Anda di halaman 1dari 22

Pengelolaan transportasi pasien kritis

Oleh :

Heru Setiyanto, dr. Sp An


Sub Dep Anestesi Rumkital dr. Ramelan
Latar belakang

Transportasi pasien kritis bertujuan untuk


mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap

Pasien kritis adalah pasien yang sedikit atau bahkan


tidak mempunyai cadangan fisiologis normal

Proses pemindahan dapat menimbulkan masalah


yang besar
d) Kriteria pasien prioritas 4
Pasien yang tidak layak masuk ICU. Pasien yang masuk golongan
ini adalah pasien dengan keadaan “terlalu baik” atau “terlalu buruk” untuk
masuk ICU
Menurut Gersen ( 2003 ) kemungkinan yang
terjadi selama transportasi :
- Gangguan ventilasi dan oksigenasi
- Gangguan irama jantung dan tekanan darah
- Perubahan posisi tube, drain dan line
- Perubahan status neurologis sampai kematian
Insiden yang terjadi selama transportasi
Tipe Insidens Macam kejadian
Kardiovaskular 6 - 24% Hipo/Hipertensi
Bradi/Takicardia

Respiratori 0 - 15% Ventilasi tidak adequat


Desaturasi

Tehnis 5 - 30% Masalah penyediaan oksigen


Peralatan tidak lengkap
Peralatan rusak

Drough et al Transferring the critical ill : are we there yet


? Critical care (2015) 19:62
Faktor faktor penyebab transportasi pasien kritis
mengalami gangguan
- Kondisi pasien
- Kondisi perjalanan yang dilewati
- Kondisi personel dan perlengkapan transportasi

Pedoman transportasi pasien kritis


- Berdasarkan SOP transportasi pasien kritis
- Melakukan perencanaan prosedur meliputi persiapan,
pelaksanaan, komunikasi dan koordinasi serta
pendokumentasian
Klasifikasi pasien berdasarkan stabilitasnya
1. Stabil tanpa resiko perburukan
- Memerlukan O2 nasal, iv line cairan

2. Stabil dengan resiko rendah


- Memerlukan O2 masker rebreathing , iv line cairan, monitor
pasien

3. Stabil dengan resiko sedang


- Memerlukan O2 masker non rebreathing, iv line cairan, monitor
pasien, obat vasoaktif (norephenefrin, dopamin, adrenalin )

4. Stabil dengan resiko tinggi


- Terintubasi, iv line, monitor pasien, obat vasoaktif

5. Tidak stabil
- Terintubasi, iv line, monitor invasif pasien, obat vasoaktif
Pembagian transportasi pasien
- Pre Hospital
Contoh : dari rumah ke UGD

- Intra Hospital
Contoh : ruang perawatan ke ICU/HCU

- Inter Hospital
Contoh : RS tingkat II ke RS tingkat I
Prinsip umum transportasi pasien kritis adalah
aman dan efektif

Keputusan harus dibuat secara hati hati dengan


melihat
- Stablitas pasien
- Tingkatan prioritas
- Kebutuhan perawatan selama transportasi
- Kelayakan personel dan peralatan transportasi
Langkah langkah yang dilakukan
1. Decision
Keputusan untuk transportasi suatu tindakan medis.
2. Planning
Direncanakan tujuan, lama, jarak, cara yang dilakukan
persiapan alat dan pasien serta personel
3. Implementasi
Pelaksanaan sudah dapat dilakukan apabila sudah
pemeriksaan ulang untuk melengkapi. Selalu dilakukan
evaluasi dan pendokumentasian
Persiapan transportasi pasien kritis meliputi
- Persiapan alat
- Persiapan pasien
- Komunikasi dan koordinasi

Prinsip dalam transportasi adalah : Do not


further harm ( jangan membuat lebih parah)
Perlengkapan yang perlu dibawa untuk transportasi
pasien kritis
1 Pre Hospital dan Inter Hospital
a. Airway managemant
b. Obat emergensi
c. Cairan infus
d. Tabung oksigen yang terisi
e. Monitor pasien
f. Ambulance
g. DC shock
h. iv line
i. Ventilator portable
j. Alat komunikasi
k. Pengukur tekanan darah
2. Intra Hospital
a. Airway managemant
b. Obat emergensi
c. Cairan infus
d. Tabung oksigen yang terisi
e. Monitor pasien
f. iv line
g. Tempat tidur
h. Mesin suction dan cateter suction
i . Pengukur tekanan darah
Persiapan Alat
Persiapan pasien
1. Hemodinamik stabil
2. Semua obat dan cairan infus berjalan dengan lancar
3. Telah dilakukan stabilisasi pengelolahan jalan nafas
dan pernafasannya
4. Alat tranportasi dipastikan berjalan dengan lancar
5. Pasien dengan trauma kepala dilakukan “head up”
30 derajat untuk mengurangi tekanan intra kranial
6. Pasien dengan riwayat shock dilakukan posisi kaki
tinggi agar perfusi darah ke otak baik

Komunikasi dan koordinasi dilakukan secara


terus menerus antara DPJP dan dokter
rumah sakit yang penerima
Komunikasi dan koordinasi
- Informasi tempat pasien akan dirawat sudah
siap
- Harus ada dokter dan perawat yang mengawal
keadaan pasien
- Rekam Medis tetap ditulis untuk evaluasi
kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai