1
2. Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa membaca seluruh catatan atau
sebagian besar dari catatan itu.
3. Mengabadikan sistem “menguburkan pesanan” dimana mencatat masalah pasien
secara superfisial/dangkal dari pada mengupasnya secara mendalam.
4. Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran klinis
pasien secara menyeluruh.
5. Dapat membuang banyak waktu karena format yang polos menuntun
pertimbangan hati-hati untuk menentukan informasi yang perlu dicatat dari setiap
pasien.
6. kronologis urutan peristiwa dapat mempersulit interpretasi karena informasi yang
bersangkutan mungkin tidak tercatat pada tempat yang sama.
7. Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu.
2
5. Catat semua pernyataan evaluasi pada saat tertentu misalnya, waktu masuk,
pindah, pulang atau pada saat adanya perubahan situasi / kondisi.
3
4. Membutuhkan pengulangan kembali data awal dari berbagai sumber untuk
melihat gambaran klinis pasien secara keseluruhan
5. Membutuhkan waktu yang panjang dalam pencatatan, karena formatnya yang
terbuka membutuhkan pertimbangan yang seksama ketika menspesifikkan
data dari masing – masing pasien
6. Urutan yang kronologis dapat membuat proses interpretasi lebih sulit karena
informasinya tidak didokumentasikan pada tempat yang sama
7. Dalam mengikuti perkembangan pasien membutuhkan waktu yang lama.
4
Kerugian :
1. Memperluas catatan medik dan menimbulkan penyimpangan masalah
2. Memungkinkan duplikasi dalam pencatatan data, misalnya pencatatan
pengobatan yang diberikan, dicatat dalam flow sheet ICU dan catatan
pengobatan.
3. Dalam desain dan format pencatatan, ada kemungkinan format yang tdiak
digunakan. Bagian yang kosong ini, dapat mengakibatkan kesalahan
interpretasi pada saat mereview secara retrospektif dan dapat menimbulkan
pertanyaan.
4. Tidak adanya tempat pencatatan untuk data yang jarang digunakan.
5. Rentan untuk menggunakan flow sheet
Agar lembar alur / flow sheet / checklist sesuai dengan standar, maka harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
Perhatikan dan ikuti petunjuk menggunakan format khusus
Lengkapi format dengan kata kunci
Gunakan tanda cek ( V ) atau ( X ) pada waktu mengidentifikasi bahwa
parameter telah diobservasi / diintervensi
Jangan tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong. Tulis 0 untuk
mengidentifikasi bahwa parameter tidak diobservasi
Tambahkan uraian secara detail jika diperlukan
Pertahankan agar letak lembar alur tepat dilokasi yang tersedia ( Rekam
medis )
Beri tanda tangan dan nama jelas pemberi asuhan
Dokumentasikan waktu dan tanggal data masuk
EVALUASI
Kasus
Pada tanggal 13 Nopember 2007 pukul 17.00 WIB, Ny.”A” datang ke bidan
”B” untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu mengaku hamil 8 bulan anak ke dua. Ibu
mengeluh keluar darah yang banyak dari kemaluannya sejak pukul 16.00 WIB.
Karena perdarahan yang banyak ini, maka Ny.”A” dirujuk ke rumah sakit ”C”. Ketika
5
sampai di rumah sakit tersebut, setelah dilakukan pemeriksaan Tanda – tanda vital,
didapatkan hasil TD : 100/70, nadi 70x/menit, RR :20X/menit, suhu 37,5 0C. Lalu
selanjutnya ibu dirawat dirumah sakit tersebut untuk mendapatkan penanganan
selanjutnya.
Jodohkanlah
Model
Pernyataan
pendokumentasian
1. Didokumentasikan secara narative a.
2. Didokumentasikan menggunakan b.
serangkaian kartu c.
3. Didokumentasikan menurut d.
masalah klien e.
4. Didokumentasikan menurut
sumber yang mengelola pencatatan
5. Didokumentasikan menggunakan
komputer
KOMPUTERISASI.
6
Di Indonesia memang penggunaan komputer untuk catatan perkembangan
pasien belum lazim digunakan, akan tetapi hal ini lambat laun akan menjadi
kenyataan yang tidak dapat dihindarkan karena tuntutan zaman, oleh karena itu
penggunaan komputer untuk pendokumentasian perkembangan pasien adalah sesuatu
kebutuhan yang harus diantisipasi dimasa yang akan datang. Sampai saat ini
penggunaan komputer juga belum merata dinegara maju dan juga masih ada silang
pendapat mengenai keefektifannya.
Ada pendapat bahwa dengan pencatatan komputer ada beberapa
keuntungan misalnya :
Lebih mudah dibaca.
Kemungkinan salah/kelupaan lebih sedikit dengan kata lain ketepatan pencatatan
lebih tinggi, karena secara otomatis komputer memanggil semua data yang ada
bila file pasien tertentu dibuka dan tidak bisa masukan data bila ada hal yang tidak
sesuai dengan yang terprogram.
Hemat waktu dan biaya (bila sistem itu sudah berjalan).
Pelayanan pasien bisa lebih cepat karena banyak pesanan dapat disampaikan lewat
komputer dan komunikasi antar unit bisa dipantau lewat sarana komputer.
Meningkatkan komunikasi antara tim petugas kesehatan.
Lebih memudahkan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan peningkatan
mutu.
Semua kecanggihan tidak terlepas dari kekurangan dan kekurangan dari sistem
komputer a.l. :
Kurang terjaminnya kerahasiaan pasien.
Tidak semua institusi dan petugas siap untuk komputerisasi dan perlu latihan
khusus untuk sistem komputerisasi.
Modal awal sangat tinggi dan menuntut keahlian khusus untuk menciptakan
programnya dan perangkat komputer yang dibutuhkan.
