Diajukan Oleh :
Evi Wulandari
51118009
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Evi Wulandari
51118009
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Evi Wulandari
51118009
Pada Tanggal:
Mengetahui, Menyetujui,
Disusun Oleh:
Evi Wulandari
51118009
Pada Tanggal:
Menyetujui,
NBM.1280556
Penguji I (............................................)
Penguji II (............................................)
Mengetahui,
NBM: 884664
PERNYATAAN ORGINALITAS
Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Perbandingan
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Perokok Aktif Dan Pasif Menggunakan
Metode Sahli Dan Metode Cyanmet Hemoglobin” adalah hasil pekerjaan saya
sendiri dan sepanjang sepengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan
atau ditulis orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persayaratan
penyelesaian studi pada Institut Teknologi Kesehatan, kecuali pada bagian-bagian
tertentu yang telah dinyatakan dalam teks.
Apabila skripsi ini merupakan hasil jiplakan dari orang lain maka saya
siap menerima sanksi baik secara akademik maupun hukum.
Penulis,
Evi Wulandari
NIM.51118009
PERNYATAAN
PUBLIKASI SKRIPSI
Bismillahirohmannirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Evi Wulandari
NIM : 51118009
Program Studi : DIV Teknologi Laboratorium Medis
Judul : “Perbandingan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Perokok
Aktif Dan Pasif Menggunakan Metode Sahli Dan Metode
Cyanmet Hemoglobin”
Evi Wulandari
NIM. 51118015
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Identitas
Nama : Evi Wulandari
Tempat/Tanggal Lahir : Lubuk Rumbai, 14 Novembwr 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Email : eviwulandari549@gmail.com
Alamat : Dusun Talang Ubi, Desa Lubuk Rumbai, Kecamatan
Tuah Negeri, Kabupatem Musi Rawas Sumatra
Selatan
2. Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri Talang Ubi (2006-2012)
b. SMP Negeri Simpang Semambang (2012-2015)
c. SMA Negeri 01 Muara Kelingi (2015-2018)
d. Program Studi DIV Teknologi Laboratorium Medis Institut Ilmu Kesehatan
dan Teknologi Muhammadiyah Palembang
KATA PENGANTAR
Maka dari itu, dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah tidak akan
terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak.
Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
tak terhingga kepada :
Smoking habits for active smokers and the habit of inhaling secondhand
smoke accidentally for passive smokers is one of the factors that can increase
carbon monoxide levels in the body. Increased carbon monoxide in the body
affects hemoglobin to bind to oxygen. Hemoglobin is the main component of red
blood cells or erythrocytes consisting of globin and heme consisting of a
porphyrin ring with one iron atom (ferrous). The importance of hemoglobin
causes the examination of hemoglobin in the blood to play an important role in the
diagnosis of a disease. This study aims to determine whether or not there are
differences in hemoglobin levels in active and passive smokers. And whether or
not there is a difference in the results of the examination using the sahli and
cyanmethemoglobin methods.
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
HALAMAN ORIENTASI....................................................................................5
HALAMAN PUBLIKASI....................................................................................6
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................8
KATA PENGANTAR..........................................................................................9
ABSTRAK...........................................................................................................10
ABSTRACT.........................................................................................................11
DAFTAR ISI........................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................14
A. Latar Belakang...............................................................................................14
B. Rumusan masalah...........................................................................................16
C. Tujuan Penelitian............................................................................................17
1. Tujuan Umum..........................................................................................17
2. Tujuan Khusus.........................................................................................17
D. Manfaat penelitian..........................................................................................17
1. Manfaat Teoritis.........................................................................................17
2. Manfaat Praktis..........................................................................................17
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 menyatakan
bahwa lebih dari lima juta orang meninggal karena penyakit yang disebabkan
oleh rokok. Hal ini berarti setiap satu menit mengakibatkan tidak kurang
sembilan orang meninggal akibat racun pada rokok atau dalam setiap enam
detik di dunia ini akan terjadi satu kasus kematian akibat rokok. Pada tahun
2030 diperkirakan lebih dari 80% kematian akibat rokok terjadi di negara-
negara berkembang.
Meningkatnya prevalensi merokok menyebabkan masalah rokok
menjadi semakin serius, jumlah perokok dunia mencapai 1,35 milliar orang.
Di Indonesia jumlah perokok dari waktu ke waktu semakin meningkat. Pada
tahun 1995 prevalensi perokok penduduk ≥ 15 tahun adalah 26,9%. Pada
tahun 2001 meningkat menjadi 31,5% (Lensa Indonesia, 2011). Pada tahun
2007 mencapai 34,2%, kemudian pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi
34,7%, pada tahun 2013 prevalensi perokok penduduk ≥ 10 tahun yaitu
menurut karakteristik Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur
30-34 tahun sebesar 33,4%, umur 3539 tahun 32,2% sedangkan proporsi
perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perokok
perempuan (47,5% banding 1,1%). Berdasarkan jenis pekerjaan, petani,
nelayan, buruh adalah proporsi perokok aktif setiap hari yang terbesar
(44,5%) dibanding kelompok pekerjaan lainnya (Riskesdas, 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar
di dunia, dapat disimpulkan bahwa indonesia menempati urutan ketiga setelah
China dan India pada sepuluh negara perokok terbesar dunia. Jumlah perokok
indonesia mencapai 65 juta penduduk. Sementara itu china mencapai 390 juta
perokok dan india 144 juta perokok (Satya, 2005).
Perokok dimasyarakat Indonesia ternyata tidak hanya kalangan dewasa saja,
namun sudah merambat ke kalangan remaja. Data WHO tahun 2008
menyebutkan bahwa 63% pria adalah perokok dan 4,5% wanita adalah
perokok. Sedangkan statistik perokok dari kalangan remaja Indonesia yaitu
24,1% remaja pria dan 4,0% remaja wanita ( Endrawanch, 2009 )
Prevalensi perokok remaja laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan
remaja perempuan. Hal ini dapat dikaitkan dengan stres yang dialami oleh
remaja. Sebuah studi menemukan bahwa bagi kalangan remaja, jumlah rokok
yang mereka konsumsi berkaitan dengan stres yang mereka alami. Semakin
besar stres yang mereka alami, semakin banyak rokok yang mereka
konsumsi, bahwa remaja laki-laki paling sering mengalami konflik dengan
orangtua dan guru. Mereka sering menentang aturanaturan yang ada, baik itu
peraturan yang ada di sekolah maupun di rumah. Remaja laki-laki sering
tidak mengerjakan tugas-tugas di sekolah dan tidak masuk sekolah
(Ormachea, dkk. 2004)
Rokok mengandung nikotin yang menyebabkan ketagihan, sama seperti
pada heroin, kokain, dan obat-obat terlarang. Nikotin hanya memerlukan 10
detik untuk sampai ke otak dan membuat badan/pikiran orang yang
menghisap tergantung kepadanya. Kita bisa ketagihan setelah menghisap
beberapa batang rokok saja. Bagi perokok, jika tidak merokok akan
menimbulkan gejala yang tidak menyenangkan, seperti rasa mabuk, penat,
bergetar pada tangan, kepala pening. Oleh sebab itu, tanpa disadari seorang
perokok memerlukan usaha yang sangat kuat untuk berhenti merokok.
Bahkan banyak para perokok yang merasa lebih baik tidak makan dari pada
tidak merokok. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan kepada sejumlah
orang yang sulit berhenti merokok, diperoleh jawaban bahwa jika tidak
merokok, akan susah berkonsentrasi, gelisah, bahkan bisa jadi gemuk
(Asyraf, 2010).
Kebiasaan merokok bagi perokok aktif maupun kebiasaan menghirup
asap rokok yang tidak di sengaja bagi perokok pasif adalah salah satu faktor
yang dapat meningkatkan kadar karbon monoksida di dalam tubuh.
Peningkatan karbon monoksida di dalam tubuh mempengaruhi hemoglobin
untuk berikatan dengan oksigen. Karena, karbon monoksida memiliki daya
afinitas yang lebih kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dibandingkan
dengan daya afinitas yang dimiliki oleh oksigen untuk berikatan dengan
hemoglobin. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kadar hemoglobin di
dalam darah. Tidak hanya seorang perokok aktif, perokok pasif pun beresiko
dapat mengalami peningkatan kadar karbon monoksida di dalam tubuh,
karena meskipun mereka tidak merokok, perokok pasif menghirup asap rokok
yang dihasilkan oleh orang yang membakar rokok disekeliling mereka. Itulah
penyebab mengapa seorang perokok pasif juga memiliki resiko kadar
hemoglobin di dalam darahnya menjadi tidak normal. Sedangkan apabila
kadar hemoglobin dalam darah tidak normal maka akan menyebabkan
berbagai macam masalah kesehatan. Peningkatan kadar hemoglobin dalam
darah menyebabkan gangguan pada paru-paru seperti, fibrosis paru-paru,
penyakit jantung kongenital, cor pulmonale, polisitemia vera. Sedangkan
penururan kadar hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan penyakit yang
salah satunya adalah anemia (Alam, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Melkior T.
Makawekes dalam jurnalnya yang berjudul Perbandingan Kadar Hemoglobin
Darah pada Pria Perokok dan Bukan Perokok pada tahun 2012 didapatkan
hasil bahwa terdapat perbedaan antara kadar hemoglobin darah seorang
perokok dengan kadar hemoglobin darah bukan perokok. Dimana rata-rata
hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kadar hemoglobin darah seorang
perokok lebih tinggi daripada hemoglobin darah bukan seorang perokok.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah terdapat
perbandingan pemeriksaan hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif
menggunakan metode sahli dan metode cyanmet hemoglobin.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pemeriksaan hemoglobin pada perokok aktif dan
perokok pasif menggunakan metode sahli dan metode cyanmet
hemoglobin
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa pengaruh perokok aktif dan pasif terhadap kadar
hemoglobin.
b. Menganalisa perbandingan pemeriksaan hemoglobin menggunakan
metode sahli dan metode cyanmet hemoglobin pada perokok aktif dan
perokok pasif
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan untuk pembaca serta dapat dijadikan sebagai
referensi untuk pembelajaran dan pengembangan penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institut Pendidikan
Dapat digunakan sebagai salah satu penyuluhan bagi mahasiswa
mengenai bahaya dari merokok yang dapat mempengaruhi kadar
hemoglobin yang disebabkan oleh aktifitas merokok, dan menambah
pengetahuan mengenai metode sahli dan cyanmet hemoglobin dalam
pemeriksaan kadar hemoglobin yang akan digunakan sebagai bahan
pustaka dan bacaan mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang khususnya Program Studi DIV Teknologi
Laboratorium Medis.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai pengetahuan dan informasi mengenai bahaya merokok yang
berdampak pada kadar hemoglobin, sehingga bisa menerapkan pola
hidup sehat dengan berhenti merokok atau tidak merokok serta
menghindari paparan asap rokok.
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai refensi
untuk melakukan penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Hemoglobin
Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit
yang terdiri dari globin dan heme terdiri dari cincin porfirin dengan satu
atom besi (ferro). Globin terdiri atas 4 rantai polipeptida yaitu 2 rantai
polipeptida alfa/(α)₂ dan 2 rantai polipeptida beta/(β)₂. Rantai polipeptida
alfa terdiri dari 141 asam amino dan rantai polipeptida beta terdiri dari 146
asam amino. Hemoglobin normal dalam darah orang dewasa terdiri dari Hb
A (96-98%), Hb F (0.5-0.8 %) dan Hb A₂ (1,53,2%)(Henry, 2001).
Nilai batas normal kadar Hb menurut World Health Organization 2001
yaitu untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun ˂ 12,0 g/dL
sedangkan diatas 15 tahun untuk perempuan > 12,0 g/dL dan laki-laki > 13,0
g/d (Sadikin, 2002)
Hemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen ke jaringan dan media transport karbondioksida
dari jaringan tubuh keparu -paru, pengangkutan oksigen berdasarkan atas
interaksi kimia antara molekul oksigen dan heme, suatu cincin tetrapirol
porfirin yang mengandung besi (ferro), kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Hemoglobin mengikat 2
proton untuk setiap 4 molekul oksigen yang dilepaskan sehingga hemoglobin
merupakan bufer utama dalam darah (Tarwoto, 2008).
Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan hemoglobin
dalam darah mempunyai peranan penting dalam diagnosis suatu penyakit.
Kegunaan dari pemeriksaan kadar hemoglobin adalah untuk menilai tingkat
anemia, respons terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang
berhubungan dengan anemia dan polisitemia. Anemia ditentukan oleh
penurunan kadar hemoglobin darah di bawah nilai normal, klasifikasi anemia
yang umum dipakai yaitu anemia ringan sekali (Hb 10 g/ dL-kurang dari
nilai normal), anemia ringan (Hb 8-9,9 g/dL), anemia sedang(Hb 6-7,9 g/ dL),
anemia berat (Hb < 6 g/dL) (Bakta, 2006). Polisitemia adalah peningkatan
kadar hemoglobin melebihi batas atas rentang nilai normal, yaitu pada pria
Hb > 18,5 g/dL dan wanita > 16,5 g/dL (Hoffbrand, 2013).
E. Metose Sahli
Metode pemeriksaan hemoglobin paling sederhana adalah metode
Sahli, pada metode Sahli hemoglobin dihidrolisis dengan HCL menjadi asam
hematin yang berwarna coklat, warna yang terbentuk dibandingkan dengan
warna standar. Perubahan warna asam hematin dibuat dengan cara
pengenceran, sehingga warna sama dengan warna standar. Cara ini kurang
baik karena tidak semua hemoglobin dapat diubah menjadi asam hematin
misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Hasil
pemeriksaan dipengaruhi oleh faktor subjektivitas, warna standar pudar,
penyinaran, faktor kesalahan mencapai 5%-10 % (Gandasoebrata, 2007).
F. Metode Cyanmethemoglobin
Metode sianmethemoglobin adalah metode referensi untuk estimasi
hemoglobin, semua jenis hemoglobin dapat diukur kecuali sulfhemoglobin,
faktor kesalahan ±2%, metode sianmethemoglobin masih banyak digunakan
di beberapa rumah sakit dan puskesmas (Wirawan, 2011).
Prinsip dari pemeriksaan sianmethemoglobin adalah heme (ferro)
dioksidasi oleh kalium ferrisianida menjadi (ferri) methemoglobin kemudian
methemoglobin bereaksi dengan ion sianida membentuk sianmethemoglobin
yang berwarna coklat, absorban diukur dengan kolorimeter atau
spektrofotometer pada λ 540 nm.
Pemeriksaan kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin
menggunakan larutan drabkins dengan komposisi kalium ferrisianida yang
mengikat heme (ferro) menjadi (ferri) methemoglobin, ion sianida yang
mengubah methemoglobin menjadi sianmethemoglobin, KH₂PO4 mengatur
pH larutan (7.0-7.4) dan non ionic detergent berfungsi untuk mempercepat
lisisnya eritrosit, sehingga jumlah sel leukosit yang tinggi dapat
menyebabkan kekeruhan dan mengganggu pembacaan spektrofotometer.
Kekeruhan juga dapat disebabkan hiperlipemia (McPherson, 2011) dan
adanya globulin (Gandasoebrata, 2007). Kekeruhan yang disebabkan
leukositosis menyebabkan pengukuran absorban meningkat signifikan dan
kadar hemoglobin meningkat palsu (Wirawan, 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Eksperimen karena mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat
C. Subjek Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah perokok aktif dan pasif yang
memenuhi kriteria. Besar sampel penelitian ini menggunakan quota sampling
yang dilakukan dengan cara menetapkan julah anggota secara quotum atau
jatah. Sampel pada penelitian ini sebanyak 15 subjek peroko aktif dan 15
subjek perokok pasif yang memenuhi kriteria dan diakukan dengan
pemeriksaan metode sahli dan metose cyamenthomoglobin.
a. Kriteria perokok aktif
1. Laki-laki berumur 18-30 tahun
2. Termasuk kedalam kategori perokok aktif dan perokok pasif
3. Bersedia menjadi responden dan dapat berkomunikasi dengan baik
b. Kriteria perokok pasif
1. Laki-laki berumur 18-30 tahun
2. Termasuk kedalam kategori perokok aktif dan perokok pasif
3. Bersedia menjadi responden dan dapat berkomunikasi dengan baik
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional.
Dimana akan dilakukan pendataan mengenai perokok aktif dan perokok pasif
yang hasilnya nanti akan dianalisa dan diolah dalam bentuk statistik. Adapun
pendekatannya menggunakan Cross Sectional, dimana pengumpulan data
akan dilakukan pada satu waktu.
E. Alur Penelitian
Perbandingan hasil
kesimpulan
G. Prosedur kerja
1. Alat dan Bahan
Alat :
a. Spuit 3 ml
b. Kapas
c. Tourniquet
d. Tabung reaksi
e. Pipet sahli
f. Spektrofotomete
g. Pipet sahli
h. Tabung haemometer
i. Tabung vakum
Bahan :
a. Alkohol swab 70 %
b. Darah
c. Larutan drabkin
d. Aquades
e. HCl 0,1N
f. reagen blanko
2. Pengambilan sampel darah
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mempersiapkan pasien pada posisi yang siap untuk pengambilan
darah
c. Meminta pasien meluruskan lengannya dan mengepal tangan
d. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti
e. Memasang tourniquet pada lengan 4 jari diatas fosaa cubiti
f. Memastikan vena yang akan ditusuk (pada fossa cubiti). Melakukan
perabaan untuk memastikan posisi vena,vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, eleastis dan memiliki dinding tebal
g. Bersihkan kulit pada bagian yang akan dilakukan pemgambilan darah
dengan kapas alkohol 70% kemudian tunggu sampai kering
h. Melakukan penusukan vena dengan tepat dan benar
i. Menusuk jarum dengan posisi lubang jarum diatas sampaimasuk
kedalam vena
j. Melepaskan tourniquet segera mungkin saat darah mulai megalir
kedalam spuit dan minta pasien melepas kepalan tangan
k. Menarik secara perlahan penghisap spuit sampai didapatkan darah
sebanyak 3 ml.
l. Mencabut jarum dan bekas tempat tusukan ditekan dengan kasa steril
m. Menusukkan jarum kedalam tabung vakum dan secara otomatis akan
mengalir sendiri kedalam tabung vakun, krmudian menarik kembali
spuit dan buang pada tempat pembuangan yang telah disediakan
n. Homogenkan yang ada dalam tabung vakum dan beri label identitas
pasien
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin
kerahasiaan oleh penilitin, penyajian data atau hasil penelitian hanya dapat
ditampilkan pada forum akademi
DAFTAR PUASTAKA
Aditama, Tjandra Yoga., 1995. Rokok Masalah Dunia, Jurnal Kedokteran dan
Farmasi, No.9 Tahun XXI, PT. Grafiti Medika Pers, Jakarta
Asyraf, Ahmad 2010, Hubungan Merokok dengan Kadar Hemoglobin Darah pada
Warga dengan Jenis Kelamin Laki-laki Berusia 18-40 Tahun yang Tinggal di
Bandar Putra Bertam, Kepala Batas, Pulau Pinang, Malaysia, Fakultas
Kedoktran Universitas Sumatera Utara Medan
Jampes, I Syaikh, 2009, Kitab Kopi dan Rokok, Pustaka Pesantren, Yogyakarta