Anda di halaman 1dari 30

ANALISA GAS DARAH

MICHELE THONG 2 111 C 2 0 0 8


C AT U R C A N D R A N I N G T YA S 2 111 C 2 0 1 4
D A RT I K A N A S TA S YA S A R I 2 111 C 2 0 0 6
A L F I FA R I D A L U K YAT I N 2 111 E 2 1 5 1
S R I AY U 2 111 E 2 1 5 0

PROGRAM STUDI S1 KIMIA


SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH
DEFINISI
Analisa Gas Darah adalah suatu pemeriksaan melalui darah arteri
dengan tujuan mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam
tubuh, mengetahui kadar oksigen dalam tubuh dan mengetahui
kadar karbondioksida dalam tubuh (Setyopranoto, 2019).
Analisa gas darah arteri dilakukan ketika dibutuhkan informasi
tentang status asam-basa pasien.
LATAR BELAKANG
Sel-sel darah merah mengangkut O2 dan CO2 yang juga dikenal
sebagai gas darah ke seluruh tubuh. Saat darah melewati paru-paru,
oksigen masuk ke dalam darah sementara karbon dioksida terlepas
dari sel darah dan keluar ke paru-paru.
Dengan demikian pemeriksaan analisa gas darah dapat menentukan
seberapa baik paru-paru dalam bekerja memindahkan O2 ke dalam
darah dan mengeluarkan CO2 dari darah.
TUJUAN
Tujuan dilakukan analisa gas darah adalah untuk mengetahui:
 pH darah
 Tekanan parsial Karbon Dioksida (PCO2)
 Bikarbonat (HCO3-)
 Base excess/deficit
 Tekanan Oksigen (PO2)
 Kandungan Oksigen (O2)
 Saturasi Oksigen (SO2) (Setyopranoto, 2019)
INDIKASI PENYAKIT
Indikasi dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah yaitu :
pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
pasien dengan edema pulmo pulmonary
pasien akut respiratori distress sindrom (ards)
infark miokard
Pneumonia
pasien syok
post pembedahan coronary arteri baypass
resusitasi cardiac arrest (Setyopranoto, 2019)
ALAT DAN BAHAN
Antiseptik (kapas alkohol) dan Kassa steril
Spuit yang steril ukuran 3 cc
Heparin
Kontainer atau es
Label spesimen, Sarung tangan, Pengalas
Bengkok
Plester dan gunting
PRE ANALITIK
Cek catatan medik.
• Observasi : Cek data pasien dan identifikasi tipe darah yang dibutuhkan dan
bagaimana mengumpulkannya.
•Riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan, gangguan perdarahan,
jumlah trombosit yang rendah.
•Faktor kontra indikasi saat dilakukan penusukan pada arteri atau vena : infus
intra vena atau keadaan setelah radikal mastektomi. Analis mengidentifikasi
daerah yang tidak dapat digunakan sebagai tempat dilakukannya prosedur
tindakan (Rahman dkk., 2015).
PERSIAPAN
 Siapkan formulir laboratorium.
 Cuci tangan.
 Siapkan alat dan bahan.
• Untuk pengambilan darah arteri: siapkan spuit aspirasi 0,5 ml heparin
dengan perbandingan 1: 1000 unit/ml dari vial;
•Kemudian lakukan usaha agar heparin menyentuh semua dinding bagian
dalam spuit. Hal ini dilakukan untuk mencegah pembekuan darah. Ini
perlu dilakukan untuk keakuratan analisa darah (Rahman dkk., 2015).
PENGAMBILAN SAMPEL
 Beri salam
 Sesuaikan data pasien
 Sampaikan informasi terkait tindakan dan tujuan dari
test ini serta rasa sakit nyeri yang timbul dari tindakan
ini
PENGAMBILAN SAMPEL
 Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya.
 Menanyakan keluhan utama dari pasien apabila ada.
 Memulai tindakan dengan cara yang baik.
 Menjaga privasi pasien.
 Mendekatkan peralatan pada pasien untuk memudahkan tindakan.
 Mengatur posisi pasien agar nyaman.
 Identifikasi tempat penusukan.
 Posisikan pasien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan menghadap ke atas.
PENGAMBILAN SAMPEL
Letakkan pengalas.
Identifikasi tempat penusukan.
 Posisikan pasien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan
menghadap ke atas.
Selalu memakai sarung tangan saat tindakan.
Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan daerah
pulsasi maksimal. Analis mengidentifikasi dimana letak arteri yang
paling dekat dengan permukaan kulit (Andriani & Hartono, 2013).
LAKUKAN TEST ALLEN.

Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan pada kedua denyutan radialis dan
ulnaris dari salah satu pergelangan tangan pasien sampai denyutannya hilang.
Tangan menjadi pucat karena kurangnya sirkulasi ke tangan. Lepaskan tekanan
pada arteri ulnaris. Jika tangan kembali normal dengan cepat (tangan akan
kemerahan dalam 10 detik), hasil test dinyatakan negatif dan penusukan arteri
dapat dilakukan pada pergelangan tangan tersebut.
Jika setelah dilakukan pelepasan tekanan pada arteri ulnaris tangan tetap pucat,
artinya sirkulasi ulnaris tidak adekuat. Hasil test dinyatakan positif dan pergelangan
tangan yang lain harus di-test. Bila hasil test pada kedua pergelangan tangan
adalah positif, arteri femoralis harus dieksplorasi (Andriani & Hartono, 2013).
PENGAMBILAN SAMPEL
PENGAMBILAN SAMPEL

Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan daerah pulsasi maksimal. Analis
mengidentifikasi dimana letak arteri yang paling dekat dengan permukaan kulit (Andriani & Hartono,
2013).
PENGAMBILAN SAMPEL
Pegang kapas akohol dengan jari tangan dan palpasi
pulsasi lagi. Pertahankan jari tangan di daerah
proksimal dan daerah penusukan. Analis harus
memastikan keakuratan insersi jarum, mencegah
masuknya mikrooganisme dalam darah.
Masukkan jarum, dengan sudut 60-90 derajat
(sesuai dengan lokasi), langsung ke dalam arteri. Hal
ini untuk mengoptimalkan curah darah ke dalam
jarum (Pratama, 2017).
PENGAMBILAN SAMPEL
 Ambil darah sesuai jumlah yang dibutuhkan, setelah itu
 letakan kapas akohol di atas daerah penusukan dan tarik jarum; lakukan
penekanan sesegera mungkin dengan menggunakan kapas alkohol tersebut.
 Pelihara kontinuitas penekanan selama 5' (atau selama 10' bila pasien
menerima antikoagulan). Analis harus memastikan waktu yang cukup untuk
pembentukan formasi pembekuan; penekanan ini lebih lama dibandingkan
ketika dilakukan pengambilan darah vena karena faktor curah darah dalam
arteri (Pratama, 2017).
 Keluarkan udara dari spuit.
PENGAMBILAN SAMPEL
Ujung jarum ditusukkan ke dalam gabus.
 Pasang label identitas pasien di spuit. Pastikan sampel dianalisis
dalam waktu 5-10 menit, atau ditransport dalam freezer.
 Bersihkan daerah pasca penusukan dengan kapas alkohol.
 Monitor tempat penusukan terhadap adanya perdarahan dengan
melakukan inspeksi dan palpasi. Analis harus dapat mengidentifikasi
hematoma atau perdarahan (Hanum, 2015).
PENGAMBILAN SAMPEL

Homogenisasi sampel AGD


PASCA PENGAMBILAN SAMPEL
Keluarkan udara dan spuit; lepaskan jarum dan buang. Analis harus
mencegah accidental sticks dengan jarum yang terkontaminasi.
Pasang label identifikasi ke spuit. Analis harus memastikan
dokumentasi yang akurat dan tidak ada data yang tertukar
 (Lepas sarung tangan) dan cuci tangan.
PASCA PENGAMBILAN SAMPEL
Dokumentasikan informasi yang dibutuhkan pada formulir untuk
pemeriksaan laboratorium. Analisa gas darah membutuhkan
informasi tentang konsumsi oksigen pasien.
Kirimkan spesimen ke laboratorium secepatnya. Hal ini dilakukan
untuk mencegah metabolisme sel darah yang dapat mempengaruhi
hasil test (Hanum, 2015)
CONTOH ALAT PEMERIKSAAN
AGD
Jenis Gas Blood Analyzer yaitu Wet type dan Casette type
Contoh merk alat AGD:
 Siemens RAPIDPoint® 500e System
 Siemens epoc® Blood Analysis System
PRINSIP PEMERIKSAAN AGD
Pemeriksaa Analisa Gas Darah dapat menggunakan alat Blood Gaz
Analayzer dimana sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke
setiap sampel sel secara bergiliran dimana gas sampel akan
dibandingkan dengan gas standar melalui pemencaran sistem
inframerah dimana akan menghasilkan perbedaan panjang
gelombang yang akan dikonversi receiver menjadi signal analog
(Yanda, 2016)
NILAI RUJUKAN
Parameter Nilai Rujukan

pH 7.35 – 7.45

H 35-45 nmol/l (nM)

PO2 9,3- 13,3 kPa (80-100) mmHg

PCO2 4,7-6.0 kPa (35-45) mmHg

HCO3 22-26 mmol/l

Base Excess -3 to +3 mmol/l

Yuntarso dkk., 2021


KELAINAN
Parameter Kelainan

pH  Umumnya nilai pH akan menurun dalam keadaan asidemia peningkatan pembentukan


asam
 Umumnya nilai pH meningkat dalam keadaan alkalemia kehilangan asam
PCO2  Penurunan nilai PCO2 dapat terjadi pada hipoksia, anxiety/nervousness dan emboli
paru. Nilai kurang dari 20 mmHg perlu mendapatkan perhatiaan khusus.
 Peningkatan nilai PaCO2 dapat terjadi pada gangguan paru atau penurunan fungsi
pusat pernafasan. Nilai PaCO2 > 60 mmHg perlu mendapat perhatian khusus.
 Umumnya peningkatan PaCO2 dapat terjadi pada hipoventilasi sedangkan penurunan
nilai menunjukkan hiperventilasi.
PO2  Penurunan nilai PO2 dapat terjadi pada penyakit paru obstruksi kronik, PPOK,
penyakit obstruksi paru, anemia, hipoventilasi akibat gangguan fisik atau
neoromuskular dan gangguan fungsi jantung. Nilai PO2 kurang dari 40 mmHg perlu
mendapatkan perhatian khusus.

Kusuma & Rachmawati, 2019


KELAINAN
Parameter Kelainan

PO2  Peningkatan nilai PO2 dapat terjadi pada peningkatan penghantaran O2 oleh alat
bantu, contohnya nasal prongs, alat ventilasi mekanik hiperventilasi dan polisitemia,
peningkatan sel darah merah dan daya angkut oksigen.
HCO3  Peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada muntah yang parah, emfisema, dan
aldosteronisme
 Penurunan kadar CO2 dapat terjadi pada gagal ginjal akut, diabetik asidosis dan
hiperventilasi
 Peningkatan dan penurunan dapat terjadi pada penggunaan nitrofurantoin

Kusuma & Rachmawati, 2019


KELAINAN
Kelainan pH PRIMER RESPON
KOMPENSASI
Asidosis metabolic Dibawah normal HCO3 Dibawah PCO2 Dibawah
normal normal
Alkalolis metabolic Diatas normal HCO3 Diatas PCO2 Diatas
normal normal
Asidosis Dibawah normal PCO2 Dibawah HCO3 Dibawah
respiratori normal normal
Alkalolis Diatas normal PCO2 Diatas HCO3 Diatas
respiratori normal normal

Kusuma & Rachmawati, 2019


KELAINAN Lihat pH
darah pasien

pH < 7.35 pH > 7.35

Asidosis Alkalosis

Lihat PCO2 Lihat HCO3

< 40 mmHg > 40 mmHg < 24 mM > 24 mM

Metabolik Respiratorik Respiratorik Metabolik

Kusuma & Rachmawati, 2019


PERAN ANALIS
Peran analis dalam Analisa Gas Darah meliputi proses pengambilan
darah dan proses analisis di laboratorium
Analis akan membantu dokter untuk menegakkan diagnosa,
pengobatan serta terapi lebih lanjut
REFERENSI
Andriani, A., & Hartono, R. (2013). Saturasi Oksigen Dengan Pulse Oximetry Dalam 24 jam Pada Pasien Dewasa Terpasang
Ventilator Di Ruang ICU Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Jendela Nursing Journal, 2(1), 257-263.
Hanum, H. (2015). Profil respond time analisis gas darah instalasi laboratorium klinik RSUP DR. Sardjito periode januari
sampai dengan juni 2014 (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Kusuma, D. A., & Rachmawati, B. (2019). Perbedaan parameter analisa gas darah (AGD) pada mixing sampel sesuai dan tidak
sesuai standar Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Intisari Sains Medis, 10(1).
Pratama, F. A. (2017). Faktor kesalahan pada pemeriksaan analisis gas darah di rumah sakit umum daerah DR. Soetomo
(Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Rahman, F. A., Wisudarti, C. F. R., & Pratomo, B. Y. (2015). Aplikasi klinis analisis gas darah pendekatan stewart pada periode
perioperatif. JKA-Jurnal Komplikasi Anestesi, 3(1).
Setyopranoto, I. (2019). Pemeriksaan Analisis Gas Darah Arteri Pada Pasien Stroke. UGM PRESS.
Yanda, S. (2016). Gambaran Analisa Gas Darah pada Distres Pernapasan. Sari Pediatri, 4(3), 135-40.
Yuntarso, A., Nugraha, J., & Yusmiati, S. N. H. (2021). Aplikasi BGA UMAHA Sebagai Pendeteksi Gas Darah Disertai Interpretasi
Hasil Berbasis Android. Jurnal SainHealth, 5(1), 8-17.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai