PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Jenis perijinan yang dimiliki Klinik Insani Medica
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Tabel 2.1.
Jumlah Tenaga Kerja
No Jabatan Jumlah
1 Dokter umum 3
2 Dokter gigi 1
3 Paramedis 10
4 Non medis 3
Total 17
Tabel 2.2
Penggunaan Bahan-bahan
No. Jenis Keterangan
1. Obat- obatan seoperti Obat oral, Obat injeksi Sesuai kebutuhan
dan cairan infus.
2. Pencuci tangan 1 liter / bulan
3. Pembersih Lantai 3 liter / bulan
4. Kapas Sesuai kebutuhan
5 Tisue Sesuai kebutuhan
6 Perban Sesuai kebutuhan
7 Jaerum Suntik Sesuai kebutuhan
8 DC urin Bag Sesuai kebutuhan
9 Infus set Sesuai kebutuhan
10 Abocath Sesuai kebutuhan
11 Alkohol 1 liter / bulan
12 Betadine 2 liter / bulan
Sumber : Klinik Insani Medika 2014
Disamping itu untuk menunjang kegiatan operasional klinik insani medika digunakan
peralatan sebagai berikut:
Tabel 2.3
Penggunaan Peralatan di Klinik Insani Medica
d. Pemakaian air
pemakaian air klinik insani medica bersumber dari sumur, karena aktivitas ada
pelayanan rawat inap maka pemakaian air setiap hari ± 3m³.
e. Penggunaan Listrik
untuk mendukung kegiatan Klinik insani Medica digunakan listrik dengan
kapasitas 2300 watt.
f. Limbah dan Penanganannya
Klinik Insani Medica dalam melakukan kegiatan pelayanan kesehatan akan
menghasilkan berbagai macam limbah yang mnerupakan residu dari produk jasa
layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Adapun jenis- jenis limbah yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Limbah padat
Limbah padat dari kegiatan klinik Insani Medicamulai disadari sebagai bahan
buangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan terutama
pada akumulasi jumlah yang besar. Limbah padat dapat dibedakan menjadi
limbah padat medis dan non medis.
Limbah Padat Medis
Limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan klinik beraswal dari
jarum suntik bekas, botol bekas obat, flabot infus bekas, infus set bekas,
abocath bekas, kapas dan perban bekas pasien. Limbah- limbah tersebut
dapat berasal dari kegiatan rawat jalan dan rawat inap. Penanganan
limbah padat medis biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan
limbah padat terlebih dahulu ditempat pembuangan sampah yang telah
di sediakan kemudian dikirim ke RSUD RA KARTINI JEPARA. Jumlah
limbahmedis dalam 1 bulan sebanyak 2kg. Adapun bagan air limbah
padat infeksius sebagai berikut:
Gambar 2.1
Alur Limbah Padat Infeksius Klinik Insani Medica
Limbah Padat
Dikumpulkan
sementara
RSUD KARTINI
Gambar 2.2
Alur limbah Padat Non Medis
Limbah Non
Medis
Dikumpulkan
sementara
Dibakar
2. Limbah cair
Air limbah dari klinik adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan di Klinik yang meliputi : limbah domestik yakni
buangan kamar mandi, dapur,limbah cair klinis yakni: air limbah yang berasal
dari kegiatan Klinik misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dan lainnya.
Air limbah Klinik yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah
cair Klinik umumnya mengandung senyawa pulutan organik yang cukup tinggi
dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis.
Metoda pengolah air limbah di Klinik Insani Medica yaitu melalui septic tank.
Septic tank adalah teknik pengolahan limbah setempat dan skala kecil. Pada
intinya proses yang terjadi pada septic tank adalah sedimentasi (pengendapan)
dan dilanjutkan dengan stabilisasi dari bahan bahan yang diendapkan tersebut
lewat proses anaerobic. Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan
atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sistem sanitasiyang terdiri dari
pipa saluran, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa
pelepasan air bersih dan udara. Biasanya air limbah dialirkan melalui saluran,
masuk ke septic tank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkanke
drain field sehingga dapat masuk ke dalam air tanah.
Septic tank terdiri dari 3 bagian dengan fungsi yang berbeda beda. Air limbah
yang masuk ke septic tank ini akan masuk dibagian pertama, kemudian disaring
dan dialirkan kebagian ke dua. Pada bagian kedua limbah diurai lebih lanjut.
Sisa penguraian dari bagian ke tiga akan dialirkan ke luar melalui tabung
desinfektan yang mensucih amankan limbah sehingga aman, tidak mencemari
lingkungan dan bisa langsung dibuang kesaluran drainase umum.
g. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk
memberikan perlindungan kepada karyawan, penderita dan pengunjung selama
berada di lingkungan Klinik dari kemungkinan tertularnya penyakit oleh
penderita yang satu kepada penderita yang lain atau oleh penderita kepada
karyawan atau pengunjung. Pengelolaan untuk menghindari infeksi nosokomial
dilakukan dengan jalan membersihkan ruangan, kamar mandi dan WC dan
ruang lainnya dengan menggunakan bahan desinfektan yang dilakukan secara
teratur setiap hari.
BAB III
EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP
3.1 Rona Lingkungan Hidup disekitar Klinik Insani Medica
Klinik Insani Medica saat ini sudah beroperasi, sehingga rona lingkungan
dilokasi kegiatan yang disajikan dalam doukmen ini yang merupakan gambaran
lingkungan hidup sekarang yaitu pada tahap operasional. Rona lingkungan hidup
dibedakan dalam beberapa aspek sesuai parameter lingkungan.
A. Iklim
Kegiatan Klinik Insani Medica yang terletak di desa Kecapi secara geografis
termasuk dalam wilayah kecamatan Tahunan kabupaten Jepara. Berdasarkan
data meterologi dari badan meterologi dan geofisika secara umum wilayah
kabupaten Jepara beriklim tropis, dengan musim penghujan sepanjang 4-5
bulan dan musim kemarau 7-8 bulan. Menurut Chimdt kategori ilkim
kabupaten Jepara termasuk dalam golongan iklim D sedang, dengan musim
hujan dan kemarau selisih berganti sepanjang tahun.
B. Pencahayaan
Tata pencahayaan dalam ruang di suatu Klinik dapat mempengaruhi
kenyamanan pasien selama menjalani pemeriksaan, selain itu berpengaruh bagi
kelancaran karyawan dalam menjalankan aktivitasnya untuk melayani pasien.
Adapaun tingkat pencahayaan diruang pemeriksaan dan ruang rawat inap
Klinik Insani Medica sebagai berikut:
Tabel 3.1
Hasil PengukuranTingkat Pencahayaan
Titik Pengambilan parameter Baku Mutu
sampel jam Pencahayaan
Ruang periksa 08.10 26,3 LUX 100-200 LUX
Sumber : Laboratorium Kesehatan Propinsi JawaTengah, 2011
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa kondisi pencahayaan pada ruang
periksa Klinik Insani Medica belum memenuhi standar yaitu sebesar 26,3 LUX
sedangkan pencahayaan yang dipersyaratkan adalah sebesar 100-200 LUX,
sehingga perlu diperlakukan beberpa cara untuk mengoptimalkan
pencahayaan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan tingkat pencahayaan
ada beberapa cara yaitu:
- Pencahayaan buatan, yaitu dengan penambahan lampu
- Pencahayaan matahari yaitu yang dapat masuk melalui jendela dan pintu
dengan cara alami dimana matahari.
- Faktor penunjang insentitas pencahayaan yaitu melalui pengecetan
dinding dan plafon berwarna putih
C. Kebisingan
Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia serta kenyamanan lingkungan.
Hasil pengukuran tingkat kebisingan yang dilakukan oleh bal;ai latihan kerja
menunjukan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tingkat Kebisingan di Klinik Insani Medica
I. Fisika
1 Warna TCU 25 50
2 Rasa - Tdk berasa -
3 Bau - Tdk berbau -
0
4 Temperatur C 27,2 +/- 30 C
5 TDS mg/l 97 1500
II. Kimia
1 Arsen (As) mg/l 0,00 0,05
2 Besi (Fe) mg/l 0,00 1,0
3 Flourida (F) mg/l 0,00 1,5
4 Kadmium (Cd) mg/l 0,00 0,005
5 Kesadahan (CaCO3) mg/l 70 500
6 Khlorida (CI) mg/l 26,04 600
7 Mangan (Cn) mg/l 0,00 0,5
8 Nitrat, sbg N (NO3) mg/l 6,66 10
9 Nitrit, sbg N (NO2) mg/l 0.00 1,0
10 pH - 6,36 6,5-9
11 Seng (Zn) mg/l 0,011 15
12 Sianida (CN) mg/l 0,00 0,1
13 Sulfat (SO4) mg/l 4,26 400
14 Detergen (MBAS) mg/l 0,01 0,5
15 Timbal ( Pb) mg/l 0,00 0.05
16 Zat Organik mg/l 2,21 10
17 Kromium Valensi 6 mg/l 0,00 0,05
sumber : Laboratorium BLK Semarang, 2011
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis laboratorium menunjukkan bahwa
semua parameter fisik kimia air sumur di lokasi klinik Insani Medikai tergolong balk
dan masih memenuhi nilai ambang batas baku mutu air bersih menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 4161Menkes/Per/IX/1990. Sedangkan hasil pemeriksaan
terhadap bakteriologi air bersih adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Hasil Pemeriksaan Bakteriologi Air Sumur
Klinik Insani Medika
e. Hidrologi
Pembangunan klinik Insani Medika dapat mempengaruhi keadaan hidrologi
daerah sekitamya, utamanya pada air tanah dan daerah tangkapan air (run off). Dengan
adanya pembangunan klinik tanah akan terbebani dan mengalami penurunan. Faktor
lain yang mempengaruhi keadaan hidrologi adalah berkurangnya daerah open space.
Mengingat lahan yang ditempati sudah ada sejak lama dan luasnya kecil, maka
pengaruh terhadap hidrologi kecil.
f. Kesehatan Masyarakat
Secara epidemologik kesehatan penduduk banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
yang memungkinkan mereka terkena penyakit. Unsur-unsur penyebab itu biasanya
berasal dari dalam tubuh seseorang ataupun berasal dari luar tubuhnya. Secara garis
besar unsur-unsur penyebab penyakit dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Unsur penyebab sakit (agent)
Termasuk dalam unsur ini adalah bakteri, virus, parasit,cacing dan sebagainya.
2. Lingkungan ( environment)
Termasuk dalam unsur ini biasanya berupa lingkungan fisik dan biologis
3. Status kekebalan tubuh (imunitas)
Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Jepara dapat diketahui bahwa
sepuluh pola penyakit di Kabupaten Jepara adalah urutan pertama ISPA (Infeksi
Saluran Pemapasan Atas) yaitu dalam bentuk batuk pilek, radang tenggorokan, radang
amandel. Pola perjalanan penyakit infeksi umumnya adalah bersumber dad carier (
pembawa kuman) yang kemudian oleh berbagai faktor lingkungan akan menular kepada
orang. Kemudian disusul oleh penyakit Diare, Bronkhitis, Gastro Enteritis, Penyakit
Gigi, Myalgia, Tukak Lambung, Malaria, Jantung dan Hipertensi.
Kondisi kesehatan masyarakat di suatu daerah tidak hanya dipengaruhi oleh pola
penyakit saja akan tetapi juga dipengaruhi oleh kesehatan 'lingkungan masyarakat itu
sendiri. Kesehatan lingkungan dalam kawasan masyarakat merupakan salah satu faktor
pendukung kesejahteraan penduduk. Untuk itu tersedianya perumahan yang layak huni,
pemenuhan air bersih, pengelolaan sampah rumah tangga merupakan hal yang pedu
mendapat perhatian lebih agar kesehatan lingkungan di masyarakat dapat tetap terjaga
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bakteriologi usap yaitu usap dinding
dan usap lantai, menunjukkan bahwa tidak ditemuinya bakteri/kuman (negatip). Adapun
hasil secara rinci adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil Pemeriksaan Bakteriologi Usap Dinding
No Parameter R. Rontgen
h. Sosial Kemasyarakatan
Kegitan klinik Insani Medika secara administratif terletak di Desa Kecapi.
Jumlah penduduk Desa Kecapi ± ada 14.157 orang dengan luas wilayah 8,82 km 2.
Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai buruh/tukang dibidang industri dan
bidang pertanian baik sebagai pemilik lahan maupun sebagai buruh tani disusul
kemudian bidang perdagangan dan wiraswata dll. Apabila dilihat dari tingkat
pendidikan, penduduk di Desa Kecapi sudah banyak yang menempuh ke jenjang
pendidikan akademik/perguruan tinggi.
3. Pengelolaan Pencahayaan
Bangunan balai pengobatan dirancang dengan sistem pencahayaan alami dan dibuat
secara optimal sesuai dengan fungsi klinik
4. Pengelolaan Kebisingan
Memperbanyak tanaman / penghijauan di lingkungan Klinik.
Membuat pagar tembok keliling antara balai pengobatan dengan lingkungan
sekitar
BAGIAN V
PELAPORAN
Berdasarkan dari upaya pengelolaan dan pemantauan terhadap kegiatan klinik Insani
Medika yang beralamat di Jalan RMP Sosrokartono Nomor 43 Desa Kecapi RT 36 RW 07
Kecamatan Tahunan Jepara, sebagaimana tertuang dalam Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup (DPLH), bersama ini kami menyatakan bahwa
1. Bersedia melaksanakan upaya pengelolaan Lingkungan dan upaya pemantauan
Lingkungan seperti yang tercantum dalam Bab IV dan bersedia secara periodik setiap 6
(enam) bulan melaporkan hasilnya kepada instansi terkait sesuai Bab V
2. Kami bersedia dipantau dampak dan kegiatan usaha kami oleh pihak yang memiliki surat
tugas dan pejabat yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila kami lalai dalam pelaksanaan upaya pengelolaan Lingkungan dan upaya
pemantauan Lingkungan sebagaimana tercantum dalam DPLH ini, kami bersedia
menghentikan kegiatan operasional dan apabila terjadi kasus pencemaran yang
disebabkan oleh kegiatan kami yang belum termasuk dalam DPLH, kami bersedia untuk
bertanggung jawab dan ditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
4. Apabila dikemudian hari terjadi perubahan dalam kegiatan di klinik, kami bersedia
memperbaharui dokumen sesuai dengan peraturan yang berlaku.
H. Sukir, S.Kep