Teffany 30120115011
◦ Cicilia Santi F 30120115016
◦ Elyzabeth Sianipar 30120115026
◦ Icha Julia 30120115030
◦ Melindawati 30120115036
◦ Ruth Megawati 30120115043
◦ Stefani Amelia S 30120115047
◦ Yovita Aprilishanti J 30120115053
Pengertian
◦ Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai denganpembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis
mata nampak merah, sehinggasering disebut mata merah. (Brunner & Suddarth,2001)
◦ Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi padakonjungtiva atau peradangan pada
konjungtiva, selaput bening yang menutupibagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam
kelopak mata.Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah danmenyebar begitu
cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jeniskonjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tetapi
ada juga yang memerlukanpengobatan. (Effendi, 2008).
◦ Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutup belakang kelopak dan
bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis. Penyebab konjungtivitis antara lain bakteri, klamidia, alergi, viral
toksik berkaitan dengan penyakit sistemik.
Anatomi dan fisiologi
Klasifikasi
1. Konjungtivitis Bakteri
2. Konjungtivitis Kataralis Epidemika
3. Konjungtivitis Virus
a) Keratokonjungtivitis Epidemika
b) Konjungtivitis Hemoragika Akut
4. Trachoma
5. Konjungtivitis Alergi
a) Konjungtivitis Vernal
b) Konjungtivitis Flikten
c) Konjungtivitis Atopik
6. Konjungtivitis Jamur
Etiologi
Secara garis besar penyebab konjungtivitis adalah endogen (non-infeksius) atau eksogen (infeksius).

Infeksius Non-infeksius
◦ Bakterial ◦ Alergi
◦ Klamidia ◦ Autoimun
◦ Viral ◦ Toksik (kimia atau iritan)
◦ Riketsia ◦ Penyakit sistemik seperti sindrom Steven-
Johnson
◦ Parasitik
◦ Iritasi persisten akibat produksi air mata yang
kurang.
Patofisiologi
◦ D:\9836_pathway conjungtivitis refisi.docx
Manifestasi Klinis
Gejala subjektif meliputi :
◦ rasa gatal
◦ kasar, atau terasa ada benda asing.
◦ Penyebab keluhan ini adalah edema konjungtiva, terbentuknya hipertrofi papilaris, dan folikel yang
mengakibatkan perasaan adanya benda asing di dalam mata.
Gejala objektif meliputi :
◦ Hyperemia konjungtiva
◦ Epifora (keluar air mata berlebihan)
◦ Pseudoptosis (kelopak mata atas seperti akan menutup)
◦ Tampak semacam membrane atau pseudomembran akibat koagulasi fibrin.
Komplikasi

Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani bisa menyebabkan kerusakan pada mata dan
menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya :
◦ Glukoma
◦ Katarak
◦ Ablasi retina
Test diagnostic
1. Kultur
2. Kultur virus
3. Tes diagnostik klamidial
4. Smear/sitologi
5. Biopsi
6. Tes darah
Penatalaksanaan medis
a. Non-farmakologi
Farmakologi berdasarkan klasifikasi
Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bacterial tergantung temuan agen mikrobiologinya. Untuk menghilangkan sekret dapat
dibilas dengan garam fisiologis.
b.   Penatalaksanaan Konjungtivitis Bakteri
Pengobatan kadang-kadang diberikan sebelum pemeriksaan mikrobiologik dengan antibiotic tunggal seperti
ü  Kloramfenikol
ü  Gentamisin
ü  Tobramisin
ü  Eritromisin
ü  Sulfa
c. Penatalaksanaan Konjungtivitis Virus
d. Penatalaksanaan Konjungtivitis Alergi
 
Pencegahan

◦ Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan
obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
◦ Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit
◦ Jangan menggunakan handuk atau lap bersama dengan penghuni rumah lain
◦ Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.
◦ Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari.
◦ Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain.
◦ Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu), dan hindari
mengucek-ngucek mata.
◦ Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya setelah
membersihkan kotoran mata.
Asuhan Keperawatan
◦ PENGKAJIAN
Tanggal wawancara, Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat,
penanggung jawab.
Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan Utama
Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan   kemerahan disekitar mata, epipora mata dan sekret,
banyak keluar terutama pada konjungtiva, purulen / Gonoblenorroe.
Keluhan Yang Menyertai
Apakah pandangan menjadi kabur terutama pada kasus Gonoblenorroe.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu.
Klien pernah menderita penyakit yang sama, trauma mata, alergi obat, riwayat operasi mata.
Riwayat Kesehatan Keluarga
◦ Dalam keluarga terdapat penderita penyakit menular (konjungtivitis)
 
PEMERIKSAAN FISIK.
Pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk mencari karakter/tanda konjungtivitis yang meliputi:
1. Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix(bagian palpebra posterior dan bola mata) dan megurang ke arah
limburn (perbatasan antara kornea dan sklera).
2. Kemungkinan adanya sekret:
◦ Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak mata lengket saat bangun tidur.
◦ Berair/encer pada infeksi virus.
3. Edema konjungtiva
4. Blefarospasme = kelopak mata berkedip tidak terkendali
5. Lakrimasi = produksi air mata berlebih
6. Konjungtiva palpebra (merah, kasar seperti beludru karena ada edema dan infiltrasi).
7. Konjungtiva bulbi, infeksi konjungtiva banyak, kemosis, dapat ditemukan pseudo membrane pada infeksi pneumokok. Kadang –
kadang disertai perdarahan subkonjungtiva kecil – kecil baik di konjungtiva palpebra maupun bulbi yang biasanya disebabkan
pneumokok atau virus.
8. Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer klien karena jika terdapat sekret yang menempel pada
kornea dapat menimbulkan kemunduran visus/melihat halo.
DIAGNOSA KEPERAWATAN.
◦ Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peradangan
konjungtiva.
◦ Gangguan rasa nyaman: pruritus b/d edema dan iritasi konjungtiva
◦ Gangguan konsep diri  (body image menurun) berhubungan dengan
adanya perubahan pada kelopak mata.
◦ Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan proses peradangan.
◦ Resiko tinggi cedera b/d keterbatasan penglihatan.
Video
Daftar pustaka
◦ Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta: EGC.
◦ Sidarta Ilyas. 2002. Ilmu Pemyakit Mata. Jakarta: CV.SAGUNG SETO
◦ Sidarta Ilyas. 2005. Kedaruratan Dalam Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
◦ Sidarta Ilyas. 2009. Ikhitisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
◦ https://www.scribd.com/doc/101718082/MAKALAH-KONJUNGTIVITIS. Diakses tanggal 20 september 2017
◦ http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/view/7605/pdfDiakses tanggal 20 september 2017
◦ http://scholar.unand.ac.id/22205/2/BAB%20I.pdfDiakses tanggal 20 september 2017
◦ https://paryonoklaten.files.wordpress.com/2011/10/konjungtivitis-compatibility-mode.pdfDiakses tanggal 20 september 2017
◦ https://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/12/14/makalah-konjungtivitis/Diakses tanggal 20 september 2017
◦ https://googleweblight.com/?lite_url=https://elysashop.wordpress.com/2013/10/24/makalah-konjungtivitis/&lc=id Diakses
tanggal 20 september 2017
◦ ID&s=1&m=945&hots=www.google.co.id&ts=1505815071&sig=ANTY_L26fpOFX0njWS5tP3IN6eUaMZBP1wDiakses tanggal
20 september 2017

Anda mungkin juga menyukai