Anda di halaman 1dari 40

A H

R AN
D A N
S AU
G A D
A P A
IS N
A L L E
N E L
A
Pengertian
• Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut
Blood Gas Analisa ( BGA ) merupakan pemeriksaan
penting untuk penderita sakit kritis yang
bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi
pertukaran Oksigen ( O2), Karbondiosida ( CO2)
dan status asam-basa dalam darah arteri.
• Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas
Analysis) biasanya dilakukan untuk mengkaji
gangguan keseimbangan asam-basa yang
disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau
gangguan metabolik. Komponen dasar AGD
mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan BE
(base excesses/kelebihan basa).
Tujuan
• mengevaluasi seberapa efektif paru-paru
yang memberikan oksigen ke darah .
• Mengevaluasi seberapa baik paru-paru dan
ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH
darah normal (keseimbangan asam-basa
• Menilai fungsi respirasi (ventilasi)
• Menilai kapasitas oksigenasi
• Menilai Keseimbangan asam-basa
• Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel
• Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
• Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
 Indikasi Analisa Gas Darah
1.  Pasien
dengan penyakit obstruksi paru kronik
Penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai
dengan adanya hambatan aliran udara pada
saluran napas yang bersifat progresif non
reversible ataupun reversible parsial. Terdiri
dari 2 macam jenis yaitu bronchitis kronis dan
emfisema, tetapi bisa juga gabungan antar
keduanya.
2.  Pasien dengan edema pulmo
 Pulmonary edema terjadi ketika alveoli

dipenuhi dengan kelebihan cairan yang


merembes keluar dari pembuluh-pembuluh
darah dalam paru sebagai gantinya udara
 Pulmonary edema dapat disebabkan oleh

banyak faktor-faktor yang berbeda. Ia dapat


dihubungkan pada gagal jantung, disebut
cardiogenic pulmonary edema, atau
dihubungkan pada sebab-sebab lain,
dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary
edema.
3.   Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran
alveolar kapiler yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam
ruang interstisiel alveolar dan perubahan dalam jaring- jaring
kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang
jelas akibat-akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan
ekstansif darah dalam paru-.paru. ARDS menyebabkan
penurunan dalam pembentukan surfaktan , yang mengarah pada
kolaps alveolar . Komplians paru menjadi sangat menurun atau
paru- paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan
karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat
dan hipokapnia.
4.   Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot
jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Klinis sangat
mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak
umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan
(Santoso, 2005).
5.   Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem dimana
alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab
untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan
cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi
karena bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena
bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak langsung dari
penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan alkohol.
6.   Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan
yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume
darah, dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau
dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Pada
syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan gangguan nutrisi dan
metabolism sel sehingga seringkali menyebabkan kematian pada pasien.
7.   Post pembedahan coronary arteri baypass
Coronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon inflamasi sistemik
pada derajat tertentu dimana hal tersebut ditandai dengan hipotensi yang
menetap, demam yang bukan disebabkan karena infeksi, DIC, oedem jaringan
yang luas, dan kegagalan beberapa organ tubuh. Penyebab inflamasi sistemik ini
dapat disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara lain oleh karena
penggunaan Cardiopulmonary Bypass (Surahman, 2010).
8.  Resusitasi cardiac arrest
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang
dicetuskan oleh beberapa faktor,diantaranya penyakit
jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak,
sengatan listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak,
tenggelam ataupun serangan asma yang berat),
kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat
penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan.
Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung
dan tension pneumothorax. Sebagai akibat dari henti
jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya
peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua
organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti
berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk
otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak,
menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan
berhenti bernapas normal.
Komponen yang diperiksa
a.  PH
PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada
peningkatan atau penuruna ion H+ akan mempengaruhi
stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+ meningkat PH akan
rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat.
b. PaCO2
PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang
terlarut. PaCO2 ini merupakan parameter untuk mengetahui
fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya ventilasi
alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi
karena rangsangan pernafasan dan bila PaCO2 tinggi
(hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi alveolis.
Pada PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH
meningkat, sedangkan bila terjadi peningkatan PaCO2
konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah
c.  PaO2
PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut
dalam darah. PaO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya
oksigenisasi darah arteri
d. Base Ekses (B . E)
Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat /
kekurangan asam tetap atau kekurangan basa / kelebihan asam.
Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan bila nilai
negatif menunjukkan kelebihan asam
e.  TCO2
Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam
karbonat, bikarbonat dan senyawa karbamino. TCO2 dapat
digunakan sebagai petunjuk klinik gangguan keseimbangan
asam untuk memperkirakan kelebihan atau kekurangan basa
karena perbandingan bikarbonat dan asm bikarbonat 20 : 1
f.  Sat O2
Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu
untuk menghitung kandungan oksigen dalam darah.
Pemeriksaan Analisa Gas Darah
1.   Pra Analitik
a)     Persiapan Pasien :
• Memberikan penjelasan pada klien (bila mungkin) dan keluarga

mengenai tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan


dilakukan.
• Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan

rasa sakit
• Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul

• Jelaskan tentang allen’s test

• Mengatur posisi pasien

• Persiapan Sampel : Antikoagulan yang digunakan dalam

pengambilan darah arteri adalah heparin. Pemberian heparin


yang berlebiham akan menurunkan tekanan CO2. Antikoagulan
dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Sedangkan
pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH
dihambat oleh keasaman heparin.
c)    Metode Pemeriksaan :
d)   Prinsip Pemeriksaan : Gas sampel yang diambil
melalui probe akan masuk ke setiap sampel
sel secara bergiliran dimana gas sampel akan
dibandingkan dengan gas standar melalui
pemencaran system infra red dimana akan
menghasilkan perbedaan panjang gelombang
yang akan dikonversi receiver menjadi signal
analog (420).
e)    Alat dan Bahan :
1.   3 ml sampai 5 ml gelas syringe,
2.  1 ml ampul heparin aqueous,
3.  20 G 11/4‖ jarum,
4.  22 G 1‖ jarum,
5.  Sarung tangan,
6.  Alkohol atau  povidone-iondine pad,
7.  Gauze pads,
8.  Topi karet untuk syringe hub atau penutup karet untuk jarum,
9.  Label,
10. Ice-filled plastic bag,
11. Perekat balutan,
12. Opsional:
a. 1% licoaine solution,
b. Peralatan siap AGD.
2.  Analitik
2.1 Prosedur pada tindakan analisa gas darah ini adalah sebagai
berikut (McCann, 2004):
a.   Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan sebelum
memasuki ruangan pasien.
b.   Cuci tangan dengan menggunakan tujuh langkah benar
c.   Bila menggunakan peralatan AGD yang sudah siap, buka
peralatan tersebut serta pindahkan labelcontoh dan tas plastik
(plastic bag).
d.   Catat label nama pasien, nomor ruangan, temperatur suhu
pasien, tanggal dan waktu pengambilan,metode pemberian
oksigen, dan nama perawat yang bertugas pada tindakan
tersebut.
e.   Beritahu pasien alasan dalam melakukan tindakan tersebut dan
jelaskan prosedur ke pasien untuk membantu mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kooperatif pasien dalam
melancarkantindakan tersebut.
f.    Cuci tangan dan setelah itu gunakan sarung tangan.
g.  Lakukan pengkajian melalui metode tes Allen.
Cara allen’s test
Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan
tekanan langsung pada arteri radialisdan ulnaris, minta klien
untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri,
observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan
harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test
allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan t etap pucat,
menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif,
hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.
h.  Bersihkan daerah yang akan di injeksi dengan alkohol atau
povidoneiodine pad.
i.   Gunakan gerakan memutar (circular ) dalam membersihkan area
injeksi, dimulai dengan bagian tengah lalu ke bagian luar.
j.   Palpasi arterti dengan jari telunjuk dan tengah satu tangan ketika
tangan satunya lagi memegang syringe
k.  Pegang alat pengukur sudut jarum hingga menunjukkan 30-45
derajat. Ketika area injeksi arteribrankhial, posisikan jarum 60
derajat.
l     Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kali langkah.
m.  Perhatikan untuk  blood backflow di syringe
n.   Setelah mengambil contoh, tekan gauze pad  pada area injeksi
hingga pedarahan berhenti yaitusekitar 5 menit.
o.   Periksa syringe dari gelembung udara. Jika muncul gelembung
udara, pindahkan gelembung tersebut dengan memegang
syringe ke atas dan secara perlahan mengeluarkan beberapa
darah ke gauze pad 
p.   Masukan jarum ke dalam penutup jarum atau pindahkan jarum
dan tempatkan tutup jarum pada jarum yang telah digunakan
tersebut.
q.   Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah
diletakkan pada ice-filled plastic bag
r.    Ketika pedarahan berhenti, area yang di injeksi diberikan
balutan kecil dan direkatkan.
s.    Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari sirkulasi.
t.    Pantau atau perhatikan risiko adanya perdarahan di area
injeksi.
2.2  Pemeriksaan Analisa Gas Darah.
Pemeriksaan Analisa Gas darah dilkukan dengan
menggunakan alat otomatik yang disebut Blood Gas Analyzer.
Adapun prosedure untuk pemeriksaan ini adalah :
1.     Nyalakan power ON
2. Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi
dengan cara tekan calibrate kemudian enter. Alat akan
melakukan kalibrasi secara otomatis.
3. Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan
pemeriksaan tekan status untuk mengetahui kondisi apakah
pH, PCO2 dan PO2 kondisinya OK. Jika OK sample langsung
dapat diperiksa. Setelah dilakukan pemeriksaan, alat ini akan
mengkalibrasi secara otomatis.
4. Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti
alat sudah siap melakukan pemeriksaan, tekan Analyzer.
Selang pengisap sample akan keluar secara otomatis
kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi analyzer
sampai sample terhisap secara otomatis selang akan masuk
Wadah sampel yang dimasukkan ke selang dapat disesuaikan dengan
kondisi.
a. Syringe
Untuk pengukuran gas darah menggunakan syringe 2 mL. The
Vitalpath Analyzer akan langsung mengaspirasi dari jarum suntiknya
b. Tabung Koleksi Heparin
Dapat juga menggunakan tabung DRI-CHEM ® 4000 atau DRI-CHEM
® 7000 yang sudah berisi heparin. Dengan ukuran tabung 0,5 mL dan
1,5 mL.
c.  Tabung Kapilari
Ketika pasien mengalami dehidrasi atau memerlukan sampel yang
sedikit, atau saat melakukan pemeriksaan ulang dapat menggunakan
tabung kapilari berisi 140 uL.
5. Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID ,
HB, suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume
oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6. Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif
cepat hasil akan keluar melalui printer.
Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah
(AGD)
 Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah (AGD) dilakukan untuk evaluasi
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dan untuk mengetahui status
asam basa. Pemeriksaan dan Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah (AGD) ini
dapat dilakukan pada pembuluh darah arteri untuk melihat keadaan pH,
paCO2, paO2, dan SaO2.
  
 Indikasi Umum :
  Abnormalitas Pertukaran Gas
◦ Penyakit paru akut dan kronis
◦ Gagal nafas akut
◦ Penyakit Jantung
◦ Pemeriksaan Keadaan Pulmoner (rest dan exercise)
 Gangguan Asam Basa
◦ Asidosis metabolik
◦ Alkalosis metabolik 
3. Pasca Analitik
Interprestasi Hasil :
1. Hipoksia

    Ringan PaO2 50 –  80 mmHg


   Sedang PaO2 30 –  50 mmHg
Berat PaO2 20 –  30 mmHg
2. Hiperkapnia
Ringan PaCO2 45 –  60 mmHg
Sedang PaCO2 60 –  70 mmHg
  Berat PaCO2 70 –  80 mmHg
3. Nilai Normal normal :
a.     pH darah arteri 7,35 – 7,45
b.     PaO2 80 – 100 mmHg
c.      PaCO2 35 – 45 mmHg
d.     HCO3- 22 – 26 mEq/l
e.     Base Excess (B.E) -2,5 – (+2,5) mEq/l
f.      O2 Saturasi 90 – 100 %
Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah

(AGD
Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah (AGD) dilakukan untuk
evaluasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida dan untuk
mengetahui status asam basa. Pemeriksaan dan Interpretasi
Hasil Analisa Gas Darah (AGD) ini dapat dilakukan pada
pembuluh darah arteri untuk melihat keadaan pH, paCO2,
paO2, dan SaO2.
 Indikasi Umum :
Abnormalitas Pertukaran Gas
◦ Penyakit paru akut dan kronis
◦ Gagal nafas akut
◦ Penyakit Jantung
◦ Pemeriksaan Keadaan Pulmoner (rest dan exercise)
Gangguan Asam Basa
◦ Asidosis metabolik
◦ Alkalosis metabolik 
Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah
(AGD)
A.  Interpretasi Hasil Pemeriksaan pH
Serum pH menggambarkan keseimbangan asam basa dalam tubuh.
Sumber ion hidrogen dalam tubuh meliputi asam volatil dan
campuran asam (seperti asam laktat dan asam keto).
Nilai normal pH serum :
Nilai normal     : 7.35 - 7.45
 Asidosis : <7,35
 Alkalosis : >7,45
Implikasi Klinik
 Umumnya nilai pH akan menurun dalam keadaan asidemia

(peningkatan pembentukan asam)


 Umumnya nilai pH meningkat dalam keadaan alkalemia

(kehilangan asam)
 Bila melakukan evaluasi nilai pH, sebaiknya PaCO2 dan HCO3

diketahui juga untuk memperkirakan komponen pernafasan atau


metabolik yang mempengaruhi status asam basa
B.  Interpretasi Hasil Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PaCO2 )
PaCO2 menggambarkan tekanan yang dihasilkan oleh CO2 kyang

terlarut dalam plasma. Dapat digunakan untuk menetukan


efektifitas ventilasi dan keadaan asam basa dalam darah.
Nilai Normal   : 35 - 45 mmHg        

• Asidosis respiratorik : >45 mmHg (pH turun)

• Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (pH naik)


Implikasi Klinik :

• Penurunan nilai PaCO2 dapat terjadi pada hipoksia, anxiety/

nervousness dan emboli paru. Nilai kurang dari 20 mmHg perlu


mendapatkan perhatiaan khusus.
• Peningkatan nilai PaCO2 dapat terjadi pada gangguan paru atau

penurunan fungsi pusat pernafasan. Nilai PaCO2  > 60 mmHg


perlu mendapat perhatian khusus.
• Umumnya peningkatan PaCO2 dapat terjadi pada hipoventilasi

sedangkan penurunan nilai menunjukkan hiperventilasi.


• Biasanya penurunan 1 mEq HCO3 akan menurunkan tekanan

PaCO2 sebesar 1.3 mmHg.


C.  Interpretasi Hasil Tekanan Parsial Oksigen (PaO2 )
PaO2 adalah ukuran tekanan parsial yang dihasilkan oleh sejumlah
oksigen yang terlarut dalam plasma. Nilai ini menunjukkan
kemampuan paru-paru dalam menyediakan oksigen bagi darah.
Nilai Normal; 80 - 100 mmHg      
 Hipoksemia ringan : 70 – 80 mmHg
 Hipoksemia sedang : 60 – 70 mmHg
 Hipoksemia berat : <60 mmHg

Implikasi Klinik
• Penurunan nilai PaO2 dapat terjadi pada penyakit paru obstruksi

kronik (PPOK), penyakit obstruksi paru, anemia, hipoventilasi


akibat gangguan fisik atau neoromuskular dan gangguan fungsi
jantung. Nilai PaO2 kurang dari 40 mmHg perlu mendapatkan
perhatian khusus.
• Peningkatan nilai PaO2 dapat terjadi pada peningkatan

penghantaran O2 oleh alat bantu (contoh; nasal prongs, alat


ventilasi mekanik) hiperventilasi dan polisitemia (peningkatan sel
darah merah dan daya angkut oksigen)
D.  Interpretasi Hasil Saturasi Oksigen (SaO2)
Jumlah oksigen yang diangkut oleh hemoglobin,
ditulis sebagai persentasi total oksigen yang terikat
pada hemoglobin.
Nilai Normal   : 95 - 99 % O2
Bila nilai SaO2 >80% sudah dapat dipastikan bahwa
darah diambil dari arteri, kecuali pada gagal napas.
Implikasi Klinik
• Saturasi oksigen digunakan untuk mengevaluasi

kadar oksigenasi hemoglobin dan kecakupan


oksigen pada jaringan
• tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma

menggambarkan jumlah oksigen yang terikat pada


hemoglobin sebagai ion bikarbonat 
E.  Interpretasi Hasil Pemeriksaan Bikarbonat
(HCO3)
HCO3-, menggambarkan apakah telah terjadi
gangguan metabolisme, seperti ketoasidosis.
Nilai yang rendah menggambarkan asidosis
metabolik dan begitu pula sebaliknya. HCO3-
juga dapat menjadi abnormal ketika ginjal
mengkompensasi gangguan pernafasan agar pH
kembali dalam rentang yang normal.
Kadar HCO3- normal berada dalam rentang 22-
26 mmol/l
 Asidosis metabolik : <22 mEq/L (pH turun)
 Alkalosis metabolik : >26 mEq/L (pH naik)
F. Base Excess (BE)
 Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau

basa kuat yang harus ditambahkan dalam mmol/l


untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada kondisi
PCO2 = 40 mmHg dengan Hb 5,5 g/dl dan suhu 37C0.
BE bernilai positif menunjukkan kondisi alkalosis
metabolik dan sebaliknya, BE bernilai negatif
menunjukkan kondisi asidosis metabolik.
 Nilai normal BE adalah -2 sampai 2 mmol/l

Nilai – (negative) : asidosis


Nilai + (positif) : alkalosis
 BE dilihat saat pH normal.
Gangguan keseimbangan asam-basa ada 4 macam

1. Asidosis respiratorik (contoh: PPOK)


2. Alkalosis respiratorik (contoh: asthma
bronkiale)
3. Asidosis metabolik (contoh: diare)
4. Alkalosis metabolik (contoh: muntah-
muntah)
Contoh soal
Seorang pasien datang ke IGD sebuah Rumah Sakit
dengan keadaan pernapasan sesak, lemah , kesemutan,
pusing. TD 157/90 mmHg, HR 100x/m, S 37 derajat
celcius, RR 30x/m. pasien di lakukan pengkajian,
pemeriksaan laboratorium pemberian oksigen dan terapi
cairan infus. Dari hasil laboratorium didapatkan
hasilAGD seorang pasien adalah sebagai berikut :
PH : 7.22 Hasil : Asidosis Respiratorik
PaO2 : 80 mmHg
Paco2 : 47 mmHg
Hco3 : 2.2 meq/l
 pH : 7,59 (naik) Alkalosis
 PaO2: 89 mmHg (normal)
 PaCO2 : 30 mmHg (turun) Alkalosis

Respiratorik
 HCO3 : 24 mEq/L (normal)
 BE : +3 (naik) Alkalosis
 SaO2: 96% (normal) darah arteri

    Jawaban:
 Alkalosis respiratorik belum terkompensasi
(akut)
 pH : 7,21 (turun) Asidosis
 PaO2: 56 mmHg (turun) Hipoksemia Berat
 PCO2 : 51mmHg (naik) Asidosis
Respiratorik
 HCO3 : 18 mEq/L (turun) Asidosis
Metabolik
 BE : -8 (turun) Asidosis
 SaO2: 90% (normal) darah arteri

Jawaban:
 Asidosis metabolik dan asidosis
respiratorik dengan hipoksemia berat.
 pH : 7,19 (turun) Asidosis
       PaO2 : 65 mmHg (turun) Hipoksemia

Sedang
       PaCO2: 28 mmHg (turun) Asidosis

Metabolik
       HCO3 : 14 mEq/L (turun) Alkalosis

Respiratorik
       BE : -10 (turun) Asidosis

       SaO2 : 89%

       Jawaban:
 Asidosis metabolic terkompensasi sebagian
alkalosis respiratori dengan hipoksemia sedang
  
 pH : 7,36 (normal)
       PaO2 : 76 mmHg (turun) Hipoksemia Ringan
       PaCO2 : 56 mmHg (naik) Asidosis Respiratorik
       HCO3 : 30 mEq/L (naik) Alkalosis Metabolik
       BE : -4 (turun) Asidosis
       SaO2 : 92% (normal) darah arteri
       Jawaban:
 Asidosis respiratorik terkompensasi penuh
alkalosis metabolic dengan hipoksemia ringan
       NB: saat pH normal, maka BE dilihat apakah
asidosis atau alkalosis.
  
pH : 6,84 (turun) Asidosis
PaO2: 55 mmHg (turun) Hipoksemia Berat
PaCO2 : 55 mmHg (naik) Asidosis respiratorik
HCO3 : 18 mEq/L (turun) Asidosis Metabolik
BE : -6 (turun) Asidosis
SaO2: 70% (turun) curigai bukan darah arteri
     Jawaban:
 Salah mengambil darah vena (cek ulang)
karena SaO2 dibawah 80%
pH : 7,60 (naik) Alkalosis
PaO2: 90 mmHg (normal)
PaCO2 : 35 mmHg (normal)
HCO3 : 30 mEq/L (naik) Alkalosis Metabolik
BE : +4 (naik) Alkalosis
SaO2: 96% (normal) darah arteri
       Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai