PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara berkembang, khususnya didaerah yang penduduknya berpendidikan rendah dan tingkat
ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan dan pemberian makanan bayi khususnya
mengenai manfaat air susu ibu (ASI) sangat kurang. Umumnya pengetahuan tentang perawatan dan
pemberian makanan bayi diperoleh dari keluarga ataupun teman. Untuk menghindari kebiasaan yang
salah, diperlukan bantuan petugas kesehatan untuk memberikan pengarahan yang tepat. Pada masa
menyusui, ibu sering mengalami problema (mendapat kesulitan) dalam hal menyusui bayinya. Jika
problema ini tidak dapat diatasi, jelas akan mengganggu kesinambungan pelaksanaan pemberian ASI.
Untuk mendapatkan ASI yang memadai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, kerjasama antara
ibu (keluarga) dengan
petugaskesehatan mutlak diperlukan. Kerjasama ini harus dimulai pada kehamilan trimester pertama.
B. Tujuan
1. Demi terjaminnya kesehatan bayi dan sang ibu.
2. Agar tidak salah dalam mengambil tindakan yang tepat pada saat sang ibu dan bayinya mendapat
problem.
3. Menjelaskan tentang bagaimana proses kehamilan, dan bagaimana cara menyusui dengan baik dan
benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Kehamilan
1. Description: Awal Proses KehamilanAwal proses kehamilan
Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung telur wanita oleh
sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke indung telur melalui saluran rahim
pada saat melakukan berhubungan badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Dilain tubuh pria bisa
memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata setiap semprotan air mani
mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasil menembus
indung telur dan membuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit
yang terbaik.
Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan berukuran 0.2 mm akan terus
berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim.
Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan masuk dan
menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan kasur, selaput dalam rahim ini tebal dan lunak
sehingga bisa melindungi sel telur yang telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.
Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak dan membentuk semacam akar/rambut
yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam selaput dalam rahim sehingga bisa terus
berkembang. Rambut-rambut halus ini nantinya memiliki fungsi yang sangat penting untuk janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indung telur sudah berbentuk sebagai
satu garis. Pertama yang yang terbentuk adalah syaraf. Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu otak
dan sumsum. Segera setelah ini cikal bakal organ tubuh penting seperti jantung, pembuluh darah, otot,
dll sudah mulai terbentuk.
Dilain pihak plasenta (ari-ari) yang berfungsi menyelimuti janin selama proses kehamilan juga sudah
mulai terbentuk. Sampai usia kehamilan 3 minggu ini janin masih belum bisa dideteksi. Pada saat ini
kepala bayi kurang lebih setengah dari panjang badan, dimana badan bayi masih tampak seperti ekor
saja.
2. Proses Kehamilan dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga terjadi
pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari
pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari
tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan fisik
bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode
terbentuknya fetus.
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi
terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus
(endometrium).
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti
mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai
berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas
otak sangat tinggi.
b. Trimester kedua (Minggu 12 – 24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18 kita bisa
melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi
plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras
pada minggu ke 20 – 21. Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata
sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang
30 cm.
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motorik
yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode tidur dan
bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat
menjadi sempurna.
Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir
berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm. Untuk lebih jelasnya lihat Perkembangan bayi dalam
kandungan (Sumber: Majalah Kesehatan).
C. Menyusui
1. Bagaimana cara menyusui bayi yang benar
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan
selanjutnya minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan,
menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan
botol dan dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan. Bayi dan ibu yang
melakukan proses menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan memiliki keberhasilan yang lebih
besar dari mereka yang menundanya. Bayi baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai bayi
merasa puas. Menyusui minimal 5 menit pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah
melahirkan dan semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan produksi ASI
optimal. Waktu menyusui 20 menit pada masing-masing payudara cukup untuk bayi. Tidak perlu
membatasi waktu menyusui. Frekuensi menyusui yang sering dapat meningkatkan produksi ASI,
mencegah payudara nyeri dan sakit karena penumpukan dan penggumpalan ASI, dan meminimalkan
kemungkinan bayi menjadi kuning.
Jumlah ASI yang normal diproduksi pada akhir minggu pertama setelah melahirkan adalah 550 ml per
hari. Dalam 2-3 minggu, produksi ASI meningkat sampai 800 ml per hari. Jumlah produksi ASI dapat
mencapai 1,5-2 L per harinya. Jumlah produksi ASI tergantung dari berapa banyak bayi menyusu.
Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon prolaktin dilepaskan, dan semakin banyak
produksi ASI. Menyusui dapat berkaitan dengan ketidaknyamanan pada payudara. Nyeri pada puting
dapat diberikan krim vaselin. Perubahan posisi menyusui untuk memutar titik stres pada puting juga
sebaiknya dilakukan. Sebaiknya bayi berhenti dahulu menghisap puting sebelum mengangkatnya dari
payudara.
Wanita yang menyusui membutuhkan 500-1000 kalori lebih banyak dari wanita yang tidak menyusui.
Wanita menyusui rentan terhadap kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, dan seng. ASI
tidak memiliki suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi berusia lebih dari 6 bulan.
Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya diberikan pada ibu menyusui dengan bayi prematur. Nutrisi
yang tidak adekuat dan stres dapat menurunkan jumlah produksi ASI.
Terdapat berbagai posisi untuk menyusui namun posisi yang baik adalah dimana posisi kepala dan badan
bayi berada pada garis yang lurus sehingga bayi dapat menyusui dengan nyaman. Selain itu posisi ibu
pun harus nyaman. Cara menyusui yang benar adalah :
1. Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi sebaiknya dapat menggerakkan
kepalanya ke depan dan ke belakang dengan mudah
2. Letakkan bayi dengan posisi hidungnya setara dengan puting sehingga bayi akan melekat sempurna
dengan payudara
3. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu dapat membuat bayi dalam
posisi ini dengan merangsang bibir bagian atas bayi dengan jari ibu
4. Bayi anda akan mendekatkan kepalanya ke payudara dengan dahi terlebih dahulu
5. Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup putting dan lingkaran gelap di sekitar puting,
puting ibu sebaiknya berada pada langit-langit mulut bayi
6. Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari puting, dengan lembut letakkan ujung jari ibu
pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara otomatis membuka mulutnya. Jangan menarik secara paksa
karena akan menimbulkan luka pada putting
10. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui. Mastitis umum
terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan. Mastitis ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan,
area payudara yang membengkak, demam, menggigil, dan lemah. Penyebabnya adalah infeksi
Stafilokokus aureus. Mastitis ditangani dengan pemberian antibiotika.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kita tahu bahwa, bila ditinjau menurut ilmu kesehatan khususnya ilmu kebidanan yang
mempelajari tentang bagaimana proses pertama kehamilan sampai bayi lahir bahwa kadang kala sang
ibu mengambil tindakan yang kurang tepat dalam merawat bayinya baik masih dalam kandungan
maupun setelah melahirkan. Jadi makalah ini membahas tentang bagaimana cara sang ibu merawat
bayinya, merawat dirinya demi kesehatan sang bayi.
Pada saat menyusui sangat dilarang untuk memberikan susu selain ASI kepada sang bayi. Karena ASI
sangat baik untuk kesehatan sang bayi, kecuali disebabkan oleh hal seperti sakitnya sang ibu yang ASI
nya tidak bisa di minum oleh bayinya.
Makalah ini juga membahas tentang problema menyusui dan penanganannya.
B. Saran
Keberhasilan program laktasi harus didukung oleh kemauan dan adanya pengetahuan ibu, petugas
kesehatan, dan kelonggaran dari instansi tempat bekerja bagi ibu yang bekerja. Problema yang timbul
harus diatasi bersama dalam rangka mendapatkan generasi mendatang yang sempurna fisik dan mental.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brinch, J.:Menyusui bayi dengan baik dan berhasil. Ayah Bunda, gaya Favorit Press.
2. Lawrence, R.A.: Breast feeding. A guide for the medical profession. Second Edition. The CV Mosby
Company, Toronto, 1985.
3. Roberte, W., Vermeersch, Williams (Editor): Nutrition and lactation. Third Edition. Times Mirror
Mosby College Publishing, Toronto, 1985
4. http://keluargacemara.com/kesehatan/kehamilan/awal-proses kehamilan.html#ixzz1DuNc479X
5. http://ummushofiyya.wordpress.com/category/kehamilan-dan-menyusui/
6. http://www.duniamedik.com/329/bagaimana-cara-menyusui-bayi-yang-benar.html#more-329