Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN NEEDLE STICK

INJURY (NSI) PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KRAKATAU MEDIKA


HOSPITAL KOTA CILEGON TAHUN 2017

Faizul Ghoffari Akbar


Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul
Email : faizulghoffariakbar@gmail.com

ABSTRAK
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki potensi bahaya yang sangat besar. Salah satu
potensi bahaya yang ada di rumah sakit yaitu kejadian Needle Stick Injury (NSI). NSI merupakan
kecelakaan kerja yang paling sering terjadi di rumah sakit. Data menunjukan bahwa angka
kejadian Needle Stick Injury (NSI) pada Perawat di Ruang Rawat Inap Krakatau Medika Hospital
(KMH) Kota Cilegon Tahun 2017 masih tinggi, terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun
2017 terdapat 18 kasus NSI. Angka kejadian NSI ini juga mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian NSI
pada perawat di Ruang Rawat Inap KMH Kota Cilegon Tahun 2017. Jenis penelitian kuantitatif
menggunakan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2017
sampai dengan Januari 2018. Sampel penelitian menggunakan total sampling, dengan jumlah
responden yang diperoleh 128 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji statistik
yang digunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa umur tidak
ada hubungan dengan kejadian NSI (p=0,235), beban kerja tidak ada hubungan dengan kejadian
NSI (p=0,322), masa kerja tidak ada hubungan dengan kejadian NSI (p=0,212), pengetahuan ada
hubungan dengan kejadian NSI (p=0,000), ketersediaan sarana tidak ada hubungan dengan
kejadian NSI (p=0,748). Saran yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan dan
pendalaman materi praktek menyuntik yang aman kepada seluruh perawat secara berkala.

Kata Kunci: Needle Stick Injury, Kecelakaan Kerja, Beban Kerja

1
FACTORS RELATED TO NEEDLE STICK INJURY (NSI) EVENTS AT NURSE AT
INPATIENT ROOM KRAKATAU MEDIKA HOSPITAL IN CILEGON 2017
ABSTRACT
The hospital is a workplace that has enormous potential danger. One of the potential hazards in
the hospital is the occurrence of Needle Stick Injury (NSI). NSI is the most common occupational
accident in hospital. The data show that the number of occurrence of Needle Stick Injury (NSI) at
Nurse in Krakatau Medika Hospital (KMH) Inpatient Room of Cilegon Year 2017 is still high,
from 2015 until 2017 there are 18 cases of NSI. NSI incidence is also increasing every year. The
purpose of this study is to determine what factors are related to the incidence of NSI in nurses in
KMH Inpatient Room Cilegon City Year 2017. Type of quantitative research using a cross-
sectional approach. This research was conducted on December 2017 until January 2018. The
sample of this research use total sampling, with the number of respondents obtained 128 people.
Data collection using questionnaires. The statistical test used Chi-Square test. Based on Chi-
Square test result showed that age was not related to NSI incidence (p = 0,235), work load was
not related to NSI incidence (p = 0,322), period of work was not related to NSI (p = 0,212) there
was association with NSI incidence (p = 0,000), the availability of the means was not related to
NSI incidence (p = 0.748). Suggestions that can be done is to conduct training and deepening of
the material practice of injecting safe to all nurses on a regular basis.

Keywords: Needle Stick Injury, Work Accident, Workload

PENDAHULUAN menyebabkan rumah sakit mempunyai


Rumah sakit merupakan tempat kerja potensi yang bahaya yang sangat besar, tidak
yang unik dan kompleks, tidak saja hanya bagi pasien dan tenaga medis, risiko
menyediakan pelayanan kesehatan bagi ini juga membahayakan pengunjung rumah
masyarakat, tetapi juga merupakan tempat sakit tersebut.
pendidikan dan penelitian kedokteran. Hasil laporan National Safety
Semakin luas pelayanan kesehatan dan Council (NSC) dalam Injury Facts 2015
fungsi suatu rumah sakit maka semakin Edition menunjukkan bahwa terjadinya
kompleks peralatan dan fasilitasnya. kecelakaan kerja nonfatal di rumah sakit 20%
Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut lebih besar dari pekerja di industri lain.

2
Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk Unit kesehatan kerja di Kementerian
jarum, terkilir, sakit pinggang, Kesehatan Malaysia melaporkan rata-rata
tergores/terpotong, luka bakar, dan penyakit kejadian needle stick injuries di Malaysia
infeksi, dan sebagainya (NSC, 2015). sebesar 4,7 per 1000 tenaga kesehatan pada
Menurut World Health Organization, tahun 2005 (Bhardwaj et al., 2014).
dalam laporan World Health Report tahun Dalam penelitian dr. Joseph di
2002, 2 juta dari 35 juta petugas layanan Indonesia Tahun 2005 - 2007 mencatat
kesehatan mengalami paparan terhadap bahwa angka NSI mencapai 38-73 % dari
penyakit menular setiap tahunnya. Tercatat total kecelakaan kerja pada petugas
bahwa paparan penyakit menular pada kesehatan (Kepmenkes, 2010). Data
petugas layanan kesehatan sebesar 37,6 % penelitian pada 114 petugas kesehatan, salah
untuk penyakit Hepatitis B, 39% untuk satunya perawat di 10 puskesmas DKI
penyakit Hepatitis C, dan 4,4, % untuk Jakarta menunjukan sekitar 84% di antaranya
penyakit HIV/AIDS di seluruh dunia pernah tertusuk jarum bekas (Sahara, 2011).
diakibatkan oleh Cidera Jarum Suntik atau Angka kecelakaan kerja di RS UGM
Needle Stick Injury (NSI) (WHO, 2002). pada tahun 2014 tercatat sebanyak 6 kasus,
Centers for Disease Control and terdiri dari 3 kasus tertusuk jarum, 2 kasus
Prevention (CDC, 2008) memperkirakan kecelakaan lalu lintas dan 1 kasus terpercik
setiap tahun terjadi 385 kasus kejadian luka serbuk gerinda. Pada tahun 2015 terjadi
akibat benda tajam yang terkontaminasi kenaikan jumlah kecelakaan kerja sebanyak
darah pada tenaga kesehatan di rumah sakit 266,7% yaitu tercatat 16 kasus, yang terdiri
amerika serikat. Menurut Occupational dari 9 kasus tertusuk jarum, 3 kasus
Safety and Health Administration (OSHA) kecelakaan lalu lintas dan 4 kasus sharp
dalam Fact Sheet yang dibuat oleh American injury. Dan selama periode Januari sampai
Nurses Association (ANA), dengan Juni 2016 tercatat sudah terjadi 7
mengestimasikan bahwa 5,6 juta pekerja di kasus kecelakaan kerja (Sarastuti, 2016).
layanan kesehatan Amerika Serikat terpajan Lalu berdasarkan hasil studi
bloodborne pathogen melalui needle stick pendahuluan yang telah dilakukan di Unit
injuries dan cidera oleh benda tajam lainnya K3LH Krakatau Medika Hospital, pada
(ANA, 2002). tahun 2015 tercatat sebanyak 5 kasus NSI
pada perawat, lalu pada tahun 2016 sebanyak

3
6 kasus NSI, dan pada tahun 2017 7 kasus variabel independen (umur, beban kerja,
NSI terhitung sampai dengan September masa kerja, pengetahuan dan ketersediaan
2017. sarana) dan variabel dependen kejadian
Kejadian NSI yang terus terulang di Needle Stick Injury (NSI) pada perawat).
Krakatau Medika Hospital mendorong Penelitian ini menggunakan metode
penulis untuk melakukan penelitian untuk kuantitatif dengan pendekatan cross-
mengetahui faktor –faktor yang berhubungan sectional.
dengan kejadian NSI tersebut. Maka dari itu Populasi yang digunakan dalam
penulis berencana melakukan penelitian di penelitian ini adalah seluruh perawat di
Krakatau Medika Hospital yang akan Ruang Rawat Inap Krakatau Medika Hospital
dilaksanakan pada bulan Desember 2017 Kota Cilegon yang berjumlah 155 orang.
sampai Januari 2018, dengan judul “Faktor- Adapun sampel penelitian yang didapatkan
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian sebanyak 128 orang perawat.
Needle Stick Injury (NSI) pada Perawat di
Ruang Rawat Inap Krakatau Medika HASIL DAN PEMBAHASAN
Hospital Kota Cilegon Tahun 2017”. A. Analisis Univariat
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk 1) Kejadian NSI
mengetahui faktor apa saja yang Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
berhubungan dengan kejadian Needle Stick Kejadian Needle Stick Injury (NSI)
Injury (NSI) pada perawat di Ruang Rawat
Inap Krakatau Medika Hospital Kota
Cilegon Tahun 2017.

METODE PENELITIAN Menurut CDC (2008)

Penelitian ini akan dilakukan di menyatakan bahwa perawat

Ruang Rawat Inap Krakatau Medika Hospital merupakan pekerjaan yang memiliki

Kota Cilegon pada bulan Desember 2017 risiko (44%) cidera percutan dan

sampai dengan Januari 2018. paparan cairan tubuh yang lebih

Penelitian ini menggunakan desain tinggi daripada pekerjaan lain.

penelitian analitik yaitu penelitian yang Adapun Needle Stick Injury

dilakukan untuk melihat hubungan antara diakibatkan oleh kegiatan

4
menggunakan jarum kepada pasien Semakin tua umur seseorang
(26%), Saat membuang jarum (13%), maka akan terdapat penurunan fungsi
dan saat menutup kembali jarum pada beberapa faktor. Menurut
suntik (6%). Pernyataan tersebut Suma’mur (1989), kapasitas fisik,
sesuai dengan hasil kuesioner yang seperti penglihatan, pendengaran dan
menunjukkan 100% repsonden masih kecepatan reaksi, akan menurun
melakukan recapping dan 46,87% sesudah umur 30 tahun atau lebih.
responden masih beranggapan bahwa Lalu menurut Sucipto (2014), umur
recapping merupakan kegiatan yang muda mempunyai reaksi dan
aman dilakukan. kegesitan yang lebih tinggi. Pada
Kejadian Needle Stick Injury umumnya, umur tua relatif tenaga
dapat menyebabkan penularan fisiknya lebih terbatas dari pada yang
penyakit infeksi terutama virus masih muda (Mulyanti, 2008).
patogen darah seperti HIV, Hepatitis Adapun umur paling muda
B dan Hepatitis C (CCOHS, 2005). pada perawat yang ada di ruang rawat
Pemerintah Republik inap Krakatau Medika Hospital yaitu
Indonesia dalam Peraturan Menteri pada 23 tahun sebanyak 5 orang, dan
Kesehatan Republik Indonesia umur paling tua yaitu pada 52 tahun
Nomor 27 Tahun 2017 telah sebanyak 1 orang. Frekuensi umur
mengatur program pencegahan dan yang paling banyak ditemukan pada
pengendalian infeksi di fasilitas perawat yang ada di ruang rawat inap
pelayanan kesehatan, yang meliputi Krakatau Medika Hospital adalah 25
pencegahan kejadian Needle Stick tahun sebanyak 11 orang (8.59%).
Injury dengan memberikan Dapat diketahui juga bahwa rata-rata
rekomendasi penyuntikan yang aman. umur perawat yaitu 32,5 tahun,
2) Umur dengan nilai median yaitu 31 tahun.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jadi dapat disimpulkan bahwa
Kelompok Umur umur dewasa awal (≤ 35 tahun) lebih
banyak terdapat pada perawat di
ruang rawat inap Krakatau Medika
Hospital. Hal ini dikarenakan pada

5
tahun 2017 terdapat beberapa perawat tersedia maka ruang perawatan
senior yang telah pensiun, sehingga tersebut memiliki beban kerja yang
digantikan dengan rekruitmen berat. Dan jika hasil perbandingan
perawat dengan umur dewasa awal. menunjukkan bahwa jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan lebih
3) Beban Kerja sedikit dari tenaga perawat yang
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi tersedia maka ruang perawatan
Kelompok Beban Kerja tersebut memiliki beban kerja yang
ringan.
Berdasarkan hasil perhitungan,
diketahui bahwa jumlah kekurangan
Menurut Menpan RI (2004), SDM perawat yang paling banyak
pembagian beban kerja seharusnya terdapat pada ruang Dahlia (ICU) dan
dapat membagi beban kerja di suatu ruang Mawar sebanyak 4 orang.
unit kerja berdasarkan target Perawat yang memiliki beban
pekerjaan untuk setiap jabatan. kerja yang tinggi tentunya akan
Pembagian beban kerja juga harus menghambat kinerjanya karena
mempertimbangkan standar terlalu banyak beban yang dia
kemampuan tiap individu. sehingga akan membuatnya
Dalam penelitian ini beban kelelahan dan cenderung tidak
kerja individu perawat ditentukan konsentrasi (Ratnawati et al, 2013).
dengan membandingkan hasil
perhitungan kebutuhan tenaga 4) Masa Kerja
perawatan dari setiap ruang Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi
perawatan dengan ketersediaan Kelompok Masa Kerja
tenaga perawat di setiap ruang
perawatan tersebut.
Jika hasil perbandingan
menunjukkan bahwa jumlah tenaga Menurut Winardi (2004),
perawat yang dibutuhkan lebih Pengalaman seseorang dalam bekerja
banyak dari tenaga perawat yang dapat diperoleh berdasarkan masa

