Anda di halaman 1dari 2

 Prosedur Pengambilan Darah Arteri

1. Siapkan spuit 3 cc atau spuit khusus untuk AGD yang sudah preheparinized.


Jumlah antikoagulan 0,2 mL heparin .
2. Bersihkan daerah arteri yang akan ditusuk dengan kapas-alkohol 70% dan
biarkan kering
3. Posisi tangan hiperekstensi  pd pergelangan, diganjal handuk gulung atau
bantal kecil
4. Tusuk pada yang denyutnya paling menonjol dengan sudut 45–
60o (90 o untuk a. femoralis)
5. Hisap darah secukupnya lalu cabut jarum beserta sempritnya dan segera
tutup ujung jarum dengan karet, dan semprit dibolak-balik beberapa kali agar
darah bercampur heparin
6. Setelah jarum dicabut, tekan daerah itu dengan kapas atau kassa kering 3-5
menit
7. Segera dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 15 menit atau
diletakkan ke dalam wadah berisi es (atau wadah pendingin lain dengan suhu
1–5°C) untuk meminimalkan konsumsi oksigen oleh leukosit.

 Analisa Gas Darah

1. Lihat pH
Langkah pertama adalah lihat pH. pH normal dari darah antara 7,35 – 7,45.
Jika pH darah di bawah 7,35 berarti asidosis, dan jika di atas 7,45 berarti
alkalosis.
2. Lihat CO2

Langkah kedua adalah lihat kadar pCO2. Kadar pCO2 normal adalah 35-45
mmHg. Di bawah 35 adalah alkalosis, di atas 45 asidosis.

3.  Lihat HCO3

Langkah ketiga adalah lihat kadar HCO3. Kadar normal HCO3 adalah 22-26
mEq/L. Di bawah 22 adalah asidosis, dan di atas 26 alkalosis.

4. Bandingkan CO2 atau HCO3 dengan pH

Langkah selanjutnya adalah bandingkan kadar pCO2 atau HCO3 dengan pH


untuk menentukan jenis kelainan asam basanya. Contohnya, jika pH asidosis dan
CO2 asidosis, maka kelainannya disebabkan oleh sistem pernapasan, sehingga
disebut asidosis respiratorik. Contoh lain jika pH alkalosis dan HCO3 alkalosis,
maka kelainan asam basanya disebabkan oleh sistem metabolik sehingga disebut
metabolik alkalosis.

5. Apakah CO2 atau HCO3 berlawanan dengan pH

Langkah kelima adalah melihat apakah kadar pCO2 atau HCO3 berlawanan arah
dengan pH. Apabila ada yang berlawanan, maka terdapat kompensasi dari salah
satu sistem pernapasan atau metabolik. Contohnya jika pH asidosis, CO2 asidosis
dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok dengan pH sehingga kelainan primernya
asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3 berlawanan dengan pH menunjukkan
adanya kompensasi dari sistem metabolik.
6. Lihat pO2 dan saturasi O2

Langkah terakhir adalah lihat kadar PaO2 dan O2 sat. Jika di bawah normal
maka menunjukkan terjadinya hipoksemia.

Untuk memudahkan mengingat mana yang searah dengan pH dan mana yang
berlawanan, maka kita bisa menggunakan akronim ROME.
Respiratory Opposite : pCO2 di atas normal berarti pH semakin rendah
(asidosis) dan sebaliknya.
Metabolic Equal : HCO3 di atas normal berarti pH semakin tinggi (alkalosis) dan
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai