Anda di halaman 1dari 73

** ANALISIS GAS

DARAH **

dr. Ety Retno Setyowati, M.Kes.,SpPK,MARS

POKOK BAHASAN
I. PENDAHULUAN
II. DEFINISI
III. INDIKASI
IV. KONTRAINDIKASI
V. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
VI. KOMPONEN ANALISIS GAS DARAH
VII. CARA INTERPRETASI
VIII.PENYEBAB GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA IX.
SIMPULAN
I. PENDAHULUAN

Pemeriksaan analisis gas darah (AGD)


 pemeriksaan yg penting dalam menangani pasien kritis
(termasuk pasien gagal nafas) → perawatan intensif di ruang
intensif (ICU, ICCU, NICU dll) dengan tujuaan memastikan
kecukupan kadar oksigen pada sistem organ
 memegang peranan penting dalam monitoring pasien dalam
keadaan kritis
 interpretasi hasil pemeriksaan dilakukan dengan
mempertimbangkan keadaan klinis pasien

II. DEFINISI

Analisis gas darah (AGD) adalah


 prosedur untuk mengukur tekanan parsial dari gas CO2,O2 dan
mengukur pH (konsentrasi ion H+) pada darah arteri
 suatu pemeriksaan yg digunakan untuk :
• mengevaluasi status asam basa, ventilasi maupun oksigenasi
dari pasien
• membantu diagnosis dan pemantauan pasien kondisi
darurat medis
• mengetahui keadaan hipoksemia, hipokapnia, hiperkapnia
• mengetahui apakah ada perubahan pH dan asidosis atau
alkalosis baik metabolik maupun respiratorik
III. INDIKASI
Pemeriksaan AGD dilakukan pada:
 pasien dalam keadaan kritis baik oleh gangguan sistem
pernafasan dan gangguan metabolik lain
 pasien yg sedang dalam perawatan menggunakan terapi oksigen
dgn atau tanpa ventilator
 pasien yg akan dilakukan tindakan anastesi atau pembedahan
 pasien trauma luka bakar
 pasien dgn gagal ginjal yg sedang melakukan dialisis
 pasien dgn riwayat keracunan

IV. KONTRA INDIKASI


5
Pemeriksaan AGD tidak memiliki kontra indikasi dalam proses
pengambilan sampel, tetapi ada beberapa hal yg perlu diperhatikan
:
 kulit daerah pengambilan darah arteri tidak boleh ada luka atau
sedang infeksi
 indikasi kuat pasien dgn gangguan pembekuan darah atau sedang
mengkonsumsi obat pengencer darah
 pasien dg TES ALLEN NEGATIF yg menandakan sedikitnya
pembuluh darah kolateral

TES ALLEN
• dilakukan sebelum pengambilan sampling pada arteri radialis dan
ulnaris
• merupakan uji penilaian terhadap sirkulasi darah di tangan
6
Tata Cara melakukan TES ALLEN

7
1. Pasien diminta menggenggam/mengepal tangan,tekan arteriulnaris
dan arteri radialis dengan 2 jari pada masing-masing arteri
2. Pasien diminta membuka genggamannya/melepaskan
kepalantangan
3. Lepas tekanan pada arteri ulnaris dan arteri radialis, lihatwarna jari-
jari tangan dan telapak tangan pasien :
• warna kembali normal (kemerahan) dalam 3 - 7 detik : TesAllen
POSITIF → tidak ada kelainan arteri radialis
• warna kembali normal lebih dari 7 detik atau tidak
memerah:Tes Allen NEGATIF → sumbatan pada arteri radialis
(risiko iskemia)
V. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Dibagi 3 tahapan
8
1. Pra Analitik : pengumpulan sampel
2. Analitik : pemeriksaan, kalibrasi, pemantapan mutu
3. Post Analitik : Hasil pemeriksaan

1. PRA ANALITIK
A. SAMPEL :
• Arteri →g old standar, terdiri :
- Arteri radialis : pilihan pertama karena paling dangkal,
memiliki kolateral (arteri ulnaris), dan mudah perabaannya.
- Arteri Ulnaris
- Arteri Dorsalis pedis
- Arteri Brachialis
- Arteri femoralis : pilihan terakhir.
pengambilan sampel dari arteri femoralis lebih
9
mudah karena ukuran arteri lebih besar, tapi
beresiko menyebabkan perdarahan
• Vena
• Kapiler : jarang digunakan, pilihan terakhir utk pasien
neonatus

10
11
1. Arteri Radialis
2. Arteri Ulnaris
3. Arteri Brachialis
4. Arteri Dorsalis pedis
5. Arteri Femoralis
B. BAHAN DAN ALAT :
1. spuit khusus utk AGD/ spuit 3 cc
2. antikoagulan heparin (lithium atau natrium) / tabung heparin
Banyak heparin : pH, pCO2 akan menurun→ HCO3 akan menurun
Kurang heparin : mikroagregat → sumbatan alat → hasil tidak sesuai
3. penutup berupa potongan karet / malam
4. ice pack / es batu

12
13
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI
1. Pungsi Arteri
2. Kateter Arteri

PERBEDAAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI

PUNGSI ARTERI KATETER ARTERI

KELEBIHAN dapat dilakukan pada situasi sampel mudah didapatkan


emergensi kateter telah terpasang
tidak membutuhkan kateter arteri tidak menyebabkan rasa sakit
pada pasien
menggunakan volume darah yg
lebih sedikit dibandingkan dengan mengurangi risiko yg berkaitan
sampel dari aspirasi kateter arteri dgn pungsi multipel

14
PERBEDAAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI

PUNGSI ARTERI KATETER ARTERI


KELEMAHAN pasien merasa nyeri saat risiko infeksi dgn pemasangan
pengambilan sampel kateter invasif

hiperventilasi memiliki potensi utk risiko terbentuknya clot yg


mempengaruhi hasil analisis dapat menyebabkan
trombosis atau emboli
terkadang sulit utk menentukan
lokasi arteri risiko anemia akibat terlalu
terdapat risiko pengambil sampel banyak darah yg terbuang dlm
tertusuk jarum pengambilan sampel (kurang
lebih 5-6 mL tiap kali
pengambilan sampel
memerlukan tenaga kesehatan
yg telah terlatih risiko kontaminasi udara dari
konektor kateter
risiko utk terhambatnya aliran
darah sehingga menyebabkan
nekrosis 15

PUNGSI ARTERI
TATA CARA PUNGSI ARTERI
1. Siapkan spuit 3 cc atau spuit khusus untuk AGD yang sudah preheparinized .
Jumlah antikoagulan 0,2 mL heparin .
2. Bersihkan daerah arteri yang akan ditusuk dengan kapas-alkohol 70%dan
biarkan kering
3. Posisi tangan hiperekstensi pd pergelangan, diganjal handuk gulung atau bantal
kecil
4. Tusuk pada yang denyutnya paling menonjol dengan sudut 45–60 o
(90 o untuk a. femoralis)
5. Hisap darah secukupnya lalu cabut jarum beserta sempritnya dan segeratutup
ujung jarum dengan karet, dan tabung dibolak-balik beberapa kali agar darah
bercampur heparin
6. Setelah jarum dicabut, tekan daerah itu dengan kapas atau kassa kering
3-5 menit
7. Segera dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 15 menit atau diletakkan
ke dalam wadah berisi es / ice pack (atau wadah pendingin lain dengan suhu 1–5°C)
untuk meminimalkan konsumsi oksigen oleh leukosit.
Bila > 15 menit

Komplikasi pengambilan darah arteri

1.Trombosis arteri: menyebabkan iskemik dan kematian jaringan

20
2.Hematoma: dicegah dengan penekanan selama 3-5 menit
pada luka. Penanganan jika terjadi hematoma dengan
kompres hangat.
3.Perdarahan: lokasi luka perlu dievaluasi terutama pada pasien
dengan pemeriksaan koagulasi yang memanjang atau
mendapatkan obat antikoagulan.
2. ANALITIK
22
23
Gambar skema alat penganalisis pH dan gas darah
(Blood gas analyser)
A. PRINSIP PEMERIKSAAN

ELEKTRODA

24
HCO3- = dihitung dengan rumus
Henderson-Hasselbalch
• PARAMETER YG DIUKUR LANGSUNG :
1. pH Prinsip : potentiometric ion selective membrane
2. pCO2 Prinsip : pH electrode with gas permeable membrane
3. pO2 Prinsip : clark polarographic electrode

• PARAMETER TAMBAHAN (DIHITUNG)


1. BE (base excess) : jumlah asam/basa yg ditambahkan pada 1 liter
darah pada pCO2 40 mmHg, suhu 37oC agar pH menjadi 7.4
25
2. Total CO2 : jumlah bikarbonat dan gas CO2 yg terlarut
3. SaO2 : ditentukan dari nilai pO2 dan pH dalam kurva disosiasi
4. O2 content : kadar O2 total dalam darah, yg diambil
secaraanaerob, secara manomatrik setelah O2 dibebaskan,
setelah penambahan ferycyanide

26
Kurva disosiasi oksigen
27
PENGUKURAN pH
• Elektroda gelasditembus H+

• Kadar ion H+  meningkatkan beda


potensial elektroda gelas dan
elektroda referen

• Beda potensial  diukur oleh


voltmeter

PENGUKURAN pCO2

28
• Gas CO2  menembus
membranmasuk pada
larutan Na-bikarbonas 
perubahan pH beda
potensial

• Beda potensial diukur


oleh voltmeter

PENGUKURAN pO2
• O2 berdifusi masuk

menembus membran
29
 direduksi di katoda 
arus mengalir dari katoda
ke anoda

• Pengukuran dilakukan berdasar kuat arus

B. KALIBRASI
• Elektroda pH dengan penyangga standar pH tertentu
( 6,841 dan 7,386)

• Elektroda pCO2 dan pO2 dengan campuran gas CO2 dan


O2 yang dijenuhkan dengan uap air
- st gas rendah

30
- st gas tinggi

C. PEMANTAPAN MUTU

 INTERNAL
• pemeliharaan rutin sesuai jadwal
• bahan kontrol :
- tonometer darah utuh : larutan pembawa gas O2 (10%), CO2
(5%), N2 (85%), Na bikarbonat NaCl atau darah utuh
- bahan kontrol komersial : dalam bentuk ampul, dilengkapi rentangnilai rujukan,
cepat dipengaruhi udara,
data pH, pCO2 dan pO2
 EKSTERNAL
• pemeriksaan bahan kontrol dari pengelola
• setiap laboratorium mengirimkan hasil pemeriksaan bahan kontrol
• ada umpan balik laporan statistik tentang kinerja laboratorium tersebut
31
SUMBER KESALAHAN HASIL

1. Kontaminasi : kelebihan heparin, gas dari luar (terlalulama


dalam semprit, alat tidak kering (carry over )
2. Kontrol suhu alat

3. Kalibrasi

4. Gangguan elektroda

32
III. PASCA ANALITIK
Harga normal :

• Partial pressure of oxygen /pO2 : 75 - 100 mm Hg

• Partial pressure of carbon dioxide /pCO2 : 35 - 45 mm Hg

• pH : 7.35 - 7.45

• Oxygen content/ O2CT : 15 - 23 volume %

• Oxygen saturation (SaO2) : 94 - 100%

• Concentration of bicarbonate (HCO3) : 22 - 26 mEq/Liter VI.


KOMPONEN ANALISIS GAS DARAH

I. pH CAIRAN TUBUH
36
   mol/l
pH =  log  H+
pH darah arteri : normal 7,35 – 7,45

pH terendah orang hidup  6,80


pH tertinggi orang hidup  7,80

pH darah vena : normal 7,32 – 7,38

pH cairan intraseluler :

bervariasi antara satu organ dengan organ

pada pH 7,4 (CES) , pH sel otot rata-rata 7, 06


ASAM dan BASA

Brnstet :

37
ASAM BASA

↓ ↓

H2CO3- H  HCO3-

HCl H  Cl-

NH4- H  NH3

H2PO4- H  HPO42

PENGENDALIAN
KESEIMBANGAN ASAM - BASA

Rentang pH darah arteri orang sehat : 7,35 - 7,45


38
Dikendalikan oleh :

1. Penyangga
2. Pernafasan
3. Ginjal

PENYANGGA
1. PENYANGGA BIKARBONAT HCO3 ( EKSTRASELULER )
H2CO3

39
2. PENYANGGA FOSFAT HPO42 ( INTRASELULER , URINE )
H2PO3-

3. PENYANGGA PROTEIN PROTEIN-


( INTRASELULER , PLASMA) PROTEIN

4. PENYANGGA HEMOGLOBIN Hb-


( PLASMA ) HHb

II. KOMPENSASI PERNAFASAN

40
o2
CO 2

SPE

HIPERVENTILASI

CO2 + H 2O ↔ H2 CO3 ↔ H+ +

HCO3-
41
PUSAT NAFAS

KEMORESEPTOR HIPERVENTILAS I

42
PUSAT + PERIFER

TEKANAN CO
2

TEKANAN ↓
2O
pH
DARAH↓

III. KOMPENSASI GINJAL


Dilakukan dengan mengatur :

43
-
REABSORPSI HCO 3
+

SEKRESI H

(equimolar)

di TUBULUS
REABSORPSI HCO3- dan SEKRESI H+

Lumen tubulus Kapiler


SEL TUBULUS peritubular
( HASIL FILTRASI )

HCO 3- Na + Na + Na + 44
HCO 3- + H + H+ HCO 3- HCO 3-

H CO - aktif
=Transpor
2 3
H 2CO 3
Burton Davis Rose, Clinical Physiology of
Acid Base and ellectrolyte Disorder, 1977 CA

H 2O + CO 2 KOMPENSASI
H O + CO
2 2
CO 2

Proses mengatasi gangguan


CA = Carbonic anhydrase asam-basa oleh

gangguan asam-basa sekunder,


yang bertujuan mengembalikan pH
darah ke pH normal
HENDERSON - HASSELBALCH

[ A - ] pH = pK + log
———
45
[HA]

UNTUK BIKARBONAT :

HCO -
[ 3 ]
pH = 6,1 + log ———
H CO
[ 2 3 ]
CO
H2 3 : jumlahnya kecil ---> diabaikan ---> diganti

H2CO3 = 0,03 X p CO2

46
0,03 = Faktor kelarutan gas CO2 dalam plasma p CO2
= Tekanan gas CO2 dalam plasma

[ HCO3- ]
pH = 6,1 + log ————
[ H2CO3 ]

[ HCO3- ] pH = 6,1 +
log —————–
0,03 X pCO2
KOMPONEN
[ HCO3- ] METABOLIK
pH = 6,1 + log —————–
47
RESPIRATORI
K

0,03 X pCO2

Nilai pCO2 ditentukan oleh faktor pernafasan↓

Hiperventilasi ------------- pCO2↓


Hipoventilasi ----------- pCO2 ↑

Nilai [ HCO3- ] TIDAK ditentukan oleh faktor pernafasan


Ditentukan oleh faktor METABOLIK
( H+ dan GINJAL )
[ HCO3- ] METABOLIK
pH = 6,1 + log —————–
0,03 X pCO2 RESPIRATORIK
48
normal : [ HCO3- ] = 22 - 26
mmol/l
pCO2 = 35 - 45
mmHg
memasukkan data normal ke dalam rumus

24 24
pH = 6,1 + log —————– = 6,1 + log —– Ratio pembilang
[ HCO3- ] dan
0,03 X 40 1,2
penyebut (pCO2)
= 6,1 + log 20
menentukan nilai
= 6,1 + 1,3 pH

= 7,4

49
Cara mendapatkan nilai HCO3-
( CO2 total , Base excess) dengan
Nomogram Sigaard Andersen

contoh :
pH : 7,4
pCO2 : 40 mmHg

HCO3 : 24 mmol/l
Base excess : 0
( untuk semua kadar Hb )

Data normal
Dr.med. Puruhito
Dasar-dasar pemberian cairan dan elektrolit
pada kasus kasus bedah

contoh :
50
pH : 7,12
pCO2 : 30 mmHg

HCO3 : 9,2 mmol


Base excess : - 20 mmol/l
( Hb = 15 g/dl )

Dr.med. Puruhito
Dasar-dasar pemberian cairan dan elektrolit pada
kasus kasus bedah

VII. CARA INTERPRETASI

51
Tahapan interpretasi data gas darah : 1.
pH darah : normal (7,35 – 7.45),
asidemia (<7,35), atau
alkalemia (>7,45).
Bila pH dalam rentang normal :
- pH<7,4 mengarah asidosis,
- pH>7,4 mengarah alkalosis.

52
2. pCO2 : normal (35 – 45 mmHg), asidosis respiratorik/
hipoventilasi (>45 mmHg), atau alkalosis respiratorik/
hiperventilasi (<35 mmHg)
3. HCO3- : normal (23 – 28 mmol/l),

asidosis metabolik (<23 mmol/l), atau


alkalosis metabolik (>28 mmol/l),

4. menggabungkan ketiga informasi  status dan adanya kompensasi.


TABEL KESEIMBANGAN ASAM BASA SEDERHANA

GANGGUAN pH [ H+] gangguan respon


primer kompensa
si

53
ASIDOSIS METABOLIK ↓ ↑ [ HCO3- ] ↓ pCO2 ↓

ALKALOSIS METABOLIK ↑ ↓ [ HCO3- ] ↑ pCO2 ↑

ASIDOSIS ↓ ↑ pCO2 ↑
RESPIRATORIK
[ HCO3- ] ↑

ALKALOSIS ↑ ↓ pCO2 [ HCO3- ] ↓


RESPIRATORIK ↓

Burton Davis Rose, Clinical Physiology of


Acid Base and ellectrolyte Disorder, 1977

54
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :
pH = 7,22 ( N: 7,35-7,45 )
pCO2 = 15 mmHg ( N: 35-45 mmHg )
HCO3- = 6 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

interpretasi

pH ↓ ---------> ASIDOSIS

pCO↓ ---------> ALKALOSIS RESPIRATORIK

HCO3- ↓ ----------> ASIDOSIS METABOLIK

STATUS ASAM-BASA :

ASIDOSIS METABOLIK DENGAN


55
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :
KOMPENSASI ALKALOSIS RESPIRATORIK
pH = 7,50 ( N: 7,35-7,45 )
pCO2 = 42 mmHg ( N: 35-45 mmHg ) HCO3-
= 33 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

interpretasi

pH ↑ ---------> ALKALOSIS

pCO2 ---------> NORMAL

HCO3- ↑ ----------> ALKALOSIS METABOLIK

STATUS ASAM-BASA :

56
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :
ALKALOSIS METABOLIK
TANPA KOMPENSASI
pH = 7,48 ( N: 7,35-7,45 )
pCO2 = 32 mmHg ( N: 35-45 mmHg )
HCO3- = 21 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

interpretasi

pH ↑ ---------> ALKALOSIS

pCO↓ ---------> ALKALOSIS RESPIRATORIK

HCO3- ↓ ----------> ASIDOSIS METABOLIK

57
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :
STATUS ASAM-BASA :

ALKALOSIS RESPIRATORIK DENGAN


KOMPENSASI ASIDOSIS METABOLIK
pH = 7,49 ( N: 7,35-7,45 )
pCO2 = 32 mmHg ( N: 35-45 mmHg )
HCO3- = 24 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

interpretasi

pH ↑ ---------> ALKALOSIS

pCO↓ ---------> ALKALOSIS RESPIRATORIK

HCO3- ----------> NORMAL

58
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :
STATUS ASAM-BASA :

ALKALOSIS RESPIRATORIK TANPA KOMPENSASI


pH = 7,20 ( N: 7,35-7,45 )
pCO2 = 54 mmHg ( N: 35-45 mmHg )
HCO3- = 21 mmol/l ( N: 22-26 mmol/l )

interpretasi

pH ↓ ---------> ASIDOSIS

pCO↑ ---------> ASIDOSIS RESPIRATORIK

HCO3- ↓ ----------> ASIDOSIS METABOLIK

59
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN :
STATUS ASAM-BASA :

ASIDOSIS RESPIRATORIK DISERTAI ASIDOSIS METABOLIK


(GANGGAN CAMPURAN)

60
VIII. PENYEBAB
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM-BASA

1. Gangguan fungsi pernafasan


2. Gangguan fungsi ginjal
3. Tambahan beban asam/basa dalam
tubuh secara abnormal
4. Kehilangan asam/basa dari dalamtubuh
secara abnormal

PENYEBAB ASIDOSIS METABOLIK


GANGGUAN EKSKRESI ION H+ : A. PRODUKSI NH3 MENURUN
61
Gagal ginjal
B. SEKRESI H+ MENURUN
Renal tubular acidosis (distal)
Hipoaldosteronisme
PENINGKATAN BEBAN H+ atau KEHILANGAN HCO3 :
A. KETOACIDOSIS B. LACTICACIDOSIS

C. MASUK LEWAT MULUT : salisilat, etilenglikol,


metanol,
paraldehid,amoniumklorida,
cairan hiperalimentasi
D.KEHILANGAN HCO3- LEWAT GI :
diare, fistula,kolestiramin,
uterosigmoidostomi
E.KEHILANGAN HCO3- LEWAT GINJAL :
gagal ginjal
62
Renal tubulr acidosis
(proksimal)
PENYEBAB ALKALOSIS METABOLIK
KEHILANGAN H+ : A. LEWAT GI : 1. kehilangan cairan lambung
2. kloridorea kongenital
B. LEWAT GINJ AL : 1. peningkatan meneralokortikoid
2.pasca hiperkapnea kronik
3.hiperparatiroidisme
C. PERPINDAHAN H+ KE DALAM SEL :
hipokalemia
RETENSI HCO3- : A. PEMBERIAN NaHCO3

B. TRANFUSI DARAH "MASSIVE"

C. MILK-ALKALI SYNDROME
63
CONRACTION ALKALOSIS

PENYEBAB ASIDOSIS RESPIRATORIK


A. HAMBATAN PUSAT NAFAS 1. Obat : opiat, anestetik, sedatif
2. Oksigen pada hiperkapneakronis
3. Lesi CNS ( jarang )
4. Cardiac arrest
B.GANGGUAN OTOT NAFAS 1. Kelemahan otot : myasthenia gravis ,
polio
myelitis, familal periodic paralysis
2. Kyphoscoliosis
3.Extreme obesity
C.GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA KAPILER ALVEOLUS
1. Peny. paru intrinsik difus :
bronkitis, emfisema, asma berat
2. Oedema paru akut
64
3. Asfiksia
PENYEBAB ALKALOSIS RESPIRATORIK
A. HIPOKSEMIA 1. Penyakit paru : atelektasis, emboli paru
2. Berada di tempat tinggi ( high altitude residence )
3. Gagal jantung kongestif
B. HIPERVENTILASI PSIKOGENIK
C. GANGGUAN CNS 1. Perdarahan subarachnoid
2. Gangguan pusat nafas di medulla
D. INTOKSIKASI SALISILAT
E. HIPERMETABOLIK 1. Panas badan
2. Tirotoksikosis
3. Anemia
F. SIROSIS HATI
G. NAFAS BUATAN ( Assisted ventilation )
H. SEPSIS GRAM NEGATIF
65
I. SESUDAH PENGOBATAN ASIDOSIS
J. LATIHAN

IX. SIMPULAN
EVALUASI GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM-

66
1. KlinikBASA
Contoh : penderita muntah-muntah berat, diare, gagal
ginjal, gagal
jantung, atau keracunan aspirin
2. Laboratorium
- analisis gas darah
- pem. kadar elektrolit

parameter lain :
base excess
CO 2 total
standard bicarbonate

67
HOMEWORK
1. Jelaskan secara singkat mengapa arteri merupakan gold standar
sampel pemeriksaan AGD dibandingkan vena
2. Pasien dimintakan pemeriksaan AGD oleh Dokter. Petugasakan
melakukan pengambilan sampel pada arteri radialis. Sebelumnya
petugas melakukan Tes Allel. Hasil tes Allel NEGATIF.
a. Tindakan apa yg harus dilakukan petugas tersebut.
b. Jelaskan alasan tindakan yg dilakukan pada no a
3. Jika sampel darah arteri akan dilakukan pemeriksaan AGD lebih
dari15 menit maka tindakan apa yg harus dilakukan terhadap
sampel ini.

68
4. Tunjukan dgn memberi
tanda panah :
a. Arteri Radialis b Arteri
Ulnaris
c. Arteri Brachialis
d. Arteri Dorsalis pedis
e. Arteri Femoralis

69
5. Pasien datang ke RS “Sehat Selalu” dengan keluhan panas badan
disertai sesak nafas
Hasil pemeriksaan Laboratorium sebagai berikut :
• Darah Lengkap : Anemia Normokromik Normositik,netrofilia,
trombositosis
• Kimia Klinik : kadar Ureum sangat tinggi
kadar kreatinin sangat tinggi
• AGD : pH = 7.25 (N : 7.35 - 7.45) pCO2 = 25
mmHg (N : 35 - 45 mmHg) HCO3 = 18 mmol/L (N : 22 -
26 mmol/L)
Pertanyaan :
a. interpretasikan hasil AGD tersebut

70
b. kesimpulan status asam basa pasien
c. menurut anda pasien tersebut menderita kelainan apa

71
THANK
66
YOU

Anda mungkin juga menyukai