Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL

NAMA :
NIM : 171402721
KELAS/SEMESTER: A/III
PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2023
A. Definisi Antenatal Care
Antenatal care merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepad
a wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologi
s, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persali
nan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo
& Putrono, 2016). Menurut Wignjosastro (2012) antenatal care (ANC) merupakan pe
ngawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik da
n mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas. S
edangkan menurut Depkes RI (2012) mengatakan pelayanan antenatal merupakan pel
ayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Stand
ar pelayanan kebidanan.
Berdasarakan pengertian diatasa dapat disimpulkan bahwa antenatal care adala
h perawatan kehamilan yang merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada i
bu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang su
dah ditetapkan.

B. Tujuan Pemeriksaan Antenatal Care


Pelayanan antenatal care diberikan sedini mungkin kepada wanita semenjak dirinya h
amil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut Depkes (2007) memiliki beberapa tu
juan, yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, dan mental ibu
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyakit-penyakit komplikasi y
ang mungkin terjadi selama hamil
4. Mengurangi kelahiran bayi prematur, kelahiran mati, dan kematian neonatal
5. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin

C. Tanda dan Gejala Kehamilan


Menurut Marjati dkk, (2010) tanda dan gejala antenatal dibagi dalam :
1. Tanda Dugaan (Presumtif)
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan Folikel de Gr
aff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita
hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama
haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari. Prog
esteron dan esterogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang berlebi
han sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan per
tama kehamilan tetapi menghilang sering tuanya kehamilan.
d. Sinkop atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan sara
f dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur keha
milan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotropin menimbulkan deposi
t lemak, air dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit terutama pada k
ehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi setelah it
u nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama kehami
lan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trieulan kedua umumnya
keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rogga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh hormon e
sterogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas.
1) Pipi : Cloasma Gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabk
an pigmentasi yang berlebihan pada kulit.

2) Perut : strie livide dan strie albican, linea alba makin menghitam, payudara
hiperpigmentasi areola mamae.
3) Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh esterogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan p
embuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis serta p
ayudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamila
n.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya istimus uterus.
c. Tanda goodel
Pelunakan serviks.
d. Tanda chadwiks
Perubahan warna menjadi keungunan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
e. Tanda piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pad
a daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi baxton hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin di dalam otot u
terus kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada k
ehamilan 8 minggu.
g. Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam caira
n ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksa tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Hc6 yang diproduksi oleh si
nsitotrofoblas sel selama kehamilan. Ormon ini disekresi di peredaran darah Ib
u (pada plasma darah) dan diekskresi pada urine Ibu.

3. Tanda Pasti (Positive Sign)


a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan ini
baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunkan alat fetal (elektrocar
diograf) misalnya doppler.
c. Bagian-bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan ka
ki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester akhir).
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
D. Patofisiologi
Proses Kehamilan menurut Hamilton, Persis Mary (2012) yaitu:
1. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel teliur dan sel sperma. Tempat bertemunya didaerah ampulla
tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka terjadi 3 fase yaitu:
a. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa mene
mbus korona radiata karena sudah megalami proses kapisitasi.
b. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu yang
terlihat ampu menembus oosit.
c. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromososm dip
loid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk
wanita dan XY untuk laki-laki).

2. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel, sampa
i dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersu
sun longgar. Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan memperoleh membelah membent
uk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zon
a pellusida masuk ke dalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsu
r-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastok
el sehingga disebut blastokista (4-5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas da
n sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofob
las bisa masuk endometrium dan siap berimplantasi (5-6 hari) dalam bentuk blasto
kista tingkat lanjut.

3. Nidasi / Implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) ke dala
m dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus
uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang be
rada pada fase sekretonik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahimd
an pembuluh nadi menjadi berkelok-kelok jaringan ini mengandung banyak cairan
(Marjati dkk, 2010).

4. Pertumbuhan dan perkembangan embrio


a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses pem
belahan sampai dengan nidasi.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2-6 minggu.
c. Masa fetat
Berlangsung sejak 2 minggu ke 8 sampai dengan bayi baru lahir. Minggu ke 12 pa
njang janin kira-kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh berfungsi. Minggu ke 16
panjang janin 16 cm, berat 20 gram, kulit transparan, rambut mulai tumbuh. Ming
gu ke 20 kepala tegak separuh PB, wajah nyata, telinga, pada tempatnya kelopak
mata, alis, kuku sempurna. Minggu ke 24 kulit keriput, lanugo menjadi gelap deng
an vernix meningkat. Minggu ke 28 mata terbuka, alis dan bulu mata berkembang
dengan baik, rambut menutupi kelapa, deposit lembak subkutan, testis turun ke skr
otum. Minggu ke 32 lanugo berkurang, tubuh bulat, testis turun. Minggu ke 36 lan
ugo sebagian besar terkelupas, kulit tertutup, vernikx kareosa. Minggu ke 40 osifi
kasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini memudahkan fet
us melalui jalan lahir (Marjati dkk, 2010).
E. Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan atau Antenatal Care
1. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila tinggi b
adan < 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirka
n secara normal. Sedangkan penimbangan berat Berat Badan setiap kali periksa.
Sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan.
2. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama de
ngan 140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi (Tekanan darah Tinggi) dalam keh
amilan.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil Kurang
Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi Berat Badan Renda
h (BBLR).
4. Pengukuran Tinggi Rahim
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
dengan usia kehamilan.
Pengukuran TFU dengan menggunakan pita ukuran

Tinggi Fundus Uteri (TFU) Umur Kehamilan dalam Bulan

20 5 Bulan

23 6 Bulan

26 7 Bulan

30 8 Bulan
33 9 Bulan

Pengukuran TFU dengan menggunakan jari

TFU Usia Kehamilan

1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas simfisis 12

½ simfisis-pusat 16

2/3 diatas simfisis atau 3 jari dibawah pusat 20

Setinggi pusat 24

1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat 28

½ pusat-procesus xipoideus 34

Setinggi procesus xipoideus 36

2 jari dibawah procesus xipoideus 40

RUMUS PERSALINAN

Menentukan taksiran persalinan rumus Neagle dengan patokan HPHT:


1. (+7 -3 +1) untuk HPHT bulan April – Desember (hari ditambah 7, bulan dikuran
gi 3, tahun ditambah 1)
2. (+7 +9 +0) untuk HPHT bulan Januari – Maret (hari ditambah 7, bulan ditambah
9, tahun ditambah 0)

Selain itu dilakukan juga dilakukan pemeriksaan untuk menentukan usia kehamilan da
pat dilakukan dengan 4 cara manuver leopold yaitu (Manuaba (2010):
Leopold I:
Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuhfetus apa yan
g berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tanganmempalpasi fun
dus uteri. Jika kepala yang berada di fundus makaakan terassa keras, bulat dan melenti
ng. Jika bokong teraba difundus, maka akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kur
ang.
Leopold II
Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan padakedua sisi abdo
men. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lainmempalpasi sisi yang berbeda unt
uk menemukan bagian punggungjanin. Jika punggung akan teraba cembung dan resist
en.
Leopold III:
Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerahpelvik.
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomendi atas simp
isis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat
mengeluarkan napas, gerakkantangan turun perlahan dan menekan sekitar daerah terse
but. Jikakepala akan teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jikabokong akan t
eraba lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV
Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janinmasuk ke pin
tu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turunke sisi abdo
men mendekati pelvis sampai salah satu tanganmerasakan bagian tulang yang timbul.
Ada 3 keadaan yaitu:Konvergen yaitu jika bagian yang masuk baru sebagian kecil,seja
jar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah, divergen yaitujika hampir sebagian be
sar dari tubuh janin masuk ke dalamrongga panggul.
Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:
a. Hari +7, Bulan -3, Tahun +1 jika bulan HPHT bulan April s/dDesember
b. Hari +7, Bulan+9, Tahun Tetap jika bulan HPHT bulan Januari s/dMaret

Pemeriksaan panggul luar, dengan tujuan:

1. Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak


2. Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
3. Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.
Ukuran-ukuran luar yang terpenting:

1. Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dankiri
(normal: 23-26 cm).
2. Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dankiri
(normal: 26-29).
3. Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis danuju
ng prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).
4. Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiacaanterior
superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan kepertengahan trochant
er mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anteriorsuperior kiri kemudian kemb
ali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).
5. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut Jantung Jani
n.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum mas
uk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyu
t jantung kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda GAWAT JANIN, S
EGERA RUJUK
6. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk selanjut
nya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid sesuai anjura
n petugas kesehatan untuk mencegah Tetanus pada Ibu dan Bayi
7. Pemberian Tablet Tambah Darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari mini
mal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk men
gurangi rasa mual
8. Tes Laboratorium
a) Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila dip
erlukan
b) Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Ane
mia).
c) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
d) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara peme
riksaan malaria dilakukan di daerah endemis
9. Konseling atau Penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencega
han kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI eksklusif, Kelu
arga Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertaha
p pada saat kunjungan hamil
10. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan.
F. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan
A. Perubahan Traktus Genitalia
Uterus normal pada wanita tidak hamil memiliki struktur hampir padat dengan berat kurang l
ebih 70 gram serta bervolume 10 ml. Selama hamil uterus berubah menjadi organ muskular b
erdinding tipis dengan volume total saat aterm dapat mencapai 20 liter atau lebih. Volume ute
rus mencapai 500 sampai 1000 kali lebih besar daripada saat tidak hamil. Berat uterus juga m
engalami perubahan sehingga saat aterm beratnya sekitar 1100 gram. Otot uterus pada awal k
ehamilan mengalami penebalan karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron. Selama k
ehamilan otot uterus tersusun dalam tiga lapisan. Lapisan luar seperti kerudung melingkupi fu
ndus, lapisan dalam berupa serat-serat sfingter di sekeliling orifisium tuba dan orifisium inter
na, serta diantara keduanya terdapat jaringan serat otot padat yang ditembus pembuluh darah
dari segala arah. Uterus mengalami kontraksi sejak trimester pertama kehamilan. Kontraksi p
ada awal kehamilan ini masih tidak teratur dan normalnya tidak nyeri. Pada trimester dua kon
traksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual. Kontraksi sangat jarang terjadi pada
bulan akhir kehamilan dan mulai meningkat pada satu sampai dua minggu menjelang 8 persal
inan. Kontraksi saat kehamilan lanjut dapat menimbulkan rasa tidak enak dan menyebabkan p
ersalinan palsu.Ovulasi akan berhenti selama kehamilan dan pematangan folikel baru juga tid
ak terjadi. Biasanya hanya satu korpus luteum gravidarum yang dapat ditemukan di dalam ov
arium wanita hamil. Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan vaskularisasi selama keh
amilan. Ketebalan mukosa vagina bertambah cukup besar disertai pelonggaran jaringan ikat d
an hipertrofi sel-sel otot polos. Perubahan ini bertujuan untuk mempersiapkan vagina mengal
ami distensi saat persalinan.
B. Perubahan Kulit
Garis-garis kemerahan pada kulit abdomen akan muncul saat bulanbulan terakhir ke
hamilan. Jika otot dinding abdomen tidak kuat menahan regangannya maka otot-otot
rektus akan terpisah di garis tengah sehingga membentuk diastasis rekti dengan lebar
yang bervariasi. Garis tengah ini sering mengalami hiperpigmentasi sehingga disebut
linea nigra. Perubahan warna kulit juga dapat terjadi pada payudara dan paha. Kadan
g-kadang linea nigra juga tampak pada wajah atau leher dan disebut dengan chloasm
a atau melasma gravidarum. Perubahan warna kulit ini terjadi akibat peran estrogen
dan progesteron dalam melanogenesis. Pigmentasi yang berlebihan ini akan hilang s
etelah persalinan.
C. Perubahan Payudara
Payudara wanita pada minggu-minggu awal kehamilan menjadi lebih lunak dan seri
ng timbul rasa gatal serta nyeri. Setelah bulan kedua payudara bertambah besar dan
vena dibawah kulit terlihat lebih jelas. Puting juga mengalami pembesaran, menjadi
lebih erektil, dan berpigmen lebih gelap. Perubahan ukuran ini dipengaruhi kadar est
rogen yang tinggi selama kehamilan sehingga sistem duktus payudara mulai tumbuh
dan bercabang. Setelah beberapa bulan kolostrum dapat ditekan keluar dari puting.
D. Perubahan Metabolik
Berat badan wanita saat hamil bertambah pesat pada dua trimester terakhir dengan t
otal penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 12 kg. Pertambahan ini seb
agian besar disebabkan oleh uterus dan isinya, payudara, dan peningkatan volume da
rah serta cairan ekstraseluler ekstravaskuler. Sebagian kecil pertambahan berat bada
n disebabkan oleh perubahan metabolik yang mengakibatkan pertambahan air selula
r dan penumpukan lemak serta protein baru yang disebut cadangan ibu. Peningkatan
retensi air juga termasuk perubahan fisiologis saat hamil. Peningkatan sekresi berbag
ai hormon selama kehamilan menyebabkan kecepatan metabolisme basal ibu hamil
meningkat sekitar 15% selama pertengahan kehamilan sehingga wanita hamil sering
merasa panas. Beban ekstra yang dipikul wanita hamil juga menyebabkan energi yan
g diperlukan untuk aktivitas otot meningkat.
E. Perubahan Hematologis
Wanita hamil akan mengalami peningkatan volume darah rata-rata 40 sampai 45 per
sen saat aterm dari volume awal. Peningkatan ini terutama terjadi pada pertengahan
akhir kehamilan karena aldosteron dan estrogen yang juga meningkat selama kehami
lan. Peningkatan volume darah ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perfusi dar
ah pada uterus yang membesar dengan sistem vaskularnya yang mengalami hipertrof
i. Disamping itu juga untuk melindungi ibu dan janin terhadap efek merusak dari ter
ganggunya aliran balik vena pada posisi terlentang dan berdiri tegak. Peningkatan vo
lume ini juga dapat menjaga ibu dari efek kehilangan darah yang merugikan saat per
salinan
F. Perubahan Sistem Kardiovaskular
Curah jantung meningkat sejak minggu kelima kehamilan. Peningkatan ini merupak
an fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi de
nyut jantung. Antara minggu ke 10 sampai 20 terjadi peningkatan volume plasma se
hingga meningkatkan preload. Peningkatan ini terjadi akibat meningkatnya metaboli
sme ibu hamil tapi akan menurun lagi pada akhir kehamilan. Tekanan darah wanita h
amil saat berdiri dan berbaring akan berbeda terutama pada ekstremitas bawah. Pem
besaran uterus yang menekan vena cava inferior dapat menyebabkan stagnasi aliran
darah balik sehingga terjadi supine hypotensive syndrome. Penurunan curah jantung
dan hipotensi pada akhir kehamilan disebabkan karena penekanan uterus pada vena
cava tersebut.
G. Traktus Respiratorius
Frekuensi pernafasan selama kehamilan hanya mengalami sedikit perubahan. Tapi v
olume tidal, volume ventilasi permenit, dan pengambilan oksigen permenit meningk
at drastis pada akhir kehamilan. Perubahan sistem respirasi ini memuncak pada ming
gu ke 37 kehamilan dan kembali normal 24 minggu setelah persalinan. Perlu diperha
tikan pada pemberian anestesi general keadaan hiperventilasi akan mempercepat ind
uksi anestesi dan pengembalian kesadaran setelah anestesi.
H. Sistem Urinaria
Wanita hamil akan lebih sering berkemih pada masa awal kehamilan karena penekan
an uterus pada kandung kemih. Keluhan ini akan hilang saat kehamilan makin tua da
n uterus terangkat keluar panggul, tapi akan muncul lagi pada akhir kehamilan saat k
epala janin mulai turun ke pintu atas panggul. Fungsi ekskresi urin juga mengalami p
erubahan yaitu peningkatan resabsorpsi tubulus ginjal untuk natrium, klorida, dan air
Serta peningkatan laju filtrasi glomerulus sehingga meningkatkan ekskresi air dan el
ektrolit di dalam urin. Wanita hamil biasanya hanya mendapat tambahan air dan gara
m kira-kira 3 kg selama hamil.
I. Traktus Gastrointestinal
Lambung, usus, dan apendiks akan bergeser karena pembesaran uterus. Motilitas ot
ot polos traktus digestivus berkurang dan juga terjadi 12 penurunan sekresi asam hid
roklorid dan peptin di lambung sehingga timbul gejala heartburn karena refluks asa
m lambung ke esofagus akibat perubahan posisi lambung tadi. Mual terjadi akibat pe
nurunan sekresi asam hidroklorid dan penurunan motilitas. Konstipasi terjadi akibat
penurunan motilitas usus besar yang bisa berakibat hemorrhoid. Penurunan motilitas
usus juga mengakibatkan waktu pengosongan lambung lebih lama sehingga pemberi
an anestesi umum berisiko regurgitasi dan aspirasi dari lambung. Gusi menjadi lebih
hiperemis dan lunak sehingga mudah terjadi perdarahan. Hati tidak mengalami peru
bahan anatomik dan morfologik. Tapi kadar alkalin fosfatase akan meningkat hampi
r dua kali lipat. Sedangkan serum aspartat transamin, albumin, dan bilirubin akan me
nurun.
J. Sistem Endokrin
Kelenjar hipofisis selama kehamilan mengalami pembesaran kirakira 135% dibandin
g saat tidak hamil, tetapi perubahan ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamil
an. Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran sampai 15 ml saat persalinan karena
peningkatan vaskularisasi dan hiperplasi kelenjar. Konsentrasi plasma hormon parati
roid menurun pada trimester pertama kemudian meningkat untuk memenuhi kebutuh
an kalsium janin, sedangkan kelenjar adrenal akan mengecil.
K. Sistem Lainnya
Sistem muskuloskeletal wanita hamil mengalami perubahan menjadi lordosis karena
pembesaran uterus ke anterior. Lordosis menggeser pusat daya berat ke arah dua tun
gkai.Wanita hamil membutuhkan anestesi lokal lebih sedikit daripada wanita yang ti
dak hamil karena peningkatan progesteron membuat pasien lebih sensitif terhadap za
t anestesi lokal. Cairan serebro spinal wanita hamil mengandung lebih sedikit protein
sehingga lebih banyak fraksi anestesi lokal yang tidak terikat dan obat-obatan yang a
ktif menjadi lebih banyak. Minimum Alveolar Concentration (MAC) wanita hamil
mengalami penurunan sehingga nilai ambang batas nyeri meningkat
G. Pengkajian
Pengkajian ibu pada masa kehamilan terdiri dari pengkajian riwayat menstruasi, riway
at obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi, dan riwayat kesehatan
(Ratnawati, 2017).
a. Biodata klien : nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku b
angsa, agama, alamat.
b. Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan utama ib
u hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya.
c. Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang bersifat pen
yakit keturunan (asma, diabetes mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan peny
akit kronis.
d. Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid, dismenorrha
e, keluhan haid (Manurung et al., 2011), hari pertama haid terakhir (HPHT) guna
menentukan taksiran persalinan (TP)
e. Riwayat obstetri : memberikan informasi mengenai kehamilan sebelumnya agar pe
rawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan saat ini. Riwayat o
bstetri pada kehamilan dan persalinan sebelumnya antara lain, gravida, para-abortu
s, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan usia gestasi, pengalama
n persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan, jenis an
astesi dan kesulitan persalinan, komplikasi maternal, komplikasi pada bayi, riwayat
nifas sebelumnya.
f. Riwayat kontrasepsi : penggunaan KB yang lalu, beberapa kontrasepsi dapat beraki
bat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kel
ahilan dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pad
a pembentukan organ janin.
g. Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan fisiol
ogis dalam kehidupan sehari-hari selama periode kehamilan meliputi : kebutuhan n
utrisi, eliminasi, seksualitas, aktivitas dan istirahat tidur, imunisasi dan pola gaya hi
dup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok).
h. Riwayat psikososial : pengaruh praktik budaya yang dijalankan oleh keluarga/klien
selama periode kehamilan, penerimaan keluarga terhadap kehamilan, penerimaan k
eluarga terhadap kehamilan saat ini, perubahan gambaran diri sehubungan dengan
perubahan postur tubuh selama kehamilan .
i. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan vital sign.
2) Pemeriksaan
Muka: pigmentasi muka (kloasma grafidarum), conjunctiva (adakah anemis), s
clera (adakah ikterik), kelopak mata (apakah cekung?)
Leher: pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan paratiroid, ven
a jugularis (apakah ada pembesaran?).
Dada: Keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi, auskultasi), dypsnea, payud
ara (apakah ada hiperpigmentasi, pembesaran?).
Perut: pigmentasi (linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan leopold Mc Donald)
a) Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
b) Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan
c) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
d) Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP
Ekstermitas : apakah ada edema
Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses, USG,
pap smear dan kultur getah serviks
H. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
1. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis yang ditandai
dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah, bersikap protektif, frekuensi
nadi meningkat, sulit tidur.
2. Nousea (D.0076) berhubungan dengan kehamilan yang ditandai dengan
mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berminat makan, merasa asam di
mulut, saliva meningkat.
3. Gangguan rasa nyaman (D.0074) berhubungan dengan Gangguan adaptasi
kehamilan yang ditandai dengan mengeluh tidak nyaman, gelisah, mengeluh sulit
tidur, tidak mampu rileks, mengeluh lelah.
I. Rencana Asuhan Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri akut Tingkat nyeri (L.080066) Majemen nyeri ( 1.08238)
(D.0077) Setelah di lakukan tindakan  Observasi
berhubungan keperawatan selama 1x30 menit  Identifikasi
dengan agen Tingkat nyeri menurun dengan lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kuali
pencedera Kritiria hasil: tas,intensitas nyeri
fisiologis yang  Keluhan nyeri menurun. (5)  Identifikasi skala nyeri.
ditandai dengan  Meringis menurun(5)  Identifikasi respon nyeri non verbal.
mengeluh nyeri,  Sikap protektif menurun(5)  Identifikasi faktor yang memperberat dan
tampak meringis,  Gelisah menurun(5) memperingan nyeri.
gelisah, bersikap  Kesulitan tidur menurun(5)  Identifikasi pengetahuan dan keyaninan
protektif, frekuensi  Mual menurun(5( tentang nyeri.
nadi meningkat,  Tekanan darah membaik(5)  Identifikasi pengaruh budaya terhadap
sulit tidur.  Nafsu makan membaik(5) respon nyeri
 Pola tidur membaik (5)  Moniitor keberhasilan terapi komple   
menter yang sudah di berikan.
 Monitor efek samping penggunaan  analg
etik.
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmokologis untuk m
engurangi rasa nyeri(mis. TENS,hipnosis,
akupresur,terapi musik,terapi pijat,kompr
es hangat atau dingin,terapi bermain).
 Kontrol lingkungan yang  memperberat r
asa nyeri(mis.suhu
ruangan,percahayaan,kebisingan)
 Fasilitas istrahat dan tidur.
 Pertimbangan jenis dan sumber nyeri 
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
 Jelaskan penyebab,periode dan pemicu n
yeri.
 Jelaskan strategi meredakan nyeri.
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
 Anjurkan menggunakan analgetik secara 
tepat.untuk mengurangi rasa nyeri.
 Ajarkan teknik nonfarmokologis
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik jika   
perlu

2 Nausea (D.0076) Tingkat nausea Manajemen mual


berhubungan SLKI (L.08065) SIKI (I.03117)
dengan kehamilan Setelah dilakukan tindakan Observasi
yang ditandai keperawatan selama 1x30 menit  Identifikasi pengalaman mual
dengan mengeluh Tingkat nausea menurun dengan  Identifikasi isyarat nonverbal
mual, merasa ingin Kriteria hasil: Ketidaknyamanan
muntah, tidak  Nafsu makan meningkat(5)  Identifikasi dampak mual terhadap kualit
berminat makan,  Keluhan mual menurun(5) as hidup (mis.nafsu makan, aktivitas,
merasa asam di  Perasaan ingin muntah kinerja, tanggung jawab peran,dan tidur)
mulut, saliva menurun(5)  Identifikasi faktor penyebab mual(mis.pe
meningkat.  perasaan asam di mulut ngobatan dan prosedur)
menurun (5)  Identifikasi antiemetik untuk mencegah 
 Sensasi panas menurun(5) mual(kecuali mual pada khamilan)
 Sensasi dingin menurun(5)  Monitor mual(mis frekuensi,durasi,dan ti
 Frekuensi menelan (5) ngkat keparahan)
 Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik
 Kendalikan faktor lingkungan penyebab 
mual (mis.bau tak sedap, suara,
dan ransangan visual yang tidak
menyenangkan).
 Kurangi atau hilangkan keadaan 
Penyebab mual (mis.kecemasan,
ketakutan, kelelahan.
 Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik.
 Berikan makanan dingin,cairan bening,ti
dak berbau dan tidak berwarna,jika perlu)
Edukasi
 Anjurkan istirahat dan tidur yag cukup
 Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika meransang mual
 Anjurkan makanan tinggi karbohidrat,dan
rendah lemak
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmokol
ogis untuk menagatsi mual(mis.biofeedba
ck,hipnosis,relaksasi,terapi
musik,akupresur).
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiemetik,
jika perlu.
3. Gangguan rasa Status kenyamanan Edukasi perawatan kehamilan
nyaman (D.0074) SLKI(L.08064) SIKI( L.12425)
berhubungan Setelah dilakukan tindakan keper Observasi
dengan Gangguan awatan selama 1x30 menit  Status   Identifikasi kesiapan dan kemampuan me
adaptasi kehamilan kenyamanan meningkat dengan nerima informasi
yang ditandai Kriteria Hasil:  Identifikasi pengetahuan tentang perawat
dengan mengeluh  Kesejahteraan fisik an kehamilan
tidak nyaman, meningkat(5) Terapeutik
gelisah, mengeluh  Kesejahteraan psikologis  sediakan materi dan media pendidikan
sulit tidur, tidak meningkat(5) kesehatan
mampu rileks,  Dukungan sosial dari kelurga  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
mengeluh lelah. meningkat(5) kesepakatan
 Rileks meningkat(5)  Berikan kesempatan untuk bertanya.
 Keluhan tidak nyaman Edukasi
menurun(5)  jelaskan perubahan fisik dan psikologis 
 Keluhan sulit tidur masa kehamilan
menurun(5)  jelaskan perkembangan janin
 Mual menurun(5)  jelaskan ketidaknyamanan selama  keham
 Lelah menurun(5) ilan
 Pola hidup membaik(5)  Jelaskan kebutuhan nutrisi kehamilan
 Pola tidur membaik(5)  jelaskan seksualitas masa kehamilan
 Jelaskan kebutuhan aktivitas dan istrahat
 jelaskan tanda dan bahaya kehamilan
 Jelaskan adaptasi siblings
 jelaskan persiapan persalinan
 jelaskan sistem dukungan selama 
kehamilan
 Jelaskan persiapan menyusui
 bAjarkan cara mengatasi
ketidaknyamanan selama kehamilan
 Ajarkan menejemen nyeri persalinan
 ajarkan cara perawatan bayi
 Anjurkan menerima peran baru dalam
keluarga  
 Anjurkan ibu rutin memeriksa kehamilan 
nya

J. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk me
mbantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang bai
k yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adala
h membantu klien dalam mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan yan
g mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. (Ika dan Saryono, 2010).
K. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan se
bagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini berlangs
ung terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan (Ika dan S
aryono, 2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu : Masalah teratas
i seluruhnya, Masalah teratasi sebagian dan Masalah tidak teratasi.
Evaluasi berdasarkan diagnosa :
1. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
 Tidak ada Keluhan nyeri
 Tidak ada Keluhan Meringis
 Tidak ada Sikap protektif 
 Tidak ada keluhan Gelisah
 Tidak ada keluhan Kesulitan tidur
 Tidak ada Keluhan Mual
 Tekanan darah dalam batas normal
 Nafsu makan membaik
 Pola tidur membaik
2. Nousea (D.0076) berhubungan dengan kehamilan
 Nafsu makan meningkat
 Tidak ada Keluhan mual
 Tidak ad a keluhan Perasaan ingin muntah
 Tidak ada keluhan asam di mulutSensasi panas menurun
 Tidak ada keluhan Frekuensi menelan
3. Gangguan rasa nyaman (D.0074) berhubungan dengan Gangguan adaptasi
kehamilan
 Tidak ada keluhan kurang Kesejahteraan fisik
 Tidak ada keluhan kurang Kesejahteraan psikologis
 Tidak ada keluhan kurang Dukungan sosial dari kelurga  
 Tidak ada keluhan kurang Rileks
 Pasien merasa nyaman
 Tidak ada keluhan sulit tidur
 Tidak ada keluhan Mual
 Tidak ada keluhan Lelah
 Pola hidup membaik
 Pola tidur membaik
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M. et.al. 2013. Nursing Intervention Classification Fifth Edition. Missouri: Else
vier Mosby.

Hadi, RA. 2011. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo Publisher.

Hamilton, Persis Mary. 2012. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta : EGC.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. 2015. NANDA International Nursing Diagnosis : Definition
and Classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Manuaba. 2010. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.

Marjati, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.


Moorhead, S. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification Fifth Edition. Missouri: Elsevier
Mosby.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai