ANESTESIOLOGI
1. Setiap hari mahasiswa harus mengisi daftar hadir pada setiap ruang
kegiatan ( ICU, OK, IGD ).
2. Mahasiswa harus menjaga etika sopan santun terhadap pasien yang
diperiksa, staf pengajar, perawat, pengelola pendidikan dan sesama
mahasiswa sendiri.
3. Dilarang merokok di lingkungan rumah sakit, di ruang pembelajaran
dan ruang perawatan.
4. Mahasiswa wajib berpakaian yang pantas dan rapi pada setiap
kegiatan pendidikan di ruangan kegiatan pembelajaran dan
pemeriksaan pasien ataupun saat diskusi diruang perawatan. Tidak
diperkenan memakai jeans, t-shirt ataupun sandal. Diharuskan
memakai jas dokter dan tanda pengenal pada saat kegiatan diruang
perawatan dan memeriksa pasien.
5. Kegiatan harus diikuti oleh seluruh mahasiswa yang kehadirannya
dicatat dalam daftar hadir
6. Mahasiswa dilarang mengikuti kepaniteraan / meneruskan
kepaniteraan apabila :
6.1 Terlambat hadir lebih dari 2 (dua) hari pada awal kegiatan
kepaniteraan
6.2 Tidak hadir lebih dari 2 (dua) hari tanpa alasan yang sah
selama 5 minggu kegiatan kepaniteraan di departemen anestesi
7. Alasan yang sah untuk tidak hadir adalah :
7.1 sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter RSD
Raden Mattaher. Apabila ada surat dari dokter lain, dalam 24 jam
harus disahkan oleh dokter RSD Raden Mattaher (poliklinik)
7.2 Kematian orang tua, saudara kandung, suami, istri atau anak
kandung
7.3 Melahirkan anak
7.4 Menjalankan tugas yang diberikan pimpinan PSPD UNJA
dengan memperlihatkan surat tugasnya
7.5 Mendapat ijin cuti untuk menikah atau lain lain yang
ditentukan oleh bagain pendidikan PSPD UNJA
8. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti semua ujian pada waktu
yang telah ditentukan
B. Tingkat kemampuan 3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta
oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratotium sederhana
atau X-ray). Dokter dapat memutuskn dan memberi terapi
pendahuluan serta meruju ke spesialis yang relevan (kasus
gawat darurat)
Kontra indikasi:
Komplikasi :
1. Infeksi
2. Iritasi / peradangan (phlebitis )
3. Hematoma subkutis
Sasaran pembelajaran :
Peralatan:
N SCORE
ASPEK
o
0 1 2
1. Memeriksa kelengkapan alat-alat
2. Mencuci tangan dan memasang handskun
3. Memberi penjelasan kepada pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan
4. Mencari lokasi vena yang cukup besar
5. Pasang kain pengalas dibawah bagian tubuh yang akan
ditusuk
6. Raba vena target, lalu pasang karet pembendung
proksimal dari daerah yang akan ditusuk. Apabila pasien
sadar, minta pasien untuk mengepalkan tangannya,
sehingga pembuluh darah vena terlihat jelas
7. Permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan
menggunakan kapas alkohol
8. Tegangkan kulit diatas vena yang akan ditusuk dengan
menggunakan jari tangan kiri supaya vena tidak mudah
bergerak
9. Tusukkan jarum ke vena dengan posisi lubang jarum
menghadap keatas dengan tangan kanan. Fiksasi spuit
dengan tangan kiri, lalu tarik pengisap spuit sehingga
darah mengalir kedalam spuit sebanyak yang diperlukan
10 Lepaskan karet pembendung< kemudian jarm dicabut
. dengan cepat sambil menekan tempat tusukan dengan
kapas alkohol.
Bekas tusukan diplester tekan sampai darah tidak
mengalir
11 Darah yang telah diambil segera dimasukkan kedalam
. botol khusus atau tetap didalam spuit, lalu diberi etiket
berisi nama pasien dan umur
12 Alat-alat dirapikan dan / atau dibuang sesuai tempat
.
Keterangan:
Instruktur
Kontraindikasi :
Komplikasi :
1. Falls route
2. Hematome subkutis
3. Infeksi
4. Iritasi / peradangan (phlebitis)
5. Emboli udara
Sasaran Pembelajaran:
Peralatan:
Instruktur
(...............................)
C. PUNGSI ARTERI
Kontraindikasi :
Komplikasi :
1. Hematoma subkutis
2. Infeksi
Sasaran Pembelajaran
Peralatan :
(...............................)
Sasaran Pembelajaran
Peralatan :
1. Boneka RJP
2. Alat pelindung diri
3. Alkohol, tissue
N SCORE
ASPEK
o 0 1 2
1. Memastikan menggunakan Alat Pelindung Diri, korban
dan lingkungan
2. Pastikan korban tidak sadar :
a. Merangsang dengan suara / verbal : panggil-
panggil
b. Merangsang dengan taktil : menepuk-nepuk bahu
c. Merangsang dengan stimulasi nyeri : mencubit
anak telinga, menekan diatas tulang sternum
d. Memeriksa reflek bulu mata
Aktifkan SPGDT
3. Perbaiki posisi korban, terlentangkan korban pada alas
yang rata dan keras
4. Buka pakaian yang menutupi dada (ekspos dada korban)
5. Atur posisi penolong : penolong di samping pasien, sejajar
bahu korban
6. Buka jalan napas korban dengan teknik: TRIPLE
MANUVER AIRWAY :
6.1 Head tilt : satu tangan didahi, penarikan kepala ke
belakang / ekstensi kepala
6.2 Chin lift : jari telunjuk dan tengah dibawah dagu
dan dagu diangkat ke atas. Atau dengan
memasukkan ibu jari kedalam mulut dan telunjuk
di dagu, jepit dagu dan angkat ke atas
6.3 Jaw Thrust: angkat rahang lurus keatas dengan jari
telunjuk dan tengah di masing-masing sudut
rahang kiri dan kanan (arcus mandibula). Kedua
ibu jari tangan membuka mulut
7. Nilai pernafasan korban : look, listen, feel ( 10 detik )
7.1Telinga penolong ke mulut dan hidung korban
Dekatkan dengan muka menghadap ke dada
korban
7.2Look : lihat gerakan dada naik turun sesuai dengan
pernafasan korban
7.3Listen : mendengar suara nafas dari mulut dan
dan hidung korban
7.4Feel : rasakan keluar masuk udara dari hidung dan
mulut korban ke pipi penolong
Bila airway baik dan breathing baik tempatkan pada
posisi pulih
8. Bila tidak ada nafas, beri pernafasan buatan dua kali
8.1Bebaskan jalan napas sesuai dengan langkah no.6
8.2Jepit hidung dengan jari atau tutup hidung korban
dengan pipi penolong
8.3Mulut penolong melingkari mulut korban
8.4Tiupkan udara kedalam ke dalam mulut korban
Keterangan:
Instruktur
(...............................)
Indikasi :
Komplikasi :
Sasaran pembelajaran :
Peralatan :
N SCORE
ASPEK
o 0 1 2
1. Memeriksa kelengkapan alat
2. Memakai alat pelindung diri (handskun, kacamata
google)
3. Nilai pernafasan korban, look, feel, listen (10 detik)
4. Nilai tanda tanda sumbatan jalan nafas
Pada sumbatan jalan nafas total tidak
terdengar bunyi nafas dan tidak teraba
hembusan nafas
Pada sumbatan jalan nafas parsial terdengar
bunyi nafas tambahan :
- Stridor : edema laring, parese pita suara
- Gargle : ada benda asing berupa cairan
didalam mulut
- Snoring : sumbatan jalan nafas oleh lidah
yang terjatuh ke belakang
Pernafasan paradoks otot pernafasan
tambahan turut bekerja, terlihat retraksi
epigastrium, suprasternal dan intercostal
5. Buka jalan nafas korban dengan tahnik : TRIPLE
MANUVER AIRWAY
5.1Head tilt : satu tangan didahi pasien, penarikan
kepala ke belakang / ekstensi kepala
5.2Chin lift : jari telunjuk dan tengah dibawah
dagu dan dagu diangkat keatas. Atau dengan
memasukkan ibu jari kedalam mulut dan
telunjuk didagu, jepit dagu dan angkat keatas
5.3Jaw thrust : angkat rahang lurus keatas dengan
jari telunjuk dan tengah di masing-masing
sudut rahang kiri dan kanan (arcus mandibula).
Kedua ibu jari tangan membuka mulut
6. Jika ada benda asing disaluran, bersihkan jalan nafas
dengan tehnik:
Benda asing padat dapat dikeluarkan dengan :
6.1Mengaitnya menggunakan jari telunjuk yang
diberi pelindung berupa kasa atau kain,
dimasukkan ke dalam mulut dari satu sisi ke
arah sisi yang lain (digital)
6.2Melihat secara langsung dengan laringoskop
dan mengambil benda asing forsep magyll
Benda asing cair dapat dikeluarkan dengan cara
:
6.3Memiringkan kepala pasien kesatu sisi
6.4Menghisap cairan dengan selang dan pompa
hisap (suction catheter)
Keterangan:
Instruktur
(...............................)
Indikasi :
Komplikasi :
Sasaran Pembelajaran
A. Persiapan
SCORE
No ASPEK
0 1 2
1. Memeriksa kelengkapan alat-alat
2. Memakai alat pelindung diri (handskun, kaca mata
pelindung)
3. Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan jika pasien sadar, atau kepada keluarga
pasien jika pasien tidak sadar, serta meminta
persetujuan tindakan medis
4. Memastikan jalan nafas terbuka
5. Memastikan oksigenasi dan ventilasi yang adekuat
6. Memastikan tersedianya jalur intravena
7. Memasang monitor
8. Menyiapkan pipa endotrakhea:
a. Memeriksa patensi balon
b. Memberikan sedikit lubrikan pada stylet dan
memasukan stylet ke dalam pipa
endotrakheal
c. Memberikan sedikit lubrikan pada balon
sampai ujung pipa endotrakheal
9. Menyiapkan laringoskop :
a. Menyiapkan blade yang sesuai
b. Memastikan lampu menyala dengan baik
(sinar fokus)
10 Menempatkan bantal tipis atau kain dibawah
. oksipital jika tidak ada curiga cedera spinal
11 Berikan spray analgesia topikal di orofaring
. (xylocain spray : 1 puff = 10 mg)
12 Melakukan preoksigenasi dengan oksigen 100%
. selama 2 3 menit, jika waktu memungkinkan
13 Jika dibutuhkan berikan sedasi, analgesia dan
. pelumpuh otot
Keterangan:
Instruktur
No SCORE
ASPEK
. 0 1 2
1. Operator berdiri dibagian kepala tempat tidur. Tempat
tidur pada posisi datar
2. Memegang laringoskop pada tangan kiri
3. Buka mulut dengan cara cross finger technique, yaitu
ibu jari tangan kanan ditempatkan didepan gigi bawah
mandibula dan jari telunjuk didepan gigi atas maksila,
mulut dibuka perlahan dengan menggerakkan jari jari
tersebut dan laringoskop dimasukan kedalam mulut
4. Masukkan ujung bilah laringoskop kedalam sisi kanan
mulut pasien, masukkan bilah sampai ke pangkal lidah
5. Singkirkan lidah kearah kiri
6. Dengan lembut masukkan bilah laringoskop pada posisi
yang tepat. Bilah lurus dibawah epiglotis, dan bilah
lengkung dimasukkan kedalam valleculla diatas epiglotis
7. Perlihatkan pita suara dan pembukaan glotis
8. Secara lembut masukkan pipa endotrakheal melalui pita
suara dengan memegang pipa endotrakheal
menggunakan tangan kanan
9. Secara hati hati angkat stylet dan laringoskop, sambil
tetap memegang pipa endotrakhea
10. Kembangkan balon
11. Pastikan posisi pipa endotrakhea
a. Pasang bag-valve-mask
b. Inspeksi dan auskultasi dada untuk
mendengarkan suara nafas yang simetris
c. Perhatikan pengembunan yang terjadi pada pipa
endotrakhea saat ekshalasi napas
12. Fiksasi posisi pipa endotrakhea dengan plester pada
nomor yang tertera pada pipa setinggi bibir
Keterangan:
Instruktur
2. Pemeriksaan fisik
- Kelainan anatomik yang ditemukan pada pasien
- Kelainan sistemik yang ditemukan pada pasien
- Pengaruh kelainan tersebut pada perianestesi dan pembedahan
- Pemeriksaan bedside yanng berhubungan dengan anestesi
3. Pemeriksaan penunjang:
- Menjelaskan laboratorium rutin dan kaitannya dengan anestesi
- Menjelaskan laboratorium lainnya sesuai indikasi
- Menjelaskan pemeriksaan penunjang ( EKG, foto thorak,
spirometri)
B. PEMBERIAN ANESTESI
1. Langkah-langkah anestesi :
- Premedikasi
- Induksi
- Intubasi
- Pemeliharaan anestesi
NIM :
IDENTITAS PASIEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur : BB : kg
Ruang : No.MR :
No. MR :
Diagnosis :
Tindakan :
Anamnesis :
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan Penunjang
Tindakan bedah :
Premedikasi :
Induksi :
Relaksasi :
Pemeliharaan :
Respirasi :
Anestesi lokal :
Adjuvant :
Jambi.........................................2010
.................................. ....................................
......................
Tanggal :
IDENTITAS PASIEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur : BB : kg
Ruang : No.MR :
ANAMNESIS :
PEMERIKSAAN FISIK:
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Mengetahui
Jambi,.............................20....
(................................)
(..............................................)
Nilai aldereta adalah nilai yang diterapkan untuk menilai apakah pasien
pasca anestesi dapat di pindahkan dari ruang pulih / recovery room, ke
ruang perawatan biasa.
1. RESPIRASI
Nilai 2 = dapat menarik nafas dalam dan batuk
Nilai 1 = pernafasan dangkal / dyspnea
Nilai 0 = apneu
2. SATURASI OKSIGEN
Nilai 2 = > 92% tanpa oksigen ( room air)
Nilai 1 = memerlukan oksigen untuk mempertahan saturasi > 92%
Nilai 0 = dengan pemberian oksigen saturari < 90%
3. KESADARAN
Nilai 2 = sadar penuh
Nilai 1 = pasien sadar dengan panggilan suara
Nilai 0 = tidak respon dengan panggilan suara
4. SIRKULASI
Nilai 2 = Jika tekanan darah 20 mmHg dari tekanan darah pre
operasi
Nilai 1 = jika tekanan darah 20 50 mmHg tekanan darah pre
operasi
Nilai 0 = jika tekanan darah > 50 mmHg tekanan darah pre
operasi
5. AKTIVITAS
Nilai 2 = jika dapat menggerakkan 4 ekstremitas sesuai perintah
Nilai 1 = jika dapat menggerakkan 2 ekstremitas sesuai perintah
Nilai 0 = jika tidak dapat menggerakkan ekstremitas
Total nilai adalah 10, pasien dengan nilai alderete 8 ( atau kembali ke
kondisi sebelum pre operasi) dapat dipindahkan dari ruang pulih ke ruang
perawatan dengan tetap menerapkan pengawasa ketat sampai 24 jam post
anestesi / post operasi
MINGGU I
Jam SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
/hari
O7.00- Pengaraha Visit Visit Visit Visit Visit
08.00 n ICU/Diskus ICU/Diskus ICU/Diskus ICU/Diskus ICU/Diskus
i i i i i
08.00- Pre Test Laporan Laporan Laporan Lapoan Laporan
09.00 pagi pagi pagi pagi pagi
09.00- Orientasi Kegiatan Kegiatan Kegiatan CCS / CSR Kegiatan
12.00 OK ,ICU, OK BST OK BST OK BST OK BST
IGD Topik: Topik: Topik : Topik :
Kegiatan kunjungan tahap Manajeme Terapi
OK : BST pra tahap n nyeri (1) cairan (1)
anestesi & anestesi &
kalsifikasi obat
ASA obatan
anestesi
(1)
12.00- KPA / KPA / KPA / KPA / KPA / KPA /
14.00 Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi DIskusi
14.00- Jaga Jaga Jaga Jaga Jaga Jaga
07.00 malam malam malam malam malam malam
MINGGU II
Jam SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
/hari
O7.00- Visit Visit Visit Visit Visit Visit
08.00 ICU/Diskus ICU/Diskus ICU/Diskus ICU/Diskus ICU/Diskus ICU/Diskus
i i i i i i
08.00- Laporan Laporan Laporan Laporan Lapoan Laporan
09.00 Pagi pagi pagi pagi pagi pagi
09.00- Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan CCS / CSR Kegiatan
12.00 OK BST OK BST OK BST OK BST OK BST
Topik: RJP Topik: Topik: Topik : Topik :
(1) airway (1) Regional tahap terapi
Anestesi tahap oksigen
(1) anestesi (1)
& obat
obatan
anestesi(2
)
12.00- KPA / KPA / KPA / KPA / KPA / KPA /
14.00 Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi Diskusi DIskusi
14.00- Jaga Jaga Jaga Jaga Jaga Jaga
07.00 malam malam malam malam malam malam
MINGGU III
Jam SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
D. Ketrampilan Klinik
a. Pemasangan infus : minimal 5 kali
b. Intubasi : minimal 2 kali
c. Mask ventilation : minimal 5 kali
d. Pungsi vena (mengambil contoh darah) : minimal 2 kali
e. Pungsi arteri : minimal 2 kali
f. RJP (simulasi kasus dengan boneka RJP) : minimal 1 kali
g. Komponen penilaian : sesuai dengan skill checklist ketrampilan klinis
Hari ujian :
- Mahasiswa melakukan persiapan anestesi di kamar
operasi ( STATICS dan obat-obatan)
- Mahasiswa memasang monitor non invasif di kamar
operasi
- Mahasiswa memasang jalur IV (intra vena)
- Mahasiswa melakukan tatalaksana jalan nafas pada saat
induksi anestesi
- Mahasiswa melakukan intubasi endotrakhea atau
pemasangan LMA (laringeal mask)
- Mahasiswa melakukan pemantauan intra operasi
- Mahasiswa melakukan pemantauan kamar pulih
- Mahasiswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
penguji
- Penguji malakukan pengamatan, memberikan
pertanyaan dan melakukan penilaian
4. Kriteria kelulusan
Nilai batas lulus minimal :
Nilai konversi
Nilai angka Nilai huruf Nilai mutu
85 100 A 4.00
80 84 A- 3.70
75 79 B+ 3.30
70 74 B 3.00
65 69 B- 2.70
60 64 C+ 2.30
55 59 C 2.00
50 54 C- 1.70
40 49 D 1.00
< 40 E 0.00
5. Program remedial
5.1 Hanya untuk ujian tulis (MCQ) dan praktek RJP
5.2 Bila total nilai kurang dari 60 (C)
5.3 Bila nilai akhir 60 atau labih, tetapi ada kmponen yang
kurang dari 60
5.4 Hasil remedial paling tinggi adalah 60
N MATERI KONSULEN
o
1. Tahap-tahap tindakan Anestesi & komplikasi Dr. H. Alkrisno
anestesi Alwie.SpAn
2. Proses mati dan mati batang otak (MBO) Dr. Syamsirun, SpPD,
dan terapi withdrawl witholding di ICU KIC
3. Resusitasi Jantung Paru (RJP) Dr. Isrun Masari, SpAn
4. Manajemen Airway Dr. Ade Susanti, SpAn
5. Terapi Cairan Dr. Sulistyowati, SpAn
6. Indikasi masuk ICU dan keluar ICU Dr. Syamsirun, SpPD,
KIC
7. Tranfusi darah Dr. Isrun Masari, SpAn
8. Terapi oksigen Dr.Sulistyowati, SpAn
9. Manajemen nyeri Dr. Ade Susanti, SpAn