P DENGAN
GANGGUAN SYSTEM PERNAFASAN (PPOK)
BRONKRITIS KRONIK DIRUANG ICU
RSUD DR. SOERATNO
GEMOLONG
Oleh :
HANLI MA’SUM
NIM: 1720151016
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui
Ketua STIKES Muhammadiyah Kudus,
Rusnoto,SKM.,M.Kes (Epid)
NIDN : 0621087401
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
Penguji I
Penguji II
iii
iv
MOTTO
iv
v
RIWAYAT HIDUP
v
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah,puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat,hidayat dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P
DENGAN GANGGUAN SYSTEM PERNAFASAN (PPOK) BRONKRITIS
KRONIK DIRUANG ICU RSUD DR. SOERATNO GEMOLONG” karya
tulis ini disusun untuk memenuhi tugas dan syarat untuk menempuh Program
Diploma III Keperawatan.
Penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terwujud dalam bentuk sekarang ini . Untuk
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga
karya tulis ilmiah ini dapat tersusun dengan baik, khususnya kepada:
1. Rusnoto, SKM.,M. kes (Epid) selaku Ketua dan pembimbing utama Stikes
Muhammadiyah Kudus.
2. Anny Rosiana M.M.Kep.,Ns.Sp.Kep.,Jselaku pembimbing anggota yang telah
memberikan bimbingan,motivasi dan masukan untuk kesempurnaan KTI ini.
3. Bapak ibu dosen STIKES Muhammadiyah Kudus serta staff-nya yang telah
yang telah memberikan banyak bekal ilmu.
4. Keluargaku, saya mengucapkan banyak terimaksih atas doa dan dukungannya
baik secara moril maupun materil selama menuntut ilmu di STIKES
Muhammadiyah Kudus
5. Teman-temanku yang selalu memberi dukungan dan semangat.
6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa STIKES Muhammadiyah Kudus prodi
D3 keperawatan kelas A yang telah memberikan saran, pendapat dan bantuan
dalam penyusunan KTI ini.
vi
vii
Kudus, 2018
Penulis
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
MOTTO ....................................................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................... x
ABSTRACT ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... 3
D. Sistematika Penulisan .................................................................. 4
E. Manfaat Penulisan ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI ........................................................................ 7
A. Pengertian .................................................................................... 7
B. Etiologi ........................................................................................ 7
C. Patofisiologi ................................................................................. 7
D. Gambaran Klinis .......................................................................... 8
E. Pengelolaan Kasus ....................................................................... 8
F. Pathway ...................................................................................... 10
G. Asuhan Keperawatan Teoritis .................................................... 11
BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 22
A. Pengkajian ................................................................................... 22
B. Analisa Data ................................................................................. 27
C. Prioritas Masalah Keperawatan.................................................... 29
D. Intervensi Keperawatan ................................................................ 29
viii
ix
ix
x
Abstrak
Hanli Ma’sum1, Rusnoto2, Anny Rosiana3
Latar Belakang :Hasil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jendral PPM & PL di lima
rumah sakit propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan
Sumatera Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan PPOK menempati urutan pertama penyumbang
angka kesakitan (35%), diikuti asma bronkial (33%), kanker paru (30%) dan lainnya (2%) (PDPI,
2011). Menurut Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2007 angka kematian akibat PPOK
menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dan prevalensi PPOK rata-
rata sebesar 3,7%.(Riskesdas, 2013)Prevalensi kejadian PPOK di dunia rata-rata berkisar 3-11%
(GOLD, 2015).Tujuan :Dapat memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien
Penyakit Paru Obstruksi KronikMetode : Metode yang digunakan penulis adalah metode
Deskriptif, yaitu data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
dokumentasi, dan study kepustakaan. Hasil : Tn. P berumur 68 tahun dengan keluhan pPenyakit
Paru Obstruksi Kronis dalam waktu 3 hari bersihan jalan nafas pasien belum teratasi, intoleransi
aktifitasbelum teratasi dan nyeriakut belum teratasi.Kesimpulan :Tidak semua diagnosa
keperawatan muncul pada kasus ini. Kasus dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronikini terdiri dari
3 diagnosa aktual yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret., Intolerensi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigenKenyamanan fisik (nyeri akut) berhubungan dengan agens cidera biologis,
Kata Kunci : Bersihan jalan nafas tidak efektif, Intolerensi aktivitas, Kenyamanan fisik (nyeri
akut).
1
Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Kudus
2
Pembimbing Utama STIKES Muhammadiyah kudus
3
Pembimbingkedua STIKES Muhammadiyah Kudus
Nursing Care at Mr. "P" with Bronchial asthma
x
xi
Abstract
Hanli Ma’sum1, Rusnoto2, Anny Rosiana3
Background :The results of the non-communicable disease surveys by the Directorate General
of PPM & PL at five provincial hospitals in Indonesia (West Java, Central Java, East Java,
Lampung and South Sumatra) in 2004 showed that COPD ranks first in terms of morbidity (35
%), followed by bronchial asthma (33%), lung cancer (30%) and others (2%) (PDPI, 2011).
According to Basic Health Research, in 2007 the mortality rate due to COPD was ranked 6 out
of 10 causes of death in Indonesia and the prevalence of COPD averaged 3.7%. (Riskesdas,
2013) The prevalence of COPD events in the world averaged around 3 -11% (GOLD,
2015).Purpose :an provide comprehensive nursing care to clients of Chronic Obstruction of
Chronic Lung Disease.Method : The method used by writer is descriptive method, that is data
obtained by interview, observation, physical examination, documentation, and study of
literature.Results :P 68 years old with complaints of Chronic Obstructive Pulmonary Patients
within 3 days of patient's airway clearance has not been resolved, activity intolerance has not
been resolved and the pain has not been resolved.Conclusion : Not all nursing diagnoses
appear in this case. The case with Chronic Obstructive Pulmonary Disease consists of three
actual diagnoses: Ineffective airway clearance is associated with increased secretion
production, activity intolerance associated with imbalance between supply and oxygen demand
Physical comfort (acute pain) associated with biological injury agents,
Keyword : Innefective clearance of airway, ineffective airway pattern, activity intoler.
1
Studentsof STIKES Muhammadiyah Kudus
2
Main Leader of STIKES Muhammadiyah Kudus
3
The Second Supervisor of STIKES Muhammadiyah Kudus
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi kesehatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat
berarti dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan ini memperlihatkan
dampak dari ekspansi penyediaan fasilitas kesehatan publik di tahun 1970 dan
1980. Namun gaya hidup tidak sehat masih dilakukan oleh masyarakat pada
umumnya. Di Indonesia terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes mellitus dan kanker.
Bahkan penyakit kardiovaskuler (jantung) menjadi penyebab dari 30 persen
kematian di Jawa dan Bali. (Peningkatan Keadaan Kesehatan Indoensia,
2010).Penyakit merupakan suatu fenomena yang kompleks yang berpengaruh
negatif terhadap kehidupan manusia. Perilaku dan cara hidup manusia dapat
merupakan penyebab bermacammacam penyakit baik di zaman primitif
maupun di masyarakat yang sudah sangat maju peradaban dan
kebudayaannya. Kondisi kesehatan masyarakat Indonesia makin rentan akibat
meningkatnya kemungkinan konsumsi obat dan makanan yang tidak
memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Perilaku masyarakat juga sering
tidak mendukung hidup bersih dan sehat. Hal ini dapat terlihat dari meluasnya
kebiasaan merokok, dan pola makan yang tidak sehat. Lingkungan di Ibu
Kota yang tidak sehat serta kemacetan yang melanda dapat menjadi pencetus
stres yang menimbulkan penyakit serta tekanan psikologi juga dapat
memperparah penyakit (Rekiaddin, 2012).
Hasil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jendral PPM & PL di
lima rumah sakit propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Lampung dan Sumatera Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan
PPOK menempati urutan pertama penyumbang angka kesakitan (35%),
diikuti asma bronkial (33%), kanker paru (30%) dan lainnya (2%) (PDPI,
2011). Menurut Riset Kesehatan Dasar, pada tahun 2007 angka kematian
akibat PPOK menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian di
1
2
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan dan mendokumentasikan pengkajian pada pasien
dengan penyakit paru obstruktif kronik.
b. Mampu melakukan dan mendokumentasikan masalah keperawatan
pada pasien penyakit paru obstruktif kronik.
c. Mampu melakukan dan mendokumentasikan rencana asuhan
keperawatan pada pasien penyakit paru obstruktif kronik.
d. Mampu melakukan dan mendokumentasikan implementasi
keperawatan yang efektif untuk pasien penyakit paru obstruktif
kronik.
e. Mengidentikasi tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaanasuhan keperawatan pada pasien penyakit paru
obstruktif kronik.
C. Metode Dan Teknik Penulis Data
Metode yang digunakan penulis ialah analisa deskriptif yaitu melakukan
dengan pendekatan proses keperawatan, dengan cara mengumpulakan data
langsung dari klien dan keluarga serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain,
serta mengambarkan obyek yang sedang berlangsung, pelaksanaan kegiatan,
pengumpulan dan pengambilan kesimpulan dari data–data tersebut.
Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah dengan :
1. Wawancara
Pembicaraan terarah yang di lakukan pada pertemuan tatap muka (H
Lisnidar dkk, 2010). Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan
pasien dan keluarga pasien dan tenaga kesehatan lainnya yang dapat
membantu memberi informasi dan data yang lengkap dan jelas mengenai
penyakit paru obstruktif kronik.
2. Observasi dan partisipasi
Metode pengumpulan data atau informasi melakukan media
penciuman pendengaran perabaan dan alat perasa,penulis melakukan
pengamatan langsung pada pasien yang bersangkutan dan ikut
4
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Gambaran Klinis
E. Pengelolaan Kasus
F. Pathway
G. Asuhan Keperawatan Teoritis : Pengkajian, Diagnosa, Interven
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
B. Analisa Masalah
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
E. Implementasi Keperawatan
F. Evaluasi Keperawatan
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi penullis
Untuk menambah pengetahuan pemahaman dan pendalaman tentang
perawatan tentang perawatan tentang perawatan pada pasien PPOK
2. Bagi STIKES Muhathmadiyah Kudus
Karyatulisilmiahinidapat digunakan sebagaiwacanadan pengetahuan
tentang perkembangan ilmu keperawatan, terutama pada pasien PPOK.
6
7
8
F. Pathways
11
11) ECG: Deviasi aksis kanan, gelombang P tinggi (asthma berat), atrial
disritmia (blonchitis). Gel. Pada Leads II, llL AVF panjang, tinggi
(bronchitis. emfisema). Axis QRS vertikal (emfisema)
12) Exmise ECG, Stress Test: Menolong mengkaji tingkat disfungsi
pernafasan. Mengevaluasi keefektifan obat bronchodilator.
merencanakan/evaluasi program.
a) Palpasi:
1. Palpasi pengurangan pengembangan dada?
2. Adakah fremitus taktil menurun?
b) Perkusi:
1. Adakah hiperesonansi pada perkusi?
2. Diafragma bergerak hanya sedikit?
c) Auskultasi:
1. Adakah suarau whezing yang nyaring?
2. Adakah suara Ronkhi?
3. Vokal premitus normal atau menurun?
2. Diagnosa
(NANDA, 2015)
l. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan banyaknya
mukus.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Hiperventilas
3.Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan Dyspnoe
4.Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi
5.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dengan kebutuhan Gaya hidup yang dipertahankan.
3. Intervensi
Tujuan utama bagi klien mencakup perbaikan dalam pertukaran
gas, pencapaian bersihan jalan napas, kemandirian dalam aktivitas
perawatan diri, perbaikan dalam kemampuan koping, kepatuhan pada
program terapeutik dan perawatan di rumah, serta tidak adanya komplikasi
14
proses
pernafasan.
3. Lakukan 3. fisioterapi
fisioterapi dada dapat
dada jika memudahk
perlu an klien
dalam
mengeluark
an secret
yang sulit
dikeluarkan
secara
mandiri.
4. Berikan 4. bronkodilat
bronkodil or dapat
ator bila memvasodi
perlu latasi
saluran
pernafasan
sehingga
jalan nafas
paten dan
kebutuhan
oksigen
terpenuhi.
16
sehingga
kebutuhan
4. Ajarkan oksigen
bagaiman terpenuhi
a batuk melalui
efektif proses
pernafasan
4. agar pasien
dapat
mengetahi
cara
mengeluark
an sputum
dengan
benar
3 Gangguan Tujuan: Gangguan 1. Monitor 1. Mengetahui
Pertukaran pertukaran pasien pola nafas frekuensi
gas teratasi pernapasan
berhubungan Kriteria hasil: klien
dengan 1. tidak ada sianosis sebagai
Dyspnoe dan dyspneu indikasi
2. AGD dalam batas dasar
normal gangguan
3. bebas dari tanda pernapasan
tanda distress 2. Lakukan 2. fisioterapi
pernafasan fisioterapi dada dapat
dada jika memudahk
perlu an klien
dalam
mengeluark
an secret
18
yang sulit
dikeluarkan
secara
mandiri
3. Berikan 3. bronkodilat
bronkodil or dapat
ator bila memvasodi
perlu latasi
saluran
pernafasan
sehingga
jalan nafas
paten dan
kebutuhan
oksigen
terpenuhi.
4. Posisikan 4. posisi
pasien semifowler
untuk membantu
memaksi klien
malkan memaksima
ventilasi lkan
ventilasi
sehingga
kebutuhan
oksigen
terpenuhi
melalui
proses
pernafasan
19
3. Berikan 3. Supaya
informasi pasien
tentang mengertia
kebutuhan apa saja
nutrisi nutrisi yang
di butuhkan
tubuh
4. Kolaboras 4. Untuk
i dengan kesembuha
gizi untuk n pasien
menentuk
an jumlah
kalori dan
nutrisi
yang
20
dibutuhka
n pasien
4. Kolaboras 4. terapi
ikan medik yang
dengan tepat dapat
Tenaga memungkin
Rehabilita kan
21
si Medik pemulihan
dalam tingkat
merencan aktivitas.
akan
progran
terapi
yang
tepat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Diri
a. Klien
Nama :Tn. P
Umur : 68 Tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Pekerjaan :Tani
Suku :Jawa
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Baturejo RT07, tegalombo, kalijambe
Tanggal masuk RS : 28 Mei 2017, pukul 17.00
Tanggal pengkajian : 29 Mei 2017, pukul 08.00
Diagnosa saat masuk RS : PPOK,Bronkritis kronik,Dyspneu
No. RM : 044290
b. Penanggungjawab
Nama : Ny. N
Umur : 50 tahun
Alamat : Baturejo RT07, tegalombo, kalijambe
Hubungan dengan klien : Istri
2. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan 4 bulan terakhir batuk di sertai riak dan 4 hari
sebelum di bawa kerumah sakit sesak nafas makin terasa parah dan di
22
23
bawa di IGD pada hari minggu 28 mei 2017 pada pukul17:00 WIB,
kemudian di berikan terapi oksigen kanul (3 liter/menit) tangan kanan
di pasang infus RL dengan 8 tetes/menit. Kemudian injeksi
aminophilin,tarbutalin,ciprofloxasin, dan terapi Nebulizer.Kemudian
pasien di pindahkan ke ICU pada jam 18:30 di ruang 1
3. Pengkajian Primer
a. Airways
Ada sputum yang kental yang susah keluar,bunyi nafas ronchi
b. Breathing
Sesak nafas tanpa aktivitas,pengembangan dada simetris,irama cepat,di
pasang O2 kanul 3 L/menit,RR 28X/menit,SPO2 98%.
c. Circulation
TD 106/51 mmHg, Nadi 84X/m, S 36˚C, RR 28X/menit, warna kulit
coklat pucat,akral hangat, turgor kulit <2 detik, mukosa bibir lembab
d. Disability
Tingkat kesadaran compos mentis GCS 15(E.4 M.6 V.5) tidak kejang,
pupil ishokor
4. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Klien terlihat sesak nafas,
b. Tanda-tanda Vital: Tekanan Darah : 106/51 mmHg
S : 36 ◦c
Nadi :84x/menit
RR : 28x/menit
SPO2: 98 %
c. Kepala : Bentuk : Mesocephal,tidak ada lesi,rambut beruban
d. Mata : Conjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik,ishokor
e. Mulut : mukosa bibir klien lembab, gigi masih utuh dan terlihat agak
kuning.
f. Hidung : bersih, tidak ada polip, pasien terpasang nasal kanul O2 3
L/menit.
24
D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1. bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Tachipneu biasanya
nafas tidak tindakan /pantau ada pada beberapa
efektif keperawatan frekuensi derajat dapat
berhubungan selama 3x24 jam, pernafasa ditemukan pada
dengan bersihan jalan n penerimaan atau
peningkatan nafas efektif selam stress/
30
3. latih 3.Mengeluarkan
untuk sekret yang
batuk tertahan
efektif
4. kolaborasi 4. Mempercepat
pemberia proses
31
n terapi. penyembuhan.
pasien
3 Kenyamanan Setelah dilakukan 1. kaji skala 1. untuk mengetahui
fisik tindakan nyeri perkembangan dan
berhubungan keperawatan skalanyeri pasien
dengan agens selama 3x24 jam, 2. ajarkan 2. untuk memberikan
cidera biologis nyeri yang klien pengetahuan
dirasakan pasien relaksasi kepada pasien
berkurang dengan nafas tentang bagaimana
KH: dalam cara mengurangi
-pasien merasa rasa nyeri
nyaman dengan 3. dukung 3. untuk
skala nyeri istirahat/ti meningkatkan
berkurang menjadi dur kenyamanan
2 pasien
4. kolaborasi 4. Mempercepat
pemberia proses
n penyembuhan.
analgetik
E. Implemetasi
No Hari/Tang Tindakan Respon TTD
Dx gal/Jam
1,2 Senin, 29 - memonitoring S: Han
,3 maret TTV - Pasien mengatakan
2017, - mengkaji dada terasa sesak,
07.00 frekuensi klien masih batuk.
pernafasan O:
- Keadaan umum klien
lemah
- TTV : TD: 105/69
mmHg, N: 79 x/
menit , RR:
28x/menit, S : 36 0C
3 08.00 - S: Han
Mengobservas - Klien mengatakan
i Skala nyeri merasakan nyeri di
klien dada kiri dengan
skala 5,
O:
Klien tampak
menahan rasa nyeri
34
O:
- Pasien tampak
menjelaskan tentang
apa yangdi rasakan
35
pasien
- Menciptakan
lingkungan
yang nyaman
menghabiskan makanan
yang di berikan
Ketorolac 1amp
- Pasien tampak mengerti
terapi uap O:
- Pasien posisi tampak
menghirup uap, Obat
pulmicort 100 mg
Bisolvon 1cc
2 15.30 - Mengobserva S: Han
si intake - Klien mengatakan sudah
asupan klien memakan makanan yang di
berikan rumah sakit
O:
- Klien hanya menghabiskan
makanan yang di berikan
1,2 15.45 - Mengajarkan S: Han
batuk efektif. - Pasien mengatakan sudah
menegrti
O:
- Pasien tampak kooperatif
2 16.00 - Menganjurka S: Han
n pasien - Pasien mengatakan bersedia
mengungkap pasien mengatakan masih
kan perasaan terganggu dengan
secara verbal kondisinya sekarang karena
mengenai tidak bisa melakukan
keterbatasan kegiatan seperti saat sehat
yang di alami -
O:
- Pasien tampak menjelaskan
tentang apa yang di rasakan
42
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluai hari ke 1 Senin
No. Hari/Tanggal/Jam Evaluasi TTD
4 Diagnosa 4 Han
46
S:
- Pasien mengatakan masih kesulitan
untuk tidur karena belum terbiasa
di ruangan
O:
- Pasien tampak tidur dengan relaks
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Jelaskan pentingnya tidur yang
adekuat
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
2 Diagnosa 2. Han
S:
- Pasien mengatakan belum mampu
melakukan kegiatan seharri-hari
karena masih lemas dan sesak.
O:
- Pasien tampak lemas
A: masalah belum teratasi
P:
a. monitor intake/asupan nutrisi
b. bantu pasien untuk
memprioritaskan kegiatan
c. anjurkan pasien mengungkapkan
perasaan secara verbal mengenai
keterbatasan yang di alami
d. Hindari kegiatan perawatan selama
jadwal istirahat pasien
3 Diagnosa 3 Han
S:
- Pasien mmengatakan nyeri di
bagian dada kiri
- P:kardiomegali
Q:seperti di tertekan benda berat
R:di dada kiri
S:4
T:hilang timbul
O:
- Pasien tampak menahan nyeri
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
a. kaji skala nyeri
48
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam BAB ini penulis akan membahas tentang kasus keperawatan pada
kasus Tn. “P” Dengan gangguan system pernafasan Penyakit Paru Obstruksi
Kronis (PPOK) di RSUD dr.Soeratno Gemolong.Prinsip pembahasan ini yang
meliputi pengakajian,perumusan masalah keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
A. Pengkajian
Pengkajian yaitu observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik,untuk
memperoleh data secara langsung maupun tidak langsung. (mareli, 2009)
Penyakit Paru Obstruksi kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive
Pulmonary Diseases (COPD) merupakan suatu istilah yang sering di gunakan
untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan di tandai
oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran
patofisiologi utamanya(Irman Somantri, 2009).
PPOK merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan tanda
pernapasan yaitu batuk kronik, berdahak, dispnea dengan derajat yang
bervariasi, dan penurunan aliran udara ekspirasi yang signifikan dan progresif
(Meyer et al., 2010).
Bronkritis kronis merupakan keadaan yang berkaitan dangan produksi
mukus takeonronkial yang berlebihan, sehingga cukup menimbulkan batuk
dengan ekspektorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun dan paling sedikit 2
tahun secara berturut-turut (Irman Somantri, 2009)
Melihat teori tersebut, sesuai dengan yang dirasakan Pasien mengatakan
4 bulan terakhir batuk di sertai riak dan 4 hari sebelum di bawa kerumah sakit
sesak nafas makin terasa parah dan di bawa di IGD pada hari minggu 28 mei
2017 pada pukul17:00 WIB,TD 106/51 mmHg, Nadi 84X/m, S 36˚C, RR
28X/menit, warna kulit coklat pucat,akral hangat, turgor kulit <2 detik,
mukosa bibir lembab, kemudian di berikan terapi oksigen kanul (3 liter/menit)
50
57
58
penulis, terdapat beberapa hasil yang tidak memuaskan yang dirasakan oleh
penulis.
Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan lama pemberian tindakan
keperawatan yang diberikan, diperoleh hasil bahwa masalah keperawatan yang
muncul belum teratasi secara maksimal, adapun faktor yang mendukung
keberhasilan dari tindakan keperawatan yang diberikan adalah keikutsertaan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Sedangkan faktor yang
menghambat dari keberhasilan perawatan adalah sifat dari pasien yang unik,
sehingga penulis harus menyesuaikan dengan hal tersebut.
B. Saran
1. Bagi institusi Pendidikan
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) untuk dijadikan referensi
sebagai bahan dalam penyusunan tugas akhir karya tulis ilmiah.
2. Bagi keluarga
Keluarga hendaknya selalu mematuhi dan menjalankan instruksi dari tim
medis dan tidak melanggar pantangan yang di instruksikan dari tim
kesehatan. Serta selalu membiasakan diri untuk hidup sehat dan memakan
makanan yang sehat pula.
3. Bagi Perawat
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan disamping menerapkan Standar
operasional prosedur yang sudah ada juga harus didukung dengan
keramahan S3 (senyum, sapa, salam) dan performance yang menunjang.
4. Bagi Rumah sakit
Dibutuhkan kerjasama antara perawat ruangan dengan mahasiswa
praktekan dalam melakukan dan memberikan tindakan asuhan
keperawatan pada pasien di ruangan, terutama pada pasien PPOK
sehingga tercapai tujuan keperawatan yang sesuai dengan kriteria hasil,
pendokumentasian yang lengkap untuk bukti kuat dan nyata di rumah
sakit, serta mahasiswa dapat lebih mudah untuk mempelajarinya dengan
difasilitasi alat-alat yang memadai dirumah sakit akan bisa mempercepat
penyembuhan bagi pasien.
59
DAFTAR PUSTAKA
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2015. Global
Strategy for The Diagnosis, Management, And Prevention of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease.
Priscilla L ., Karen M. B., dan Gerene, 2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah :
Gangguan Respirasi Edisi 5. Jakarta : EGC
Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.