Anda di halaman 1dari 7

KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini adalah


penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva
terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang
mengganggu.
Jumlah agen-agen yang patogen dan dapat menyebabkan infeksi pada mata
semakin banyak, disebabkan oleh meningkatnya penggunaan oat-obatan topical
dan agen imunosupresif sistemik, serta meningkatnya jumlah pasien dengan
infeksi HIV dan pasien yang menjalani transplantasi organ dan menjalani terapi
imunosupresif.

Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri.
Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata merah, sekret
pada mata.

Etiologi dan Faktor Resiko
Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu hiperakut, akut,
subakut dan kronik. Konjungtivitis bakteri hiperakut biasanya disebabkan oleh N
gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis. Bentuk yang akut biasanya
disebabkan oleh Streptococcus pneumoniadan Haemophilus aegyptyus. Penyebab
yang paling sering pada bentuk konjungtivitis bakteri subakut adalah H influenza
dan Escherichia coli, sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada
konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis.

Konjungtivitis bakterial biasanya mulai pada satu mata kemudian mengenai mata
yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke orang lain. Penyakit ini
biasanya terjadi pada orang yang terlalu sering kontak dengan penderita, sinusitis
dan keadaan imunodefisiensi.

Patofisiologi
Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti streptococci,
staphylococci dan jenis Corynebacterium. Perubahan pada mekanisme pertahanan
tubuh ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan
infeksi klinis. Perubahan pada flora normal dapat terjadi karena adanya
kontaminasi eksternal, penyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah.
Penggunaan antibiotik topikal jangka panjang merupakan salah satu penyebab
perubahan flora normal pada jaringan mata, serta resistensi terhadap antibiotic.
Mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang meliputi
konjungtiva sedangkan mekanisme pertahanan sekundernya adalah sistem imun
yang berasal dari perdarahan konjungtiva, lisozim dan imunoglobulin yang
terdapat pada lapisan air mata, mekanisme pembersihan oleh lakrimasi dan
berkedip. Adanya gangguan atau kerusakan pada mekanisme pertahanan ini dapat
menyebabkan infeksi pada konjungtiva.

Gejala Klinis (AOA, 2008)
- Injeksi konjungtiva
- Sekret bakteri lebih purulen
- Edema pada kelopak mata
- Tidak ada gangguan visus
- Khas: kelopak mata saling melekat pada pagi hari waktu bangun tidur

Diagnosis
Pada saat anamnesis yang perlu ditanyakan meliputi usia, karena mungkin saja
penyakit berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh pada pasien yang
lebih tua. Pada pasien yang aktif secara seksual, perlu dipertimbangkan penyakit
menular seksual dan riwayat penyakit pada pasangan seksual. Perlu juga
ditanyakan durasi lamanya penyakit, riwayat penyakit yang sama sebelumnya,
riwayat penyakit sistemik, obat-obatan, penggunaan obat-obat kemoterapi,
riwayat pekerjaan yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit, riwayat
alergi dan alergi terhadap obat-obatan, dan riwayat penggunaan lensa-kontak.

Konjungtivitis virus
Konjungtivitis virus dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus. Konjungtivitis ini
dapat menyebabkan cacat atau dapat sembuh sendiri, serta dapat lebih lama
daripada konjungtivitis bakteri.

Etiologi dan faktor risiko
Konjungtivitis ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, namun adenovirus
adalah yang terbanyak menyebabkan penyakit ini, dan herpes simplex virus adalah
yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga dapat disebabkan oleh
virus Varicella zoster, picornavirus (enterovirus 70,Coxsackie A24), poxvirus,
dan human immunodeficiencyvirus.
Penyakit ini sering terjadi pada orang yang sering kontak dengan penderita dan
dapat menular melalui di droplet pernafasan, kontak dengan benda-benda yang
menyebarkan virus (fomites) dan berada di kolam renang yang terkontaminasi.

Gejala Klinis
Pada keratokonjungtivitis epidemic yang disebabkan oleh adenovirus biasanya
dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata berair berat dan kadang
dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai infiltrate subepitel kornea atau
keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan bertahan selama lebih dari 2 bulan.
Biasanya pasien juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala
infeksi umum lainnya seperti sakit kepala dan demam.

Pada konjungtivitis Herpetic yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV)
yang biasanya mengenai anak kecil dijumpai injeksi unilateral, iritasi, sekret
mukoid, nyeri, fotofobia ringan dan sering disertai keratitis herpes.

Konjungtivitis hemoragika akut yang biasanya disebabkan oleh enterovirus dan
coxsackie virus memiliki gejala klinis nyeri, fotofobia, sensasi benda asing,
hipersekresi airmata, kemerahan, edema palpebra dan perdarahan subkonjungtiva
dan kadang-kadang dapat terjadi kimosis.

Diagnosis
Diagnosis difokuskan pada gejala-gejala yang membedakan tipe-tipe menurut
penyebabnya. Dibutuhkan informasi mengenai, durasi dan gejala-gejala sistemik
maupun okular, keparahan dan frekuensi gejala, faktor-faktor resiko dan keadaan
lingkungan sekitar untuk menetapkan diagnosis konjungtivitis virus (AOA, 2010).
Pada anamnesis penting juga untuk ditanyakan onset, dan juga apakah hanya
sebelah mata atau kedua mata yang terinfeksi.
Konjungtivitis virus sulit untuk dibedakan dengan konjungtivitis bakteri
berdasarkan gejala klinisnya dan untuk itu harus dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paling sering dan
disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem
imun. Reaksi hipersensitivitas yang paling sering terlibat pada alergi di
konjungtiva adalah reaksi hipersensitivitas tipe 1.

Etiologi dan Faktor Resiko
Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis alergi
musiman dan konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya
dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal, keratokonjungtivitis
atopic dan konjungtivitis papilar raksasa.
Etiologi dan factor risiko pada konjungtivitis alergi berbeda-beda sesuai dengan
subkategorinya. Konjungtivitis alergi musiman dan tumbuh-tumbuhan biasanya
disebabkan oleh alergi tepung sari, rumput, bulu hewan, dan disertai dengan rinitis
alergi serta timbul pada waktu-waktu tertentu.
Vernal konjungtivitis sering disertai dengan riwayat asma, eksema dan rhinitis
alergi musiman.
Konjungtivitis atopik terjadi pada pasien dengan riwayat dermatitis atopik,
sedangkan konjungtivitis papilar raksasa pada pengguna lensa-kontak atau mata
buatan dari plastik.

Gejala Klinis
Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-tumbuhan keluhan utama
adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan konjungtiva,dan sering
ditemukan kemosis berat.
Pasien dengan keratokonjungtivitis vernal sering mengeluhkan mata sangat gatal
dengan kotoran mata yang berserat, konjungtiva tampak putih susu dan banyak
papila halus di konjungtiva tarsalis inferior.
Sensasi terbakar, pengeluaran sekret mukoid, merah, dan fotofobia merupakan
keluhan yang paling sering pada keratokonjungtivitis atopik. Ditemukan jupa
tepian palpebra yang eritematosa dan konjungtiva tampak putih susu. Pada kasus
yang berat ketajaman penglihatan menurun.
Sedangkan pada konjungtivitis papilar raksasa dijumpai tanda dan gejala yang
mirip konjungtivitis vernal
.
Diagnosis
Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien serta
observasi pada gejala klinis untuk menegakkan diagnosis konjungtivitis alergi.
Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis penyakit ini adalah rasa gatal
pada mata, yang mungkin saja disertai mata berair, kemerahan dan fotofobia.

Konjungtivitis Jamur
Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans dan
merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak
putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan keadaan sistem
imun yang terganggu. Selain Candida sp, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh
Sporothrix schenckii, Rhinosporidium serberi, dan Coccidioidesimmitis walaupun
jarang.

Konjungtivitis Parasit
Konjungtivitis parasit dapat disebabkan oleh infeksi Thelaziacaliforniensis, Loa
loa, Ascaris lumbricoides, Trichinella spiralis, Schistosoma haematobium, Taenia
solium dan Pthirus pubis walaupun jarang.

Konjungtivitis kimia atau iritatif
Konjungtivitis kimia-iritatif adalah konjungtivitis yang terjadi oleh pemajanan
substansi iritan yang masuk ke sakus konjungtivalis. Substansi-substansi iritan
yang masuk ke sakus konjungtivalis dan dapat menyebabkan konjungtivitis,
seperti asam, alkali, asap dan angin, dapat menimbulkan gejala-gejala berupa
nyeri, pelebaran pembuluh darah, fotofobia, dan blefarospasme.
Selain itu penyakit ini dapat juga disebabkan oleh pemberian obat topikal jangka
panjang seperti dipivefrin, miotik, neomycin, dan obat-obat lain dengan bahan
pengawet yang toksik atau menimbulkan iritasi.
Konjungtivitis ini dapat diatasi dengan penghentian substansi penyebab dan
pemakaian tetesan ringan.

Konjungtivitis lain
Selain disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, jamur dan parasit, konjungtivitis juga
dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan penyakit autoimun seperti penyakit
tiroid, gout dan karsinoid. Terapi pada konjungtivitis yang disebabkan oleh
penyakit sistemik tersebut diarahkan pada pengendalian penyakit utama atau
penyebabnya.

Konjungtivitis juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari acne rosacea dan
dermatitis herpetiformis ataupun masalah kulit lainnya pada daerah wajah. (AOA,
2008).

DAFTAR PUSTAKA
AOA (2008). Conjunctivitis. American Optometric Association.
http://www.aoa.org/patients-and-public/eye-and-vision-problems/glossary-of-eye-
and-vision-conditions/conjunctivitis?sso=y diakses Oktober 2014.
Ilyas S, Yulianti SR (2014). Ilmu penyakit mata edisi kelima. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai