Anda di halaman 1dari 7

RESUME PERKEMBANGAN EMBRIO

DAN PLASENTA

PENYUSUN :
HERSA PRIA GANDA
P05120220175

DOSEN PENGAMPU :

N.s Asmawati S.kep, M.Kep

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. PERKEMBANGAN EMBRIO

1. Tahapan Perkembangan Embrio

Tahapan perkembangan embrio dimulai dari proses persiapan hingga terbentuknya

bagian-bagian tubuh pada bayi. 

a) Minggu 1 dan 2 persiapan

Seorang wanita tidak akan hamil dalam dua minggu pertama

persiapan. Tubuh wanita berfokus untuk melepaskan sel telur yang telah

matang. Pada tahap persiapan ini, biasanya akan ada tanggal yang paling

tepat untuk terjadinya proses kehamilan.

b) Minggu 3 Ovulasi

Pada minggu ketiga, sel telur yang telah matang akan turun ke tuba falopi

atau saluran tuba dan siap dibuahi. Ketika sperma masuk dan berhasil

menembus dinding sel telur, maka proses pembuahan terjadi. Pembuahan

yang berhasil akan membentuk zigot.

c) Minggu 4 implantasi

Pada minggu keempat, zigot yang telah dibuahi akan terus membelah dan

berubah menjadi blastokista. Ketika proses pembelahan ini terjadi, zigot

akan menggelinding dari tuba falopi menuju rahim selama tiga hari

lamanya. Pada minggu ini, tubuh wanita mulai mengeluarkan

hormon human  chorionic gonadotrophin (hCG) yang dapat terdeteksi oleh

tes kehamilan.

d) Minggu 5 atau Embrionik pertama

Pada minggu kelima, periode embrionik pun dimulai. Periode embrionik ini

merupakan periode yang penting karena sebagian besar sistem dan organ
tubuh akan terbentuk. Embrio akan mulai terbagi dalam tiga lapisan,

meliputi:

1. Ektoderm, merupakan lapisan paling atas atau luar. Lapisan


ektoderm akan berubah dan membentuk sistem saraf, kulit, mata,

telinga bagian dalam, dan jaringan ikat pada tubuh calon bayi.

2. Mesoderm, merupakan lapisan tengah. Lapisan mesoderm akan


bertanggung jawab membentuk tulang, otot, ginjal, dan sistem

reproduksi calon bayi.

3. Endoderm, merupakan lapisan paling bawah atau dalam. Lapisan


endoderm akan membentuk bagian paru-paru, usus, dan kandung

kemih kandung kemih pada calon bayi.

e) Minggu 6
Embrio belum terbentuk dengan jelas, tetapi fitur wajah dasar dengan

kuncup kaki dan lengan mulai tampak. Pada minggu keenam, embrio mulai

berkembang sebesar biji delima dan memiliki sel jantung yang membantu

memancarkan impuls serta membekukan darah.

f) Minggu 7

Pada minggu ketujuh, embrio akan mulai mengembangkan otak dan kepala

bayi. Kuncup lengan dan kaki kini telah berubah menjadi bentuk

dayung. Embrio akan berkembang sebesar penghapus pensil. Namun, lensa

mata mulai terbentuk.

g) Minggu 8

Pada minggu kedelapan, kelopak mata dan telinga bayi sudah terbentuk

sehingga sang bayi dapat melihat serta mendengarkan. Bibir bagian atas

dan hidung bayi juga mulai terbentuk meski belum sempurna.

h) Minggu 9
Pada minggu kesembilan, lengan bayi sudah bisa menekuk dan membentuk

sebuah siku. Jari-jari kaki sang bayi mulai terbentuk begitu juga dengan

kelopak mata dan telinga yang semakin sempurna.

i) Minggu 10

Pada minggu kesepuluh, periode embrionik telah berakhir. Bayi mulai

berkembang sepanjang kurang dari dua inci dari mahkota hingga

pantatnya. Sistem tubuh juga sudah mulai terpasang dengan cukup baik

meskipun belum terlalu sempurna.

j) Minggu 11

Fase embrionik dan janin menjadi tahap paling penting sebelum janin

dilahirkan yang kemudian disebut sebagai bayi. Pada minggu kesebelas fase

embrionik telah berlalu dan kini telah berubah menjadi janin. Janin akan

terus bertumbuh dan berkembang hingga kehamilan berakhir. Pada

trimester pertama, wajah bayi mulai memiliki fitur, menumbuhkan kuku,

dan ukuran berkembang menjadi 2,5 inci dengan berat 0,5 ons.

Trimester kedua, bayi mulai terlihat seperti bayi peringatan, organ

intim berkembang, tulang semakin kuat, dan lemak mulai

menumpuk. Rambut mulai terlihat dan bayi sudah bisa menghisap,

menelan, dan mendengarkan suara disekitarnya. Trimester terakhir,

bayi atau janin mulai membuka mata, berlatih bernapas, panjangnya

mencapai 18-20 inci dengan berat 6,5 pon. Panjang dan berat tubuh

bayi yang dilahirkan dapat bervariasi.


B. PLASENTA

Plasenta merupakan organ sementara yang tumbuh selama hamil. Meski organ ini bersifat
sementara, tetapi plasenta dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin.

1. Fungsi plasesnta
Cleveland Clinic mengungkapkan bahwa plasenta merupakan organ sementara

yang menghubungkan bayi dengan rahim selama kehamilan.

 Memberi bayi oksigen dan nutrisi

 Menghilangkan kotoran berbahaya dan karbondioksida dari bayi

 Menghasilkan hormon untuk membantu pertumbuhan bayi

 Mewariskan kekebalan tubuh Mama ke bayi

 Membantu melindungi bayi

2. Ciri-ciri Plasenta

Pada dasarnya, plasenta memiliki dua sisi. Pertama, sisi yang menempel pada

rahim yang berwarna biru kemerahan. Kedua, sisi yang paling dekat dengan bayi

dan berwarna abu-abu.

 Ukuran Plasenta

Struktur plasenta bermula dari kapiler kecil, dan lambat laun akan berubah

menjadi pembuluh darah yang lebih besar.

Sementara itu, letak plasenta yang bagus umumnya berada di bagian atas

rahim.

 Ukuran Plasenta

Menurut dr. Adeline Jaclyn, rata-rata ketebalan ukuran plasenta di trimester

1 adalah 16,5 millimeter (mm).

Di sepanjang trimester 2, plasenta akan terus tumbuh bersama rahim.

Bahkan tebal plasenta dapat mencapai ukuran 23,78 mm.


Pada kebanyakan wanita, pertumbuhan plasenta akan melambat

di trimester 3. Hal ini berkaitan dengan bayi yang telah berkembang dan

tumbuh secara maksimal di dalam rahim.

Ketika kehamilan mencapai cukup bulan atau 39 minggu, berat

plasenta mencapai sekitar 24 ons atau 680 gram.

3. Masalah Plasenta Yang umum terjadi

 Solusio Plasenta

adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim

sebelum melahirkan. Hal tersebut dapat menyebabkan bayi kekurangan oksigen

dan nutrisi.

Selain itu, solusio plasenta juga dapat membuat Mama mengalami

perdarahan hebat dan mungkin membutuhkan persalinan dini.

 Plasenta Previa

Saat plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks yang menjadi jalan

keluar untuk rahim, kondisi ini disebut dengan istilah plasenta previa.

Biasanya, masalah plasenta ini lebih sering terjadi di awal kehamilan

dan kemungkinan akan hilang ketika rahim mulai tumbuh.

Plasenta previa dapat menyebabkan perdarahan vagina yang parah

selama kehamilan atau persalinan. Apabila kondisi ini berlanjut sampai akhir

trimester ketiga, biasanya dokter akan menyarankan operasi caesar.

 Plasenta Akreta

Setelah melahirkan, biasanya plasenta akan terlepas dari dinding rahim.

Akan tetapi, ada kondisi di mana sebagian atau seluruh plasenta tetap

menempel erat di dalam rahim. 

 Plasenta Tertahan

Jika plasenta tidak ikut keluar 30 menit usai melahirkan, gangguan ini disebut

dengan retensi plasenta. Retensi plasenta disebabkan plasenta terperangkap

di belakang serviks yang tertutup sebagian.

4. Cara Menjaga Plasenta


 Rutin Cek kandungan

 Hindari Rokok dan Alkohol

 Hindari Aktivitas yang Berat

Anda mungkin juga menyukai