Keperawatan Anak
NAMA KELOMPOK 3
DIII KEPERAWATAN
Dengan mengucap puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
dan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami sehingga dapat
menyelesaikan makalahtepat waktu.
Adapun isi dari makalah ini yaitu mengenai ”Asuhan keperawatan bayi dengan IRDS
(Idiopatic Respiratory Disstress Syndrome). .Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memahami tentang asuhan keperawatan bayi dengan IRDS (Idiopatic Respiratory Disstress
Syndrome).
Kamimenyadari dalam penyusunan makalah ini masih ada banyak kekurangan. Untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya menjadi lebih
baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
1. Prematuritasdenganparu-paru yang imatur (gestasi dibawah 32
minggu) dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfactant.
2. Bayi prematur yang lahir dengan operasi Caesar.
3. Penurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi
matur atau prematur.
Berat dan ringannya gejala klinis pada penyakit RDS ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat maturitas paru. Semakin rendah berat badan
dan usia kehamilan, semakin berat gejala klinis yang ditujukan.
Manifestasi dari RDS disebabkan adanya atelektasis alveoli, edema,
dan kerosakan sel dan selanjutnya menyebabkan kebocoran serum
protein ke dalam alveoli sehingga menghambat fungsi surfaktan.
Gejala klinikal yang timbul yaitu : adanya sesak nafas pada bayi
prematur segera setelah lahir, yang ditandai dengan takipnea (> 60
x/minit), pernafasan cuping hidung, grunting, retraksi dinding dada,
dan sianosis, dan gejala menetap dalam 48-96 jam pertama setelah
lahir. Berdasarkan foto thorak, menurut kriteria Bomsel ada 4 stadium
RDS yaitu:
1. Terdapat sedikit bercak retikulogranular dan sedikit
bronchogram udara.
2. Bercak retikulogranular homogen pada kedua lapangan
paru dan gambaran airbronchogram udara terlihat lebih
jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi bayangan
jantung dengan penurunan aerasi paru.
3. Alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan
paru terlihat lebih opaque dan bayangan jantung hampir tak
terlihat, bronchogram udara lebih luas. keempat, seluruh
thorax sangat opaque (white lung) sehingga jantung tak
dapat dilihat.
2.2 Pathoflow/Patways
2.3 Penatalaksanaan
2.3.1 Penatalaksanaan Medis
Menurut Suriadi dan Yuliani (2001) tindakan untuk mengatasi
masalah kegawatan pernafasan meliputi:
1. Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat.
2. Mempertahankan keseimbangan asam basa.
3. Mempertahankan suhu lingkungan netral.
4. Mempertahankan perfusi jaringan adekuat.
5. Mencegah hipotermia.
6. Mempertahankan cairan dan elektrolit adekuat.
Pengobatan yang biasa diberikan selama fase akut penyakit IRDS
adalah:
1. Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder.
2. Furosemid untuk memfasilitasi reduksi cairan ginjal dan
menurunkan caiaran paru.
3. Fenobarbital.
4. Vitamin E menurunkan produksi radikal bebas oksigen.
5. Metilksantin (teofilin dan kafein) untuk mengobati apnea dan
untuk pemberhentian dari pemakaian ventilasi mekanik.
6. Salah satu pengobatan terbaru dan telah diterima penggunaan
dalam pengobatan RDS adalah pemberian surfaktan eksogen
(derifat dari sumber alami misalnya manusia, didapat dari cairan
amnion atau paru sapi, tetapi bisa juga berbentuk surfaktan buatan
).
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi diatas yaitu IRDS merupakan
keadaan hipoksia dan cidera paru yg terjadi akibat atelektasis primer yg luas. (
Crowin,Elizabeth,2000 ). Serta tanda – tanda yang sering muncul pada IRDS adalah
Takipnea, Retraksi interkostal dan sternal , Pernapasan cuping hidung , Sianosis
Penurunan daya komplain paru , Hipotensi sistemik, Penurunan keluaran urine ,
Penurunan suara nafas, Ronchi + , Tachicardi pada saat terjadi asidosis dan
Hipoksemia. Maka hal hal yang perlu dilakukan oleh seorang perawat adalah
diantaranya mengkaji bunyi nafas bilateral terhadap (ronhie), mengatur posisis bayi
untuk mempermudah drainase, melakukan pengisapan lendir/suction (utama),
mempertahankan jalan napas pada bayi mengkaji ketepatan alat Ventilator setiap jam.
Dan pengobatan secara medisnya yaitu dapat diberi antibiotika untuk mencegah infeksi
sekunder, furosemid untuk memfasilitasi reduksi cairan ginjal dan menurunkan caiaran
paru, fenobarbital, vitamin E menurunkan produksi radikal bebas oksigen, metilksantin
(teofilin dan kafein) untuk mengobati apnea dan untuk pemberhentian dari pemakaian
ventilasi mekanik, salah satu pengobatan terbaru dan telah diterima penggunaan dalam
pengobatan RDS adalah pemberian surfaktan eksogen (derifat dari sumber alami
misalnya manusia, didapat dari cairan amnion atau paru sapi, tetapi bisa juga berbentuk
surfaktan buatan ).
DAFTAR PUSTAKA
http://fikanur01.blogspot.co.id/2013/12/askep-idiopathic-respiratory-distress_2276.html
http://fikanur01.blogspot.co.id/2013/12/askep-idiopathic-respiratory-distress_2276.html
http://sitisangadah25.blogspot.co.id/2014/04/asuhan-keperawatan-anak-dengan-rds.html
http://sitisangadah25.blogspot.co.id/2014/04/asuhan-keperawatan-anak-dengan-rds.html