Ketergantungan kepada alat / terknologi tinggi (perlu petugas dan ruang khusus
untuk komputer) dan juga segala kekurangan dan konsekwensinya.
Ada perhitungan/perbandingan khusus untuk keperluan alat / unit komputer dan
jumlah pasien (pengalaman dinegara maju memerlukan 10-15 bed / terminal
komputer).
7
Adanya kebisingan yang dapat menggangu pasien (printer yang terus disiagakan).
CPU = Central Processing Unit Bagian perangkat keras (Hardware portion) dari
komputer yang menjalankan instruksi/perintah.
8
(Modulator demodulator) komputer untuk berkomunikasi lewat saluran
telepon.
9
PENDEKATAN BERORIENTASI MASALAH
Sistem pendekatan orientasi masalah yang tradisional terdiri dari 4 unsur yaitu :
Data dasar adalah kumpulan dari data / informasi baik subjektif
maupun objektif sejak klien pertama kali diperiksa. Data
dasar ini termasuk riwayat perawatan dan pemeriksaan
phisik. Informasi ini dipergunakan untuk mengembangkan
Daftar Masalah.
10
memudahkan bila perlu merujuk kemasalah tertentu dalam
catatan klien tersebut. Bila masalah sudah teratasi juga
diberi catatan dan beri tanggal kapan masalah tersebut
teratasi dan petugas yang menilai bahwa masalah tersebut
sudah teratasi begitu juga tulis tanggal dan petugas yang
mengidentifikasi masalah tersebut untuk pertama kalinya.
Dengan demikian daftar masalah ini dapat berfungsi
sebagai index maupun gambaran dari klien tersebut.
11
3. Catatan pulang dan ringkasan asuhan perawatan
maupun medik dan memudahkan follow up waktu
pasien pulang.
Konsep SOAPIER :
S Data Subjektif : Catatan ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
pasien. Expresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai
kutipan langsung dari ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang
yang bisu dibagian data dibelakang S diberi tanda “Nol” atau “X” ini
menandakan bahwa orang itu bisu. Pada bayi atau anak kecil data subjektif ini
dapat diperoleh dari orangtuanya. Data subjektif menguatkan diagnosa yang
akan dibuat.
O Data Objektif : data ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data phisiologik, hasil observasi yang jujur,
informasi kajian tehnologi (hasil laboratorium, Sinar X, rekaman CTG, USG dll)
dapat digolongkan kategori ini. Ada pendapat yang memasukan laporan dari
keluarga juga masuk di kategori ini. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan atau
perawat akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan
ditegakan.
12
disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru
baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah-
pisah,maka proses pengkajian adalah sesuatu proses yang dinamik. Sering
menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan
pasien dan menjamin suatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti
sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
P Plan, planning = perencanaan : membuat rencana tindakan saat itu atau yang
akan datang, ini untuk mengusahakan mencapai kondisi pasien sebaik mungkin
atau menjaga / mempertahankan kesejahteraannya. Proses ini termasuk kriteria
tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan
dalam kesehatan dan / atau proses persalinannya dan harus mendukung rencana
dokter bila itu dalam manajemen kolaborasi atau rujukan.
E Evaluasi : tafsiran dari efek tentang tindakan yang telah diambil adalah penting
untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan. Analisa dari hasil yang dicapai
menjadi fokus dari penilaian ketepatan tindakan. Kalau kriteria tujuan tidak
tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan
laternatif sehingga dapat mencapai tujuan.
13
Keuntungan dari pendekatan masalah (PORS)
1. Pencatatan sistem berfokus pada masalah pasien dan penyelesaian masalah dari
pada hanya mencatatakan tugas-tugas.
2. Bukti dari kesinambungan tercatat.
3. Evaluasi masalah dan pemecahan masalah didokumentasikan dengan jelas.
Susunan data mencerminkan masalah khusus. Keduanya ini memperlihatkan
penggunaan logika untuk pengkajian dan proses yang digunakan dalam
pengobatan terhadap pasien.
4. Daftar masalah bertindak sebagai daftar isi dan mempermudah pencarian data
dalam proses asuhan.
5. Daftar masalah. Setiap judul dan nomor bertindak sebagai chek list untuk
diagnosa dan masalah pasien. Daftar ini bertindak sebagai peringatan untuk
masalah-masalah yang meminta perhatian khusus.
6. Masalah yang membutuhkan intervensi (yang teridentifikasi dalam data dasar)
dibicarakan dalam rencana asuhan.
14
Contoh catatan Bidan / CNM DI RS di California (Amerika Serikat)
Tgl : 12/17/91 Jam : 11.30
Cercix : Pem / Eff / Sta : 1 cm/80% / +3 Penilaian janin apabila ada indikasi
Position : anterior FHR : reaktif
Konsistensi : lembek kont : tiap 20 menit ringan sampai sedang
Presentasi : Kep. Tanda tangan :
Rina ttd
CATATAN PERSALINAN:
15
MELAHIRKAN :
Tanggal: Jam:
Cara (lingkari keadaan yang sesuai): spontan / Vakum / S/C / lain-lain ___________
PERINEUM (lingkari keadaan yang sesuai): Utuh / Episiotomi / Laseri
PLASENTA:
Jam dilahirkan:
Pemberian Oxytocin : Ya / Tidak
Kalau Ya: Jenis ___________ Dosis ________
Plasenta
(lingkari keadaan yang sesuai): Lengkap / Tidak Lengkap
JUMLAH PERDARAHAN
(lingkari keadaan yang sesuai): Sedikit / Sedang / Banyak
BAYI:
Berat Badan: _________________________________gram
Nilai Apgar: Menit 1_____ Menit 5 _____ Menit 10________
Jenis Kelamin: Laki-2 / Perempuan
Presentasi: Kepala / Bokong / Lain-lain
16
Di atas PAP
Mobil (goyang)
= 5/5
Tidak mobil,
H I – II
Tidak engaged
= 4/5
H III + Engaged
= 2/5
Di perineum
H IV
Di (dasar pinggul)
= 0/5
17
DOKUMENTASI DALAM ASUHAN PERINATOLOGI
A. Dokumentasi antenatal :
18
Harapan partus.
3. Kehamilan sebelumnya.
Untuk setiap kehamilan catatkan :
Umur ibu waktu hamil.
Jenis persalinan
Gestasi dalam minggu
Jenis kelamin anak
Berat badan lahir
Komplikasi waktu kehamilan maupun persalinan dan bayi.
Kehilangan waktu hamil : lahir mati, keguguran, kehamilan
ektopik, kematian neonatal.
4. Riwayat keluarga yang relevan :
Kelainan darah / perdarahan
Masalah heriditer / kongenital
Diabetes melitus
Hipertensi
Retardasi mental
Kehamilan ganda.
5. Informasi medik yang relevan dari ayah : masalah heriditer /
kongenital.
6. Riwayat sebelumnya atau saat ini : misalnya penyakit, penyakit
kelamin menular, nutrisi dan pemakaian alkohol maupun obat
terlarang.
19
dan intervensi psikologis ini tidak di sadari sehingga kurang dievaluasi
atau di dokumentasikan.
B. Riwayat keluarga
1. Umur dan kesehatan orang tua dan saudara sekandung
2. Kematian, perceraian dan nikah kembali dari orang tua
3. Hubungan dengan ayah dan ibu
4. Masalah obstetrik dari anggota keluarga (relative) yang wanita
5. Komunikasi dengan orang tua, saudara kandung dan orang dekat
lainnya.
6. Persepsi tentang pengalaman masa kecil (positif atau negatif);
sikap terhadap orang tua sebagai role model.
C. Kehamilan ini :
1. Terencana/tidak terencana. Siapa yang ambil keputusan? berapa
lama?
dalam usaha untuk mencapai kehamilan. Keadaan dari konsepsi.
2. Penerimaan kehamilan oleh keluarga
3. Pengaruh kehamilan ini pada keluarga (finansial pekerjaan)
4. Kebudayaan / sosial. Kemampuan keluarga dan teman untuk
memberikan dukungan emosional.
20
D. Keadaan ibu :
1. Penerimaan akan kehamilan ini
2. Perubahan tubuh
3. Gejala fisik
4. Apakah kehamilan dipandang sebagai normal / sakit?
5. Perubahan masalah sexual
6. Persepsi tentang fetus
7. Rasa harga diri
8. Perilaku penyesuaian diri dimasa lalu
9. Pengetahuan akan asuhan / pemeriksaan antenatal dan pendidikan
anak.
IV. Permintaan khusus waktu bersalin (pada negara maju, pada waktu
antenatal bidan mendiskusikan tentang rencana persalinan birth plan) dan
hal ini didokumentasikan, pilihan akan rencana ini sangat tergantung dari
kondisi RS, RB atau kemampuan bidan itu sendiri, misalnya permintaan
akan persalinan dengan posisi tertentu :
A. Tempat bersalin (RS, RB, polindes atau dirumah)
B. Penghilang rasa sakit
C. Kamar bersalin (fisiologi / patologi)
D. Penanganan kala III secara aktif
E. Episiotomi
F. Posisi waktu bersalin
G. Pendamping waktu bersalin (pasien sendiri menentukan orang yang
akan mendampingi waktu di kamar bersalin)
H. Penolong persalinan (nama bidan)
I. Infus oxitocin untuk augmentasi
J. Pengawasan fetus (pemakaian CTG secara terus menerus atau
intermiten)
K. Pemecahan ketuban
L. Pemberian minum bayi (ASI / susu buatan)
M. Rawat gabung
21
Pengidentifikasian masalah. Tujuan antenatal yaitu menapis masalah
resiko pada kehamilan ini sehingga dapat meminta nasehat, berkolaborasi
maupun merujuk kasus yang ditemukan kepada petugas kesehatan lain /
fasilitas yang lebih tepat. Tetapi masalah ringan termasuk masalah emosi
dan psikologi yang masih dapat ditangani bidan juga harus
didokumentasikan, sehingga dapat dikomunikasikan kepada bidan lain
atau sebagai data untuk evaluasi.
22
Higyene Persiapan untuk pengalakan ASI.
Senam hamil / latihan Perencanaan KB
Penjelasan tentang kehamilan. Pilihan/option sewaktu bersalin.
Penerangan tentang RS. Asuhan pada keluarga.
Persiapan menjadi orang tua
23
j. Makan terakhir kali, kapan, jenis makanan.
k. Permintaan khusus waktu bersalin.
l. Rencana pemberian minum bayi.
24
V. Tindakan asuhan yang diberikan.
A. Perkenalan dengan lingkungan kamar bersalin.
B. Cukur kalau diperlukan.
C. Enema sesuai dengan protokol dan permintaan ibu.
D. Pemberian obat kalau ada / perlu.
E. Pemberian infus jika ada indikasi (induksi partus misalnya).
F. Intake dan out put.
G. Panduan pelaksanaan pengendalian infeksi jika ada sesuai.
Pencatatan waktu intrapartal harus tepat dan lengkap dan ini akan
memudahkan asuhan dan mejamin keselamatan untuk ibu, janin dan bayi baru lahir.
Data-data khusus harus dihimpun dan dicatat selama masa intrapartum untuk
memudahkan pengkajian dan perencanaan asuhan.
25
III.Reaksi perilaku ibu.
A. Kecemasan.
B. Nyeri / kenyamanan.
C. Interaksi dengan orang yang mendampingi.
D. Persepsi tentang proses persalinan.
E. Pemahaman akan proses persalinan (butuh penjelasan dan bimbingan).
I. Pengkajian ibu.
A. tanda vital, suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
B. Pola kontraksi uterus, interpretasi dan intervensi yang dilakukan.
C. Darah lendir dan keluaran vagina.
D. Pengkajian ketuban.
E. Pemeriksanaan dalam dan semua hasil dan intervensi yang dilakukan.
F. Posisi ibu.
G. Kemampuan dan teknik mengejan.
26
H. Kapan mulai mengejan, spontan atau dipimpin. Lamanya. Kala II.
I. Kemajuan kala II.
J. Intervensi, pengobatan yang dilakukan selama kala II.
K. Catat dengan teliti jam / waktu anak lahir.
L. Tindakan yang dilakukan segera terhadap ibu maupun bayi setelah lahir.
27
11. Obat-obatan yang diberikan.
12. Observasi adanya penyimpangan. Tidak normal atau kelainan kongenital..
28
F. Jahitan.
G. Interaksi perilaku keluarga.
H. Pemberian ASI.
I. Pengkajian rasa nyeri.
J. Kelelahan, kehabisan tenaga, lapar, haus dan tingkat kesadaran.
K. Respon terhadap kelahiran ini.
29
PANDUAN UNTUK DOKUMENTASI PADA BAYI BARU LAHIR
Asuhan awal dari bayi diberikan sejak dikamar bersalin. Setelah bayi aman dan
tenang dapat dilakukan pemeriksaan fisik.
Elemen-elemen penting adalah pencatatan bayi.
Waktu jam bersalin (ini sangat penting untuk budaya tertentu).
Jenis persalinan (bagaimana bayi tersebut dilahirkan, spontan atau dengan
tindakan misalnya ekstraksi vakum, forsep dll).
Tindakan yang dilakukan terhadap bayi segera setelah lahir (pengisapan lendir,
perawatan / pemotongan tali pusat).
Nilai Apgar.
Masa gestasi, menurut pengkajian Dubowitz – Ballard.
Pengkajian dari kepala sampai keujung kaki.
Catatan pada proses persalinan yang perlu disertakan pada catatan bayi :
a. Jenis Persalinan dan penyulit waktu persalinan / antenatal.
b. Obat-obatan yang dipakai selama kala I dan kala II.
c. Lamanya kala I dan kala II.
d. Lamanya ketuban pecah sebelum kelahiran dan sifat air ketuban.
Hasil pemeriksaan …….. kelapa dan leher.
a. Ada tidaknya ……… succedancum, haematoma, simetrisnya bentuk kepala
dan temuan lainnya.
b. Keadaan ubun-ubun dan sutura.
c. Lingkar kepala ………. – occiopto).
d. Simetris tidaknya muka.
e. Mata : bentuk, posisi, ukuran, penampilan pupil, dan adanya hematom.
f. Mulut : sumbing, palatum, gigi susu dan frenulum lingua.
g. Leher : panjang, hubungan dengan badan, mobilitas, ada tidaknya pelebaran
dan lipatan lemak, bull neek).
h. Kulit : apakah ada perlukaan, abrasi, memar dikepala, muka dan leher, tanda-
tanda lain.
i. Hidung : simetris septum dan eping hidung.
Dokumentasi dan pengkajian badan secara umum.
a. Berat badan.
30
b. Panjang badan.
c. Lingkar kepala.
d. Lingkar dada (diukur melalui kedua putting susu).
e. Aktivitas umum sewaktu pemeriksaan.
f. Kulit : lanage, semix, bekas mekoneum, tekstur, hidrasi, warna rash dan
pimentasi.
Thoraks – anterior.
a. Klavikula - ……… dan keutuhan.
b. Ukuran thoraks simetris dan bentuk.
c. Suara nafas dan jantung.
d. Denyut nadi dan nafas.
e. Apakah ada ………. (lokasi, kejelasan dan intensitas).
Abdomen – anterior.
a. Bentuk abdomen.
b. Hepar, peng…… dan ginjal.
c. Tali pusat – banyaknya pembuluh darah pada penampang tali pusat.
d. Denyut dan ………….
Genitalia anterior.
a. Kesesuaian keadaan genitalia dengan jenis kelamin bayi.
b. Perempuan – maturasi dari labia, adanya keluaran dari vagina.
c. Laki-laki – posisi dari muara urethra, adanya testis, maturasi dari scortum.
d. Miksi dan miko (eliminasi) harus terjadi dalam 24 jam.
Posterior.
a. Patensi dari anus.
b. Lakukan pilomidal dan keutuhannya.
c. Adanya masa di kelumna vertebrata dan simetrisnya bentuk vertebrata
Ekstrimitas.
a. Simetris dan kemampuan untuk menggerakkan semua ekstrimitas.
b. Jumlah jari-jari tangan dan kaki : adanya polidaktil dan sindaktil.
c. Rotasi dari pinggul dan simetris dari lipatan paha.
d. Pols perifer, bandingkan dengan keadaan antara pols bagian atas dan bawah.
Dokumetasi dari pengkajian refleks.
a. Respon pengisapan dan rooting.
31
b. Respon menggenggam (graps) dari tangan dan kaki.
c. Respon traksi : kemampuan untuk ditarik pada suatu posisi duduk
menggunakan kepala, dan posisi tangan (arm position).
d. Refleks moro.
e. Respon menari dan melangkah.
f. Tonus, tremor dan jetri.
Prosedur indikasi : pencatatan nama, cap kaki dan jempol orang tua dll.
Perawatan mata.
Pengikatan dan perawatan tali pusat.
Pengadaan dan pemeliharaan lingkungan suhu yang netral.
Tanda vital - suhu, pols apical, pernafasan, dan tekanan darah.
Kalau adanya pemeriksaan darah.
Ukuran-ukuran.
Permulaan kontak keluarga.
Pilihan minuman bayi.
32
DOKUMENTASI POST PARTUM
Dengan kelahiran bayi, keadaan kesehatan ibu sudah berubah, baik fisik maupun
psikilogis, maka dari itu perlu adanya data dasar dari kesehatannya.
l. Intake makanan dan minuman Imisalnya 2000 Kal dan 2000 ml air).
33
3. Cara dan frekuensi pencatatan harus diikuti kebijaksanaan institusi misalnya
observasi sekian jam sekali segera setelah postpartum dan mungkin kemudian
(3) Istirahat.
(1) Hygiene.
(2) Pengkajian putting susu (bentuk normal, masuk atau datar, lecet).
(7) Nutrisi.
34
(10) Pemakaian obat-obatan.
(4) Sexualitas.
II. Dokumentasi tentang post sectio caesarea, hampir sama dengan postpartum
biasa kecuali perawatan episiotomi dan ditambah dengan perawatan luka insisi
III. Pendokumentasian penyuluhan pada bayi sehat : pasien perinatal tidak hanya
belajar untuk perawatan dirinya sendiri tetapi juga kepentingan bayinya. Hal-hal
a. Perawatan secara umum – kalau ada sirkumsisi dan perawatan khusus lainnya.
b. Immunisasi.
35
e. Minuman bayi (kalau susu buatan).
(1) Jadwal.
(5) Nyapih.
tertentu rasa duka akan kehilangan dapat terjadi bila adanya keguguran, kelahiran
kesedihannya, misalnya :
36
2. Penyuluhan
a. Proses dukacita.
b. Asuhan diri selama proses dukacita.
c. Kebutuhan komunikasi.
d. Perbedaan proses duka antara pasangan, keluarga dan saudara kandung.
e. Sumberdaya dan kelompok pendukung.
Catatan ini dapat disesuaikan dengan kondisi institusi anda bekerja dan kemampuan
para petugas kesehatan dengan modifikasi seperlunya.
37
informasi khusus yang diperlukan.
Jangka waktu izin pemakaian data diberikan.
Tanggal izin diberikan.
Tanda tangan pasien atau wali yang berwenang untuk memberikan izin.
Semua rekam medik, catatan, status harus dalam amplop yang tertutup.
Laporan kejadian
38
4. Kehilangan : gigi palsu, kaca mata, kontak lens, perhiasan dan barang-barang
berharga lainnya.
5. lingkungan yang tidak aman : lantai yang basah, tidak rata, penuh barang, tempat
tidur, kursi roda, kereta tak beroda, traksi, standar infus, gantungan, barnag-barang
berbahaya lainnya, dan cairan berbahaya.
6. Alat rusak : terlalu pasan/ dingin. Kendor, terlalu kencang, onderdil hilang,
berjumbai-jumbai.
7. Kejadian karena tindakan / perilaku pasien sendiri, tersiram air panas, menjangkau
barang jauh, meremas-remas jari.
8. Keluhan : dari pasien, keluarga, pengunjung terhadap asuhan, hubungan
interpersonal, suasana lingkungan.
9. Segala macam ancaman oleh pasien, keluarga, pengunjung, terhadap atau oleh
pasien, keluarga/pengunjung atau staff RS.
10. Hasil/reaksinya yang tidak terduga terhadap suatu pengobatan, tindakan atau obat,
timbul reaksi alergi, anafilaktik shock setelah transfusi, pemberian obat atau
tindakan tertentu.
11. Dikebidanan : salah identifikasi bayi.
“Staf yang pertama kali mengidentifikasi masalah harus membuat laporan awal”.
Komponen laporan : terlepas dari format yang dipakai disetiap institusi, dalam
laporan kejadian harus memuat tiga kategori informasi yaitu :
1. Data dasar.
2. Penjelasan tentang kejadian, beserta tindakan pengobatan, pemantauan yang
dilakukan.
3. Pernyataan dokter.
39
Lingkungan; terang/gelap, kondisi pasien waktu kejadian, bangun, sadar,
bingung, pengaruh obat penenang, posisi tempat tidur, hek tempat tidur dan
pengaman lainnya.
Jensi kejadian : jatuh, salah obat, salah tindakan dll.
Jenis kelamin, umur, status perkawinan, diagnosa penyakit, status kesehatan,
status mental, kecacadan orang tersebut (jika diagnosa pasien).
Orang yang menemukan kejadian itu.
Nama, alamat, no telp. Dari pada saksi.
III.Pernyataan dokter :
Waktu, tanggal.
Kondisi pasien.
Follow up yang sesuai setelah kejadian.
Tanda tangan dokter.
40
TUJUAN PENDOKUMENTASIAN DI KEBIDANAN
Fischbah F T (1991) Davids Company Philadelphian
41
Karena kematian bayi bisa terjadi kapan saja saat perinatal, pendokumentasian
merupakan suatu tantangan untuk bidan dan perawat. Kehilangan bayi memerlukan
perhatian khusus dalam pendokumentasian.
Pasien yang mengalami proses persalinan dan kelahiran bersamaan dengan
kematian janin atau bayi baru lahir harus di dokumentasikan bukan saja proses
kelahirannya, tetapi reaksi wanita tersebut dan kerabatnya terhadap kelahiran dan
kehilangan tersebut. Begitu juga tentang penyuluhan yang telah diberikan.
Pada masa nifas, wanita yang berduka mengalami proses pemulihan seperti
wanita nifas lainnya, sehingga dia membutuhkan asuhan dan penyuluhan seperti
wanita lainnya dan semua ini harus di dokumentasikan.
Disamping itu dia juga membutuhkan asuhan tambahan terhadap proses
kedukaannya, terutama penyuluhan dan pendampingan :
2. Penyuluhan :
a. Peroses berduka.
b. Asuhan / perawatan diri selama proses berduka.
c. Kebutuhan komunikasi.
d. Perbedaan tingkat kedudukan antara pasangan, saudara kandung, teman dan
kerabat dekat lainnya.
e. Sumber daya dan kelompok pendukung.
42
RINGKASAN
Mendokumentasikan semua fakta menurut standar (kalau sudah ada atau menurut
institusi masing-masing).
“Semua parameter dan asuhan perinatal harus dicatat dalam rekam medik
tepat waktu” termasuk unsur-unsur berikut :
l. Pemeriksaan perioritas harus segra didokumentasikan setelah selesai pemeriksaan.
2 Unsur-unsur data kritis yang harus dicatat waktu masuk.
a. Selaput ketuban : utuh atau sudah pecah kapan, sifat.
b. Urin : apakah mengandung protein, darah dan tingkatannya : rendah, tinggi, atau
jelas beruhah.
c. Tanda vital : normal ? “Terlalu tinggi, terlalu rendah atau jelas berubah.
d. Adanya edema : lokasi oedem dan tingkatannya,
e. Air ketuban : warna, bau, banyak, butuh pemeriksaan kultur ?
f. Kontraksi uterus : lama, interval, kekuatan
g. Pembukaan serviks.
h. Posisi janin, presentasi dan denyut jantung.
i. Butuh test syphilis / PMS lainnya atau vasinasi Rubella / TT.
j. Indikasi adanya hiperbiliruhinemia atau perlu pemberian rhogam pada
kelompok tertentu.
3. Kcjnditrn luar biasa harus didokumentasikan (NA < 7, kematian, ruptura uteri, dan
perdarahan).
4. Penyuluhan pasien harus secara konsisten tercatat Pada format yang tersedia.
5. Semua fase persalinan harus tercatat secara lengkah
6. Kedukaan, kehilangan perinatal harus dicatat dengan Iengkap.
Pada unit darurat (UGD), dimana setiap penundnan dan salah komunikasi
tentang infornnsi Dan pasim dapat mempunyai konsekkuensi yang menyedihkan
dokmentasi sangat penting. Pencatatan di UGD har-us teliti/akurat, singkat dan
merefleksikan seluruh informasi pasien dari menit kemenit Para petugas kesehatan di
UDG harus menggunakan dakumentasi ini sebagai alat komunikasi yang utama,
43
diagnosa, pengobatan dalam suatu lingkungan yang rumit. Dalam penerapan yang
nyata, skenarionya adalah “katakan-laksanakan-catatkan !”
Sifat alamiah dan UGD sendiri mempunyai atmosfir yang ger,ak cepat dan
tingginya tuntutan kegawat daruratan di UGD mempunyai keterbaasan waktu yang
serius untuk pencatatan. Keterbatasan waktu ini di tambah lagi dengan ketidak
terdugaan jumlah pasien, memherikan mandat untuk mencatat sebisa anda. Ini harus
mulai (lengan perawat triage dan perlu diteruskan kehada pemheri asuhan primer.
Pada jumlah pasien yang banyak di UGD yang sibuk, tidak memungkinkan
perawatan untuk mengingat semua aspek, asuhan pasien mencatatnya di waktu lain
(kemudian). Oleh karena itu sesibuk apapun di UGD, setiap petugas kesehatan harus
mencatat setiap aktivitas dan obser-vasi sekitar itu juga. Standar di UGD adalah
semua aspek dari asuhan di UGD harus tercatat di rekam medik pada waktu yang
tepat.
2. Mencatat aktivitas triage dan evaluasi awal. Prioritas untuk intervensi terapi,
bersamaan dengan fokus yang sesuai untuk intervensi ini. Ditetapkan diwaktu
triage, dokumentasi yang terfokus pada pasien, mulai dengan kesinambungan
asuhan mencatat aktivitas termasuk evaluasi dan keluhan utama, klasifikasi pasien,
dan format pengkajian di triage.
Karena saat itu pasien pertama kali ketemu petugns kesehatan, pengkajian
disitu perlu dari kepala sampai ke kaki “Head to toe” sementara sedang sedang
menanyakan riwayat kesehatan dan ambil tanda vital. Ini idealnya, tetapi dalam
kenyataan perawat harus bisa menentukan perioritas, catat saat itu mana yang
paling penting
Pertanyaan akan kesehatan umum, kejadian sebelum ke UGD, dan
hubungan antara keadaan kegawat daruratan sekarang dengan riwayat kesehatan
pasien mungkin dapat memberikan gambaran tentang faktor pencetus pada kondisi
saat ini, termasuk riwayat pemakaian obat-obatan dan efek sampinganya, terutama
44
yang dapat menyebahkan kegawat daruratan, misalnya obat anti hipertensi yang
dapat menyebabkan pasien pingsan dan jatuh yang menyebabkan pasien cerdra
sehingga mengantarkan dia ke UGD.
3. Melakukan dan mencatat pemeriksaan primer. Ini dapat memberikan data dasar
mengenai pernapasan, kardiovaskuler, status neurologik, terutama tingkat
kesadaran. Harus ditetapkan parameter termasuk patensi jalan napas, status
ventilasi dan otot asesori. Periksa nadi perifer secara lateral untuk jumlah denyut
dan ritmenya, respon terhadap rangsangan verbal, misalnya minta dia
menggenggam tangan, dapat membantu menentukan tingkat kesadaran (LOC).
Tanda vital sangat penting untuk mengkaji di UGD, kalau tidak normal harus
diulang dan terdokumentasi. Potensial berubah misalnya adanya perdarahan atau
reaksi obat harus tercermin dalam pencatatan. Konsultasi dan pelaporan temuan
kepada dokter dan kolega lain juga merupakan bagian pencatatan yang penting.
45
Mata
Telinga
Hidung/mulut/gigi
Dada/Thoraks :
Perlukan jaringan lunak
Suara napas dan bunyi jantung
Kelainan tulang
Inspeksi umum :
Pelviks/genitalia
Perlukan jaringan lunak
Perdarahan
Cairan lain
Ekstrimitas :
Status sirkulasi
Fungsi sensorik
Fungsi motorik
Perlukan jaringan lunak
Farktura
Perdarahan
46
Perlukan jaringan lunak
INFORMASI YANG DIBUTUHKAN PADA SITUASI RESIKO TINGGI
Std 14.14
Klasifikasi pasien di UGD (untuk pasien umum)
Kelas I : gawat-meliputi pasien dengan kondisi yang kritis dan perlukaan, penyakit
yang mengancam kehidupan, yang memerlukan evaluasi dan intervensi segera,
misalnya.
47
- Perlukan yang luas/banyak-luka terbuka partum yang banyak
yang luas - Ekslampsia
- Over dosis obat-oabatan - Rapturan uterus membakat
- Perubahan status mental
- Shock dan pre-shock
…. : Bolehtermasuk luka ringan, pasien masih bisa jalan, hal ini termasuk :
Luka bakar ringan
Keseleo / terkilir
Fraktur tertutup / pembengkakan pada jaringan lunak.
48
dan kardiovaskuler, kandungan obat/ sesak nafas, gelisah, somnolen, tanda pupil
alkohol dalam darah. yang tidak normal.
Adanya masalah kesehatan/operasi yang Dialise, lavase, infus-jenis, jumlah yang
berhubungan / tidak berhubungan. dipakai, obat antagonis/penawar, antidot,
supor kardiovaskuler.
Pemeriksaan urin untuk identifikasi obat. Darah, urine, cairan lambung kadar obat /
alkohol dalam darah
Perilaku interaksi orang tua – anak Pasif, anak yang cemas >< waspada/siaga,
perilaku ingin tahu/inquistive. Reaksi anak
ketika orang tua meninggalkan kamar periksa,
menangis terus menerus, berlaku pasive/tidak
membantu, tidak berdaya waktu prosedur
pemeriksaan dilakukan. Waspada waktu ada
kontak fisik
Riwayat penyakit saat ini dan yang lalu Tidak menjawab atau jawaban yang
menghindari terhadap pertanyaan langsung
terhadap kejadian/sakit saat ini.
Observasi personal :
Sifat dan perluasan cidera lama dan Cenderung mengecilkan/menutupi
penjelasan rinci dari luka yang ada. Dokter luka/cedera, tidak mampun menjelaskan
menginformasikan adanya child abuse. dengan baik beban lama, jaringan parut dan
luka, kelainan. Catat nama orang yang hadir
waktu dokter memeriksa pasien.
:sinar X dan laboratorium. Sinar X untuk mendokumentasikan adanya
fraktur lama atau baru, studi toksikologi
(keracunan) darah dan urine
Follow up setelah pulang Daftar alamat/telepon kelompok pendukung di
masyarat, kalau ada kcurigaan penganiayaan
harus di laporkan kepada pihak yang
berwenang.
Pengkajian Temuan Khusus
Penyerangan seksual. Kalau korban adalah anak-anak, harus
Apakah peristiwa ini dilaporkan kepolisi? dilaporkan sebagai penganiayaan anak-anak
Kapan. Dimana, penjelasan yang lengkap (child abuse)
dan menanda tangani format persetujuan.
Surat persetujuan memberi wewenang untuk
pemeriksaan lengkap oleh dokter termasuk
pemeriksaan pelvik. Kalau kejadian dilaporkan
ke polisi, persetujuan harus memberi izin
untuk ambilspesimen pemeriksaan, memberi
bukti dan informasi medik kepada polisi.
Mencatat riwayat secara hati-hati, tentang Harus mencakup tanggal, jam dan lokasi
dalih penyerangan, memakai istilah/kalimat penyerangan. Tanggal haid terakhir, apakah
pasien. pasien sudah mandi? Douch, b. a. k. atau ganti
baju setelah kejadian itu?
Pemeriksaan fisik Orang yang hadir waktu pemeriksaan fisik,
penampilan fisik secara umum, adanya trauma
luar yang nyata, misalnya bekas gigitan, lebam
(biru-biru), lecet dan status emosional.
………/spesimen pemeriksaan lab. Harus diberi label didepan dokter dan polisi
atau saksi lain yang berpengaruh,
dokumentasikan bahan dikirim kemana.
Baju lain dan benda-benda lain yang Berikan kepada polisi/setelah tanda
terkumpul penyerahan ditanda tangani, copy dari formulir
penyerahan harus disertakan dalam rekam
49
medik pasien.
Pengobatan yang diberikan kepada pasien. Untuk pencegahan kehamilan dan PMS.
Evaluasi dari status emosi pasien. Rujuk ke kelompok pendukung kalau ada
(support group) Tim relawan, pusat
penanganan pemerkosaan kalau ada, follow up
dengan lembaga sosial setelah pulang.
Pengkajian Temuan Khusus
Kematian saat tiba (death On Arrival
DOA)
Waktu dan cara tiba difasilitas UGD – situasi Catat siapa yang membawa jenazah ke
kamar saat kematian – waktu pasien fasilitas, dimana kematian terjadi (situasi).
dinyatakan meninggal dan oleh siapa. Saksi? Waktu / petuga yang menyatakan
kematian.
Apakah pasien kompeten secara mental? Setiap upaya untuk menahan atau mengobati
(status emosi pasien yang meringankan) seseorang yang secara mental kompeten
dengan melawan kehendaknya dapat di
anggap sebagai penyerangan.
Dokter meninjau alasan mengapa terjadi Tinjauan sifat penyakit, cedera, pengobatan
penolakan pengobatan? yang direncanakan. Konsekuensi dari batalnya
pengobatan.
Perilaku dan interaksi anak dan orang tua. Pasif, khawatir >< waspada, perilaku ingin
tahu, reaksi anak ketika orang tua
meninggalkan kamar periksa, menangis terus
menerus, bersikap tak berdaya / pasif saat
50
prosedur di RS, bersikap waspada ketika
adanya kontak fisik.
Riwayat kesehatan yang lalu dan saat ini. Tidak menjawab atau jawab yang menghindar
mengenai penyakit saat ini.
Catatan yang di catatan dengan benar menghargai konsep etika dimana praktek yang
baik berpijak ……. mendokumentasikan dasar dari profesionalisme dan keputusan
klinis yang dibuat.
Dasar kepe……… dalam pembuatan dan penyimpanan catatan adalah pada siapa
…….. …….. akses dan pengguna catatan medik tersbut, memahami konsep ………
51
profesional yang terkait. Ini meliputi, terutama kebutuhan untuk melindungi
kerahasiaan, menjamin persetujuan / pemberian izin tindakan yang benar dan
memabntu pasien untuk membuat keputusan setelah mendapat informasi yang akurat.
Praktisi ……… akan dapat menjamin bahwa catatan yang diagnosa buat adalah
sepenuhnya ……… dan berlandaskan hormat pada kebenaran dan kejujuran.
Pencatatan itu harus diarahkan terutama untuk kepentingan pelayanan pasien / klien
……….. dan memungkinkan pemberian asuhan, pencegahan penyakit dan promosi
kesehatan.
Catatan itu menggambarkan kejadian secara kronologis dengan tepat dan semua
……….. yang penting, pengkajian, obsevasi, keputusan, intervensi dan dokumentasi.
Catatan dan …………… pembuatan catatan adalah suatu bagian integral dan penting
Catatan itu harus jelas dan tidak membingungkan.
Catatan itu berisi rekaman tertulis dari fakta, observasi yang diabuat pada saat
kejadian atau segera sesudah peristiwa yang dilukiskan terjadi.
Catatan itu berperan sebagai alat komunikasi yang aman dan efektif diantara para
petugas kesehatan dan mendukung asuhan yang berkesinambungan.
Catatan itu membuktikan bahwa para praktisi sudah memenuhi tugas pelaksaan
asuhannya.
Dalam penyimpanan rekaman menutup kemungkinan akses orang lain oleh orang
yang tidak berwenang
Catatan itu dibuat dan dilengkapi sedemikian rupa untuk memudahkan pengawasan
standar audit, jaminan mutu dan penyelidikan keluhan.
52
CATATAN DAN PELAPORAN (RECORDING AND REPORTING)
Kata-kata istilah :
Laporan (report) suatu pernyataan dari apa yang sudah dilihat, baca, dengar
atau telah dilakukan atau dipertimbangkan.
Laporan kebidanan sendiri juga cukup bervariasi. Di bagaian rawat jalan akan
dibedakan dengan laporan mengenai pelayanan KIA atau pelayanan ginekologik,
begitu juga pencatatan dan pelaporan mengenai pelayanan Keluarga Berencana. Di
bagian rawat inap sendiri laporan kamar bersalin bentuk dan jenis pencatatan dan
pelaporannya juga berbeda dari bagian ruang perawatan ibu dan ruang perawatan
bayi. Hal ini disebebkan karena kebutuhan yang berbeda.
Laporan di bagian kebidanan baik secara tertulis maupun lisan merupakan suatu
catatan …… dan perkembangan pasien. Pada ibu yang masih hamil, catatan dan
53
pelaporan ………… termasuk kondisi dan kemajuan / perubahan yang terjadi pada
bayi dalam ………… Laporan di bagian rawat inap diharapkan singkat, ringkas tetapi
jelas dan merupakan gambaran lengkap tentang pasien. Pada umunya laporan rutin
terjadi pada putaran shift jaga, tetapi sebenarnya laporan itu juga merupakan sumber
informasi alat komunikasi antara tim kesehatan.
pergantian gilir jaga. Laporan ini terutama mengenai kondisi dan perkembangan
54
pasien. Selain itu laporan gilir jaga juga dapat berupa serah terima obat-obatan
terutama obat jenis narkotik yang dalam pengawasan ketat. Dapat juga laporan
Laporan harian : biasa berupa jumlah pasien masuk, persalinan, kebutuhan tenaga
dst.
55
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional ug merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat, yang mencakup seluruh
kehidupan manusia.
56
Def Of Nursing (Henderson V. 1961)
Ref.
57
REFERENSI
DOKUMENTASI KEBIDANAN
BUKU UTAMA
1. Varney H (1997): Varney’s Midwivery, 3 rd Etd, Jones and Bartlett
Publisher.
(Physical assessment for a data base chapter 2, Basics of Manageent of
care)
2. Kusnadi Dadang H, Dokumentasi Catatan medik ( Rekam Medik ),
1996, RS Budi kemuliaan.
3. Alfaro Rosalinda, 1987, Aplication of Nursing Process A Step By Step
Guide, JB. Lippincot Company : Philadelpia.
BUKU ANJURAN
1. Carpenito Lynda Juall, 1991, Nursing Care Plan and Documentation, JB.
Lippincot Company : Philadelpia.
2. Fiscbah Frances, 1991 Documenting Care : Communication the Nursing
Proses and Documentation Standar’s, FA Davis The Company:
Philadhelpia.
3. Depkes RI ( Pusdiknakes ), 2001 Konsep asuhan Kebidanan, Jakarta
4. Depkes RI, 1993 Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dalam kontek keluarga,
Jakarta
5. Depkes RI ( Pusdiknakes ), 1995, manajemen Kebidanan, Jakarta
6. Win Wahyu Winarno, 1996, Mikrosoft office 4,3,STIE YKPN, Yogyakarta
7. Pedoman implementasi Manajemen kebidanan, Bandung, 18 – 20 mei
2001
8. Wsyaifudin,AB 2002 Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal, Bina Pustaka, Jakarta.
9. Depkes RI, 2001, Standar Pelayanan Kebidanan, Jakarta.
58
POLITEKNIK KESEHATAN (POLTEKes) YAPKESBI
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SUKABUMI
2006
59
60