Anda di halaman 1dari 24

Sterilisasi

Novar Kurnia Wardana 135080600111003


Syafrudin Fathoni 135080600111089
Daniel Sinambela 135080601111097
Pengetian Menurut Lay dan Hastowo (1992), sterilisasi merupakan suatu
proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup.
Sterilisasi
Menurut Dadang (2013), sterilisasi dianggap penting karena
memiliki manfaat-manfaat dan membantu kita dalam melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan mikroorganisme.
 Mencegah terjadinya infeksi.
 Mencegah bahan makanan menjadi rusak.
 Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri.
Manfaat  Mencegah kontaminasi terhadap bahan – bahan yang dipakai
sterilisasi dalam melakukan biakan murni.
 Mendapatkan pemahaman tentang cara melakukan sterilisasi
alat.
 Mengetahui macam – macam metode untuk sterilisasi.
 Mengetahui cara pelaksanaan sterilisasi alat laboratorium.
 Ukuran populasi mikroorganisme
 Komposisi populasi mikroorganisme
 Konsentrasi agensia antimikroba atau intensitas perlakuannya
 Lama terpaparnya sel terhadap agensia antimikroba.
Faktor
 Temperatur
 Kondisi lingkungan, seperti pH, viskositas medium dan
konsentrasi bahan organik.
Sterilisasi

Sterilisasi
Sterilisasi Fisika
Basah

Pemanasan
Pembakaran Otoklaf Perebusan air
dengan oven

Sterilisasi
Pasteurisasi
tyndalisasi

Metode- Sterilisasi
minyak panas

metode Sterilisasi
Radiasi
Sterilisasi
Mekanik

sterilisasi Sinar UV Sinar X Filtrasi


Vibrasi
ultrasonik

Sinar gamma Sinar katoda

Sterilisasi Gas Sterilisasi Kimia

Anteseptik Disinfeksi

Sanitasi dekontaminasi
Sterilisasi Kering
Sterilisasi dengan panas atau kering merupakan metode yang relatif
efisien, dapat dipercaya, dan relatif tidak mahal. Mikroorganisme
dapat tumbuh pada berbagai temperatur, tetapi pertumbuhannya
dapat dihambat atau dihentikan bila suhu tumbuhnya diubah. Bila
suhu tumbuhnya maksimum dinaikkan, maka akan terjadi
Sterilisasi Fisik perubahan molekul organiknya sehingga mikroba tersebut akan
mati.
Dalam sterilisasi kering ada 2 teknik yang digunakan yaitu :
1. Pembakaran
2. Pemanasan dengan Oven
Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah adalah sterilisasi yang menggunakan air
yang dipanaskan. Biasanya yang digunakan adalah air yang
mendidih sehingga mengeluarkan uap panas yang menjadi salah
satu proses dalam melakukan kegiatan sterilisasi. Fungsi air pada
proses ini adalah dalam proses denaturasi. Denaturasi adalah
proses dimana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier
dan struktur sekunder.
1. Otoklaf
Otoklaf sebagai alat sterilisasi yang memiliki banyak
kelebihan dibandingkan alat yang lainnya. Kelebihannya antara lain
pemanasan berlangsung cepat, mempunyai daya tembus, dan
menghasilkan kelembapan tinggi. Semua proses tersebut akan
mempermudah koagulasi protein sel – sel mikroorganisme.
Sehingga kematian mikroorganisme adalah suhu bukan karena
uapnya atau tekanan uapnya.
2. Perebusan (Pendidihan) Air
Teknik sterilisasi pendidihan dengan air akan dapat membunuh
mikroorganisme dengan cara mengkoagulasikan dan
mendenaturasi protein sel mikroba.
3. Sterilisasi Fraksi (Tyndallisasi)
Sterilisasi fraksi juga dinamakan sterilisasi intermitten. Metode ini
dengan mendidihkan medium dengan suhu 100O C dengan uap
beberapa menit saja, selama 3 hari berturut – turut.
4. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah suatu cara disinfeksi dengan pemanasan yang
pertama kalinya dilakukan oleh Pasteur dengan maksud untuk
mengurangi jumlah mikroorganisme pembusuk (perusak) di dalam
anggur tanpa merusak anggur tersbut.
5. Sterilisasi dengan Minyak Panas (Hot Oil)
Teknik sterilisasi dengan minyak panas sering dipakai beberapa
dokter dan dokter gigi untuk sterilisasi beberapa instrumen. Cara ini
dilakukan dengan menggunakan minyak panas dengan suhu 160O C,
dan waktu yang digunakan adalah 1 jam.
Sterilisasi dengan Pembekuan
Perlu kita ketahui bahwa suhu yang rendah dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Dengan cara mematikan enzim-
enzim yang berperan dalam proses metabolisme mikroba tersebut.

Sterilisasi dengan Liofilisasi


Proses sterilisasi ini hampir sama dengan cara pembekuan. Namun
bedanya, pada proses liofilisasi ini mikroorganisme diberi perlakuan
dehidrasi yang ekstrim dalam keadaan beku dan kemudian ditutup
rapat dalam keadaan vakum.
Sterilisasi dengan Desikasi
Proses sterilisasi dengan cara desikasi (pengeringan) akan dapat
menghentikan atau mengurangi aktivitas metabolik. Kemudian
akan diikuti dengan kematian mikroba. Prinsipnya pada proses ini
adalah menghilangkan air dari sel mikroorganisme.
Faktor yang mempengaruhi lamanya mikroba bertahan hidup
setelah melalui sterilisasi ini menurut Waluyo (2008) adalah :
 Jenis mikroorganisme
 Bahan pembawa yang dipakai untuk desikasi
 Kesempurnaan proses desikasi
 Kondisi fisik (cahaya, suhu, kelembaban)
Sinar Ultraviolet
Sterilisasi Mikroorganisme yang ada di udara dapat dibunuh penyinaran yang
dilakukan oleh sinar ultraviolet. Panjang gelombang yang dapat
dengan membunuh mikroorganisme sekitar 220-290 nm.

Radiasi Tetapi menurut Lay dan Hatowo (1992), daya penetrasi dari UV
sangatlah rendah sehingga bila ada lapisan lemak pada permukaan
mikroba, maka daya antimikrobial UV akan sangat menurun.
Sinar X
Sinar X memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada
sinar UV. Bila sinar X mengenai permukaan dari mikroorganisme,
maka sinar-sinar tersebut akan mendorong keluar elektron sel yang
berperan dalam pembentukan ion-ion. Ion-ion tersebut akan saling
mempengaruhi sehingga struktur sel dan kimia sel akan mengalami
perubahan.
Sinar Gamma
Radiasi sinar gamma lebih kuat daripada sinar X. Sinar gamma
dipancarkan dari isotop-isotop radioaktif tertentu (misalnya 60𝐶𝑜 ).
Sinar ini mirip dengan sinar X namun mempunyai panjang
gelombang yang lebih pendek lagi. Efek mikrobisidal sinar gamma
cukup tinggi, karena sinar gamma memiliki daya tembus yang
besar.
Sinar Katode
Sinar katode berasal dari peralatan-peralatan khusus yang mampu
menghasilkan elektron. Elektron-elktron dengan intensitas tinggi
dipasang sehingga mencapai kecepatan yang teramat tinggi (jutaan
Volt). Sinar katode atau berkas elektron yang kuat dan
berkecepatan tinggi bersifat mikrobisidal.
Keuntungan menggunakan sinar katode adalah menyebabkan
benda yang disterilkan pada suhu kamar dalam keadaan
terbungkus. Radiasi tersebut memiliki daya tembus yang terbatas,
tetapi sterilisasi ini dapat dilakukan dalam waktu yang singkat
(Waluyo, 2008).
Sterilisasi dengan Filtrasi
Beberapa bahan khususnya fluida biologis seperti serum hewan,
Sterilisasi enzim, vitamin dan antibiotik bersifat termolabil (mudah rusak
karena panas). Maka satu-satunya cara untuk melakukan sterilisasi
Mekanik adalah dengan filtrasi. Bakteri tidak akan mati dalam proses filtrasi,
tapi secara fisik akan terpisah dari yang lainnya.
- Filter Anorganik (Seitz Filter),- Membran Filter, terbuat dari
terbuat dari asbestos, porselen, selulosa asetat atau
dan gelas (kaca). polikarbonat. Filter jenis ini
adalah yang paling umum
- Filter Organik (Berkefeld Filter),
digunakan.
filter ini terbuat dari diatom
Tipe Filter (tanah diatom). - Filter Udara, alat yang mampu
menyaring udara yang berisikan
- Filter Chamberland, terbuat dari
partikel-partikel yang biasanya
porselen.
dikenal dengan HEPA (High
- Fritted Glass Filter, terbuat dari
Efficiency Particular Air Filter).
kaca.
Pada bagian sterilisasi dengan cara filtrasi terdapat proses yang
disebut dengan proses aseptis. Proses aseptis adalah suatu
kegiatan yang mengupayakan tidak terdapat kontaminasi
organisme lain pada pekerjaan yang sedang dilakukan.
Proses aseptis sendiri menurut Dadang (2013), merupakan suatu
metode sterilisasi dengan menggunakan filter khusus di dalam
lingkungan yang terkontrol. Suplai udara, material, dan peralatan
dikontrol sedemikian rupa sehingga kontaminasi oleh mikroba
menjadi minim dan masih berapa dalam clean zone atau zona
bersih.
Sterilisasi dengan Vibrasi Ultrasonik.
Vibrasi ultrasonik merupakan metode mekanik dalam teknik
penghancuran bakteri. Sterilisasi ini menggunakan gelombang
udara yang berfrekuensi tinggi. Bila getaran ini dikenakan pada
suatu cairan maka akan terbentuk gelembung-gelembung udara
yang akan pecah sehingga menimbulkan gelombang-gelombang
kecil. Mikroba yang ada di cairan tersebut akan mengalami
desintegrasi.
Selain itu, metode mekanik lainnya yaitu triturasi dan agitasi.
Triturasi adalah proses pelumatan dan Agitasi adalah proses
pengguncangan. Dengan kedua cara tersebut dapat menyebabkan
bahan-bahan intraseluler dan dinding sel dapat dipisahkan.
Sterilisasi gas merupakan pilihan lain yang digunakan untuk
sterilisasi alat/bahan yang sensitif terhadap panas. Gas yang
digunakan umumnya adalah gas Etilen Oksida.
Beberapa parameter sterilisasi gas Et-O mencakup:
 Semakin tinggi konsentrasi gas umumnya memerlukan waktu untuk
Sterilisasi proses sterilisasi semakin cepat. Konsentrasi biasa dinyatakan dalam
mg/L ruang chamber.
dengan Gas  Semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi berjalan. Sterilisasi suhu
rendah biasa menggunakan suhu 47 –60C.
 Kelembaban mampu meningkatkan daya penetrasi gas.
 Waktu siklus satu kali proses sterilisasi sekitar 2 –6 jam, tergantung
pada suhu dan konsentrasi.
Antiseptik
Antiseptik berasal dari bahasa yunani yaitu sepsis yang artinya
Sterilisasi busuk atau infeksi. Antiseptik adalah zat kimia yang dipakai untuk
tujuan mencegah terjadinya pembusukan/mencegah infeksi.
Kimia Biasanya antiseptik dipakai terhadap jaringan hidup.
Zat-zat Antiseptik : - Asam - Zat warna
- Alkali - Sabun dan detergen
- Fenol - Senyawa aldehid
- Halogen (Klor & - Hidrogen peroksida
Iodium) - Betapropiolakton
- Alkohol - Sulfonamida
Disinfeksi
Disinfeksi adalah membunuh organisme-organisme patogen,
kecuali spora, kuman dan fisik kimiawi; dilakukan terhadap benda
mati.

Menurut Waluyo (2008), aktivitas disinfektan dipengaruhi oleh


beberapa faktor, diantaranya:
 Konsentrasi disinfektan
 Waktu kontak
 Suhu
 Lingkungan media (pH)
 Jumlah tipe mikroba
 Adanya senyawa organik lain
Sanitisasi
Membersihkan mikroorganisme yang bersifat pathogen dari
Dekontaminasi
Dekontaminasi yaitu membuang semua material yang tampak
(debu, kotoran) pada benda, lingkungan, permukaan dengan
menggunakan pembersih (sabun), air dan gesekan.
Dekontaminasi memiliki tujuan prosedur, diantaranya :
 Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
 Untuk membuang kotoran yang tampak.
 Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
 Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung
dengan alat pensteril atau desinfektan.
 Untuk melindungi personal dan pasien.
Pada proses sterilisasi, kita tidak dapat langsung menentukan cara
atau metode sterilisasi yang akan kita gunakan. Maka dari perlu
diketahui berdasarkan jenis media maupun mikroorganisme yang
akan disterilkan, diantaranya :
 Produk steril haruslah memiliki bahan yang stabil.
Cara Memilih  Jenis mikroba/mikroorganisme yang akan disterilkan.
 Berdasarkan ketahanan suatu bahan terhadap panas. Ada dua
Metode pendekatan yang bisa menjamin sterilitas dari produk cairan, yaitu
sterilisasi dan proses aseptik.
Sterilisasi yang  Pendekatan dengan sterilisasi ditujukan untuk bahan yang tahan
Tepat panas. Sebaliknya, proses aseptik dipakai untuk material yang
rentan panas dan dimulai sejak awal pembuatan produk.
 Apapun metode sterilisasi yang digunakan, yang penting dan utama
sekali, metode tersebut bisa mencapai tingkat sterilitas yang
disyaratkan dan baiknya sampai tingkat sterilitas yang sempurna.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai