Anda di halaman 1dari 27

Interpretasi Hasil Analisa GasDarah (AGD)

dilakukan untuk :
1.Evaluasi pertukaran oksigen dan karbon
dioksida
2.Mengetahui status asam basa.
PemeriksaandanInterpretasi Hasil Analisa Gas
Darah (AGD)ini dapat dilakukan pada pembuluh
darah arteri untuk melihat keadaan :
pH, paCO2, paO2, dan SaO2.

Indikasi Umum :
Abnormalitas Pertukaran Gas
Penyakit paru akut dan kronis
Gagal nafas akut
Penyakit Jantung
Pemeriksaan Keadaan Pulmoner(rest dan
exercise)
Gangguan Asam Basa
Asidosis metabolik
Alkalosis metabolik

Interpretasi Hasil AGD

Nilai normal pH serum :


Serum pH menggambarkan keseimbangan asam basa dalam
tubuh. Sumber ion hidrogen dalam tubuh meliputiasam
volatildan campuran asam (sepertiasam laktatdanasam
keto)
Nilai normal : 7.35 - 7.45
Implikasi Klinik
pH dalam keadaan asidemia (peningkatan pembentukan
asam)
pH dalam keadaan alkalemia (kehilangan asam)
Bila melakukan evaluasi nilai pH, sebaiknya PaCO2 dan HCO3
diketahui juga untuk memperkirakan komponen pernafasan
atau metabolik yang mempengaruhi status asam basa

Nilai (PaCO2 )
PaCO2 menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh
CO2 yang terlarut dalam plasma. Dapat digunakan untuk
menetukan efektifitas ventilasi dan keadaan asam basa
dalam darah.
Nilai Normal : 35 - 45 mmHg SI : 4.7 - 6.0 kPa
Implikasi Klinik :
PaCO2 dapat terjadi pada hipoksia, anxiety/
nervousness dan emboli paru.
PaCO2 dapat terjadi pada gangguan paru atau
penurunan fungsi pusat pernafasan.
PaCO2 dapat terjadi pada hipoventilasi
sedangkannilai menunjukkan hiperventilasi.
Biasanya penurunan 1 mEq HCO3 akan menurunkan
tekanan PaCO2 sebesar 1.3 mmHg.

Ad. Hiperventilasi
Hiperventilasi (hyperventilation) adalah keadaan napas

yang berlebihan (upaya tubuh agar memperoleh o2 dalam


paru-paru) akibat kecemasan yang mungkin disertai
dengan histeria atau serangan panik., infeksi, sepsis,
keracunan obat-obat , gangguan asam basa. hiperventilasi
terjadi jika metabolisme tubuh terlampau tinggi sehingga
mendesak alveolus melakukan ventilasi secara berlebihan.
kondisi tersebut terjadi akan menyebabkan alkalosis
respiratorik. Alkalosis adalah suatu keadaan dimana
ekskresi
CO2
dari
paru-paru
berlebihan
yang
mengakibatkan naiknya pH darah (pH darah >7,4).
Pernafasan cepat dan dalam , disorientasi, penurunan
kosentrasi, tinitus

Ad. Hipoventilasi
Hipoventilasi dapat menyebabkan asidosis akibat

retensi tertahannya CO2 di dalam paru-paru.


hipoventilasi alveolus akan menyebabkan asidosis
respiratorik sehingga pH akan turun. Hipoventilasi
alveolus dapat terjadi jika total volume paru-paru
berkurang (pengaruh ruang rugi) sepertu yang
terjadi apabila seseorang bernapas cepat dan
dangkal.
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak
adekuat untuk memenuhi penggunaan O 2tubuh atau
untuk mengeluarkan CO2dengan cukup, biasanya
terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi
adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran,
disorientasi,
kardiakdistritma, ketidakseimbangan elektrolit,
kejang, dan kardiak arrest.

Lanjutan interprestasi AGD...


Nilai PaO2
PaO2 adalah ukuran tekanan parsial yang dihasilkan oleh
sejumlah oksigen yang terlarut dalam plasma. Nilai ini
menunjukkan kemampuan paru-paru dalam menyediakan
oksigen bagi darah.
Nilai Normal (suhu kamar, tergantung umur) ; 75 - 100 mmHg
SI : 10 - 13.3 kPa
Implikasi Klinik
PaO2 dapat terjadi pada (PPOK), penyakit obstruksi paru,

anemia,
hipoventilasi
akibat
gangguan
fisik
atau
neoromuskular dan gangguan fungsi jantung. Nilai PaO2
kurang dari 40 mmHg perlu mendapatkan perhatian khusus.

Peningkatan

nilai PaO2 dapat terjadi pada peningkatan


penghantaran O2 oleh alat bantu (contoh; nasal prongs, alat
ventilasi mekanik) hiperventilasi dan polisitemia (peningkatan
sel darah merahdan daya angkut oksigen)

Nilai SaO2
Jumlah oksigen yang diangkut oleh
hemoglobin, ditulis sebagai persentasi total
oksigen yang terikat pada hemoglobin.
Nilai Normal : 95 - 99 % O2
Implikasi Klinik
Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi
kadaroksigenasihemoglobin dan kecakupan
oksigen pada jaringan
tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma
menggambarkan jumlah oksigen yang terikat
pada hemoglobin sebagai ion bikarbonat

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Karbon Dioksida


(CO2)
Dalam plasma normal, 95% dari total CO2 terdapat
sebagai ion bikarbonat, 5% sebagai larutan gas CO2
terlarut dan asam karbonat. Kandungan CO2 plasma
terutama adalah bikarbonat, suatu larutan yang
bersifat basa dan diatur oleh ginjal. Gas CO2 yang
larut ini terutama bersifat asam dan diatur oleh
paru-paru. Oleh karena itu nilai CO2 plasma
menunjukkan
konsentrasi
bikarbonat.
Nilai Normal (CO2) : 22 - 32 mEq/L SI : 22 - 32

mmol/L
Nilai normal HCO3 : 22-26 mEq/L

A. Pendahuluan
Asam adalah ion hydrogen atau donor proton.
Suatu cairan disebut asam bila mengandung H+
atau mampu melepas atau memberikan H+.
Basa adalah garam dari ion hydrogen atau
akseptor proton. Suatu cairan bersifat basa bila
sanggup menerima H+.
Asam karbonat (H2CO3) adalah asam karena
mampu melepas H+ dan menjadi HCO-3.
Sedangkan bikarbonat adalah (HCO3) adalah
basa karena mampu menerima H+ untuk
kemudian menjadi H2CO3.

B. Regulasi Asam Basa


Regulasi sistem asam basa diatur oleh tiga sistem yaitu
sistem pernafasan, sistem renal dan sistem buffer.
1. Sistem Pernafasan
2. Sistem Renal
3. Sistem Buffer
Larutan peyangga (buffer) adalah larutan yang
menjaga(mempertahankan) phnya dalam penambahan
asam, basa maupun pengenceran oleh air.
Ph larutan buffer tidak berubah konstan setelah
penambahan sejumlah asam,basa, maupun air. Larutan
buffer mampu menetralkan penambahan asam maupun
basa dari luar.
Sebuah larutan yang terdiri dari asam lemah dan basa
lemah.

Sistem buffer
Sistem Buffer Tubuh

Sistem buffer ECF asam karbonat-bikarbonat


(NaHCO3 dan H2CO3)
Sistem buffer ICF fosfat monosodium-disodium

(Na2HPO4 dan NaH2PO4)


Sistem buffer ICF eritrosit oksihemoglobin-

hemoglobin (HbO2- dan HHb)


Sistem buffer ICF dan ECF protein (Pr- dan HPr)

INTERPRESTASI
1. Lihat pH
Langkah pertama adalah lihat pH. pH normal
dari darah antara 7,35 7,45. Jika pH darah di
bawah 7,35 berarti asidosis, dan jika di atas
7,45 berarti alkalosis.
2.Lihat PCO2
lihat kadar pCO2. Kadar pCO2 normal adalah
35-45 mmHg. Di bawah 35 adalah alkalosis, di
atas 45 asidosis.

3.Lihat HCO3
lihat kadar HCO3. Kadar normal HCO3 adalah
22-26 mEq/L. Di bawah 22 adalah asidosis,
dan di atas 26 alkalosis.

4. Bandingkan CO2 atau HCO3 dengan pH

Langkah selanjutnya adalah bandingkan


kadar pCO2 atau HCO3 dengan pH
untuk menentukan jenis kelainan asam
basanya. Contohnya, jika pH asidosis
dan CO2 asidosis, maka kelainannya
disebabkan oleh sistem pernapasan,
sehingga disebut asidosis respiratorik.
Contoh lain jika pH alkalosis dan HCO3
alkalosis, maka kelainan asam basanya
disebabkan oleh sistem metabolik
sehingga disebut alkalosis. metabolik

5.Apakah CO2 atau HCO3 berlawanan


dengan pH
Langkah kelima adalah melihat apakah kadar
pCO2 atau HCO3 berlawanan arah dengan pH.
Apabila ada yang berlawanan, maka terdapat
kompensasi dari salah satu sistem pernapasan
atau metabolik. Contohnya jika pH asidosis,
CO2 asidosis dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok
dengan pH sehingga kelainan primernya
asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3
berlawanan dengan pH menunjukkan adanya
kompensasi dari sistem metabolik.

6. Lihat pO2 dan saturasi O2


Langkah terakhir adalah lihat kadar PaO2 dan
O2 sat. Jika di bawah normal maka
menunjukkan terjadinya hipoksemia.
7. BE Rentang nilai normal: -2 s/d +2 mEq/L
Nilai (negative): asidosis
Nilai + (positif): alkalosis
BE dilihat saat pH normal.
Base excess(BE), menggambarkan jumlah asam
atau basa kuat yang harus ditambahkan dalam
mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4

Untuk memudahkan mengingat mana yang

searah dengan pH dan mana yang


berlawanan, maka kita bisa menggunakan
akronimROME.
Respiratory Opposite: pCO2 di atas normal
berarti pH semakin rendah (asidosis) dan
sebaliknya.
Metabolic Equal: HCO3 di atas normal
berarti pH semakin tinggi (alkalosis) dan
sebaliknya.

1. Kalau SALAH SATU dari PaCO2 atau [HCO3-]


masih NORMAL, itu berarti BELUM
TERKOMPENSASI <-- AKUT
2. Kalau peningkatan/penurunan PaCO2 DIIKUTI
dengan peningkatan/penurunan [HCO3-] dan pH
yang DI LUAR RENTANG NORMAL maka
asidosis/alkalosis TERKOMPENSASI SEBAGIAN.
Namun, bila dalam keadaan tersebut pH nya
NORMAL maka berarti sudah TERKOMPENSASI
PENUH. <-- KRONIS
3. Kalau salah satu dari PaCO2 atau [HCO3-] ada
yang MENINGKAT sedangkan yg lainnya
MENURUN, berarti terjadi asidosis/alkalosis
metabolik/respiratorik GABUNGAN.

CONTOH SOAL
1.pH: 7,59 (naik) alkalosis
PaO2: 89 mmHg (normal)
PaCO2: 30 mmHg (turun) alkalosis respiratorik
HCO3: 24 mEq/L (normal)
BE: +3 (naik) alkalosis
SaO2: 96%(normal) darah arteri
Jawaban:
Alakalosis respiratorik belum
terkompensasi (akut)

2.pH: 7,21
PaO2: 56 mmHg
PCO2: 51mmHg
HCO3: 18 mEq/L
BE: -8
SaO2: 90%
Jawaban:

3.pH: 7,19
PaO2: 65 mmHg
PaCO2: 28 mmHg
HCO3: 14 mEq/L
BE: -10
SaO2: 89%
Jawaban:

4.pH: 7,36
PaO2: 76 mmHg
PaCO2: 56 mmHg
HCO3: 30 mEq/L
BE: -4
SaO2: 92%
Jawaban:

5.pH: 6,84
PaO2: 55 mmHg
PaCO2: 55 mmHg
HCO3: 18 mEq/L
BE: -6
SaO2: 70%
Jawaban:

6.pH: 7,60
PaO2: 90 mmHg
PaCO2: 35 mmHg
HCO3: 30 mEq/L
BE: +4
SaO2: 96%
Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai