Anda di halaman 1dari 14

Asuhan Keperawatan

Gangguan Konjungtivitis
Kelompok 7 :
1. CERRY AMELIA ANGGRAINI
2. DEWI FITRIA SARI
3. INKA YESI OEMARDI
4. RISKI MAULANA
5. ZIKRI M.NOER
Definisi
 Konjungtivitis atau radang konjungtiva adalah radang selaput
lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata yang
dibedakan kedalam bentuk akut dan kronis. Konjungtivitis
(pink eye) merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan
luar mata dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan
oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi,
iritasi dari bahan-bahan kimia seperti terkena serpihan kaca
yang debunya beterbangan sehingga mengenai mata kita dan
menyebabkan iritasi sedangkan konjungtivitis yang disebabkan
oleh mikroorganisme (terutama virus dan kuman atau
campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara
(Ilyas, 2015).
Etiologi
 Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat
bersifat infeksius seperti:
 1.    Bakteri
 2.    Klamidia
 3.    Virus
 4.    Jamur
 5.    Parasit (oleh bahan iritatif => kimia, suhu, radiasi)
 6.    Maupun imunologi (pada reaksi alergi).
 Kebanyakan konjungtivitis bersifat bilateral. Bila hanya
unilateral, penyebabnya adalah toksik atau kimia. Organisme
penyebab tersering adalah stafilokokus, streptokokus,
pneumokokus, dan hemofilius. Adanya infeksi atau virus.
Juga dapat disebabkan oleh butir-butir debu dan serbuk sari,
kontak langsung dengan kosmetika yang mengandung klorin,
atau benda asing yang masuk kedalam mata.
Klasifikasi
 Konjungtivitis Alergi
Bentuk konjungtivitis ini mungkin musiman atau musim-musim tertentu saja dan
biasanya ada hubungannya dengan kesensitifan dengan serbuk sari, protein
hewani, bulu-bulu, debu, bahan makanan tertentu, gigitan serangga, obat-
obatan.
  Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis bakteri disebut juga “Pink Eye”. Bentuk ini adalah konjungtivitis
yang mudah ditularkan, yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus.
 Konjungtivitis Bakteri Hiperakut

Neisseria gonnorrhoeae dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri hiperakut yang


berat dan mengancam penglihatan.
 Konjungtivitis Viral

Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling
sering adalah keratokonjungtivitis epidermika) atau dari penyakit virus
sistemik seperti mumps dan mononukleus
 Konjungtivitis Blenore

Konjungtivitis purulen (bernanah pada bayi dan konjungtivitis gonore). Blenore


neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru
Patofisiologi
Konjungtivitis merupakan penyakit mata eksternal yang
diderita oleh masyarakat, ada yang bersifat akut atau
kronis. Gejala yang muncul tergantung dari factor penyebab
konjungtivitis dan factor berat ringannya penyakit yang
diderita oleh pasien. Pada konjungtivitis yang akut dan
ringan akan sembuh sendiri dalam waktu 2 minggu tanpa
pengobatan.

Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan


dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva posterior,
menyebabkan hoperemi yang tampak paling nyata pada
forniks dan mengurang kearah limbus. Pada hiperemi
konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan
hipertrofi papilla yang sering disertai sensasi benda asing
dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensai ini
merangsang sekresi air mata.
Manifestasi Klinis
 1.    Konjungtivitis Alergi
a. Edema berat sampai ringan pada konjungtivitis
b. Rasa seperti terbakar
c. Injekstion vaskuler pada konjungtivitis
 2.    Konjungtivitis Bakteri
a. Edema konjungtiva sedang
b. Air mata keluar terus
c. danya secret atau kotoran pada mata
 3.    Konjungtivitis Viral
a. Fotofobia
b. Rasa seperti ada benda asing didalam mata
c. Keluar air mata banyak
 4.    Konjungtivitis Bakteri hiperakut
a. Infeksi mata menunjukkan secret purulen yang massif
b. Mata merah
c. Iritasi
Pemeriksaan Penunjang
a)   Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan tajam penglihatan

Pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter dan perimeter


(sebagai alat pemeriksaan pandangan).
Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk melihat
adanya efek epitel kornea).
b)     Therapy Medik
     Antibiotic topical, obat tetes steroid untuk alergi (kontra
indikasi pada herpes simplek virus).
c)      Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata
setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pegecatan
gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear.
Komplikasi
 Glaucoma
 Katarak
 Ablasi retina
 Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan
segala penyulit    dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis .
 Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa
ulkus kornea.
 Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan
pseudomembranasea
 adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang
tebal di kornea yang dapat mengganggu penglihatan, lama-
kelamaan orang bisa menjadi buta.
 Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan
jaringan sikratik
 dapat mengganggu penglihatan.
Penatalaksanaan
1. Konjungtivitis Bakteri
Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotic
tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin selama 3-5 hari.
2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut
Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk terapi topical
dan sistemik. Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih atau
dengan garam fisiologik setiap ¼ jam.
Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam.
Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan terisolasi,
medika menstosa :
Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-
20.000/ml setiap 1 menit sampai 30 menit.
Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit. Disusul
pemberiansalep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.
Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus.
Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat
setiap hari menghasilkan 3 kali berturut-turut negative.
Konsep Asuhan keperawatan
Pengkajian
1.  Biodata.
 Tanggal wawancara, tanggal MRS, Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa,
agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat.
2.      Riwayat kesehatan
 Keluhan Utama :
 Nyeri, rasa ngeres (seperti ada pasir dalam mata), gatal, panas dan kemerahan
disekitar mata, epipora mata dan sekret, banyak keluar terutama pada
konjungtiva, purulen / Gonoblenorroe.
 Sifat Keluhan :
 Keluhan terus menerus; hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri daerah
meradang menjalar ke daerah mana, waktu keluhan timbul pada siang malam,
tidur tentu keluhan timbul.
Keluhan Yang Menyertai :
 Apakah pandangan menjadi kabur terutama pada kasus Gonoblenorroe.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
 Klien pernah menderita penyakit yang sama, trauma mata, alergi obat,
riwayat operasi mata.
Riwayat Kesehatan Keluarga.
 Dalam keluarga terdapat penderita penyakit menular (konjungtivitis)

 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik (inspeksi) untuk mencari karakter/tanda
konjungtivitis yang meliputi:
kelopak mata dan sekitarnya odema, konjugtiva hiperemis dan
ada sekret mukopurulen, kornea tampak hiperemis dan
S=390 C. TD=130/80 mmHg, R= 20 x/menit, N= 78 x/menit.
 
Diagnosa Keperawatan
1)Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan
peradangan konjungtiva, edema, dan pruritus.
2)Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d proses peradangan/
konjungtivitis
3)Gangguan konsep diri  (body image menurun) berhubungan
dengan adanya perubahan pada kelopak mata
4)Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
proses penyakitnya
5)Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan
proses peradangan

Anda mungkin juga menyukai