Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ARAH PEMAHAMAN ISLAM

Disusun Oleh:
Nama : Alwi Muharam
NIM : 2030611056

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, kami meminta pertolongan dan ampunan
kepada-Nya. Kami berlindung dari segala macam kejahatan jiwa dan kejahatan
perbuatan kami. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke haribaan
Rasulullah , para keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang selalu setia
mengikuti mereka hingga hari akhir nanti. Dengan rasa syukur yang besar, penulis
haturkan kepada Allah SWT karena dapat menyelesaikan pembuatan makalah
yang berjudul “Pemahaman Ajaran Islam”.
Maksud dan Tujuan dari pembuatan Makalah ini untuk memperluas
wawasan serta memberikan inspirasi kepada para pembacanya mengenai
“Pemahaman Ajaran Islam” tersebut.
Dalam penyelesaian Makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, baik
yang berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis haturkan terima
kasih dengan iringan doa Jazakumullah khairn katsiran kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian makalah ini dan semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya. Aminn

Surade, 30 Januari 2021


Penyusun

.........................................

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. Islam dan Pengertiannya.......................................................................3
B. Sumber Ajaran Islam.............................................................................5
C. Kandungan dan Misi Kehadiran Islam..................................................9
BAB III PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................18
B. Saran....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber
dari Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang memuat Sunnah
Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau unsur utama ajaran agama Islam
(akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan akal pikiran manusia yang
memenuhi syarat runtuk mengembangkannya.
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban pribadi
setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau
kelompok masyarakat.
Allah telah menetapkan sumber ajaran Islam yang wajib diikuti oleh setiap
muslim. Ketetapan Allah itu terdapat dalam Surat An-Nisa (4) ayat 59:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah (kehendak) Allah, taatilah
(kehendak) Rasul-Nya, dan (kehendak) ulil amri di antara kamu …”. Menurut
ayat tersebut setiap mukmin wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak Rasul
dan kehendak ’penguasa’ atau ulil amri (kalangan) mereka sendiri. Kehendak
Allah kini terekam dalam Al-Quran, kehendak Rasul terhimpun sekarang dalam
al-Hadis, kehendak ’penguasa’ (ulil amri) termaktum dalam kitab-kitab hasil
karya orang yang memenuhi syarat karena mempunyai ”kekuasaan” berupa ilmu
pengetahuan.
Pada umumnya para ulama fikih sependapat bahwa sumber utama hukum
islam adalah Alquran dan hadist. Dalam sabdanya Rasulullah SAW bersabda, “
Aku tinggalkan bagi kalian dua hal yang karenanya kalian tidak akan tersesat
selamanya, selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu Kitab Allah dan
sunnahku.” Dan disamping itu pula para ulama fikih menjadikan ijtihad sebagai
salah satu dasar hukum islam, setelah Alquran dan hadist.

1
Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna kan
seluruh kemampuan akal pikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang
memenuhi syarat untuk mengkaji dan memahami wahyu dan sunnah serta
mengalirkan ajaran, termasuka ajaran mengenai hukum (fikih) Islam dari
keduanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Islam dan Pengertiannya
2. Apa saja Sumber Ajaran Islam
3. Bagaimana Kandungan dan Misi Kehadiran Islam

C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui bagaimana Islam dan Pengertiannya
2. Untuk mengetahui Sumber Ajaran Islam
3. Untuk dapat mengetahui Kandungan dan Misi Kehadiran Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam dan Pengertiannya


1. Pengertian Islam secara Etimologis
Pengertian Islam dalam artian etimologis (lughawi) begitu banyak pendapat
dan para languistis, musafir dan orientalis telah mencoba mencari itu dengan
pendekatan secara etimologis. Dari hasil pembahasan mereka menjadi banyak
sekali dan juga kontroversial. At-Thabarah mencatat pandangan-pandangan yang
dianggap terkuat mengenai arti etimologis Islam itu , sebagai berikut:
a. Berarti Al-Khulush wa Al-Thohari mina’l Afati’z-Zhahirati awi’l-
Bhatinati; (bebas dan bersih dari penyakit lahir dan batin).
b. Berarti As-Shulhu wa Al-Aman; (damai dan tentram)
c. At-Tha’atu wa Il-Idz’anu. (taat dan patuh).
Menurut Drs.Shalahudin Sanusi menerangkan bahwasannya Islam menurut
arti bahasa sebagai berikut:
a. Menurut arti bahasa kata-kata “Islam” mempunyai beberapa arti:
 Islam dari kata-kata “assalamu”,”assalamu”dan”assalamatu” yang
berarti: Bersih dan selamat dari kecacatan-kecacatan lahir dan batin.
 Islam dari kata-kata “assilmu” dan “assalmu” yang berarti: perdamaian
dan keamanan.(as-shulhu wal amaan).
 Islam dari kata-kata “assalamu” (la=dibaca pendek),”assalamu”dan
“assilmu” yang berarti: menyerahkan diri, tunduk dan taat (al-istislamu
– al-idz’aanu – ath thaa’atu)
b. Menurut pembahasan mengenai arti Islam menurut terminologi ( Istilah ).
Banyak sekali para ahli yang mengajukan arti Islam, Din (dalam arti:
Wahyun Ilahiyun). Di bawah ini kami kutipkan beberapa diantaranya:
 Syaikhul al-Azhar Kairo Almarhum Mahmud Syaltut menulis: Islam
adalah agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkan pokok-
pokok serta peraturan-peraturannya kepada Nabi Muhammad SAW,

3
dan menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada
seluruh manusia mengajak mereka untuk memeluknya.
 Majelis Ulama Persatuan Islam (Persis) merumuskan tentang ad-Din
sebagai berikut:
 Ad-Dinu Wahyun IIahiyun Munazzalun min’indi ‘I-Lahi’ala Rasuli-Hi
li-yuballighahu ‘n-Nasa[4] Agama ialah wahyu Ilahi yang diturunkan
dari Allah kepada Rasul-Nya untuk disampaikan kepada segenap
manusia.
 Sementara itu al-Ustadz K. H. E. Abdurrahman, salah seorang guru
besar Persatuan Islam sendiri, merumuskan: Agama itu adalah
ketetapan ketuhanan karena kebaikan Allah kepada manusia dengan
melalui lidah (dengan penyambung) dari antara mereka; untuk
mencapai kerasulan itu tidak dapat dengan usaha dan tidak pula
dibuat-buat,dan tidak akan mendapatkan wahyu itu dengan cara
belajar; In huwa illa wahyun yuha, yang demikian itu tidak lain hanya
semata-mata wahyu yang diwahyukan kepadanya.
 Dr.Ahmad Fatih Gazali berpendapat bahwa Islam itu adalah agama
yang sangat luas, yang mendekatkan melewati bahasa yang lebih
identik mengartikan Islam dengan kata selamat. Dari kata selamat itu
dikembangkan menjadi setiap agama yang mengajarkan tentang
keselamatan adalah agama Islam. Dan mengartikan potongan ayat Inna
Al-dina indaLlahi Al-Islam (Ali ‘Imraan 3:19,85). Yang berarti agama
disisi allah adalah agama yang membawa keselamatan.
2. Pengertian Islam secara Terminologis
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan, Islam adalah agama
wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi
seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia.
Cukup banyak ahli dan ulama yang berusaha merumuskan definisi Islam
secara terminologis. KH Endang Saifuddin Anshari mengemukakan, setelah

4
mempelajari sejumlah rumusan tentang agama Islam, lalu menganalisisnya, ia
merumuskan dan menyimpulkan bahwa agama Islam adalah:
a. Wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya untuk
disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap
persada.
b. Suatu sistem keyakinan dan tata-ketentuan yang mengatur segala
perikehidupan dan penghidupan asasi manusia dalam pelbagai hubungan:
dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lainnya.
c. Bertujuan: keridhaan Allah, rahmat bagi segenap alam, kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
d. Pada garis besarnya terdiri atas akidah, syariatm dan akhlak.
e. Bersumberkan Kitab Suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu
Allah SWT sebagai penyempurna wahyu-wahyu sebelumnya yang
ditafsirkan oleh Sunnah Rasulullah Saw.

B. Sumber Ajaran Islam


1. Al-Quran Sumber Ajaran Islam Pertama
Al-quran merupakan sumber ajaran Islam yang pertama. Al-Quran adalah
kumpulan firman Allah atau wahyu yang diturunkan oleh Allah yang disampaikan
untuk Nabi Muhammad melalui Malaikat JIbril. Al-Quran berisi tentang ajaran
keimanan seperti tentang akidah, tauhid, dan iman, syariat , budi pekerti dan juga
akhlak.
Al-Quran diwahyukan secara berangsur0angsur selama kurang lebih 23 tahun,
atau 13 tahun sebelum hijrah dan 10 tahun setelah hijrah.
Al-Quran berfungsi sebgai pedoman hidup umat Islam, sebagai penyempurna
kitab-kitan Allah SWT sebelumnya, dan sebagai sarana beribadatan.
Allah menurunkan Al-Quran kepada umat manusia melalui nabi Muhammad
SAW sebagai kitab suci terakhir untuk dijadikan pedoman hidup. Al-Quran yang
tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya mengandung petunjuk-petunjuk yang
dapat menyinari seluruh isi alam ini.

5
Sebagai kitab suci sepanjang zaman, Al-Quran memuat informasi dasar
berbagai masalah termasuk informasi mengenai hukum, etika, science, antariksa,
kedokteran dan sebagainya. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa kandungan
Al-Quran bersifat luas dan luwes.
Mayoritas kandungan Al-Quran merupakan dasar-dasar hukum dan
pengetahuan, manusialah yang berperan sekaligus bertugas menganalisa, merinci,
dan membuat garis besar kebenaran Al-Quran agar dapat dijadikan sumber
penyelesaian masalah kehidupan manusia.
Pada zaman Rasulullah, sumber hukum Islam ada dua yaitu Al-Quran dan As-
Sunnah. Rasulullah selalu menunggu wahyu untuk menjelaskan sebuah kasus
tertentu, namum apabila wahyu tidak turun, maka beliau menetapkan hukum
tersebut melalui sabdanya, yang kemudian dikenal dengan Hadits.
Sebagai sumber hukum Islam pertama dan utama, Al-Quran berperan penting
dalam rangka penetapan hukum Islam terutama setelah meninggalnya Rasulullah
SAW.
Seperti kita ketahui bahwa Al-Quran merupakan buku petunjuk (hidayah) bagi
orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang percaya kepada hal ghaib,
yang mendirikan shalat, yang menginfakkan sebagain rizki mereka, dan yang
meyakini adanya akhirat. Satu hal yang juga disepakati oleh seluruh ummat Islam
dan menjadi pembahasan pokok makalah ini ialah kedudukan Al-Quran sebagai
sumber hukum Islam kapanpun dan dimanapun termasuk seharusnya di Indonesia
2. As-Sunnah sebagai Sumber Ajaran Islam Kedua
Hadist adalah ucapan Rasulullah SAW tentang suatu yang berkaitan dengan
kehidupan manusia atau tentang suatu hal,atau disebut pula sunnah
Qauliyyah.Hadist merupakan bagian dari sunnah Rasulullah.Pengertian sunnah
sangat luas,sebab sunnah mencakup dan meliputi:
 Semua ucapan Rasulullah SAW yang mencakup sunnah qauliyah
 Semua perbuatan Rasulullah SAW disebut sunnah fi’liyah
 Semua persetujuan Rasulullah SAW yang disebut sunnah taqririyah
Pada prinsipnya fungsi sunnah terhadap Al-Qur’an sebagai penganut hukum
yang ada dalam Al-Qur’an.Sebagai penganut hukum yang ada dalam Al-

6
Qur’an,sebagai penjelasan/penafsir/pemerinci hal-hal yang masih global.Sunnah
dapat juga membentuk hukum sendiri tentang suatu hal yang tidak disebutkan
dalam Al-Qur’an.Dalam sunnah terdapat unsur-unsur sanad (keseimbangan antar
perawi),matan (isi materi) dan rowi (periwayat).
Dilihat dari segi jumlah perawinya sunnah dapat dibagi kedalam tiga
kelompok yaitu :
 Sunnah Mutawattir : sunnah yang diriwayatkan banyak perawi
 Sunnah Masyur : sunnah yang diriwayatkan 2 orang atau lebih yang tidak
mencapai tingkatan mutawattir
 Sunnah ahad : sunnah yang diriwayatkan satu perawi saja.
Pembagian hadist dapat pula dilakukan melalui pembagian berdasarkan
rawinya dan berdasarkan sifat perawinya.
 Matan, teks atau bunyi yang lengkap dari hadist itu dalam susunan kalimat
yang tertentu.
 Sanad, bagian yangg menjadi dasar untuk menentukan dapat di percaya
atau tidaknya sesuatu hadist. Jadi tentang nama dan keadaan orang-orang
yang sambung-bersambung menerima dan menyampaikan hadist tersebut,
dimulai dari orang yang memberikannya sampai kepada sumbernya Nabi
Muhammad SAW yang disebut rawi.
Ditinjau dari sudut periwayatnya ( rawi ) maka hadist dapat di golongkan ke
dalam empat tingakatan yaitu:
 Hadist mutawir, hadist yang diriwayatkan oleh kaum dari kaum yang lain
hingga sampai pada Nabi Muhammad SAW.
 Hadist masyur, hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah orang, kemudian
tersebar luas. Dari nabi hanya diberikan oleh seorang saja atau lebih.
 Hadist ahad, hadist yang diriwayatkan oleh satu, dua atau lebih hingga
sampai kepada nabi muhammad.
 Hadist mursal, hadist yang rangkaian riwayatnya terputus di tengah-
tengah,se hingga tidak sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

7
 Sunan berkedudukan sebagai dalil hukum islam. Hal ini didasarkan kepada
nash Al-quran yaitu: Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari allah,
dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri. Kami mengutusmu menjadi rasul kepada segenap manusia. Dan
cukuplah allah menjadi saksi.(QS.annisa’:79)
Ciri-ciri hadist yang shahih itu ialah yang kata- katanya bebas dari bahasa
yang rendah (tidak pantas) serta maksudnya tidak bertetangga dengan ayat atau
kabar (hadis) yang mutawir atau ijma’(yang gamblang), dan yang
meriwayatkannya orang-orang yang pantas dipercaya.
Adapun ciri-ciri hadist dhaif sebagaimana diungkapkan K.H.E abdurrohman
ialah bertentangan dengan nash al-quran sunnah yang mutawir, atau bertentangan
dengan putusan akal yang gamblang.
Didalam ilmu hadist dikenal adanya ulama hadist yang masykur. Keenam
ulama tersebut, ialah :
 Al-Bukhari (194 - 256 H/810 - 870 M)
 Muslim (204 - 261 H/817 - 875 M)
 Abu Daud (202 - 275 /817 - 889 M)
 An-Nasai (225 - 303 H/839 - 915 M)
 At-Turmudzi (209 - 272 / 824 - 892 M)
 Ibnu Majah 9207 - 273 / 824 - 887 M)

3. Ijtihad sebagai Metoda Memahami Sumber


Mencurahkan seluruh potensi pikiran untuk mengambil suatu hukum dari
dalil-dalil syara’( Al-quran dan sunnah).Menurut definisi bahasa arab ijtihad ialah
mencurahkan segala kemampuan di dalam mendapatkan hukum syara’ dengan
cara istimbat dari Al-Quran dan hadist.Mujtahid adalah seseorang yang
melakukan ijtihad. Para mujtahid pada zaman sahabat hingga zaman tabi’in
mengambil hukum-hukum suatu masalah langsung dari Al-Quran dan hadist
muhammad SAW.
Mujtahid dapat dikelompokkan ke dalam 4 klasifikasi:

8
a. Mujtahid yang bekemampuan berijtihad seluruh amsalah hukum islam dan
hasilnya diikuti oleh orang-orang yang tidak sanggup berijtihad. Mereka
berusaha sendiri, tanpa memungut pendapat orang lain.
b. Mujtahid filmadzhab atau mujtahid yang di dalam berijtihad mengikuti
pendapat salah satu madzhab dengan beberapa perbedaan. Misalnya abu
yusuf yang mengikuti pendapat madzhab manafi.
c. Mujtahid fil masail atau mujtahid yang hanya membidangi dalam masalah-
masalah tertentu. Ciri mujtahid kelas ini yaitu:
 Dalam berijtihad mengikuti pendapat imam madzhab tertentu.
 Lapangan ijtihadnya terbatas pada soal-soal tertentu dan menyangkut
hal-hal yang cabang saja.
d. Mujtahid yang mengikatnya diri muqoyyad ciri-ciri mujtahid yang
termasuk dalam kelas muqoyyad:
 Mengikuti pendapat-pendapat ulama’ salaf
 Mengetahui sumber-sumber hukum dan masalahnya
 Mampu memilih pendapat yang di anggap lebih baik dan benar.

C. Kandungan dan Misi Kehadiran Islam


1. Kandungan (Isi) Ajaran Islam
Al-Qur’an merupakan kitab suci ummat islam yang diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril, yang
dipegang teguh oleh ummat islam untuk dijadikan pedoman dan pegangan hidup
ummat manusia. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, karena untuk
meneguhkan hati Rasulullah SAW. Al-Qur’an turun dalam kurun waktu selama
22 tahun, 2 bulan dan 22 hari. Didalamnya banyak sekali isi kandungan Al-Quran
yang dapat dijadikan pedoman dan pegangan hidup ummat manusia. Diantaranya
berisi tentang aqidah atau tauhid, ibadah, akhlak, hukum, sejarah atau kisah-kisah
para ambia, peringatan dan ilmu pengetahuan teknologi dan sains.
Antara lain :
a. Akidah

9
Akidah adalah keyakinan, yaitu keyakinan seseorang terhadap Allah, rasul,
para malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat dan takdir. Didalam Al-
Qur’an semua dijelaskan bagaimana cara kita beriman kepada Allah SWT,
beriman kepada rasul, malaikat, kitab-kitab, hari kiamat dan takdir. Oleh
karena itu sudah sepantasnya bagi kita ummat islam untuk mengetahui isi
kandungan Al-Qur’an. Supaya dapat kita jadikan pedoman hidup kita.
b. Ibadah
Ibadah artinya tunduk dan taat kepada Allah SWT. yaitu suatu kegiatan
yang dapat dikerjakan manusia untuk menggapai ridha-Nya Allah SWT.
didalam Al-Qur’an dijelaskan tentang bagaimana cara beribadah kepada
Allah SWT, didalam nya berisi perintah sholat, puasa, zakat, haji, kurban
dan sebagainya.
c. Akhlak
Akhlak merupakan prilaku atau tingkah laku manusia, baik akhlak terpuji
maupun akhlak tercela. Diadalam Al-Qur’an menjelaskan tentang
bagaimana prilaku akhlak yang baik, seperti akhlaknya Rasulullah SAW
yang disebut dengan “uswatun hasanah” yang dapat kita jadikan contoh
dan pedoman dalam kehidupan kita. Sebaliknya didalam Al-Qur’an juga
dijelaskan contoh akhlak yang buruk. Seperti akhlak istri Nabi Luth AS,
akhlak istri Nabi Nuh AS, dan akhlak fir’un yang durhaka kepada Allah
SWT. maka akhlak buruk inilah yang wajib kita jauhi, sekaligus dibuang
jauh-jauh agar kita selamat didunia dan diakhirat.
d. Hukum
Hukum merupakan salah satu isi pokok ajaran al-Qur’an yang berisi
kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat
manusia. Didalam Al-Qur’an dijelaskan berbagai hukum-hukum,
diantaranya adalah: hukum jinayat, hukum mu’amalat, hukum munakahat,
hukum faraidh, dan jihad. Yang tujuannya adalah untuk memberikan
pedoman kepada manusia agar kehidupannya menjadi adil, damai, aman,
tentram, sejahtera, dan selamat didunia dan diakhirat.
e. Peringatan

10
Peringatan yaitu sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Dan peringatan ini juga bisa
berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada Allah
dengan balasan berupa surga-Nya Allah SWT. Didalam Al-Qur’an banyak
sekali berisi peringatan-peringatan kepada kita agar kita tidak melanggar
perintah Allah, seperti peringatan larangan khamar, peringatan tentang
agar kita tidak mendurhakai orang tua, dan peringatan agar kita tidak
menyukutukan Allah. Ini semua bertujuan untuk mengingatkan kita akan
adanya azab Allah dan hari akhir.
f. Kisah
Didalam Al-Qur’an juga berisi banyak kisah-kisah diantaranya adalah
kisah para nabi dan rasul, kisah hari kiamat, dan kisah kisah orang-orang
yang terdahulu, seperti kisah orang-orang yang mengalami kehinaan
akibat durhaka kepada Allah SWT, dan kisah orang-orang yang
mendapatkan kejayaan dan kemuliaan disisi Allah karena keta’atan dan
keimanannya kepada Allah SWT.
g. Dasar ilmu pengetahuan sains dan teknologi
Didalam Al-Qur’an juga berisi tentang ilmu pengetahuan sains dan
teknologi yang bersifat potensial agar dapat dikembangkan guna untuk
kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia.
h. Subhanallah, Allah maha memberi ilmu kepada manusia, sehingga begitu
banyaknya alat-alat teknologi yang berkembang sekarang ini, yang dapat
kita pergunakan untuk kehidupan kita. Itu semua tidak luput dari
kekuasaan Allah.
2. Metode Mempelajari Islam
Menurut Ali Syari’ati, Metode memahami Islam harus melibatkan beberapa
dimensi. Mengkaji Islam hanya dengan satu dimensi atau satu sudut pandang saja
dan mengabaikan dimensi yang lain tidak akan berhasil menangkap makna Al-
Qur’an secara utuh dan padu. Sebelum membahas mengenai metode memahami
ajaran islam, pemakalah akan menjelaskan mengenai kata “Memahami”.
Memahami berasal dari kata paham yang artinya mengerti, memaklumi dan

11
mengetahui sesuatu hal yang sedang diamati, didengarkan, dikerjakan ataupun
sesuatu hal yang sedang terjadi.
Metode dalam memahami Islam harus dilihat dari berbagai dimensi. Dalam
hubungan ini, jika kita meninjau Islam dari satu sudut pandang saja, maka yang
akan terlihat hanya satu dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak.
Mungkin kita berhasil melihatnya secara tepat, namun tidak cukup bila kita ingin
memahaminya secara keseluruhan. Buktinya ialah Alqur’an sendiri. Kitab ini
memiliki banyak dimensi, sebagiannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana besar
sepanjang sejarah. Satu dimensi, misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik[9]
dan sastra Alqur’an.
Adapun metode metode dalam memahami ajaran islam secara lebih rinci dapat
dijabarkan sebagai berikut :
a. Metode Diakronis
Adalah metode mempelajari Islam yang menonjolkan aspek sejarah. Metode
ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan
dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Metode ini juga menghendaki adanya pengetahuan ,pemahaman dan
penguraian ajaran-ajaran Islam dari sumber dasarnya, yakni Al-qur`an dan As-
Sunnah serta latar belakang masyarakat, sejarah, budaya disamping sirah Nabi
SAW dengan segala akal dan pikirannya.
b. Metode Sinkronik-Analitis
Adalah metode mempelajari Islam yang memberikan kemampuan analisis
teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental intelek
umat Islam. Metode ini lebih mengutamakan segi aplkatif dan praktis, tetapi juga
mengutamakan teoritik.
Metode diakronis dan metode sinkronik-analitik menggunakan asumsi dasar
sebagai berikut:
 Islam adalah agama wahyu Ilahi yang berlainan dengan kebudayaan
sebagai hasil daya cipta dan rasa manusia (Q.S. Al-Najm : 3-4).
 Islam adalah agama yang sempurna dan di atas segala – galanya (Q.S. Al-
Maidah :3).

12
 Islam merupakan supra sistem yang mempunyai beberapa sistem dan sub
sistem serta komponen dengan bagian – bagiannya dan secara keseluruhan
merupakan struktur yang unik (Q.S. Fushilat :37).
 Wajib bagi umat Islam untuk mengajak pada yang ma`ruf dan nahi
munkar (Q.S. Ali Imran :104).
 Wajib bagi umat Islam untuk mengajak orang lain kejalan Allah SWT
(Q.S. An- Nahl : 125)
 Wajib bagi umat Islam untuk menyampaikan risalah Islam menurut
kemampuannya .
 Wajib bagi sebagian umat Islam untuk memperdalam ajaran agama Islam
(Q.S. Al-Taubah : 122).

c. Metode Problem solving (hallu al-musykilat)


Adalah Suatu Metode yang mempelajari Islam dan mengajak pemeluknya
untuk berlatih menghadapi berbagai masalah dari suatu cabang ilmu pengetahuan
dengan menggunakan solusi atau cara penyelesaian masalah secara bersama sama.
d. Metode Emperis (Tajribiyah)
Suatu metode mempelajari Islam yang memungkinkan Umat Islam
mempelajari ajarannya melalui proses aktualisasi dan internalisasi norma-norma
dan kaidah Islam dengan suatu proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi
sosial, kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dalam suatu
sistem norma baru.
e. Metode Deduktif ( Al-Manhaj Al Istinbathiyah )
Suatu metode mamahami Islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah secara
logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah tersebut diaplikasikan untuk
menentukan masalah - masalah yang dihadapi.Metode ini dipakai untuk sarana
meng-istimbatkan hukum syara` dan kaidah itu bener-bener bersifat penentu
dalam masalah furu’ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan madzhabnya.
Metode ini dikenal dengan metode mutakallimin atau metode syafi`iyah.
f. Metode Induktif (al - Manhaj al-Istiqraiyah)

13
Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah hukum
untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu` yang disesuaikan dengan
madzhabnya terlebih dahulu.
Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah khusus , lalu dianalisis,
kemudian disusun kaidah hukum dengan catatan setelah terlebih dahulu
disesuaikan dengan madzhabny.
Selanjutnya, terdapat pula metode memahami Islam yang dikemukakan oleh
Nasruddin Razzak. Ia mengajarkan metode pemahaman Islam secara menyeluruh.
Cara tersebut digunakan untuk memahami Islam paling besar agar menjadi
pemeluk agama yang mantap dan untuk menumbuhkan sikap toleransi terhadap
pemeluk agama lain. Metode tersebut juga di tempuh dalam rangka menghindari
kesalahfahaman yang menimbulkan sikap serta pola hidup beragama yang tidak
sesuai dengan norma yang berlaku.
Untuk memahami Islam secara benar, terdapat empat cara yang tepat menurut
Nasruddin Razzak, yaitu sebagai berikut:
1. Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alqur’an dan
sunnah Rasul.
2. Islam harus dipelajari secara integral atau secara keseluruhan.
3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar,
kaum zu’ama, dan sarjana Islam.
4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis dalam
Alqur’an kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan
sosologis.
Dari beberapa metode tersebut terdapat dua metode dalam memahami Islam
secara garis besar, yaitu:
1. Metode komparasi, yaitu Suatu metode untuk memahami ajaran Islam
dengan membandingkan seluruh aspek Islam dengan agama lainnya agar
tercapai pemahaman Islam yang objektif dan utuh. Dalam komparasi
tersebut terlihat jelas bahwa islam sangat berbeda dengan agama-agama
lain. Intinya Islam mengajarkan kesederhanaan dalam kehidupan dan
dalam berbagai bidang.

14
2. Metode sintesis, yaitu metode memahami Islam dengan memadukan
metode ilmiah dengan metode logis normative dan brsifat rasional ,
obyektif, dan kritis dengan metode teologis-normatif.
3. Hidup Beragama dalam Islam
4. Misi Kehadiran Islam

3. Hidup Beragama dalam Islam


Toleransi keberagaman masyarakat menjadi keniscayaan di Indonesia yang
majemuk dan terdiri dari berabagai macam suku bangsa. Toleransi adalah sifat
atau sikap toleran manusia untuk saling menghormati dan menghargai, baik antar
individu maupun antar kelompok di masyarakat.
Toleransi merupakan bentuk akomodasi dalam interaksi sosial. Manusia
beragama secara sosial tidak bisa menafikan bahwa mereka harus bergaul bukan
hanya dengan kelompoknya sendiri, tetapi juga dengan kelompok berbeda agama.
Umat beragama musti berupaya memunculkan toleransi untuk menjaga kestabilan
sosial sehingga tidak terjadi benturan-benturan ideologi dan fisik di antara umat
berbeda agama.
Indonesia adalah negara multikultural, tapi bukan negara multikulturalis.
Karena itu multikulturalisme tidak menjadi solusi dalam pengelolaan keragaman
di Indonesia. Beberapa kategori multikulturalisme yang diproblematisasi di
Indonesia, terutama misalnya, terkait dengan pertanyaan siapa orang asli,
minoritas nasional, dan imigran dalam konteks masyarakat Indonesia.
oleransi dalam Islam atau bahasa Arab disebut al-tasamuh. Hanya saja,
kalimat itu tidak ditemukan secara eksplisit dalam Al Quran. Kalimat itu bisa
ditemui dalam hadist inni ursiltu bi al-hanifiyyat al-samhat. Rasulullah SAW
bersabda, beliau diutus tuhan untuk menebarkan toleransi.
Walaupun kalimat al-tasamud tidak ditemukan dalam Al-Quran, menurut
buku karya Zuhairi Misrawi ini kitab suci Al Quran menulis semua toleransi
dalam sikap saling menghargai, menerima, serta menghormati keragaman budaya
dan perbedaan berekspresi.

15
"Maka Al-Quran merupakan kitab suci yang secara nyata memberikan
perhatian terhadap toleransi. Hal tersebut dapat ditemukan dalam ratusan ayat
yang secara gamblang mendorong toleransi serta menolak intoleransi," bunyi
buku itu.
4. Misi Kehadiran Islam
Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk menyatakan
bahwa misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Argumentasi
tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pertama, untuk menunjukkan bahwa islam sebagai pembawa rahmat dapat
dilihat dari pengertian islam itu sendiri. Kata islam makna aslinya masuk dalam
perdamaian, dan orang muslim ialah orang yang damai dengan Allah dan damai
dengan manusia. Damai dengan Allah, artinya berserah diri sepenuhnya kepada
kehendaknya, dan damai dengan manusia bukan saja berarti menyingkiri berbuat
jahat dan sewenang-wenagn kepada sesamanya, melainkan pula ia berbuat baik
kepada sesamanya. Dua pernyataan ini dinyatakan dalam Al-qur’an Al-Karim
sebagai inti agama Islam yang sebenarnya. Al-qur’an menyatakan sebagai
berikut : Artinya : “(tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri
kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi
Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedi hati.” (QS. Al-Baqarah, 2:112)
Dengan demikian, dari sejak semula, islam adalah agama perdamaian dan dua
ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah, dan kesatuan atau persaudaraan umat
manusia, menjadi bukti yang nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan
namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama sekalian Nabi Allah,
sebagaimana tersebut diatas , melainkan juga sebagai sesuatu yang secara tak
sadar tunduk sepenuhnya kepada undang-undang Allah. Yang kita saksikan pada
alam semesta, inipun tersirat dalam kata aslama. Arti islam yang luas ini tetap
dipertahankan dalam penggunaan kata itu dalam hukum syara’, karena menurut
hukum syara’ islam mengandung arti dua macam yaitu :
1. Mengucap kalimah syahadat yaitu mengatakan bahwa tak ada Tuhan yang
pantas disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad itu utusan Allah.

16
2. Berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah, yakni ini hanya dapat
dicapai melalui penyempurnaan rohani. Jadi orang yang baru saja masuk
islam ia disebut muslim, sama halnya seperti orang yang berserah diri
sepenuhnya kepada Allah dan melaksanakan segala perintahnya dengan
melakukan hawa nafsunya kepada kehendak Allah.
Kedua, misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran
yang dimainkan Islam menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi,
politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Dan sejak kelahirannya
15 abad yang lalu islam senantiasa hadir memberikan jawaban terhadap
permasalahan diatas. Islam sebagaimana dikatakan H.A.R. Gibb bukan semata-
mata ajaran tentang keyakinan saja melainkan sebagai sebuah sistem kehidupan
yang multi dimensional. Berkenaan dengan peran islam yang demikian itu, Syaikh
Al-Nadwi dalam bukunya Madza Khasira al-Alam bi Inhithath al-Muslimin
( Kerugian Apa Yang Diterita Dunia Akibat Kemerosotan Dunia) mengatakan
bahwa pada saat Islam datang ke muka bumi keadaan dunia tak ubahnya seperti
baru saja dilanda gempa yang sangat dahsyat. Disana sini terdapat bangunan yang
roboh rata dengan tanah, tiang yang bergeser, genteng pecah hancur berantakan,
harta benda tertimbun tanah dan jiwa manusia melayang. Demikian pula keadaan
masyarakat baik dari segi social, ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan dan
sebagainya dalam keadaan berantakan dan kacau balau. Keadaan dunia yng
demikian itu digambarkan dalam al-Qur’an sebagai berikut : Dalam keadaan
dunia yang demikian itulah Nabi Muhammad SAW membawa ajaran Islam yang
didalamnya bukan hanya mengandung ajaran tentang aqidah atau hubungan
dengan Tuhan saja melainkan juga hubungan dengan sesama manusia dan alam
semesta. H.A.R. GIBB mengatakan Islam bukan hanya berisi ajaran etika
melainkan sebagai sistem kehidupan.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama islam menurut istilah adalah agama yang diturunkan allah kepada para
rasul- rasulnya dan disempurnakan pada Nabi Muhammad, yang berisi undang-
undang dan metode kehidupan yang mengatur dan mengarahkan begaimana
manusia berhubungan dengan allah, menusia dengan manusia, dengan manusia,
dan menusia dan alam semesta, agar kehidupan manusia terbina dan dapat meraih
kesuksesan atau kebahagiaan hidup di dunia dan ahirat.
Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk menyatakan
bahwa misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.
1. Pertama, untuk menunjukkan bahwa islam sebagai pembawa rahmat dapat
dilihat dari pengertian islam itu sendiri.
2. Kedua, misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran
yang dimainkan Islam menangani berbagai problematika agama, sosial,
ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya.
3. Ketiga, misi islam dapat pula dilihat dari misi ajaran yang dibawa dan
dipraktikkan oleh nabi Muhammd SAW.
4. Keempat, misi Islam selanjutnya dapat pula dilihat pada kedudukannya
sebagai sumber nilai dan pandangan hidup manusia.
5. Kelima, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat pula dilihat dari
peran yang dimainkannya dalam sejarah.
6. Keenam, misi ajaran Islam lebih lanjut dapat pula dilihat dari praktik
hubungan Islam dengan penganut agama lain sebagaimana dilakukan Nabi
Muhammad SAW. Di Madinah.

18
B. Saran
Adapun kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak terdapatkekurangan
dikarenakan kekurangan referensi dari pada pemakalah, oleh karna itu kami
mengharapkan kritikan atau saran yang membangun dari pada pembaca agar
makalah kedepannya lebih baik dari pada sekarang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI
press, 1979
H.M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Jakarta: Golden
Trayon Press, 1992
Ajat sudrajat, dkk, Din Al- islam Pendidikan Agama Islam Diperguruan Tinggi
Umum, Yogyakarta: UNY press, 2008

20

Anda mungkin juga menyukai