Anda di halaman 1dari 35

Tansport dan Mobilisasi Pasien

dr. Muhammad Bagus Hadi Kesuma


• Nama : dr M Bagus Hadi Kesuma
• TTL : 08-06-1995

• Riwayat Pendidikan dan Pelatihan:


- FK UM Palembang 2019
- Advance cardiac life support 2019
- General emergency life support 2020
- Symposium Jakarta international chest and critical care medicine 2020

Work and instructure experience


- RSUD Banyuasin 2020-2022
- RS Ar Bunda 2023-???
- instruktur BHD RSUD Banyuasin 2021
- Instruktur manajemen trauma dan evakuasi pasien gawat darurat mangala agni
daops V 2022
Guidelines for the Transport
of
Critically Ill Patients
OUTLINE
• Deciding to transport the patient
• Planning the transfer of a critically ill patient
• Early vs late transfer: the need for
stabilisation
• The transfer team
• Equipment
• What to monitor?
Pendahuluan

• Evakuasi pasien interhospital ataupun dari


field atau external env. to hospital cenderung
meningkat dari tahun ke tahun.

• Alasan trasport : klinis maupun non klinis.


Keputusan untuk melakukan
Evakuasi/Transport
• Dokumentasi keputusan:
– nama dokter dan jabatan,
– rician kontak,
– waktu keputusan dibuat
– alasan evakuasi.
Faktor yang mendasari tindakan transport
pasien dalam kondisi kritis:
1. Kondisi penyakit :
• Adakah ada benefit akan yang didapat?
2. Tim Transport
3. Peralatan pendukung
4. Kondisi perjalanan
5. Moda transportasi yang tersedia

Proses transport meningkatkan risiko pada pasien kritis


 Transport dilakukan dengan baik dan jika benefit
yang didapat melebihi risiko yang harus dihadapi.
Adverse Events
• Transport pasien dapat mempengaruhi sistem organ akibat :
– Pergerakan
– Perubahan lingkungan
– Peralatan tidak berfungsi baik
– Kelalaian tim transport.
• The adverse events:
– Sirkulasi : hipotensi, aritmia
– Respirasi : hipoksia, hipo/hiper ventilasi
– SSP: peningkatan tekanan intra kranial
– Gangguan peralatan : diskoneksi lead EKG, monitor power
failure, akses vena terlepas, gangguan alat suction, terekstubasi.
Adverse Events meningkat pada transport

 Hipoksia
 Ekspansi gas
 Dehidrasi
 Penurunan temperatur  Imobilisasi lama
 Akselerasi & deselerasi  Motion sickness
 Noise
 Vibrasi
 Decompression
sickness
PERENCANAAN

1. Komunikasi dan Koordinasi pre-transport


2. Tim transport
3. Peralatan yang diperlukan
4. Monitoring selama transport
5. Persiapan pasien/ stabilisasi pasien
KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
• TRANSPORT FIELD TO HOSPITAL
1. Komunikasi antara tim evakuasi dan dokter
pengirim/penerima
2. Mode transportasi yang digunakan.
3. Persiapan dokumen pasien .
ALGORITME TRANSPORT TO HOSPITAL
Stabilisasi Pra Transport

• Pastikan patensi jalan napas.


• Pada pasien trauma, lakukan imobilisasi tulang belakang
dan imobilisasi pada lokasi curiga fraktur.
• Pasang restrain pada pasien yang tidak kooperatif.
EARLY vs LATE TRANSFER:
What to stabilize

1. Jalan napas dan sistem respirasi


2. Hemodinamik
3. Sistem saraf
4. Muskuloskeletal (in trauma case)
Airway dan Breathing

• Patensi airway penting selama transport


Sistem saraf pusat

•Pasien trauma medula spinalis (cidera tulang


belakang ) dengan defisit neurologis:
– Backboard dan hard cervical collar.
Hemodinamik

• Goal : normalisasi tanda vital dan status sirkulasi.


• Pada pasien perdarahan, sebelum transport:
– kontrol perdarahan, dilanjutkan
– resusitasi cairan.
• Minimal 2 akses vena besar terpasang sebelum
tindakan transport.
• Produksi URIN : INDIKATOR status cairan dan
hemodinamik pasien.
• Irama jantung selalu dinilai melalui monitor
kontinu.
Stabilisasi Muskuloskeletal

• Penanganan mencakup : imobilisasi fraktur,


perawatan luka dan pemberian obat yang
diperlukan.

• Selama transport, nilai deyut nadi distal.


Pasien Multiple Trauma
• Risiko yang dapat terjadi pada pasien dengan
multiple trauma:
– Hipoksia (kekurangan Oksigen)
– Hipovolemia (kurang volume darah dalam tubuh)
akibat blood loss
– Hipotermia akibat trauma SSP
• Trauma sistem muskuloskeletal  perlu
pemasangan splint dan alat stabilisasi lainnya.
Tim Evakuasi
• Minimal didampingi 2 orang.
• Kapasitas pendamping tergantung level
kegawatan pasien.
Tim Evakuasi
• Kualitas personil pendamping dan
ketersediaan alat  determinan penting yang
menentukan pasien dapat atau tidak di
evakuasi.
Peralatan Transport Inter-Hospital

Warren J et al. Crit Care Med 2004 Vol 32 No1


Peralatan Transport Inter-Hospital

Warren J et al. Crit Care Med 2004 Vol 32 No1


Pilihan Moda Evakuasi

• Moda transportasi dipilih berdasarkan :


kondisi penyakit urgensi tindakan transfer, ketersediaan,
waktu, faktor geografis, dan faktor lalu lintas serta cuaca.

• Transportasi darat (ambulance) memiliki keuntungan


–Biaya lebih murah,
–Tidak tergantung cuaca,
–Monitoring lebih mudah.
–Tidak ada gangguan yang berhubungan dengan ketinggian,
namun masih ada efek akselerasi, deselerasi dan imobilisasi.
Ambulance Evakuasi
Ambulance Evakuasi
Moda Transportasi
• Transportasi udara: dipertimbangkan untuk jarak
jauh.
1. Fixed wing transport (pesawat)
• Tekanan kabin dapat dijaga.
• Efek ketinggian tetap ada
• Ruang kabin lebih luas daripada helikopter
• Membutuhkan ambulance sebagai penghubung
2. Rotor-wing transport (helikopter)
• Ruang kabin sempit.
• Tekanan kabin helikopter tidak terjaga  antisipasi efek
ketinggian : hipoksia & ekspansi gas.
• Dapat terbang dan mendarat langsung di RS.
Dokumentasi
1. Dokumentasi pre-hospital :
– Mekanisme trauma atau riwayat penyakit.
– Waktu kejadian atau awal perjalanan penyakit.
– Waktu tiba di RS.
– Tindakan di lokasi kejadian
– Tindakan selama perjalanan dari lokasi ke RS
– Protokol yang digunakan selama trasnport.
Dokumentasi

2. Dokumentasi transfer antar fasilitas kesehatan:


– Catatan pre hospital
– Perawatan di UGD
– Riwayat medis sebelumnya bila ada.
– Hasil pemeriksaan penunjang (lab dan radiologi)
– Catatan evakuasi
– Protokol evakuasi yang digunakan
– Inform konsent
– Informasi anggota keluarga dan kontak person yang
dapat dihubungi.
– Nama dokter pengirim dan dokter penerima
Hand Over
• Harus ada hand over formal antara tim
transport dengan tim medis penerima dan
perawat.

• Hand over mencakup :


– riwaya penyakit pasien,
– kejadian-kejadian selama transport,
– pemeriksaan yang telah dilakukan (jika fasilitas
memadai)
IS THE PATIENT STABLE FOR TRANSPORT?
ARE YOU READY FOR DEPARTURE?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai