Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan tempat layanan kesehatan dari waktu ke waktu semakin meningkat sesuai
dengan perkembangan jumlah penduduk. Kecamatan tahunan salah satu kecamatan di Jepara
dengan wilayah cukup luas dan jumlah penduduk cukup besar, tentunya membutuhkan
penyebaran tempat pelayanan kesehatan yang merata sekaligus memadai.
Kepedulian terhadap pembangunan klinik harus dilakukan oleh semua masyarakat
yang mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap penigkatan kualitas kesehatan
masyarakat, dengan penyebaran yang merata tersebut diharapkan semua masyarakat bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Dengan adanya
partisipasi dari masyarakat dalam penyediaan layanan kesehatan akan semakin
mempermudah dalam membantu program pemerintah yang berhubungan dengan penyediaan
sarana kesehatan kepada masyarakat, sehingga akan semakin mengurangi beban pemerintah
dan pada akhirnya peran pemerintah hanya sebgai pengawas dan regulasi. Klinik Insani
Medica berupaya untuk turut berperan serta dalam penyediaan layanan kesehatan berupa
klinik yang didirikan di kecamatan Tahunan tepatnya di Jl. RMP. SOSROKARTONO NO.43
RT 36/07 desa Kecapi Jepara. Hal ini, sebagai salah satu bentuk komitmen untuk
menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, khususnya bagi warga di
sekitarnya. Pelayanan klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya penignkatan kesehatan pencegahan dan pengobatan serta
pemulihan kesehatan. Tujuan pendirian Klinik Insani Medica ini adalah untuk menyediakan
layanan kesehatan terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat, dengan target :
- Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Jepara Khususnya masyarakat disekitar
Klinik Insani Medica.
- Ikut membantu program pemerintah dalam meningkatkan angka cakupan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan ikut serta mendukung program pemerintah menuju
indonesia sehat.
Kegiatan pada Klinik Insani Medica ini dimungkinkan akan memberikan dampak
negatif kelangsungan hidup manusia dan fungsi lingkungan hidup disekitarnya. Dampak
negatif yang terjadi dapat berupa gangguan primer seperti : penurunan kualitas air, penurunan
kenyamanan dan lain lain. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan dampak positif dan
menekan dampak negatif akibat adanya kegiatan Klinik Insani Medica senantiasa dilakukan
pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan secara terencana dan rutin.
Berdasarkan Undang – undang lingkungan hidup no. 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan keputusan menteri negara lingkungan
hidup no 11 tahun 2006 tentang jenis rencana usaha dan atau kegaitan yang wajib dilengkapi
dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), maka kegiatan Klinik Insani
Medica tidak wajib dengan dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan Dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).
Klinik Insani Medica beroperasi sejak Juli 2014, namun belum memiliki dokumen UKL-
UPL, maka sesuai dengan peraturan menteri negara lingkungan hidup no. 14 Tahun 2010
tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau kegiatan yang telah memiliki ijin
usaha dan atau kegiatan tetapi belum memiliki Dokumen Lingkungan Hidup, maka wajib
menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH). Melalui penyusunan
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, kami mencoba untuk mengidentifikasi dampak
yang timbul dan berupaya untuk memperbaikinya, semua itu bertujuan untuk menjaga
keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penyusunan DPLH


Tujuan dan kegunaan disusunnya Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
ini adalah sebagai berikut :
Tujuan :
 Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak penting
oleh kegiatan Insani Medica.
 Mengidentifikasi kegiatan Klinik Insani Medica yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap lingkungan.
Kegunaan
1. Bagi Pemrakarsa (Klinik Insani Medica)
 Sebagai acuan untuk penyempurnaan design kegiatan Klinik Insani Medica.
 Sebagai acuan untuk melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan dampak
lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas klinik insani medica.
2. Bagi Pemerintah Kabupaten Jepara
 Membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, khususnya dalam hal
pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan dalam kaitannya dengan kegiatan
Klinik Insani medica
 Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
disusun oleh pemrakarsa sudah memadai.
 Sebagi bahan inventarisasi tentang kegiatan usaha sejenis yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan.
 Sebagai acuan dalam melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan di Klinik Insani
Medica.
3. Bagi Masyarakat
 Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan usaha didaerahnya,
sehingga dapat mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang akan
terjadi serta dapat memanfaatkan dampak positif dan menghindari dampak negatif
yang ditimbulkan.
 Sebagai bahan pertimbangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.

1.3 Dasar Hukum


1. Undang-undang No. 12 Tahun 2008 Pemerintahan daerah
2. Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang
3. Undang – undang No.32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahiun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahiun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahiun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
7. Peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air.
8. Peraturan menteri kesehatan Nomor /MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air
9. Keputusan Menteri negara Lingkungan Hidup nomor KEP-48/MENKLH/11/1996
tentang baku mutu tingkat kebisingan
10. Keputusan menteri kesehatan nomor 1204/MENKES/PER/2004 tentang persyaratan
kesehehatan lingkungan rumah sakit.
1. Keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor 11 tahun 2006 tentang jenis
Undang-Undang
 Nomor I tahun 1970 tanggal 12 Januari 1970, tentang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
 Nomor 36 tahun 2009 tanggal 13 Oktober 2009 tentang Kesehatan
 Nomor 32 tahun 2009 tanggal 3 Oktober 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
2. Peraturan Pemerintah
 Nomor 40 tahun 1991 tanggal 23 Oktober 1993 tentang Penanggulangan Wabah
Penyakit Menular
 Nomor 19 tahun 1994 tanggal 30 April 1994 tentang Pengelolaan B3
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI
 Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tanggal 3 September 1990 tentang Air Bersih
 Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tanggal 19 Oktober 2004 tentang
 Persyaratan Kesehatan Lingkungan
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
 Nomor 16 tahun 2012 tanggal 5 Oktober 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup
5. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 028/MENKES/PER/1/2013
tentang klinik
1.4 Perijinan yang dimiliki:

Tabel 1.1
Jenis perijinan yang dimiliki Klinik Insani Medica

No. Jenis Perijinan Nomor Surat Izin Tanggal


1 Ijin penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan
2 Ijin Gangguan / HO Keputusan Kepala Badan 20 -11- 2013
Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan
Terpadu kabupaten Jepara
No:
502.6/IG.ITU/266/2013
3 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Keputusan Kepala Badan 24-9-2013
Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan
Terpadu kabupaten Jepara
No: 112658610743
4 Surat Ijin Usaha Perdagangan Keputusan Kepala Badan 24-9-2013
(SIUP) Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan
Terpadu kabupaten Jepara
No: 510/102/PM/IX/2013
5 Surat Ijin mendirikan Bangunan Keputusan Kepala Badan 16-9-2013
Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan
Terpadu kabupaten Jepara
No.
502.5/391/IX/IMB/2013
6 Nomor Pokok Wajib Pajak Direktorat Jenderal Pajak 31-12-2008
No. 58.656.010.-516.000
1.5 Identitas Pemrakarsa
1. Nama Perusahaan : Klinik Insani Medica
2. Alamat : Jl. RMP. SOSROKARTONO NO.43 RT 36/07
Kecamatan Tahunan Jepara
3. Jenis Usaha/Kegiatan : Klinik
4. Pemilik : H. Sukir, S.Kep

BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN

2.1 Lokasi Kegiatan


a. Desa : Kecapi
Kecamatan : Tahunan
Kabupaten : Jepara
Adapun batas-batas lahan sebagai berikut:
- Sebelah utara : Rumah/Tanah milik Sdr. Mulyono
- Sebelah timur : Tanah milik Sdr.Arwani
- Sebelah barat : Tanah milik Sdr. Sukir
- Sebelah selatan : Jalan
b. Luas Lahan
Lahan yang digunakan untuk kegiatan Klinik Insani Medica adalah milik sendiri
dengan luas tanah ± 250m². Lahan tersebut digunakan untuk ruang pemeriksaan ,
ruang rawat inap, ruang tindakan, ruang laboratorium, ruang pendaftaran, mushola,
ruang farmasi, dapur dan ruang tunggu.
c. Jarak Lokasi Kegiatan dengan Lokasi Lainnya
 Kabupaten : ± 2 km
 Kecamatan : ± 7 km
 Pemukiman : ± 10 m
 Sekolah : ± 500 m
 Sungai : ± 300 m
 Puskesmas : ± 6 km
d. Peruntukan Lahan
Berdasarkan rencana Tata Ruang Wilayah sesuai dengan peraturan daerah
kabupaten Jepara No. 2 Tahun 2011 lokasi Klinik Insani Medica yang secara
administratif masuk wilayah daerah Kecapi kecamatan Tahunan kabupaten Jepara,
peruntukkan lahannya merupakan kawasan campuran meliputi perkantoran,
perdagangan, pemukiman dan industri.

2.2 Sejarah Klinik Insani Medica


Klinik insani medica berawal dari kegaiatan usaha dalam bentuk balai
pengobatan tahun 2008 atas nama Bapak Sukir. Dengan adanya perkembangan
zaman, pada tahun 2014 dikembangkan menjadi klinik pratama dengan rawat inap.
Tanah yang digunakan untuk klinik merupakan milik sendiri dan lokasi bangunannya
tersendiri.

2.3 Deskripsi Kegiatan


a. Produk Pelayanan

Klinik Insani Medica merupakan tempat pelayanan kesehatan 24 jam bagi


masyarakat Kecapi dan sekitarnya. Pelayanan jasa tersebut meliputi kegiatan pelayanan
di :
 Pelayanan rawat jalan
 Pelayanan rawat inap
Dalam rangka melaksanakan pelayanan tersebut diperlukan pula pelayanan-
pelayanan penunjang yang sangat diperlukan dalam menentukan analisa kesehatan
pasien yaitu sarana laboratorium dan peralatan lain serta penyediaan obat kepada
pasien.
Proses pelayanan dari pasien dimulai dari pendaftaran, setelah melakukan
registrasi pasien mendapatkan pemeriksaan pengobatan di poliklinik umum/gigi pada
pemeriksaan tersebut dimungkinkan adanya pemeriksaan penunjang berupa
laboratorium dan apabila pada pemeriksaan laboratorium tersebut hasilnya perlu
pengobatan dan perawatan lebih lanjut maka pasien disarankan untuk rawat inap atau di
rujuk.
b. Tenaga Kerja
Dalam menjalankan aktivitasnya Klinik Insani Medica didukung oleh tenaga
medis, paramedis dan non medis sebagai berikut:

Tabel 2.1.
Jumlah Tenaga Kerja

No Jabatan Jumlah

1 Dokter umum 3
2 Dokter gigi 1
3 Paramedis 10
4 Non medis 3
Total 17

Sumber : klinik Insani Medika 2014


c. Pemakaian Bahan
Dalam menjalankan aktifitas Klinik Insani Medica menggunakan berbagai
macam obat-obatan dan bahan-bahan penunjang kesehatan yang dipergunakan untuk
kegiatan, sebagaiberikut ini.

Tabel 2.2
Penggunaan Bahan-bahan
No. Jenis Keterangan
1. Obat- obatan seoperti Obat oral, Obat injeksi Sesuai kebutuhan
dan cairan infus.
2. Pencuci tangan 1 liter / bulan
3. Pembersih Lantai 3 liter / bulan
4. Kapas Sesuai kebutuhan
5 Tisue Sesuai kebutuhan
6 Perban Sesuai kebutuhan
7 Jaerum Suntik Sesuai kebutuhan
8 DC urin Bag Sesuai kebutuhan
9 Infus set Sesuai kebutuhan
10 Abocath Sesuai kebutuhan
11 Alkohol 1 liter / bulan
12 Betadine 2 liter / bulan
Sumber : Klinik Insani Medika 2014

Disamping itu untuk menunjang kegiatan operasional klinik insani medika digunakan
peralatan sebagai berikut:
Tabel 2.3
Penggunaan Peralatan di Klinik Insani Medica

No Jenis Alat Unit Energi Bergerak Kondisi

1 Sterilisasi kering 1 listrik Baik


2 Heating set 1 - Baik
3 Tempat tidur pasien 7 - Baik
Tempat tidur
4 1 - baik
periksa
Tempat tidur
5 2 - baik
tindakan
6 Tensi meter 3 - Baik
7 Timbangan badan 1 - Baik
8 Minor set 1 - Baik
9 Sarung tangan 100 - Baik
10 Alat GDS 1 Batre Baik
11 Bengkok 2 - Baik
12 Cutter elektrik 1 listrik Baik
13 Bak instrumen 3 - Baik
14 Tabung Oxigen 2 - Baik
15 nebulizer 1 batre Baik
16 Laboratorium 1 listrik Baik
17 Kursi roda 1 - Baik
18 termometer 4 - baik
19 pispot 2 - baik
20 stetoskop 4 - baik
Sumber : Klinik Insani Medika 2014

d. Pemakaian air
pemakaian air klinik insani medica bersumber dari sumur, karena aktivitas ada
pelayanan rawat inap maka pemakaian air setiap hari ± 3m³.
e. Penggunaan Listrik
untuk mendukung kegiatan Klinik insani Medica digunakan listrik dengan
kapasitas 2300 watt.
f. Limbah dan Penanganannya
Klinik Insani Medica dalam melakukan kegiatan pelayanan kesehatan akan
menghasilkan berbagai macam limbah yang mnerupakan residu dari produk jasa
layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Adapun jenis- jenis limbah yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Limbah padat
Limbah padat dari kegiatan klinik Insani Medicamulai disadari sebagai bahan
buangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan terutama
pada akumulasi jumlah yang besar. Limbah padat dapat dibedakan menjadi
limbah padat medis dan non medis.
 Limbah Padat Medis
Limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan klinik beraswal dari
jarum suntik bekas, botol bekas obat, flabot infus bekas, infus set bekas,
abocath bekas, kapas dan perban bekas pasien. Limbah- limbah tersebut
dapat berasal dari kegiatan rawat jalan dan rawat inap. Penanganan
limbah padat medis biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan
limbah padat terlebih dahulu ditempat pembuangan sampah yang telah
di sediakan kemudian dikirim ke RSUD RA KARTINI JEPARA. Jumlah
limbahmedis dalam 1 bulan sebanyak 2kg. Adapun bagan air limbah
padat infeksius sebagai berikut:
Gambar 2.1
Alur Limbah Padat Infeksius Klinik Insani Medica

Limbah Padat
Dikumpulkan
sementara

RSUD KARTINI

 Limbah Padat Non Medis


Limbah padat non medis berupa daun-daunan dan ranting pohon, kertas
bekas perkantoran, kemasan bekas obat, dan sampah pengunjung.
Banyaknya limbah non medis setiap harinya rata-rata 2 kg. Penanganan
limbah padat non medis ini dengan cara dikumpulkan terlebih dahulu
kemudian dibuangdi TPS terdekat atau dibakar. Mengingat sampah yang
dihasilkan masih berpotensi menghasilkan bau yang tidak sedap akibat
terjadinya proses pembusukan terutama pada jenis sampah basahakan
dilakukan bebrapa hal:
- Melengkapi tempt sampah dengan tutup sampah dan untuk
penampungan sampah dibuatkan tempat sampah kedap air
- Mengusahakan tidak terjadi akumulasi sampah selama 24jam
ditempat sampah

Gambar 2.2
Alur limbah Padat Non Medis

Limbah Non
Medis

Dikumpulkan
sementara
Dibakar

2. Limbah cair
Air limbah dari klinik adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil
proses seluruh kegiatan di Klinik yang meliputi : limbah domestik yakni
buangan kamar mandi, dapur,limbah cair klinis yakni: air limbah yang berasal
dari kegiatan Klinik misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dan lainnya.
Air limbah Klinik yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah
cair Klinik umumnya mengandung senyawa pulutan organik yang cukup tinggi
dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis.
Metoda pengolah air limbah di Klinik Insani Medica yaitu melalui septic tank.
Septic tank adalah teknik pengolahan limbah setempat dan skala kecil. Pada
intinya proses yang terjadi pada septic tank adalah sedimentasi (pengendapan)
dan dilanjutkan dengan stabilisasi dari bahan bahan yang diendapkan tersebut
lewat proses anaerobic. Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan
atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sistem sanitasiyang terdiri dari
pipa saluran, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa
pelepasan air bersih dan udara. Biasanya air limbah dialirkan melalui saluran,
masuk ke septic tank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkanke
drain field sehingga dapat masuk ke dalam air tanah.
Septic tank terdiri dari 3 bagian dengan fungsi yang berbeda beda. Air limbah
yang masuk ke septic tank ini akan masuk dibagian pertama, kemudian disaring
dan dialirkan kebagian ke dua. Pada bagian kedua limbah diurai lebih lanjut.
Sisa penguraian dari bagian ke tiga akan dialirkan ke luar melalui tabung
desinfektan yang mensucih amankan limbah sehingga aman, tidak mencemari
lingkungan dan bisa langsung dibuang kesaluran drainase umum.
g. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk
memberikan perlindungan kepada karyawan, penderita dan pengunjung selama
berada di lingkungan Klinik dari kemungkinan tertularnya penyakit oleh
penderita yang satu kepada penderita yang lain atau oleh penderita kepada
karyawan atau pengunjung. Pengelolaan untuk menghindari infeksi nosokomial
dilakukan dengan jalan membersihkan ruangan, kamar mandi dan WC dan
ruang lainnya dengan menggunakan bahan desinfektan yang dilakukan secara
teratur setiap hari.

BAB III
EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP
3.1 Rona Lingkungan Hidup disekitar Klinik Insani Medica
Klinik Insani Medica saat ini sudah beroperasi, sehingga rona lingkungan
dilokasi kegiatan yang disajikan dalam doukmen ini yang merupakan gambaran
lingkungan hidup sekarang yaitu pada tahap operasional. Rona lingkungan hidup
dibedakan dalam beberapa aspek sesuai parameter lingkungan.
A. Iklim
Kegiatan Klinik Insani Medica yang terletak di desa Kecapi secara geografis
termasuk dalam wilayah kecamatan Tahunan kabupaten Jepara. Berdasarkan
data meterologi dari badan meterologi dan geofisika secara umum wilayah
kabupaten Jepara beriklim tropis, dengan musim penghujan sepanjang 4-5
bulan dan musim kemarau 7-8 bulan. Menurut Chimdt kategori ilkim
kabupaten Jepara termasuk dalam golongan iklim D sedang, dengan musim
hujan dan kemarau selisih berganti sepanjang tahun.
B. Pencahayaan
Tata pencahayaan dalam ruang di suatu Klinik dapat mempengaruhi
kenyamanan pasien selama menjalani pemeriksaan, selain itu berpengaruh bagi
kelancaran karyawan dalam menjalankan aktivitasnya untuk melayani pasien.
Adapaun tingkat pencahayaan diruang pemeriksaan dan ruang rawat inap
Klinik Insani Medica sebagai berikut:
Tabel 3.1
Hasil PengukuranTingkat Pencahayaan
Titik Pengambilan parameter Baku Mutu
sampel jam Pencahayaan
Ruang periksa 08.10 26,3 LUX 100-200 LUX
Sumber : Laboratorium Kesehatan Propinsi JawaTengah, 2011
Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa kondisi pencahayaan pada ruang
periksa Klinik Insani Medica belum memenuhi standar yaitu sebesar 26,3 LUX
sedangkan pencahayaan yang dipersyaratkan adalah sebesar 100-200 LUX,
sehingga perlu diperlakukan beberpa cara untuk mengoptimalkan
pencahayaan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan tingkat pencahayaan
ada beberapa cara yaitu:
- Pencahayaan buatan, yaitu dengan penambahan lampu
- Pencahayaan matahari yaitu yang dapat masuk melalui jendela dan pintu
dengan cara alami dimana matahari.
- Faktor penunjang insentitas pencahayaan yaitu melalui pengecetan
dinding dan plafon berwarna putih
C. Kebisingan
Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan manusia serta kenyamanan lingkungan.
Hasil pengukuran tingkat kebisingan yang dilakukan oleh bal;ai latihan kerja
menunjukan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tingkat Kebisingan di Klinik Insani Medica

Lokasi Hasil pengujian Baku mutu


Ruang Periksa 42.6 dBA 45 dBa
Sumber : laboratorium kesehatan provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan diketahui bahwa tingkat kebisingan
di ruang periksa sudah memenuhi syarat karena masih dibawah baku mutu yang
dipersyaratkan. Kebisingan yang sesuai akan membantu kenyamanan pengunjung
kelancaran dalam bekerja bagi petugas kesehatan. Untuk mengurangi tingkat
kebisingan di ruang priksa dilakukan upaya seperti:
- Memperbanyak tanaman/ penghijauan dilingkungan Klinik
- Pembuatan pagartembok keliling antara lingkungan Klinik dengan lingkungan
sekitar.
D. Kualitas air
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih untuk kegiatan sehari hari bersumber
dari air bawah tanah sumur bor, dimana dalam sebulan dibutuhkan air bersih
sebanyak ± 90 m3 yang digunakan untuk mandi, kakus, dan pemeriksaan dan untuk
mengetahui lebih lanjut kualitas air dilakukan pengukuran dan analisis air sumur di
lokasi klinik Insani Medika, Lokasi tersebut dipilih karena sumur tersebut secara
kumulatif diperkirakan akan menerima dampak penurunan kualitas air akibat
kegiatan dari klinik Insani Medika. Berikut ini disajikan hasil analisis kualitas air
bersih sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kualitas Air Bersih Klinik Insani Medika
No. Parameter Satuan Hasil Baku Mutu

I. Fisika
1 Warna TCU 25 50
2 Rasa - Tdk berasa -
3 Bau - Tdk berbau -
0
4 Temperatur C 27,2 +/- 30 C
5 TDS mg/l 97 1500
II. Kimia
1 Arsen (As) mg/l 0,00 0,05
2 Besi (Fe) mg/l 0,00 1,0
3 Flourida (F) mg/l 0,00 1,5
4 Kadmium (Cd) mg/l 0,00 0,005
5 Kesadahan (CaCO3) mg/l 70 500
6 Khlorida (CI) mg/l 26,04 600
7 Mangan (Cn) mg/l 0,00 0,5
8 Nitrat, sbg N (NO3) mg/l 6,66 10
9 Nitrit, sbg N (NO2) mg/l 0.00 1,0
10 pH - 6,36 6,5-9
11 Seng (Zn) mg/l 0,011 15
12 Sianida (CN) mg/l 0,00 0,1
13 Sulfat (SO4) mg/l 4,26 400
14 Detergen (MBAS) mg/l 0,01 0,5
15 Timbal ( Pb) mg/l 0,00 0.05
16 Zat Organik mg/l 2,21 10
17 Kromium Valensi 6 mg/l 0,00 0,05
sumber : Laboratorium BLK Semarang, 2011
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis laboratorium menunjukkan bahwa
semua parameter fisik kimia air sumur di lokasi klinik Insani Medikai tergolong balk
dan masih memenuhi nilai ambang batas baku mutu air bersih menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 4161Menkes/Per/IX/1990. Sedangkan hasil pemeriksaan
terhadap bakteriologi air bersih adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Hasil Pemeriksaan Bakteriologi Air Sumur
Klinik Insani Medika

Kadar max MPN


No Parameter Hasil Satuan
Perpipaan Non perpipaan

Total coliform > 2.400 10 50 Per 100 ml sampel

1. Total colifecal - - - Per 100 ml sampel

Escheri coli - - - Per 100 ml sampel

Sumber : Laboratorium 8LK Semarang, 2011

Berdasarkan hasil pengukuran dan analisis laboratorium menunjukkan bahwa


kualitas air bersih baik di lokasi PT. Hanin Design Indonesia maupun di sumur
penduduk (Ibu Purmiyati) masih memenuhi nilai ambang batas baku mutu kualitas air
minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 4161Menkes/Per/IX/1990,
kecuali total coliform di sumur penduduk nilainya sebesar lebih dari 2.400 sedangkan
baku mutunya adalah 50. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh lokasi sumur yang
dekat dengan septic tank sehingga mempengaruhi kualitas air sumur. Keadaan ini tidak
terlalu mengkhawatirkan apabila air yang akan dikonsumsi direbus terlebih dahulu
sampai benar-benar mendidih, karena dengan suhu mendidih otomatis bakteri tersebut
akan mati. Total Coliform merupakan indikator bakteri pertama yang digunakan untuk
menentukan aman tidaknya air untuk dikonsumsi. Bila coliform dalam air ditemukan
dalam jumlah yang tinggi maka kemungkinan adanya bakteri patogenik seperti Giardia
dan Cryptosporidium di dalamnya coliform dalam air ditemukan dalam jumlah yang
tinggi maka kemungkinan adanya bakteri patogenik seperti Giardia dan
Cryptosporidium di dalamnya.

e. Hidrologi
Pembangunan klinik Insani Medika dapat mempengaruhi keadaan hidrologi
daerah sekitamya, utamanya pada air tanah dan daerah tangkapan air (run off). Dengan
adanya pembangunan klinik tanah akan terbebani dan mengalami penurunan. Faktor
lain yang mempengaruhi keadaan hidrologi adalah berkurangnya daerah open space.
Mengingat lahan yang ditempati sudah ada sejak lama dan luasnya kecil, maka
pengaruh terhadap hidrologi kecil.

f. Kesehatan Masyarakat
Secara epidemologik kesehatan penduduk banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
yang memungkinkan mereka terkena penyakit. Unsur-unsur penyebab itu biasanya
berasal dari dalam tubuh seseorang ataupun berasal dari luar tubuhnya. Secara garis
besar unsur-unsur penyebab penyakit dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Unsur penyebab sakit (agent)
Termasuk dalam unsur ini adalah bakteri, virus, parasit,cacing dan sebagainya.
2. Lingkungan ( environment)
Termasuk dalam unsur ini biasanya berupa lingkungan fisik dan biologis
3. Status kekebalan tubuh (imunitas)
Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Jepara dapat diketahui bahwa
sepuluh pola penyakit di Kabupaten Jepara adalah urutan pertama ISPA (Infeksi
Saluran Pemapasan Atas) yaitu dalam bentuk batuk pilek, radang tenggorokan, radang
amandel. Pola perjalanan penyakit infeksi umumnya adalah bersumber dad carier (
pembawa kuman) yang kemudian oleh berbagai faktor lingkungan akan menular kepada
orang. Kemudian disusul oleh penyakit Diare, Bronkhitis, Gastro Enteritis, Penyakit
Gigi, Myalgia, Tukak Lambung, Malaria, Jantung dan Hipertensi.
Kondisi kesehatan masyarakat di suatu daerah tidak hanya dipengaruhi oleh pola
penyakit saja akan tetapi juga dipengaruhi oleh kesehatan 'lingkungan masyarakat itu
sendiri. Kesehatan lingkungan dalam kawasan masyarakat merupakan salah satu faktor
pendukung kesejahteraan penduduk. Untuk itu tersedianya perumahan yang layak huni,
pemenuhan air bersih, pengelolaan sampah rumah tangga merupakan hal yang pedu
mendapat perhatian lebih agar kesehatan lingkungan di masyarakat dapat tetap terjaga
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bakteriologi usap yaitu usap dinding
dan usap lantai, menunjukkan bahwa tidak ditemuinya bakteri/kuman (negatip). Adapun
hasil secara rinci adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil Pemeriksaan Bakteriologi Usap Dinding

No Lokasi Hitung kuman Baku Mutu


1. Ruang Pemeriksaan 0 CFU/cm 2 5-10
Sumber: Laboratorium Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2011
Tabel 3.6
Hasil Pemeriksaan Bakteriologi Usap Lantai

No Lokasi Hitung kuman Baku Mutu


1. Ruang Pemeriksaan 0 CFU/cm 2 5-10
Sumber: Laboratorium Kesehatan Propinsi Jewa Tengah, 2011
Sedangkan untuk hasil pemeriksaan bakteri udara didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 3.7
Hasil Pemeriksaan Bakteriologi Udara

No Parameter R. Rontgen

1 Hitung kuman 306 CFU per m3


2 Staphylococcus saphrophyticus Positip
3 Staphylococcus Positip
4 Escherichia coli Negatip
5 Salmonella Negatip
6 Shigella Negatip
7 Clostridium Negatip
8 Kapang Aspergillus Sp
9 Khamir Negatip
10 Kuman lain yg Diketemukan Bacillus sp
Sumber ; Laboratorium Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2011
Keterangan :
Baku mutu sesuai Permenkes No. 1204/MENKES/SK/X/2004 : Indeks angka kuman
menurut fungsi ruang pemulihan/perawatan = 200-500 CFU per m3
Berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologi udara di Klinik Insani Medica
diketahui bahwa terdapat parameter yang masih di bawah baku mutu sesuai Permenkes
Nomor 1204 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 12041MENKESIPER12004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yaitu hitung kuman, dimana nilainya
306 CFU per m3, sedangkan baku mutunya 200-500 CFU per m3 .
Disamping itu dan ruangan yang diperiksa ditemukan bakteri patogen jenis
Bacillus sp. Untuk pemeriksaan jamur juga ditemui jamur jenis Aspergillus sp

g. Flora dan Fauna


Aspek biologi yang dikaji di sekitar lokasi difokuskan pada biota darat
(terestrial) yang meliputi flora dan fauna darat. Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan, tanaman yang banyak tumbuh di sekitar lokasi Klinik Insani Medica lebih
didominasi oleh tanaman seperti : mangga, rambutan, jambu, duren, pisang dll.

h. Sosial Kemasyarakatan
Kegitan klinik Insani Medika secara administratif terletak di Desa Kecapi.
Jumlah penduduk Desa Kecapi ± ada 14.157 orang dengan luas wilayah 8,82 km 2.
Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai buruh/tukang dibidang industri dan
bidang pertanian baik sebagai pemilik lahan maupun sebagai buruh tani disusul
kemudian bidang perdagangan dan wiraswata dll. Apabila dilihat dari tingkat
pendidikan, penduduk di Desa Kecapi sudah banyak yang menempuh ke jenjang
pendidikan akademik/perguruan tinggi.

3.2. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DARI OPERASIONAL


KEGIATAN KLINIK INSANI MEDIKA.
Kegiatan klinik Insani Medika menempati lahan seluas ± 250 m2, dimana dalam
menjalankan aktifitasnya tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan dampak terhadap
komponen Lingkungan baik komponen fisik kimia, biologi maupun komponen sosial,
ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat.
Adapun jenis dampak yang mungkin terjadi akibat adanya kegiatan di Klinik Insani
Medika adalah :
 Dampak terhadap kualitas air
 Dampak terhadap limbah padat
 Dampak teradap kenyamanan dan kesehatan
 Dampak terhadap persepsi masyarakat.

1. Dampak terhadap Penurunan Kualitas Air


 Sumber Dampak
Aktifitas klinik dapat menghasilkan limbah cair domestik (rumah tangga) dan limbah
klinik Insani Medika
 Jenis Dampak
Penurunan kualitas air baik pada air permukaan maupun air tanah (air bawah tanah)
 Besaran Dampak
Limbah cair yang dihasilkan akibat kegiatan di Klinik Insani Medica berupa limbah
domestik dan limbah klinis jumlahnya banyak mengingat jasa yang diberikan
pemeriksaan rawat jalan dan rawat inap .
 Sifat Dampak
Dampak yang terjadi bersifat permanen

2. Dampak terhadap Timbunan Sampah


 Sumber Dampak
Kegiatan di kakan menghasilkan limbah padat baik limbah medis yang terdiri dan
limbah infeksius, berupa jarum suntik bekas , limbah farmasi, limbah kimiawi
maupun limbah non medis yang dihasilkan dan kegiatan diluar kegiatan medis seperti
plastik, kertas dll
 Jenis Dampak
Meningkatnya timbunan sampah yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat
menimbulkan dampak sekunder
 Besaran.Dampak
Limbah padat yang dihasilkan tidak begitu banyak
 Sifat Dampak
Dampak yang terjadi bersifat permanen
3. Dampak Kesehatan Masyarakat
 Sumber Dampak
Limbah yang dihasilkan klinik Insani Medika dapat membahayakan kesehatan
masyarakat, yaitu limbah berupa virus dan kuman akibat kegiatan di klinik dan
mikrobiologi yang sulit untuk dideteksi. Limbah cair dan limbah padat yang berasal
dari Klinik dapat berfungsi sebagai media penyebaran gangguan atau penyakit bagi
para petugas, penderita maupun masyarakat. .maka dari itu kami kerja sama dengan
RSU RA Kartini untuk pemusnahan limbah tersebut .
 Jenis Dampak
Dampak yang terjadi adalah penurunan kesehatan sebagai dampak sekunder akibat
terjadinya pencemaran air maupun penyebaran infeksi nosokomial di sekitar klinik
Insani Medika
 Besaran Dampak
Mengingat aktifitas di klinik Insani Medika tidak begitu banyak, namun apabila tidak
dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap pekerja dan pasien
 Sifat Dampak
Dampak yang terjadi bersifat permanen

4. Dampak terhadap Persepsi Masyarakat


 Sumber Dampak
Kegiatan pada klinik akan menghasilkan limbah cair sehingga apabila tidak dikelola
dengan baik akan menurunkan kualitas air di sekitarnya
 Jenis Dampak
Persepsi masyarakat akibat adanya aktifitas di klinik Insani Medika
 Besaran Dampak
Besaran dampak yang terjadi akan menjadi penting bila pihak klinik tidak mengelola
dengan baik
 Sifat Dampak
Dampak persepsi masyarakat bersifat sementara, karena adanya upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan dari pihak klinik.
3.3. PENGELOLAAN YANG SUDAH DIlAKUKAN DAN DIPANTAU SELAMA
KEGIATAN KLINIK BEROPERASI
1. Pengelolaan Prasarana
Prasarana pada Klinik Insani Medika telah dilengkapi dan terpelihara dengan
baik, terdiri dari :
a. Instalasi air;
b. Instalasi listrik;
c. Instalasi sirkulasi udara;
d. Sarana pengelolaan limbah;

2. Pengelolaan Sistem Penghawaan Ventilasi


 Pada bangunan terdapat ventilasi alami dan ventilasi buatan sesuai dengan
fungsinya
 Bangunan mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada jendela dan bukaan
permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi dan sirkulasi udara

3. Pengelolaan Pencahayaan
Bangunan balai pengobatan dirancang dengan sistem pencahayaan alami dan dibuat
secara optimal sesuai dengan fungsi klinik

4. Pengelolaan Kebisingan
 Memperbanyak tanaman / penghijauan di lingkungan Klinik.
 Membuat pagar tembok keliling antara balai pengobatan dengan lingkungan
sekitar

5. Pengelolaan Penurunan Kualitas Air


Untuk mengelola limbah cair yang diakibatkan aktifitas balai pengobatan dilakukan
dengan membuat septic tank
6. Pengelolaan Penurunan Kuantitas Air
 Pembuatan sistem drainase yang baik agar aliran lancar
 Penghematan penggunaan air kamar mandi (MCK) oleh karyawan.
7. Pengelolaan Limbah Padat
a. Untuk limbah padat medis maupun non medis organik yang bukan infeksius
dapat dikelola dengan cara menyediakan tempat sampah yang sudah dilapisi
plastik dan bila sudah penuh dilakukan pembakaran. Bila sampah yang
dihasilkan ini masih berpotensi menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
terjadinya proses pembusukan terutama pada sampah jenis basah (garbage),
maka untuk mengantisipasi timbulnya bau tidak sedap yang tidak diinginkan ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu melengkapi tempat sampah dengan
tutup sampah dan untuk penampungan sampah garbage dibuatkan tempat
sampah kedap air,
b. Untuk sampah medis infeksius, sementara ini penanganannya bekerja sama
dengan RSUD Kartini untuk dimusnakan dengan incinerator dimana semua
limbah dibungkus terlebih dahulu dengan plastik yang tidak mudah bocor dan
kedap air

8. Perngelotaan Dampak Kesehatan


 Mengadakan pembersihan secara rutin
 Melaksanakan sanitasi batai pengobatan dengan baik
 Membuat peraturan bagi petugas dalam hal kebersihan lingkungan
 Menjaga/mempertahankan tingkat kesehatan pekerja dan masyarakat sekitamya
 Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan kerja
BAB 1V
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

4.1. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Maksud Upaya Pengelolaan Lingkungan ( UKL ) adalah untuk mencegah dan
mengelola dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan di Klinik Insani Medika sehingga
dampak negatip yang ditimbulkan dapat ditekan dan dampak positip dapat dikembangkan
serta merupakan suatu pedoman operasional dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengawasan
lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku guna mempertahankan daya
dukung lingkungan sekitar lokasi yang dapat berubah akibat kegiatannya.

a. Pengelolaan Dampak Kualitas Air


1. Jenis dampak
Penurunan kualitas air di lingkungan Klinik Insani medica dan sekitarnya
2. Sumber dampak
Keberadaan dan kegiatan Klinik Insani Medica terutama kegiatan yang
menghasilkan limbah cair seperti di ruang pemeriksaan
3. Tolok ukur dampak
Baku mutu air bersih sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun
1990 tentang Syarat syarat dan Pengawasan Air Bersih Baku mutu limbah cair
bagi Kegiatan Rumah sakit sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
58 Tahun 1995
4. Tujuan pengelolaan
Mengurangi terjadinya penurunan kualitas air
5. Teknik pengelolaan
Pembuatan septic tank yang terdiri dad bak tertutup seperti septic tank untuk
mengolah tinja. Pada septic tank terdiri dan beberapa ruangan /chamber dengan
tujuan agar waktu tinggal limbah cair menjadi lebih lama sehingga proses
peruraian sempuma. Biasanya air limbah dialirkan melalui saluran, masuk ke
septictank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkan ke drain field
sehingga dapat masuk ke dalam air tanah
6. Hasil yang dicapai
Kualitas air masih di bawah baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat syarat dan Pengawasan Air
Bersih
7. Tindakan perbaikan
Mengupayakan untuk membuat bak kontrol sebagai upaya untuk meminimalisasi
dampak terhadap penurunan kualitas air dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat ketaatan terhadap baku mutu limbah cair bagi kegiatan Klinik.

