Anda di halaman 1dari 25

KONJUNGTIVITIS

Pembimbing:
dr. Petty Purwanita, Sp.M(K)
Oleh:
Intan Marda Juwita, S.Ked (04084822124022)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA RSUP DR.


MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
OUTLINE

1 2 3
PENDAHU TINJAUAN KESIMPU
LUAN PUSTAKA LAN
1
PENDAHULU
AN
PENDAHULUAN
Konjungtivitis adalah peradangan/inflamasi pada konjungtiva dengan gejala
yang dikeluhkan adalah mata merah, rasa mengganjal, rasa terbakar, dan
berair, disertai dengan keluarnya sekret.

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, infeksi virus maupun


karena alergi.

Konjungtivitis merupakan penyakit mata merah yang paling sering dijumpai


di masyarakat dan praktik dokter sehari-hari.
2
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI KONJUNGTIVA
KONJUNGTI
VITIS
DEFINIS
I
Konjungtivitis adalah inflamasi jaringan
konjungtiva yang dapat disebabkan oleh
invasi mikroorganisme maupun reaksi
hipersensitivitas di konjungtiva.
ETIOLOGI

Infeksi Bakteri Infeksi Virus Alergi


Bakteri yang sering menjadi Virus yang sering menjadi Terjadi karena adanya reaksi
penyebab: Penyebab: hipersensitivitas. Pada
1. Streptococcus pneumonia 1. Adenovirus konjungtivitis alergi adalah
2. Staphylococcus aureus 2. Herpes Simplex Virus reaksi hipersensitivitas Tipe I,
3. Haemophilus influenzae 3. Enterovirus dimediasi oleh degranulasi sel
4. Moraxella catarrhalis 4. Coxsackievirus mast sebagai respons terhadap
5. Clamidya Trachomatis 5. Varicella Zoster antibodi IgE.
6. Gonococcus 6. Poxvirus
EPIDEMIOLOGI
• Konjungtivitis sering kali terjadi di seluruh dunia, di Amerika Serikat,
konjungtivitis adalah diagnosis penyakit mata yang paling sering di IGD dari
sepertiga kasus yang berhubungan dengan penyakit mata.
• Berdasarkan usia, konjungtivitis paling sering didiagnosis pada anak-anak kurang
dari 7 tahun, sedangkan pada dewasa konjungtivitis paling banyak didiagnosis
pada usia 22 tahun pada wanita, dan 28 tahun pada pria.
• Berdasarkan jenis kelamin, secara keseluruhan konjungtivitis lebih sering terjadi
pada wanita dibanding laki-laki.
KLASIFIKASI
Berdasarkan Onset Berdasarkan
Etiologi
Konjungtivitis
Konjungtivitis Konjungtivitis bakterial akut, konjungtivitis
Bakteri
klamidia, dan konjungtivitis neonatorum
akut
Onset < 4 minggu

Konjungtivitis
Disebabkan oleh infeksi adenovirus,
enterovirus dan Viral
coxsackievirus dan HSV
Konjungtivitis
Kronik
Onset > 4 minggu
Konjungtivitis
Konjungtivitis alergi akut dan
Alergi
keratokonjungtivitis vernal
MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum: Inflamasi konjungtiva
1. Mata merah 1. Hiperaemia
2. Rasa mengganjal 2. Perdarahan
3. Gatal 3. Kemosis
4. Membran
4. Rasa terbakar
5. Infiltrasi
5. Berair 6. Sikatrisasi
6. Disertai sekret 7. Folikel
8. papila

Sekret
1. Berair Limfadenopati juga dapat terjadi pada
2. Mukoid konjungtivitis. Penyebab paling sering dari
limfadenopati yang terkait dengan
3. Mukopurulen
konjungtivitis adalah infeksi virus. Ini juga
4. Purulen dapat terjadi pada klamidia dan konjungtivitis
bakteri berat (terutama gonore)
MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGI
Infeksi Alergi

Pelebaran pembuluh darah konjungtiva


(hiperaemia) dan edema konjungtiva

Konjungtivitis
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan fisik
1. Onset timbulnya penyakit
2. Evaluasi adalah tanda dan gejala dari 1. Pemeriksaan tajam penglihatan
konjungtivitis
2. Pemeriksaan eksternal
3. Besifat bilateral atau unilateral
4. Faktor yang memperberat dan 3. Pemeriksaan dengan slit lamp
memperingan,
5. Karakter dari sekret yang dihasilkan,
6. Riwayat terpapar dengan penderita
yang memiliki gejala yang sama,
riwayat trauma,
7. Riwayat operasi dan riwayat
kebiasaan
8. Tanda dan gejala penyakit sistemik
yang mungkin berhubungan,
DIAGNOSIS
Pada anamnesis pasien konjungtivitis akan didapatkan keluhan
berupa mata merah, rasa mengganjal, gatal, dan berair, disertai
sekret. Keluhan tidak disertai dengan adanya penurunan tajam
penglihatan. Dari pemeriksaan fisik, akan didapatkan visus
normal, adanya injeksi konjungtiva yang dapat disertai dengan
edema kelopak dan kemosis, adanya eksudat yang dapat berupa
serous, mukopurulen ataupun purulen tergantung dari
penyebabnya dan pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan
folikel, papil, dan pseudomembran
DIAGNOSIS
BANDING
1. Mata 3.
Kering Konjungtivit
is
2. Perdarahan 4.
Subkonjungti Episkleriti
va s
TATALAKSANA
1. Pada infeksi bakteri : klormfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali sehari atau salep
mata 3 kali sehari selama 3 hari.
2. Pada alergi: Flumetolon ED 2 kali sehari selama 2 minggu
3. Pada konjungtivitis gonore : kloramfenikol tetes mata 0,5-1% sebanyak 1 tetes
tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak
ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.
4. Pada konjungtivitis klamidia: Diberikan antibiotic sistemik azitromisin 1 gram
diulangi setelah 1 minggu atau dapat diberikan doksisiklin 100mg 2x sehari
selama 10 hari, serta antibiotic topikal seperti eritromisin atau salep tetrasiklin
5. Pada konjungtivitis viral: Salep Acyclovir 3%, 5 kali sehari selama 10 hari
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada konjungtivitis adalah
keratokonjungtivitis. Keratokonjungtivitis adalah proses inflamasi yang
melibatkan konjungtiva (konjungtivitis) dan kornea (keratitis).
Komplikasi ini umumnya lebih banyak didahului oleh adanya
konjungtivitis infeksi dibandingkan non infeksi. Konjungtivitis viral
lebih sering menjadi etiologi terjadinya keratokonjungtivitis
dibandingkan dengan konjungtivitis bakteri.
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : bonam


SKDI
Kompetensi dokter umum dalam menangani kasus konjungtivitis
ini adalah 4A, dimana lulusan dokter mampu membuat diagnosis
klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara
mandiri dan tuntas.
3
KESIMPULA
N
AN
Konjungtivitis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada
konjungtiva. Pasien biasanya mengeluhkan adanya mata merah, rasa mengganjal,
gatal, rasa terbakar, dan berair, kadang disertai sekret. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh adanya infeksi baik bakteri maupun virus dan alergi.

Diagnosis konjungtivitis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan


fisik. Pada anamnesis pasien akan mengeluhkan gejala-gejala konjungtivitis
Kemudian pada pemeriksaan fisik akan didapatkan visus normal, adanya injeksi
konjungtiva yang dapat disertai dengan edema kelopak dan kemosis, adanya
eksudat dan pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil, dan
pseudomembran.

Tatalaksana dari kasus konjungtivitis adalah dengan pemberian obat mata


topical dan obat-obatan sistemik yang disesuaikan dengan patogen penyebab
terjadinya konjungtivitis
TERIMA
KASIH
SESI TANYA JAWAB

Anda mungkin juga menyukai