Oleh:
Ni Made Ayu Komala Sari
1102105074
2012
A. Konsep Dasar Penyakit
Pengertian Konjungtivitis
Terlampir
Pemeriksaan Fisik
* Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan megurang
ke arah limbus.
* Edema konjungtiva
* Lakrimasi
* Kemungkinan adanya sekret:
* Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan
kelopak mata lengket saat bangun tidur.
* Berair/encer pada infeksi virus.
* Konjungtiva palpebra (merah, kasar seperti beludru karena ada edema dan
infiltrasi).
* Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis, dapat ditemukan
pseudo membrane pada infeksi pneumokok. Kadang–kadang disertai
perdarahan subkonjungtiva kecil–kecil baik di konjungtiva palpebra
maupun bulbi yang biasanya disebabkan pneumokok atau virus.
* Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer klien
karena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat menimbulkan
kemunduran visus/melihat halo.
Pemeriksaan Penunjang
Selain pemeriksaan fisik, dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang pada klien
yang mengalami konjungtivitis untuk mengetahui penyebab spesifik dari
konjungtivitis pada klien. Pada kasus, bayi B mengalami konjungtivitis setelah 2
hari kelahirannya dari ibu yang menderita infeksi gonnorhea. Kemungkinan jenis
infeksi yang dialami oleh bayi B adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh
bakteri. Diagnosis pasti penyakit ini adalah pemeriksaan sekret dengan pewarnaan
metilen biru dimana akan terlihat diplokok di dalam sel leukosit. Dengan
pewarnaan gram akan terdapat sel intraselular atau ekstraselular dengan sifat gram
negative. Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat. Apabila
pada pewarnaan terlihat gram positif diplok batang intraselular, dapat dicurigai
konjungtivitis gonore.
Penatalaksanaan
Komplikasi
Komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya :
1. Glaukoma
2. Katarak
3. Ablasi retina
4. Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit
dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis.
5. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta adalah seringnya berupa ulkus
kornea.
6. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan psdeudomembranasea
7. Komplikasi konjungtivitis vernal.
Prognosis
Mata dapat terkena berbagai kondisi, beberapa diantaranya bersifat primer sedang
yang lain bersifat sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain,
kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal dan dapat
dikontrol sehingga penglihatan dapat dipertahankan. Bila segera diatasi,
konjungtivitis ini tidak akan membahayakan. Konjungtivitis bakteri yang
disebabkan oleh mikroorganisme tertentu, seperti HaemophilusInfluenzae, adalah
penyakit swasirna. Bila tidak diobati akan sembuh sendiri dalam waktu 2 minggu.
Dengan pengobatan biasanya akan sembuh dalam 1-3 hari. Namun jika penyakit
radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada
mata/gangguan dan menimbulkan komplikasi seperti Glaukoma, katarak maupun
ablasi retina (Barbara C. Long, 1996).
Pathway
Infeksi konjungtiva
Hiperemi
Sintesis DNA dan RNA baru
Pembengkakan dan hipertrofi papilla
Mediator protein
Gangguan sensori- Gangguan
persepsi: pengelihatan rasa nyaman
Asetilkolin
Asetilkolin
Vasokontriksi,
metabolisme produksi
panas
Hipertermi
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a. Data Pasien
b. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
c. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi :
Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan megurang ke
arah limbus.
Edema konjungtiva
Lakrimasi
Kemungkinan adanya sekret:
Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak
mata lengket saat bangun tidur.
Berair/encer pada infeksi virus.
Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer klien
karena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat menimbulkan
kemunduran visus/melihat halo.
d. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metilen biru dimana akan terlihat diplokok
di dalam sel leukosit. Dengan pewarnaan gram akan terdapat sel intraselular atau
ekstraselular dengan sifat gram negative.
- Pemeriksaan sensitivitas dilakukan pada agar darah dan coklat. Apabila pada
pewarnaan terlihat gram positif diplok batang intraselular, dapat dicurigai
konjungtivitis gonore.
Diagnosa Keperawatan yang muncul
- Nyeri Akut
- Hipertermi
- Gangguan sensori persepsi : pengelihatan
- Gangguan rasa nyaman
Asuhan keperawatan
Terlampir
Evaluasi
Terlampir
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah diberikan asuhan NIC Label
berhubungan keperawatan selama Pain Management
dengan agen …..x24 jam, diharapkan - Gunakan komunikasi - Komunikasi terapeutik
cidera (biologi, nyeri klien dapat teratasi terapeutik agar digunakan untuk
mengetahui pengalaman
psikologi, dengan criteria hasil : pasien mengatakan
nyeri klien
kimia, fisika) NOC Label pengalaman nyeri
Pain Control - Ajarkan pasien untuk
- Pasien dapat mengurangi nyeri - Teknik distraksi dapat
membuat klien lebih relaks
mengenal nyeri yang dengan terapi
dialaminya (skala 5) nonfarmakologi (
- Pasien mengetahui teknik relaksasi )
factor penyebab nyeri - Mengobservasi - Reaksi nonverbal dapat
menunjukkan pasien berada
- Pasien dapat adanya respon pada skala nyeri ringan,
melaporkan nyeri nonverbal sedang atau berat
pada petugas ketika ketidaknyamanan
tidak dapat - Anjurkan pasien - Penggunaan agen-agen
mengontrol nyeri untuk menggunakan fakmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Pasien melaporkan pengobatan nyeri
perubahan gejala yang adekuat
nyeri - Kolaborasi dengan - Pemberian analgesic dapat
menurunkan skala nyeri
tenaga medis lain klien
dalam pemberian
analgesik
Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi selama batas waktu yang disesuaikan dengan kondisi pasien,
maka hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah :
- Pasien mengenal rasa nyeri yang dirasakannya
- Nyeri yang dirasakan dapat dikontrol oleh pasien
- Pasien menyatakan nyerinya sudah berkurang
- Wajah klien tidak terlihat masih meringis
2. Hipertermia Setelah dilakukan asuhan NIC Label
berhubungan keperawatan selama ….x 24
Vital Sign Monitoring
dengan penyakit jam, diharapkan suhu tubuh
klien dapat kembali dalam 1. Memonitor tekanan 1. Dapat memberikan
rentang normal dengan darah, nadi, suhu dan gambaran umum
criteria hasil : respirasi yang tepat keadaan klien
Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi selama batas waktu yang disesuaikan dengan kondisi pasien,
maka hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah :
- suhu tubuh pasien dapat kembali normal dalam rentang suhu 36,5 – 37,50 C
3. Gangguan Sensory Function Sensory Perceptual:
Sensori Visual, Disturbed
Persepsi: Setelah dilakukan asuhan Activity Therapy
keperawatan selama … x 24
Penglihatan - Berkolaborasi dengan ahli - klien mendapatkan
berhubungan jam, diharapkan klien mampu
untuk melihat dengan normal terapi dalam merencanakan terapi pemulihan
dengan
perubahan kembali dengan kriteria hasil : dan memonitoring program lebih lengkap jika
integrasi sensori - Klien dapat menggerakkan pelatihan yang dijalankan dikolaborasikan
bola mata ke segala arah klien sesuai keperluan dengan tim medis lain
- Cerebral Perfusion
- klien dapat
Promotion
melaksanakan
- Memberikan obat nyeri
terapinya walaupun
sesuai kebutuhan kondisi
dengan waktu kurang
klien
- Memonitor status respirasi
klien
- perawat dapat
mempertahanka
- Communication
kenyamanan klien
Enhancement: Visual
- respirasi klien tetap
Deficit
normal (RR: 14-16
- Perawat memperkenalkan
x/menit)
diri saat bertemu klien
- klien mengetahui
- perawat dapat
mengetahui suasana
- Mendeskripsikan hati klien, apakah
lingkungan di sekitar klien sedang baik dan bisa
untuk ditemui dan
diajak berbicara atau
tidak
- perawat dapat
membantu klien
mengetahui dimana
letak benda-benda
yang berada di
sekelilingnya
- Membacakan surat, koran,
walaupun dalam
dan sumber informasi
keadaan penglihatan
lainnya kepada klien
yang kurang baik, dan
klien mampu
memperkirakan
sendiri jarak benda
atau tempat yang
ingin ditujunya
- klien selalu
mendapatkan
informasi yang terkini
dan terpercaya
walaupun sedang
dalam keadaan sakit
4. Gangguan rasa Setelah dilakukan asuhan NIC Label:
nyaman keperawatan selama …x24 jam, a) Pasien dapat
Environmental
berhubungan diharapkan gangguan rasa merasa nyaman
Management
dengan gejala kenyamanan pasien kembali dengan
a) Ciptakan lingkungan
terkait penyakit normal dengan kriteria hasil: lingkungannya.
yang aman bagi pasien.
b) Menghindari
NOC Label: b) Keluarkan benda
sesuatu yang tidak
berbahaya dari
Comfort Status : Enviroment diinginkan terjadi
lingkungan.
pada pasien.
a) Suhu rungan dalam c) Identifikasi kebutuhan
c) Untuk
rentang normal (skala 4) keamanan pasien,
mempermudah
berdasarkan tingkat
b) Lingkungan yang memberikan
fungsi fisik dan fungsi
mendukung untuk perawatan yang
kesadaran dan sejarah
beristirahat (skala 4) sesuai pada pasien.
perilaku.
c) Membersihkan
lingkungan yang tidak
nyaman (skala 4)
d) Penyinaran dalam
ruangan (skala 4)
e) Privasi (skala 4)
f) Menginginkan kesiapan
adaptasi (skala 4)
g) Lingkungan yang
bersahabat (skala 5)
Endurance
a) Aktivitas (skala 4)
b) Pola makan (skala 3)
c) Energi yang dipulihkan
setelah istirahat (skala3)
Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi selama batas waktu yang disesuaikan dengan kondisi pasien,
maka hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah :
- Penglihatan klien menjadi jelas, tidak kabur
- Klin mampu menggerakkan bola mata secara maksimal
- Klien tidak melaporkan adanya ketidaknyamanan
- Tidak adanya respon klien terhadap ketidaknyamanan
DAFTAR PUSTAKA