b. Pengelolaan Dampak terhadap Limbah Padat


1. Jenis Dampak
Meningkatnya timbunan sampah (baik non medis mapun medis) yang apabila
tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak sekunder.
2. Sumber dampak
Kegiatan di klinik Insani Medika akan menghasilkan limbah padat baik limbah
medis yang terdiri dan limbah infeksius, limbah benda tajam maupun limbah non
medis yang dihasilkan dari kegiatan di luar klinik seperti dari aktifitas dari ruang
pemeriksaan
3. Tolok ukur dampak
Banyaknya sampah yang tidak dikelola dengan baik dan ada tidaknya keluhan dari
warga sekitamya
4. Tujuan Pengelolaan
Meminimalkan sampah sehingga tidak ada yang menumpuk
5. Teknik pengelolaan
a. Sampah dari ruang dipisahkan sesuai klasifikasi atau jenis sampah.
b. Untuk limbah padat medis maup maupun non medis organik yang bukan
infeksius dapat dikelola dengan cara menyediakan tempat sampah yang sudah
dilapisi plastik dan setelah terkumpul kemudian dibuang ke TPS atau dibakar.
Dimungkinkan sampah yang dihasilkan ini masih berpotensi menimbulkan
bau yang tidak sedap akibat terjadinya proses pembusukan terutama pada
sampah jenis basah (garbage). Untuk mengantisipasi timbulnya bau tidak
sedap yang tidak diinginkan ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu
 Melengkapi tempat sampah dengan tutup sampah dan untuk
penampungan sampah garbage dibuatkan tempat sampah kedap air.
 Mengusahakan tidak terjadi akumulasi sampah dengan cara melakukan
pembakaran secara rutin.
 Untuk sampah medis infeksius, dikelola dengan cara bekerja sama dengan
RSUD Kartini untuk dibakar di ruang incenerator pada suhu tinggi ( lebih
dan 1.000° C) sehingga limbah padat yang dibakar dapat hancur menjadi
abu.
6. Hasil yang dicapai
Tidak ada sampah yang menumpuk sedangkan penanganan limbah padat infeksius
telah dilakukan kerja sama dengan RSUD Kartini
7. Tindakan perbaikan
 Melakukan minimisasi limbah, melalui :
- Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum
membelinya
- Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia
- Mengutamkan metoda pembersihan secara fisik caripada secara kimia
 Melakukan reuse, reduce, recycle

c. Pengelolaan Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat


1. Jenis dampak
Penurunan derajat kesehatan masyarakat sebagai dampak sekunder akibat
terjadinya pencemaran air, penyebaran infeksi nosokomial di sekitar klinik Insani
Medika.
2. Sumber dampak
Kegiatan klinik Insani Medika yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomial, yaitu kegiatan pelayanan medis dan kegiatan yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan terutama penurunan kualitas air.
3. Tolok ukur dampak
Ada tidaknya keluhan warga dan karyawan yang berkaitan dengan sanitasi dan
kesehatan akibat aktifitas klinik Insani Medika.
4. Tujuan Pengeloiaan
Menjaga dan mempertahankan tingkat kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar
Klinik Insani Medika
5. Teknik Pengelolaan
Penanganan terjadinya infeksi nosokomial, dilakukan dengan :
1. Berdasarkan epidermiologi
 Menjaga hygiene sanitasi individu
 Hygiene sanitasi ruangan
 Strerilisasi alat kesehatan
2. Berdasarkan faktor yang mempengaruhi penderita
 Pemakaian antibiotik sesuai aturan
3. Berdasarkan faktor lingkungan Balai Pengobatan
 Penyediaan air minum dan air bersih, fasilitas cuci tangan dan sarana
pembuangan air limbah
 Pengawasan terhadap binatang pengganggu seperti serangga, lalat, tikus
 Pengelolaan limbah
4. Pencegahan secara menyeluruh di Klinik Insani Medika,
 Menjaga agar tempat sampah selalu dalam keadaan baik dan tertutup.
 Melaksanakan sanitasi klinik dengan baik
 Membuat peraturan bagi petugas dalam hal kebersihan lingkungan
 Menyediakan sarana sanitasi yang cukup di tempat pelayanan, khususnya
rawat jalan
 Pengolahan limbah rumah sakit
6. Hasil yang dicapai
Pengelolaan terhadap kesehatan telah sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1204/MENKES/PER/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, namun terdapat beberapa parameter yang telah
melebihi yaitu hitung kuman, dimana nilainya 306 CFU per m3, sedangkan baku
mutunya 200-500 CFU per m3. Disamping itu dan ruangan yang diperiksa
ditemukan bakteri patogen jenis Bacillus sp. Untuk pemeriksaan jamur juga
ditemui jamur jenis Aspergillus sp
7. Tindakan perbaikan
Peningkatan kebersihan dan sanitasi lingkungan klinik Insani Medika

d. Pengelolaan Dampak terhadap Persepsi Masyarakat


1. Jenis dampak
Persepsi masyarakat bisa negatip dan positip
2. Sumber dampak
Keberadaan dan aktifitas Klinik Insani Medika
3. Tolok ukur dampak
tidaknya keluhan masyarakat dukungan terhadap keberadaan dan kegiatan, klinik
Insani Medika
4. Tujuan Pengelolaan
Mengupayakan persepsi negatip mayarakat berubah menjadi positip terhadap
keberadaan klinik Insani Medika
5. Teknik pengelolaan
 Meningkatkan pola hubungan yang telah dibina baik dengan masyarakat
sekitar.
 Memberikan penjelasan bagi masyarakat tentang aktifitas kilnik dan adanya
upaya pengelolaan dari pihak klinik untuk mengeliminir kemungkinan dampak
yang terjadi
 Adanya upaya pengelolaan & pemantauan lingkungan sesuai prosedur
 Ikut serta kegiatan kemasyarakatan di sekitar Klinik Insani Medika
.
6. Hasil yang dicapai
Persepsi masyarakat adalah positip yang diwujudkan tidak adanya keluhan dan
keberatan warga di sekitar terhadap aktifitas klinik Insani Medika
7. Tindakan perbaikan
Peningkatan hubungan dengan masyarakat sekitar Klinik Insani Medika

4.2. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN


Pemantauan lingkungan pada dasamya adalah kegiatan pengukuran, pengamatan,
analisis dan evaluasi atas kegiatan pengelolaan Lingkungan yang telah dilakukan dan suatu
kegiatan. Oleh karena itu hasil pemantauan lingkungan nantinya dapat dijadikan suatu
masukan terhadap upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan. Dari hasil kajian
terhadap upaya pengelolaan lingkungan akan diuraikan beberapa kegiatan dalam rangka
upaya pemantauan lingkungan yang meliputi pemantauan terhadap lingkungan fisik kimia
dan lingkungan sosial ekonomi masyarakat disekitamya.
a. Pemantauan Dampak Kualitas Air
1. Jenis dampak
Penurunan kualitas air di lingkungan klinik Insani Medikadan sekitamya
2. Sumber dampak
Keberadaan dan kegiatan klinik Insani Medika terutama kegiatan yang
menghasilkan limbah cair seperti dari ruang pemeriksaan
3. Tolok ukur dampak
Tolok ukumya adalah keberhasilan pihak klinik Insani Medika dalam melakukan
upaya pengelolaan lingkungan sehingga parameter kualitas air bersih masih
dibawah baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.
4161MENKESIPER11X11990 dan kualitas air limbah masih di bawah baku mutu
limbah cair bagi Kegiatan Rumah sakit sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun 1995
4. Teknik pemantauan
Teknik pemantauan Lingkungan yang dilakukan adalah dengan analisis
laboratorium terhadap air bersih dan air limbah di klinik Insani Medika
5. Hasil yang dicapai
Pengelolaan terhadap kualitas air telah dilakuhan dengan baik, yang terlihat dari :
 Kualitas air masih dibawah baku mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 416/ Menkes/ Per/IX/1 999 tentang Syarat & pengawasan air.
 Septic tank dalam keadaan baik dan berfungsi dengan benar
6. Tindakan perbaikan
Mengupayakan untuk membuat bak kontrol sebagai upaya untuk meminimalisasi
dampak terhadap penurunan kualitas air dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat ketaatan terhadap baku mutu limbah cair bagi kegiatan klinik Insan
Medika
b. Pemantauan Dampak terhadap Limbah Padat
1. Jenis Dampak
Meningkatnya timbunan sampah yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat
menimbulkan dampak sekunder
2. Sumber dampak
Kegiatan di klinik akan menghasilkan limbah padat baik limbah medis yang
terdiri dad limbah infeksius, limbah benda tajam maupun limbah non medis yang
dihasilkan dan kegiatan klinik di luar kegiatan medis seperti dari ruang
pemeriksaan
3. Tolok ukur dampak
Tolok ukumya adalah keberhasilan pihak klinik dalam melakukan upaya
Pengelolaan lingkungan sehingga tidak ada limbah padat baik yang medis maupun
yang non medis yang menumpuk dan tidak ada keluhan dari penduduk sekitar
klinik Insani Medika
4. Teknik pemantauan
Teknik pemantauan lingkungan yang dilakukan adalah observasi lapangan dan
wawancara dengan penduduk sekitar
5. Hasil yang dicapai
Pengelolaan terhadap limbah padat telah dikelola dengan baik yang ditunjukkan
dengan :
 Kerja sama dengan RSUD Kartini telah berjalan dengan lancar
 Tidak ada limbah padat baik medis maupun non medis yang
tercecer/menumpuk
 Tidak ada keluhan dari penduduk sekitar
6. Tindakan perbaikan
Terus berupaya untuk memperbaiki pengelolaan limbah padat.
c. Pemantauan Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat
1. Jenis dampak
Penurunan derajat kesehatan masyarakat sebagai dampak sekunder akibat
terjadinya pencemaran air maupun penyebaran infeksi nosokomial di sekitar
klinik Insani Medika
2. 2. Sumber dampak
Kegiatan klinik Insani Medika yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomial, yaitu kegiatan pelayanan medis dan kegiatan yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan munkn penurunan kualitas air
3. Tolok ukur dampak
Tolok ukurnya adalah keberhasilan pihak klinik Insani Medika melakukan
pengelolaan lingkungan sehingga tidak terjadi gangguan kesehatan pada
pengunjung, pegawai dan tidak adanya keluhan dari masyarakat sekitar
4. Teknik pemantauan
Teknik pemantauan lingkungan yang dilakukan adalah observasi lapangan dan
wawancara dengan penduduk sekitar
5. Hasil yang dicapai
Pengelolaan terhadap kesehatan masyarakat telah dilakukanr dengan baik namun
masih terdapat kekurangan yaitu hitung kuman dimana nilainya 306 CFU per m 3,
sedangkan baku mutunya 200 CFU per m3 Disamping itu dan ruangan yang
diperiksa ditemukan bakteri patogen jenis Bacillus sp. Untuk pemeriksaan jamur
juga ditemui jamur jenis Aspergillus sp
6. Tindakan perbaikan
Perbaikan dan peningkatan kebersihan dan sanitasi lingkungan klinik Insani
Medika
d. Pemantauan Dampak terhadap Persepsi Masyarakat
1. Jenis dampak
Persepsi masyarakat bisa negatip dan positip
2. Sumber dampak
Keberadaan dan aktifitas klinik Insani Medika
3. Tolok ukur dampak
Tolok ukurnya adalah keberhasilan pihak klinik Insani Medika dalam melakukan
upaya pengefofaan lingkungan sehingga persepsi negatip masyarakat berubah
menjadi persepsi positip.
4. Teknik pemantauan
Teknik pemantauan lingkungan yang dilakukan adalah observasi lapangan dan
wawancara
5. Hasil yang dicapai
Pengelolaan terhadap persepsi masyarakat telah dilakukan dengan baik , yang
terlihat dari tidak adanya keluhan dan protes masyarakat terhadap keberadaan
klinik Insani Medika
6. Tindakan perbaikan
Peningkatan hubungan dengan masyarakat sekitar klinik Insani Medika dan
peningkatan kebersihan dan sanitasi lingkungan klinik.

BAGIAN V
PELAPORAN

E.1. MATERI PELAPORAN


Materi yang akan dilaporkan meliputi realisasi tentang kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang telah dilakukan oleh klinik Insani Medika dengan
menggunakan acuan DPLH yang telah dibuat. Melalui laporan ini diharapkan dapat
dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sehingga
dapat selalu dilakukan peningkatan upaya dalam pengelolaan dan pemantauannya.

E.2. FREKUENSI PELAPORAN


Frekuensi pelaporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan dilakukan
sekurang-kurangnya 6 (enam ) bulan sekali, yang meliputi laporan lengkap dalam
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

E.3. INSTANSI YANG MENDAPAT LAPORAN


Laporan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan disampaikan kepada
Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara secara berkala setiap 6
(enam) bulan sekali.
PERNYATAAN PELAKSANAAN

Berdasarkan dari upaya pengelolaan dan pemantauan terhadap kegiatan klinik Insani
Medika yang beralamat di Jalan RMP Sosrokartono Nomor 43 Desa Kecapi RT 36 RW 07
Kecamatan Tahunan Jepara, sebagaimana tertuang dalam Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup (DPLH), bersama ini kami menyatakan bahwa
1. Bersedia melaksanakan upaya pengelolaan Lingkungan dan upaya pemantauan
Lingkungan seperti yang tercantum dalam Bab IV dan bersedia secara periodik setiap 6
(enam) bulan melaporkan hasilnya kepada instansi terkait sesuai Bab V
2. Kami bersedia dipantau dampak dan kegiatan usaha kami oleh pihak yang memiliki surat
tugas dan pejabat yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila kami lalai dalam pelaksanaan upaya pengelolaan Lingkungan dan upaya
pemantauan Lingkungan sebagaimana tercantum dalam DPLH ini, kami bersedia
menghentikan kegiatan operasional dan apabila terjadi kasus pencemaran yang
disebabkan oleh kegiatan kami yang belum termasuk dalam DPLH, kami bersedia untuk
bertanggung jawab dan ditindak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
4. Apabila dikemudian hari terjadi perubahan dalam kegiatan di klinik, kami bersedia
memperbaharui dokumen sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jepara, Janl;uari 2014


Yang memberi pernyataan

H. Sukir, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai