Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA


PEROKOK AKTIF DAN PASIF MENGGUNAKAN METODE SAHLI
DAN METODE CYANMET HEMOGLOBIN

Diajukan untuk memenuhi ketentuan melakukan kegiatan penyususnan


Skripsi

Diajukan Oleh :

Evi Wulandari

51118009

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2020
PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA


PEROKOK AKTIF DAN PASIF MENGGUNAKAN METODE SAHLI
DAN METODE CYANMET HEMOGLOBIN

Diajukan untuk memenuhi ketentuan melakukan kegiatan penyususnan


Skripsi

Diajukan Oleh :

Evi Wulandari

51118009

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2020
PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA


PEROKOK AKTIF DAN PASIF MENGGUNAKAN METODE SAHLI
DAN METODE CYANMET HEMOGLOBIN

Diajukan Oleh :

Evi Wulandari

51118009

Telah Diperiksa dan Disetujui Pembimbing untuk diseminarkan

Di Depan Tim Penguji Proposal

Pada Tanggal:

Mengetahui, Menyetujui,

Ka.Prodi DIV TLM Pembimbing


Bastian, S.Si.T., M.Biomed Nurhidayanti, S.Si., M.Kes
NBM. 1319320 NBM.1280556
PROPOSAL SKRIPSI

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA


PEROKOK AKTIF DAN PASIF MENGGUNAKAN METODE SAHLI
DAN METODE CYANMET HEMOGLOBIN

Disusun Oleh:

Evi Wulandari

51118009

Telah Dipertahankan, Dikoreksi, dan Disetujui Didepan Tim Penguji

Pada Tanggal:

Menyetujui,

SUSUNAN TIM PENGUJI

Pembimbing Tanda Tangan

Nurhidayanti, S. Si., M.Kes (............................................)

NBM.1280556

Penguji I (............................................)

Penguji II (............................................)

Mengetahui,

Ketua IKesT Muhammadiyah Palembang

Heri Shatriadi C.P., M.Kes

NBM: 884664
PERNYATAAN ORGINALITAS

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Perbandingan
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Perokok Aktif Dan Pasif Menggunakan
Metode Sahli Dan Metode Cyanmet Hemoglobin” adalah hasil pekerjaan saya
sendiri dan sepanjang sepengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan
atau ditulis orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persayaratan
penyelesaian studi pada Institut Teknologi Kesehatan, kecuali pada bagian-bagian
tertentu yang telah dinyatakan dalam teks.

Apabila skripsi ini merupakan hasil jiplakan dari orang lain maka saya
siap menerima sanksi baik secara akademik maupun hukum.

Palembang, November 2020

Penulis,

Evi Wulandari

NIM.51118009
PERNYATAAN
PUBLIKASI SKRIPSI

Bismillahirohmannirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama : Evi Wulandari
NIM : 51118009
Program Studi : DIV Teknologi Laboratorium Medis
Judul : “Perbandingan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Perokok
Aktif Dan Pasif Menggunakan Metode Sahli Dan Metode
Cyanmet Hemoglobin”

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:


1. Memberikan hak bebas royaliti kepada Perpustakaan IkesT Muhammadiyah
Palembang atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu
pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ mengali formatkan,
mengelola dalambentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya,serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan IkesT Muhammadiyah Palembang, tanpa perlu menimnta izin
dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan IkesT Muhammadiyah Palembang, dari semua bentuk
tuntutan hukum ang timbul ataspelanggaran hak cipta dalam karya ilmia ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, November 2020

Evi Wulandari
NIM. 51118015
HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto:

“yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalan,dengan diiringin keberanian


dan terus melangkah”

Skripsi Ini Kupersembahkan Kepada:


1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya,
memberikan kesabaran dan kekukatan kepada ku sehingga aku bisa melewati
hari-hari yang sulit.
2. Kedua orang tua tercinta (Ayah dan ibu) terima kasih selalu mendoakan,
memberikan kasih sayang, dan memberi dukungan yang terbaik moril maupun
material serta arti hidup untukku, sehingga anakmu akan selalu berusaha
meberikan yang terbaik dan membanggakan untuk kalian.
3. Adik (Wahyu Dwi Irawan) terima kasih selalu ada, menjadi penyemangat
hidup, dan segalanya dalam hidupku yang sangat berharga
4. Kakek terimah kasih telah menjadi semangat, dan telah menemaniku sejauh ini
walaupun tidak sampai sukses
5. Nenek terima kasih selalu mendoakan yang terbaik dan memberikan semangat
6. Saudara-saudaraku dan keluargaku yang sangat aku sayangi dan selalu ada
disampingku, terima kasih atas pengorbanan dan semangat yang kalian berikan
kepadaku selama ini.
7. Bapak Bastian, S.Si.T., M.Biomed dan Ibu Nurhidayanti, S.Si., M.Kes terima
kasih atas kesabaran, didikan dan arahan yang telah diberikan sehingga anak
bimbinganmu ini dapat lebih baik dalam meraih cita-cita
8. Teman-teman seperjuangannku, terutama untuk mahasiswa/i Prodi DIV
Teknologi Laboraotrium Medis IKesT MP Angkatan 2018
9. Agama, negara dan bangsa, serta almamaterku tercinta
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas
Nama : Evi Wulandari
Tempat/Tanggal Lahir : Lubuk Rumbai, 14 Novembwr 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Email : eviwulandari549@gmail.com
Alamat : Dusun Talang Ubi, Desa Lubuk Rumbai, Kecamatan
Tuah Negeri, Kabupatem Musi Rawas Sumatra
Selatan

2. Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri Talang Ubi (2006-2012)
b. SMP Negeri Simpang Semambang (2012-2015)
c. SMA Negeri 01 Muara Kelingi (2015-2018)
d. Program Studi DIV Teknologi Laboratorium Medis Institut Ilmu Kesehatan
dan Teknologi Muhammadiyah Palembang
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT karena


atas berkat rahmat dan Ridho-nya penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini dengan
judul “PERBANDINGAN PEMERIKSAAN KADAR HB PADA PEROKOK
AKTIF DAN PASIF MENGGUNAKAN METODE SAHLI DAN METODE
CYANMET HEMOGLOBIN” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Studi Sarjanah Terapan Teknologi Laboratorium Medis di Instittut Ilmu
Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah Palembang sesuai waktu yang telah
ditetapkan.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis sangat menyadari


bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada Karya Tulis Ilmiah ini yang
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta kekhilafan yang
penulis miliki.

Maka dari itu, dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah tidak akan
terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak.
Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
tak terhingga kepada :

1. Ketua STIKES Muhammadiya Palembang bapak Heri Shatriadi CP.,M.Kes


2. Ketua Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis STIKes
Muhammadiyah Palembang
3. Pembimbing dan penguji skripsi
4. Para dosen dan staf Program Studi DIV Teknologi Laboratorium Medis
STIKes Muhammadiyah Palembang.
5. Dan semua pihak yang telah membantu sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan

Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat serta Hidayah-


Nya dan menjadikannya sebagai amal jariyah, Akhirnya semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu kesehatan serta bagi
semua yang membacanya, Amin.
ABSTRAK

Kebiasaan merokok bagi perokok aktif maupun kebiasaan menghirup asap


rokok yang tidak di sengaja bagi perokok pasif adalah salah satu faktor yang dapat
meningkatkan kadar karbon monoksida di dalam tubuh. Peningkatan karbon
monoksida di dalam tubuh mempengaruhi hemoglobin untuk berikatan dengan
oksigen. Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit yang
terdiri dari globin dan heme terdiri dari cincin porfirin dengan satu atom besi
(ferro). Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan hemoglobin dalam
darah mempunyai peranan penting dalam diagnosis suatu penyakit. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kadar hemoglobin
pada perokok aktif dan perokok pasif. Dan ada atau tidaknya perbedaah hasil
pemeriksaan menggunakan metode sahli dan cyanmethemoglobin.

Kata kunci : Hemoglobin, Perokok Aktif, Perokok Pasif


ABSTRACT

Smoking habits for active smokers and the habit of inhaling secondhand
smoke accidentally for passive smokers is one of the factors that can increase
carbon monoxide levels in the body. Increased carbon monoxide in the body
affects hemoglobin to bind to oxygen. Hemoglobin is the main component of red
blood cells or erythrocytes consisting of globin and heme consisting of a
porphyrin ring with one iron atom (ferrous). The importance of hemoglobin
causes the examination of hemoglobin in the blood to play an important role in the
diagnosis of a disease. This study aims to determine whether or not there are
differences in hemoglobin levels in active and passive smokers. And whether or
not there is a difference in the results of the examination using the sahli and
cyanmethemoglobin methods.

Key words: Hemoglobin, Active Smoker, Passive Smoker


DAFTAR IS

HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
HALAMAN ORIENTASI....................................................................................5
HALAMAN PUBLIKASI....................................................................................6
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................7
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................8
KATA PENGANTAR..........................................................................................9
ABSTRAK...........................................................................................................10
ABSTRACT.........................................................................................................11
DAFTAR ISI........................................................................................................12

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................14
A. Latar Belakang...............................................................................................14
B. Rumusan masalah...........................................................................................16
C. Tujuan Penelitian............................................................................................17
1. Tujuan Umum..........................................................................................17
2. Tujuan Khusus.........................................................................................17
D. Manfaat penelitian..........................................................................................17
1. Manfaat Teoritis.........................................................................................17
2. Manfaat Praktis..........................................................................................17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................19


A. Rokok dan Perokok..........................................................................................19
B. Dampak Merokok.............................................................................................22
C. Hemoglobin......................................................................................................25
D. Pengaruh Rokok Terhadap Hemoglobin..........................................................26
E. Metode Sahli....................................................................................................27
F. Metode Cyanmethemoglobin...........................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................29
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................29
1. Tempat Penelitian......................................................................................29
2. Waktu Penelitian.......................................................................................29
B. JenisPenelitian................................................................................................29
C. Subjek Penelitian...........................................................................................29
1. Subjek penelitian.......................................................................................29
2. Besaran penelitian.....................................................................................29
D. Desain Penelitin.............................................................................................30
E. Alur Penelitian...............................................................................................30
F. Variabel Penelitian.........................................................................................31
1. Variabel Indevenden.................................................................................31
2. Variabel Devenden...................................................................................31
3. Variabel Bebas..........................................................................................31
G. Prosedur Kerja...............................................................................................31
1. Alat dan Bahan ........................................................................................31
2. Teknik pengambilan Darah.......................................................................32
3. Metode Sahli.............................................................................................32
4. MetodeCyanmethemoglobin.....................................................................32
H. Teknik Analisis Data.....................................................................................33
I. Etika penelitian..............................................................................................34
J. daftar Pustaka................................................................................................35
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 menyatakan
bahwa lebih dari lima juta orang meninggal karena penyakit yang disebabkan
oleh rokok. Hal ini berarti setiap satu menit mengakibatkan tidak kurang
sembilan orang meninggal akibat racun pada rokok atau dalam setiap enam
detik di dunia ini akan terjadi satu kasus kematian akibat rokok. Pada tahun
2030 diperkirakan lebih dari 80% kematian akibat rokok terjadi di negara-
negara berkembang.
Meningkatnya prevalensi merokok menyebabkan masalah rokok
menjadi semakin serius, jumlah perokok dunia mencapai 1,35 milliar orang.
Di Indonesia jumlah perokok dari waktu ke waktu semakin meningkat. Pada
tahun 1995 prevalensi perokok penduduk ≥ 15 tahun adalah 26,9%. Pada
tahun 2001 meningkat menjadi 31,5% (Lensa Indonesia, 2011). Pada tahun
2007 mencapai 34,2%, kemudian pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi
34,7%, pada tahun 2013 prevalensi perokok penduduk ≥ 10 tahun yaitu
menurut karakteristik Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur
30-34 tahun sebesar 33,4%, umur 3539 tahun 32,2% sedangkan proporsi
perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perokok
perempuan (47,5% banding 1,1%). Berdasarkan jenis pekerjaan, petani,
nelayan, buruh adalah proporsi perokok aktif setiap hari yang terbesar
(44,5%) dibanding kelompok pekerjaan lainnya (Riskesdas, 2013).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok terbesar
di dunia, dapat disimpulkan bahwa indonesia menempati urutan ketiga setelah
China dan India pada sepuluh negara perokok terbesar dunia. Jumlah perokok
indonesia mencapai 65 juta penduduk. Sementara itu china mencapai 390 juta
perokok dan india 144 juta perokok (Satya, 2005).
Perokok dimasyarakat Indonesia ternyata tidak hanya kalangan dewasa saja,
namun sudah merambat ke kalangan remaja. Data WHO tahun 2008
menyebutkan bahwa 63% pria adalah perokok dan 4,5% wanita adalah
perokok. Sedangkan statistik perokok dari kalangan remaja Indonesia yaitu
24,1% remaja pria dan 4,0% remaja wanita ( Endrawanch, 2009 )
Prevalensi perokok remaja laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan
remaja perempuan. Hal ini dapat dikaitkan dengan stres yang dialami oleh
remaja. Sebuah studi menemukan bahwa bagi kalangan remaja, jumlah rokok
yang mereka konsumsi berkaitan dengan stres yang mereka alami. Semakin
besar stres yang mereka alami, semakin banyak rokok yang mereka
konsumsi, bahwa remaja laki-laki paling sering mengalami konflik dengan
orangtua dan guru. Mereka sering menentang aturanaturan yang ada, baik itu
peraturan yang ada di sekolah maupun di rumah. Remaja laki-laki sering
tidak mengerjakan tugas-tugas di sekolah dan tidak masuk sekolah
(Ormachea, dkk. 2004)
Rokok mengandung nikotin yang menyebabkan ketagihan, sama seperti
pada heroin, kokain, dan obat-obat terlarang. Nikotin hanya memerlukan 10
detik untuk sampai ke otak dan membuat badan/pikiran orang yang
menghisap tergantung kepadanya. Kita bisa ketagihan setelah menghisap
beberapa batang rokok saja. Bagi perokok, jika tidak merokok akan
menimbulkan gejala yang tidak menyenangkan, seperti rasa mabuk, penat,
bergetar pada tangan, kepala pening. Oleh sebab itu, tanpa disadari seorang
perokok memerlukan usaha yang sangat kuat untuk berhenti merokok.
Bahkan banyak para perokok yang merasa lebih baik tidak makan dari pada
tidak merokok. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan kepada sejumlah
orang yang sulit berhenti merokok, diperoleh jawaban bahwa jika tidak
merokok, akan susah berkonsentrasi, gelisah, bahkan bisa jadi gemuk
(Asyraf, 2010).
Kebiasaan merokok bagi perokok aktif maupun kebiasaan menghirup
asap rokok yang tidak di sengaja bagi perokok pasif adalah salah satu faktor
yang dapat meningkatkan kadar karbon monoksida di dalam tubuh.
Peningkatan karbon monoksida di dalam tubuh mempengaruhi hemoglobin
untuk berikatan dengan oksigen. Karena, karbon monoksida memiliki daya
afinitas yang lebih kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dibandingkan
dengan daya afinitas yang dimiliki oleh oksigen untuk berikatan dengan
hemoglobin. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kadar hemoglobin di
dalam darah. Tidak hanya seorang perokok aktif, perokok pasif pun beresiko
dapat mengalami peningkatan kadar karbon monoksida di dalam tubuh,
karena meskipun mereka tidak merokok, perokok pasif menghirup asap rokok
yang dihasilkan oleh orang yang membakar rokok disekeliling mereka. Itulah
penyebab mengapa seorang perokok pasif juga memiliki resiko kadar
hemoglobin di dalam darahnya menjadi tidak normal. Sedangkan apabila
kadar hemoglobin dalam darah tidak normal maka akan menyebabkan
berbagai macam masalah kesehatan. Peningkatan kadar hemoglobin dalam
darah menyebabkan gangguan pada paru-paru seperti, fibrosis paru-paru,
penyakit jantung kongenital, cor pulmonale, polisitemia vera. Sedangkan
penururan kadar hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan penyakit yang
salah satunya adalah anemia (Alam, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Melkior T.
Makawekes dalam jurnalnya yang berjudul Perbandingan Kadar Hemoglobin
Darah pada Pria Perokok dan Bukan Perokok pada tahun 2012 didapatkan
hasil bahwa terdapat perbedaan antara kadar hemoglobin darah seorang
perokok dengan kadar hemoglobin darah bukan perokok. Dimana rata-rata
hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kadar hemoglobin darah seorang
perokok lebih tinggi daripada hemoglobin darah bukan seorang perokok.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah terdapat
perbandingan pemeriksaan hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif
menggunakan metode sahli dan metode cyanmet hemoglobin.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pemeriksaan hemoglobin pada perokok aktif dan
perokok pasif menggunakan metode sahli dan metode cyanmet
hemoglobin
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa pengaruh perokok aktif dan pasif terhadap kadar
hemoglobin.
b. Menganalisa perbandingan pemeriksaan hemoglobin menggunakan
metode sahli dan metode cyanmet hemoglobin pada perokok aktif dan
perokok pasif

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan untuk pembaca serta dapat dijadikan sebagai
referensi untuk pembelajaran dan pengembangan penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institut Pendidikan
Dapat digunakan sebagai salah satu penyuluhan bagi mahasiswa
mengenai bahaya dari merokok yang dapat mempengaruhi kadar
hemoglobin yang disebabkan oleh aktifitas merokok, dan menambah
pengetahuan mengenai metode sahli dan cyanmet hemoglobin dalam
pemeriksaan kadar hemoglobin yang akan digunakan sebagai bahan
pustaka dan bacaan mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang khususnya Program Studi DIV Teknologi
Laboratorium Medis.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai pengetahuan dan informasi mengenai bahaya merokok yang
berdampak pada kadar hemoglobin, sehingga bisa menerapkan pola
hidup sehat dengan berhenti merokok atau tidak merokok serta
menghindari paparan asap rokok.
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai refensi
untuk melakukan penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rokok Dan Perokok


1. Pengertian rokok
Rokok terbuat dari bahan dasar tembakau yang diperoleh dari
tanaman Nicotiana Tobacum L. Tembakau dipergunakan sebagai bahan
untuk sigaret dan cerutu, naik penggunaannya dengan pipa maupun tanppa
pipa. Ketika anda sedang membakar sepuntung rokok, hakikatnya ibarat
cerobong asap sebuah pabrik kimia yang menghasilkan ribuan komponen
beracun akibat berbagai proses yang terjadi didalamnya (Saktyowati,
2010).
Merokok, dalam bahasa Arab disebut “tadkhin” dan dalam bahasa
Inggris disebut “smoking” , merupakan istilah yang digunakan untuk
aktivitas menghisap rokok atau tembakau dengan berbagai cara. Kata
merokok itu sendiri nampaknya ditujukan untuk perbuatan menyalakan api
pada rokok sigaret atau cerutu, atau tembakau dalam pipa rokok. Asap dari
tembakau atau bahan sejenis terkena api itu disedot melalui mulut
sehingga merasuk ke bagian dalam tubuh, lalu diihisap masuk kedalan
rongga dada, lalu dilepaskan keluar melalui hidung atau mulut, atau
melalui keduanya sekaligus. Perilaku itu lah yang disebut “merokok”
(Basyir, 2005).
2. Kandungan dalam rokok
Seperti yang telah banyak diketahui bahwa di dalam rokok sangat
banyak memiliki kandungan bahan kimia. Bahan-bahan kimia penyusun
rokok tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan atau bersifat toksik,
bahkan ada beberapa di antaranya yang bersifat karsinogenik. Bahan kimia
yang ada di dalam rokok antara lain adalah ammoniak (pembersih lantai),
arsenik (racun tikus), aceton (peluntur cat kuku), asam sulfurik (bahan
pupuk atau peledak), butana (bahan bakar korek api), metanol (bahan
bakar roket), naptalen (kapur barus), polonium (unsur radioaktif), toluna
(pelarut industri), vinil klorida (bahan plastik pvc), DDT (insektisida
terlarang) dan shellac (pelitur kayu) (Nenggala, 2007).
Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam rokok antara lain
Nikotin, Tar,CO (karbon monoksida) dan berbagai logam berat. Salah satu
bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan yaitu nikotin. Nikotin
terdapat dalam asap rokok dan juga dalam tembakau yang tidak dibakar,
dimana asap rokok yang dihisap mengandung lebih kurang 4000 jenis
bahan kimia dan 200 di antaranya bersifat racun (Sitoepoe, 2000)
Di dalam rokok tidak hanya tersusun dari bahan kimia namun juga
tersusun atas beberapa bahan baku atau bahan poko. Bahan baku dalam
rokok yaitu :
1) Tembakau
Tembakau merupakan salah satu bahan baku dari pembuatan
rokok. Tembakau memiliki nama latin Nicotiana tabacum yang
termasuk ke dalam famili Solanaceae. Untuk dapat dijadikan rokok,
tanaman tembakau ini harus dipetik terlebih dahulu dari batangnya,
diambil dari bagian-bagian bawah kemudian dilanjutkan kebagian
atasnya. Setelah dipetik dari batangnya semua daun tembakau
dikumpulkan untuk diiris tipis-tipis, kemudian dikeringkan dengan cara
dijemur. Setelah kering daun tembakau ini siap dikirim ke pabrik untuk
diolah menjadi rokok Tembakau merupakan tanaman lokal yang berasal
dari daerah Tobago, yaitu sebuah daerah di wilayah Meksiko, Amerika
Serikat (Jampes, 2009).
2) Cengkeh
Cengkeh merupakan bahan baku dari pembuatan rokok selain
tembakau. Cengkeh memiliki nama ilmiah yaitu Syzygium aromaticum
yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan nama Cloves, yang berarti
bahwa tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Mytaceae.
Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia yang banyak digunakan sebagai
bumbu masakan-masakan pedas di negara Eropa, dan sebagai bahan
utama rokok kretek khas Indonesia (Hatta, 2016).

3. Merokok dan Perokok


Merokok merupakan suatu proses pembakaran tembakau yang
sebelumnya telah diolah menjadi rokok, serta proses penghisapan asap
yang dihasilkan dari pembakaran tersebut. Menurut Depkes (2010)
merokok adalah kegiatan membakar rokok dan atau menghisap asap
rokok.
Sedangkan perokok memiliki arti yang sangat luas. Perokok
merupakan orang yang menghisap asap rokok baik secara langsung atau
tidak langsung. Secara langsung disini, diartikan seseorang yang
menghisap asap rokok karena orang tersebut memang seseorang yang
mengonsumsi rokok. Sedangkan secara tidak langsung adalah seseorang
yang menghisap asap rokok bukan karena seseorang tersebut
mengonsumsi rokok, tapi karena seseorang tersebut berada pada suatu
tempat atau lingkungan yang dikelilingi dengan orang yang mengonsumsi
rokok, sehingga secara tidak langsung seseorang tersebut akan menghisap
atau akan terpapar oleh asap rokok. Perokok dibedakan menjadi dua
golongan yaitu :
1) Perokok Aktif
Perokok aktif adalah orang yang dengan sengaja membakar tembakau
yang telah diolah menjadi rokok dengan atau tanpa bahan tambahan
serta menghirup asap yang ditimbulkan dari pembakaran rokok
tersebut.
2) Perokok Pasif
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa
menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok
aktif (Depkes, 2010).
B. Dampak merokok
Akibat buruk kebiasaan merokok bagi kesehatan telah banyak di
bahas. Hasil penelitian di Inggris menunjukkan bahwa kurang lebih 50%
para perokok yang merokok sejak remaja akan meningggal akibat penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok
telah terbukti berhubungan dengan kurang lebih 25 jenis penyakit dari
berbagai organ tubuh manusia. Penyakit tersebut, antara lain: kanker mulut,
esophagus, faring, laring, paru, pancreas, kandung kemih, dan penyakit
pembuluh darah. Hal itu dipengaruhi pula oleh kebiasaan meminum alkohol
serta factor lain. (Aditama, 1995)
Bahaya lain dari merokok yaitu :
a. Kanker paru – paru
Pada kanker paru-paru, pertumbuhan sel-sel yang tidak normal tersebut
terjadi di organ paru-paru. Gejala yang paling sering timbul dari kanker
paru-paru adalah batuk terus-menerus, batuk berdahak, sesak di dada, serta
tubuh terasa lelah (Rahmah,2012).
b. Bronkitis
Bronkitis ialah peradangan atau iritasi pada bronkus. Pada umumnya
penyakit ini disebabkan kuman, tetapi dapat juga disebabkan oleh rokok
atau kontak dengan bahan-bahan kimia penyebab alergi dan asap polusi
udara (Rahmah,2012).
c. Emfisema
Emfisema merupakan kerusakan-kerusakan pada paru-paru yang yang
umumnya dialami oleh orang berusia di atas 50 tahun. Penyakit ini
disebabkan oleh rusaknya alveolus bahan beracun yang terkandung dalam
rokok sehingga alveolus menjadi menggelembung (Saktyowati, 2010).
d. Jantung Koroner
Jantung ialah organ tubuh yang berfungsi sebagai pemompa darah yang
sejak bayi dalam kandungan ibunya telah mulai bekerja dan tidak akak
berhenti selama hidup kita. Jantung terbentuk dari serabut-serabut otot
khusus dan dilengkapi dengan jaringan saraf yang secara teratur dan
otomatis memberikan rangsangan berdenyut bagi otot jantung. Dengan
demikian semakin tua dan memburuknya kondisi alat-alat tubuh karena
berbagai faktor seperti tekanan darah tinggi, merokok kolestrol, kolestrol
yang meningkat dalam darah maka pembuluh darah akan menyempit dan
tersumbat, seperti sumbatan karat pada sebuah pipa (Rahmah,2012).
e. Arteriosklerosis (Penyumbatan Pembuluh Darah)
Merokok merupakan penyebab utama timbulnya penyakit arteriosklerosis,
yaitu menebal dan mengerasnya pembuluh darah. Arteriosklerosis dapat
berakhir dengan penyumbatan yang disebabkan olek gumpalan darah yang
menyumbat pembuluh darah (trombosis), atau mungkin saja terjadi
pelebaran pembuluh darah menyerupai kantung (Saktyowati, 2010).
f. Bahaya Rokok pada Saluran Pencernaan
Di dalam lambung terjadi keseimbangan pengeluaran asam yang
pengeluarannya berlebihan dapat mengganggu organ pencernaan tersebut.
Rokok meningkatkan asam lambung yang mengakibatkan lambung terluka
atau yang disebut luka lambung. Perokok beresiko menderita gangguan ini
dua kali lebih tinggi dari yang bukan perokok. Tanda-tanda atau gejala
yang sering terjadi pada penderita tukak lambung, antar lain sakit yang
menggigit-gigit diderah lambung dan menjalar ke punggung, perut terasa
panas, perih, penuh/begah, kembung, nafsu makan menurun, wajah pucat,
keringat dingin, kepala pusing, mual, dan muntah terasa asam. Dalam
waktu yang lama, peyakit ini menyebabkan terjadinya penurunan berat
badan (Saktyowati, 2010).
g. Bahaya Rokok pada Otak
Akibat proses arterosklerosis, yakni terjadinya penyempitan dan
penyumbatan aliran darah diseluruh bagian tubuh, termasuk penyumbatan
darah ke otak yang dapat merusak jaringan otak karena kekurangan
oksigen. Kelainan yang disebut Stroke (Rahmah, 2012).
h. Bahaya Rokok pada Kulit
Rokok dan kanker kulit ternyata tidak dapat terpisahkan. Menghisap 21
batang rokok atau lebih perhari dapat meningkatkan risiko penyakit empat
kali lipat. Selain itu, asap rokok ternyata bisa membuat perokok ditemukan
penurunan kadar air dilapisan kulit luar, sehingga terjadi penurunan
hormon esterogen (hormon yang menyebabkan elastisitas kulit) yang
menjadikan kulit kering dan keriput (Bustan, 2007).
i. Bahaya Rokok pada Kesehatan Reproduksi
Seseorang yang merokok selama bertahun-tahun darahnya akan tercemar
oleh nikotin yang melalui pembuluh darah akan dibawa ke seluruh tubuh,
termasuk ke organ reproduksi. Agar dapat terjadi pembuahan (proses
terjadinya sel telur dan sperma sehingga dihasilkan zigot atau calon bayi
yang berada di kandungan ibu), sperma harus berkualitas dan jumlahnya
banyak. Sperma yang berkualitas adalah sperma dengan bentuk, gerakan,
dan kecepatannya baik. Gangguan kesehatan reproduksi pada wanita yang
disebabkan oleh kebiasaan merokok berbeda dengan pria(Rahmah,2012).
j. Bahaya Rokok pada Kehamilan dan Janin
Kehamilan adalah masa yang sangat penting bagi janin yang sedang
dikandung oleh janin ibu. Janin hanya menerima pasokan zat makanan dari
tubuh ibunya melalui plasenta. Racun rokok yang diterima oleh janin
tersebut dapat menimbulkan berbagai kelainan pada janin yang dikandung
seorang ibu (Rahmah, 2012).
k. Rokok dan Ketagihan / Kecanduan
Rokok mengandung nikotin yang menyebabkan ketagihan, sama seperti
pada heroin, kokain, dan obat-obat terlarang. Nikotin hanya memerlukan
10 detik untuk sampai ke otak dan membuat badan/pikiran orang yang
menghisap tergantung padanya (Bustan,2010).
l. Rokok dan Pencemaran Udara
Berdasarkan penelitian di Italia, ternyata bahan pencemaran udara yang
kok sepuluh kali lebih besar dibanding yang dikeluarkan mesin diesel.
Selain itu, kebanyakan bahan kimia yang dikeluarkan asap rokok
merupakan bahan-bahan yang merusak linngkungan. Misalnya aldehid
yang merusak tanaman, nitrit oksida yang merupakan biang keladi
terbentuknya lapisan ozon. Selain berbahaya bagi tubuh kita, asap rokok
juga berbahaya bagi lingkungan (Saktyowati, 2010)

C. Hemoglobin
Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit
yang terdiri dari globin dan heme terdiri dari cincin porfirin dengan satu
atom besi (ferro). Globin terdiri atas 4 rantai polipeptida yaitu 2 rantai
polipeptida alfa/(α)₂ dan 2 rantai polipeptida beta/(β)₂. Rantai polipeptida
alfa terdiri dari 141 asam amino dan rantai polipeptida beta terdiri dari 146
asam amino. Hemoglobin normal dalam darah orang dewasa terdiri dari Hb
A (96-98%), Hb F (0.5-0.8 %) dan Hb A₂ (1,53,2%)(Henry, 2001).
Nilai batas normal kadar Hb menurut World Health Organization 2001
yaitu untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun ˂ 12,0 g/dL
sedangkan diatas 15 tahun untuk perempuan > 12,0 g/dL dan laki-laki > 13,0
g/d (Sadikin, 2002)
Hemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen ke jaringan dan media transport karbondioksida
dari jaringan tubuh keparu -paru, pengangkutan oksigen berdasarkan atas
interaksi kimia antara molekul oksigen dan heme, suatu cincin tetrapirol
porfirin yang mengandung besi (ferro), kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Hemoglobin mengikat 2
proton untuk setiap 4 molekul oksigen yang dilepaskan sehingga hemoglobin
merupakan bufer utama dalam darah (Tarwoto, 2008).
Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan hemoglobin
dalam darah mempunyai peranan penting dalam diagnosis suatu penyakit.
Kegunaan dari pemeriksaan kadar hemoglobin adalah untuk menilai tingkat
anemia, respons terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang
berhubungan dengan anemia dan polisitemia. Anemia ditentukan oleh
penurunan kadar hemoglobin darah di bawah nilai normal, klasifikasi anemia
yang umum dipakai yaitu anemia ringan sekali (Hb 10 g/ dL-kurang dari
nilai normal), anemia ringan (Hb 8-9,9 g/dL), anemia sedang(Hb 6-7,9 g/ dL),
anemia berat (Hb < 6 g/dL) (Bakta, 2006). Polisitemia adalah peningkatan
kadar hemoglobin melebihi batas atas rentang nilai normal, yaitu pada pria
Hb > 18,5 g/dL dan wanita > 16,5 g/dL (Hoffbrand, 2013).

D. Pengaruh Rokok Pada Hemoglobin


Dalam penelitiannya, Adamson (2005) yang menyatakan terjadinya
peningkatan kadar hemoglobin darah pada perokok berat. Peningkatan ini
terjadi karena reflek dari mekanisme kompensasi tubuh terhadap rendahnya
kadar oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akibat digeser oleh karbon
monoksida yang mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang lebih kuat.
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam
hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol,
nikotin, karbarzol, dan kresol. Zatzat ini beracun, mengiritasi, dan
menimbulkan kanker (karsinogen). Karbon Monoksida (CO) memiliki
kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel
darah merah, ikatan ini 210-300 kali lebih kuat dari pada ikatan hemoglobin
dengan oksigen (oksihemoglobin).
Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat
penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tetapi karena gas CO lebih kuat
daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya di sisi hemoglobin.
Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam
darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok
mencapai 4 – 15 persen.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan
langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard.
CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan
oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran / penebalan dinding
pembuluh darah) (Mangku S, 1997).
Apabila karbon monoksida yang masuk ke dalam tubuh sangat banyak
maka ini akan sangat mengganggu hemoglobin untuk berikatan dengan
oksigen, yang pada akhirnya hemoglobin itu akan lebih banyak berikatan
dengan karbon monoksida.
Menurut penelitian John W. Adamson (2005), menyatakan bahwa pada
perokok berat terjadi peningkatan kadar hemoglobin. Peningkatan ini terjadi
karena reflek dari mekanisme kompensasi tubuh terhadap rendahnya kadar
oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akibat digeser oleh karbon
monoksida (CO) yang mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang lebih
kuat, sehingga tubuh akan meningkatkan proses hematopoiesis, yang
kemudian akan meningkatkan produksi hemoglobin akibat dari rendahnya
tekanan parsial oksigen di dalam tubuh (Melkior, 2012).

E. Metose Sahli
Metode pemeriksaan hemoglobin paling sederhana adalah metode
Sahli, pada metode Sahli hemoglobin dihidrolisis dengan HCL menjadi asam
hematin yang berwarna coklat, warna yang terbentuk dibandingkan dengan
warna standar. Perubahan warna asam hematin dibuat dengan cara
pengenceran, sehingga warna sama dengan warna standar. Cara ini kurang
baik karena tidak semua hemoglobin dapat diubah menjadi asam hematin
misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Hasil
pemeriksaan dipengaruhi oleh faktor subjektivitas, warna standar pudar,
penyinaran, faktor kesalahan mencapai 5%-10 % (Gandasoebrata, 2007).

F. Metode Cyanmethemoglobin
Metode sianmethemoglobin adalah metode referensi untuk estimasi
hemoglobin, semua jenis hemoglobin dapat diukur kecuali sulfhemoglobin,
faktor kesalahan ±2%, metode sianmethemoglobin masih banyak digunakan
di beberapa rumah sakit dan puskesmas (Wirawan, 2011).
Prinsip dari pemeriksaan sianmethemoglobin adalah heme (ferro)
dioksidasi oleh kalium ferrisianida menjadi (ferri) methemoglobin kemudian
methemoglobin bereaksi dengan ion sianida membentuk sianmethemoglobin
yang berwarna coklat, absorban diukur dengan kolorimeter atau
spektrofotometer pada λ 540 nm.
Pemeriksaan kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin
menggunakan larutan drabkins dengan komposisi kalium ferrisianida yang
mengikat heme (ferro) menjadi (ferri) methemoglobin, ion sianida yang
mengubah methemoglobin menjadi sianmethemoglobin, KH₂PO4 mengatur
pH larutan (7.0-7.4) dan non ionic detergent berfungsi untuk mempercepat
lisisnya eritrosit, sehingga jumlah sel leukosit yang tinggi dapat
menyebabkan kekeruhan dan mengganggu pembacaan spektrofotometer.
Kekeruhan juga dapat disebabkan hiperlipemia (McPherson, 2011) dan
adanya globulin (Gandasoebrata, 2007). Kekeruhan yang disebabkan
leukositosis menyebabkan pengukuran absorban meningkat signifikan dan
kadar hemoglobin meningkat palsu (Wirawan, 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hematologi IkesT
Muhammadiyah Palembang yang berlokasi di Jl. Ahmad yani 13 ulu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16-30 November 2020

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Eksperimen karena mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat

C. Subjek Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah perokok aktif dan pasif yang
memenuhi kriteria. Besar sampel penelitian ini menggunakan quota sampling
yang dilakukan dengan cara menetapkan julah anggota secara quotum atau
jatah. Sampel pada penelitian ini sebanyak 15 subjek peroko aktif dan 15
subjek perokok pasif yang memenuhi kriteria dan diakukan dengan
pemeriksaan metode sahli dan metose cyamenthomoglobin.
a. Kriteria perokok aktif
1. Laki-laki berumur 18-30 tahun
2. Termasuk kedalam kategori perokok aktif dan perokok pasif
3. Bersedia menjadi responden dan dapat berkomunikasi dengan baik
b. Kriteria perokok pasif
1. Laki-laki berumur 18-30 tahun
2. Termasuk kedalam kategori perokok aktif dan perokok pasif
3. Bersedia menjadi responden dan dapat berkomunikasi dengan baik
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional.
Dimana akan dilakukan pendataan mengenai perokok aktif dan perokok pasif
yang hasilnya nanti akan dianalisa dan diolah dalam bentuk statistik. Adapun
pendekatannya menggunakan Cross Sectional, dimana pengumpulan data
akan dilakukan pada satu waktu.

E. Alur Penelitian

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Perokok aktif : Prokok pasif:

- Lak-laki berusia - Laki-laki berusia


18-30 tahun Subjek penelitian 18-30
- Bersedia menjadi - Bersedia menjadi
responden responden
Pengambilan darah

Pemeriksaan kadar hemoglobin Pemeriksaan kadar hemoglobin

Metode sahli Metode cyanmethemoglobin

Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan

Perbandingan hasil

kesimpulan

Gambar. Alur Penelitian


F. Variabel Penelitian
1. Variabel Indevenden
Dalam peneelitian ini variabel indevenden adalah perokok aktif dan
perokok pasif
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini variabel dependen adalah
kadar hemoglobin
3. Variabel bebas
Varibel bebas dalam penelitin adalah metode sahli dan metode
cyanmethemoglobin

G. Prosedur kerja
1. Alat dan Bahan
Alat :
a. Spuit 3 ml
b. Kapas
c. Tourniquet
d. Tabung reaksi
e. Pipet sahli
f. Spektrofotomete
g. Pipet sahli
h. Tabung haemometer
i. Tabung vakum
Bahan :
a. Alkohol swab 70 %
b. Darah
c. Larutan drabkin
d. Aquades
e. HCl 0,1N
f. reagen blanko
2. Pengambilan sampel darah
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mempersiapkan pasien pada posisi yang siap untuk pengambilan
darah
c. Meminta pasien meluruskan lengannya dan mengepal tangan
d. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti
e. Memasang tourniquet pada lengan 4 jari diatas fosaa cubiti
f. Memastikan vena yang akan ditusuk (pada fossa cubiti). Melakukan
perabaan untuk memastikan posisi vena,vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, eleastis dan memiliki dinding tebal
g. Bersihkan kulit pada bagian yang akan dilakukan pemgambilan darah
dengan kapas alkohol 70% kemudian tunggu sampai kering
h. Melakukan penusukan vena dengan tepat dan benar
i. Menusuk jarum dengan posisi lubang jarum diatas sampaimasuk
kedalam vena
j. Melepaskan tourniquet segera mungkin saat darah mulai megalir
kedalam spuit dan minta pasien melepas kepalan tangan
k. Menarik secara perlahan penghisap spuit sampai didapatkan darah
sebanyak 3 ml.
l. Mencabut jarum dan bekas tempat tusukan ditekan dengan kasa steril
m. Menusukkan jarum kedalam tabung vakum dan secara otomatis akan
mengalir sendiri kedalam tabung vakun, krmudian menarik kembali
spuit dan buang pada tempat pembuangan yang telah disediakan
n. Homogenkan yang ada dalam tabung vakum dan beri label identitas
pasien

3. Pemeriksaan hemoglobin metode cyamenthemoglobin


a. Menyiapkan 2 buah tabung reaksi dan beri tanda tabung 1 sebagai
blanko dan tabung 2 sebagai test
b. Mengisi tabung 1 dengan 2 ml reagen blanko
c. Mengisi tabung 2 dengan 5 ml Drabkins
d. Menghisap sampel dengan pipet sahli sampai tanda 20µl
e. Menghapus kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
dengan tissue
f. Masukkan darah dalam pipet kedalam tabung 2
g. Memipet dibilas 3 kali dengan larutan Drabkins tersebut
h. Mencampur larutan dengan cara menggoyangkan tabung secara
perlahan-lahan dan hati-hati hingga larutan homogen
i. Inkubasi suhu ruangan selama 10 menit
j. Membaca dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 546
nm, sebagai blanko digunakan larutan Drabkins

4. Pemeriksaan hemoglobin metode sahli


a. Siapkan alat dan bahan yang akan dipakai.
b. Tabung haemometer di isi dengan larutan HCl 0,1N hingga tanda
c. Hihisap darah dengan pipet sahli sampai tanda 20 µl.
d. Darah yang berlebih dihapus dengan tissue dan darah dimasukkan ke
dalam tabung haemometer.
e. Diamkan selama 5 menit
f. Setelah ditunggu 5 menit akan terjadi pembentukan asam hematin.
Kemudian ditambah aquades hingga warna sama dengan standart dan
dibaca dalam gr/dl.

H. Teknik Analisis Data


Analiss data yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji statistik.
Dimana uji statistik disesuaikan dengan skala data yang telah didapatan. Data
kadar hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif metode sahli dan
cyanmethemoglobin diuju komparatif menggunakan uji statistik
I. Etika Penelitian
a. Informed Cousent
Informed counsen diberikan sebelum melakukan penelitian, pada
subjek penelitian diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian.
Sehingga jika subjek bersedia responden menandatangani lembar
persetujuan.

b. Anonymity (tanpa nama)


Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada pengumpulan
data, cukup hanya menulis inisial untuk menjamin kerahasiaan identitas

c. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin
kerahasiaan oleh penilitin, penyajian data atau hasil penelitian hanya dapat
ditampilkan pada forum akademi
DAFTAR PUASTAKA

Aditama, Tjandra Yoga., 1995. Rokok Masalah Dunia, Jurnal Kedokteran dan
Farmasi, No.9 Tahun XXI, PT. Grafiti Medika Pers, Jakarta

Asyraf, Ahmad 2010, Hubungan Merokok dengan Kadar Hemoglobin Darah pada
Warga dengan Jenis Kelamin Laki-laki Berusia 18-40 Tahun yang Tinggal di
Bandar Putra Bertam, Kepala Batas, Pulau Pinang, Malaysia, Fakultas
Kedoktran Universitas Sumatera Utara Medan

Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta.Jakarta

Basyir, A. U. 2005. Mengapa Ragu Tinggalkan Rokok?. Pustaka At-Tazkia.


Jakarta

Endrawanch. 2009. Indonesia dan Rokok. Jakarta : Grasindo.

Mangku S, 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok. Jakarta: Gramedia.

Satya, J. (2005). Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat

Saktyowati, O. D. 2010. Bahaya Rokok. Arya Duta. Bogor

Ormachea, dkk. (2004). Gender and Gender Role Orientation Differences on


Adolescent’s Coping with Peer Stressors. Journal of Youth & Adolesce. New
York.)

Rahmah, N. 2012. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan dan Pembentukan


Karakter Manusia. Skripsi Sarjana Psikologi. Fakultas Psikologi. Universitas
Cokroaminoto Palopo

Tarwoto,dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah, Gangguan Sistem


Hematologi. Trans Info Media. Jakarta
Wirawan R., (2011). Pemeriksaan laboratorium hematologi, FKUI, Jakarta. pp 25-
42

Tarwoto & Wartomeh, (2008), Keperawatan medikal bedah: gangguan sistem


hematologi, Trans Info Media Jakarta, pp. 921.

Henry J.B., (2001), Clinical diagnosis and management by laboratory method,


twentieth edition, WB.Saunders company, Philadelphia, pp. 479-481

Hoffbrand, A. V & Moss H, (2013), Essential haematology.Ed 6, EGC, Jakarta,


pp. 16139.

McPherson R A & Pincus M R., (2011), Henry’s clinical diagnosis and


management laboratory methods, 22nd Edition Elaevier Saunders,
Philadelphia, pp. 34515.

Sitepoe, M. 2000. Bahaya Baku Rokok : Tembakau Cengkeh. In: Kekhususan


Rokok Indonesia. Penerbit PT Grasindo. Jakarta. [

Nenggala, K Asep 2007, Sehat dan Tangkas Berolahraga, Gravindo, Bandung

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2010, Kawasan Tanpa Rokok,Pusat


Promosi Kesehatan DEPKES RI, Jakarta

Jampes, I Syaikh, 2009, Kitab Kopi dan Rokok, Pustaka Pesantren, Yogyakarta

Hatta, Muhammad 2016, Mukjizat Herbal dan Khasiatnya di Dalam Alquran,


Mirqat, Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2010, Kawasan Tanpa Rokok,Pusat


Promosi Kesehatan DEPKES RI, Jakarta

Sadikin M. Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika; 2002. h. 25-39

Anda mungkin juga menyukai