6
kerja, semakin lama bekerja maka 9,18 tahun, dengan nilai median yaitu
pengalaman yang diperoleh akan 8 tahun.
lebih banyak. Sedangkan menurut Jadi dapat disimpulkan bahwa
Sucipto (2014) masa kerja dapat perawat junior lebih banyak daripada
mempengaruhi kinerja baik positif perawat senior. Hal ini dikarenakan
maupun negatif. Memberi pengaruh pada tahun 2017 terdapat beberapa
positif pada kinerja bila dengan perawat senior yang telah pensiun,
semakin lamanya masa kerja personal sehingga digantikan dengan
semakin berpengalaman dalam rekruitmen perawat baru.
melaksanakan tugasnya. Sebaliknya,
akan memberi pengaruh negatif 5) Pengetahuan
apabila dengan semakin lamanya Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
masa kerja akan timbul kebiasaan Kelompok Pengetahuan
pada tenaga kerja. Hal ini biasanya
terkait dengan pekerjaan yang
bersifat monoton atau berulang-
ulang. Berdasarkan data kuesioner
Berdasarkan data kuesioner materi pengetahuan Needle Stick
masa kerja terlama pada perawat Injury (NSI) paling tinggi nilai
yaitu pada 34 tahun sebanyak 1 orang. benarnya terdapat pada materi
Frekuensi masa kerja yang paling tentang profesi dengan risiko tinggi
banyak ditemukan pada perawat yang mengalami NSI di rumah sakit
ada di ruang rawat inap Krakatau sebesar 97,66%. Tertinggi kedua
Medika Hospital adalah 7 tahun terdapat pada materi hand-hygiene
sebanyak 13 orang (10,16%), adapun sebagai salah satu upaya pecegahan
dari hasil kuesioner diketahui terdapat risiko penularan penyakit.
terdapat masa kerja perawat yang Selanjutnya tertinggi ketiga terdapat
kurang dari 1 (satu) tahun sebanyak pada materi pertolongan pertama
12 orang. Dapat diketahui juga bahwa pada kejadian NSI.
rata-rata masa kerja perawat yaitu Sedangkan materi
pengetahuan NSI yang paling rendah

7
nilai benarnya terdapat pada materi 6) Ketersediaan Sarana
tentang recapping sebesar 0,00%. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi
Terendah kedua terdapat pada materi Kelompok Ketersediaan Sarana
perlindungan diri dari risiko NSI
dengan melakukan vaksin sebesar
8,59%. Selanjutnya terendah ketiga
terdapat pada materi tindakan tidak Antiseptic atau handscrub
aman saat menyuntik sebesar yang tersedai di setiap ruang
53,13%. perawatan disuplai dari unit logistik.
Berdasarkan hasil Sedangkan untuk safety box, sarung
pengamatan saat penelitian, diketahui tangan karet, dan masker yang
bahwa sosialisasi terhadap tersedia di setiap ruang perawatan
kewasapadaan universal telah disuplai oleh unit K3LH. Adapun
disampaikan kepada semua perawat proses permintaan untuk barang-
pada saat orientasi karyawan baru. barang tersebut dapat dilakukan
Adapun didalamnya materi yang dengan mengisi formulir permintaan
disampaikan adalah kebersihan barang kepada unit penyuplainya.
tangan, menggunakan dan Berdasarkan hasil
melepaskan alat pelindung diri, pengamatan saat dilakukan
dekontaminasi peralatan perawatan penelitian, sebagian perawat masih
pasien, pengelolaan limbah (termasuk menggunakan safety box sampai
limbah jarum suntik), dan juga materi melebihi batas pengisiannya. Hal ini
cara menyuntik yang aman. Selain juga dapat dilihat pada hasil
itu, adapun program pembuatan kuesioner bagian pengetahuan
poster tentang hand-hygiene dan etika tentang cara menggunakan safety box,
batuk dan bersin. Program-program sebanyak 21,09% perawat masih
tersebut dilakukan oleh pihak rumah tidak mengetahui cara yang aman
sakit dengan harapan dapat untuk menggunakan safety box.
meningkatkan pengetahuan dan Adapun dampak dari pengisian safety
kewaspadaan bagi perawat. box yang berlebihan, dapat
menyebabkan safety box rusak dan

8
tidak layak pakai. Sehingga risiko berarti umur dapat menyebabkan
petugas untuk tertusuk jarum suntik kejadian Needle Stick Injury.
juga menjadi lebih tinggi pada saat Sehingga perawat dengan umur
menggunakan safety box. Maka dari Dewasa Akhir (> 35 Tahun) 1,712
itu disarankan untuk menggunakan kali lebih berisiko untuk mengalami
safety box harus sampai batas kejadian Needle Stick Injury
pengisiannya. dibandingkan dengan perawat dengan
umur Dewasa Awal (≤ 35 Tahun).
B. Analisis Bivariat Berdasarkan pengamatan
1. Umur peneliti pada saat penelitian, umur
Tabel 4.7 Hubungan antara Umur dewasa awal juga cenderung
dengan kejadian NSI memiliki pengetahuan yang belum
cukup mengenai standar prosedur
operasional yang berlaku di Krakatau
Medika Hospital.
Pengenalan perawat junior
terhadap dokumen standar
operasional prosedur (SOP) belum
Berdasarkan hasil uji statistik
dilakukan secara merata. Adapun
diperoleh hasil dalam tabel 2x2 tidak
sosialisasi tentang kewaspadaan
terdapat nilai cells dengan nilai
universal hanya dilakukan pada saat
kurang dari 5, sehingga diperoleh
masa orientasi. Maka dari itu perlu
nilai p-value = 0,235. Hal ini
adanya pengenalan dokumen SOP
menunjukkan bahwa (p-value >
kepada perawat junior secara
(0,05)), dengan demikian dapat
keseluruhan sebelum melakukan
disimpulkan bahwa tidak ada
tugasnya sebagai perawat di ruang
hubungan yang bermakna antara
perawatan. Pengawasan terhadap
umur dengan kejadian Needle Stick
pelaksaan tugas sesuai dengan SOP
Injury pada perawat di ruang rawat
juga sebaiknya dilakukan oleh
inap Krakatau Medika Hospital.
perawat senior terhadap perawat
Adapun hasil analisis
diperoleh juga nilai OR = 1,712, yang

9
junior. Sehingga risiko NSI pada Needle Stick Injury dibandingkan
perawat junior dapat dihindari. dengan perawat dengan beban kerja
Ringan.
2. Beban Kerja Berdasarkan hasil
Tabel 4.8 Hubungan antara Beban pengamatan saat penelitian,
Kerja dengan kejadian NSI perhitungan kebutuhan SDM
menggunakan formula ilyas masih
belum dapat menggambarkan beban
kerja yang ada pada setiap perawat di
ruang rawat inap Krakatau Medika
Hospital. Hasil perhitungan yang
Berdasarkan hasil uji statistik didapat dari formula ilyas selalu
diperoleh hasil dalam tabel 2x2 tidak menghasilkan nilai yang lebih rendah
terdapat nilai cells dengan nilai dari ketersediaan SDM perawat yang
kurang dari 5, sehingga diperoleh ada, sehingga menghasilkan beban
nilai p-value = 0,246. Hal ini kerja yang ringan untuk semua
menunjukkan bahwa (p-value > perawat. Adapun saran yang
(0,05)), dengan demikian dapat diberikan oleh pembimbing lapangan,
disimpulkan bahwa tidak ada untuk memodifikasi formula ilyas
hubungan yang bermakna antara dengan menambahkan faktor koreksi
beban kerja dengan kejadian Needle berupa Loss Day dan Non-Nursing
Stick Injury pada perawat di ruang Jobs.
rawat inap Krakatau Medika Menurut Kurnia et al (2011),
Hospital. perhitungan kebutuhan SDM dengan
Adapun hasil analisis menggunakan metode Depkes RI
diperoleh juga nilai OR = 1,621, yang hanya menghitung waktu perawatan
berarti beban kerja dapat langsung yang diberikan kepada
menyebabkan kejadian Needle Stick pasien, sehingga jumlah ini masih
Injury. Sehingga perawat dengan perlu ditambahkan dengan faktor
beban kerja Berat 1,621 kali lebih koreksi yaitu Loss Day dan Non-
berisiko untuk mengalami kejadian Nursing Jobs. Hal ini juga berlaku

10
untuk perhitungan waktu Berdasarkan hasil penelitian
keperawatan dengan menggunakan memang tidak terdapat hubungan
formula Ilyas. antara masa kerja dengan kejadian
NSI, penulis berasumsi bahwa tidak
3. Masa Kerja adanya hubungan ini didasarkan pada
Tabel 4.9 Hubungan antara Masa kecenderungan perawat senior untuk
Kerja dengan kejadian NSI bersikap acuh terhadap standar
prosedur operasional. Hal tersebut
dapat diakibatkan karena jenis
pekerjaan perawat di ruang rawat inap
merupakan pekerjaan rutin yang
monoton dan membuat jenuh,
sehingga dapat menimbulkan
Berdasarkan hasil uji statistik
perilaku yang mendahulukan
diperoleh hasil dalam tabel 2x2 tidak
kenyamanan dan kecepatan dalam
terdapat nilai cells dengan nilai
melakukan tugas dibandingkan
kurang dari 5, sehingga diperoleh
dengan kewaspadaan terhadap risiko
nilai p-value = 0,212. Hal ini
kecelakaan kerja.
menunjukkan bahwa (p-value >
Adapun data lain yang didapat
(0,05)), dengan demikian dapat
pada saat penelitian, dari 63 perawat
disimpulkan bahwa tidak ada
senior terdapat 24 orang (38,10%)
hubungan yang bermakna antara
perawat yang memiliki umur dewasa
masa kerja dengan kejadian Needle
awal. Dan 13 orang (54,17%) perawat
Stick Injury pada perawat di ruang
dari 24 orang perawat tersebut
rawat inap Krakatau Medika
mengalami kejadian NSI. Dari data
Hospital.
tersebut dapat diketahui bahwa
Adapun hasil analisis diperoleh
sebagian dari perawat senior masih
juga nilai OR = 0,602, yang berarti
memiliki karakter dewasa awal
masa kerja tidak terbukti dapat
seperti pernyataan Sucipto (2014),
menyebabkan kejadian Needle Stick
bahwa umur muda sering pula
Injury.
mengalami kasus kecelakaan akibat

11
kerja, hal ini mungkin karena 4,767 kali lebih berisiko untuk
kecerobohan dan sikap suka tergesa- mengalami kejadian Needle Stick
gesa. Injury dibandingkan dengan perawat
yang memiliki pengetahuan yang
4. Pengetahuan Baik.
Tabel 4.10 Hubungan antara Dari hasil penelitian terlihat
Pengetahuan dengan kejadian NSI bahwa proporsi tertinggi kejadian
NSI terdapat pada perawat dengan
pengetahuan yang dikategorikan
kurang baik. Hal tersebut sesuai
dengan sesuai teori menurut Ng
(2007), menyatakan bahwa faktor
Berdasarkan hasil uji statistik faktor yang berkontribusi terhadap
diperoleh hasil dalam tabel 2x2 tidak LTJS termasuk tingkat pengetahuan
terdapat nilai cells dengan nilai tentang penyakit akibat patogen darah
kurang dari 5, sehingga diperoleh dan kewaspadaan universal, dan
nilai p-value = 0,000. Hal ini persepsi terhadap risiko. Menurut
menunjukkan bahwa (p-value < teori Green Model (1970),
(0,05)), dengan demikian dapat pengetahuan merupakan salah satu
disimpulkan bahwa terdapat faktor predisposisi yang dapat
hubungan yang bermakna antara mempengaruhi motivasi individu
pengetahuan dengan kejadian Needle maupun populasi untuk melakukan
Stick Injury pada perawat di ruang atau mempraktekkan perilaku
rawat inap Krakatau Medika tertentu.
Hospital. Berdasarkan hasil
Adapun hasil analisis pengamatan, upaya yang sudah
diperoleh juga nilai OR = 4,767, yang dilakukan oleh pihak Krakatau
berarti pengetahuan dapat Medika Hospital yaitu dengan
menyebabkan kejadian Needle Stick memberikan sosialisasi tentang
Injury. Sehingga perawat yang kewaspadaan universal yang
memiliki pengetahuan Kurang Baik berpedoman pada Peraturan Menteri

12
Kesehatan Republik Indonesia disampaikan saat sosialisasi
Nomor 27 Tahun 2017 tentang kewaspadaan universal belum banyak
Pedoman Pencegahan dan mengandung materi NSI. Program
Pengendalian Infeksi di Fasilitas poster juga belum menekankan pada
Pelayanan Kesehatan. Adapun anjuran untuk tidak melakukan
didalam meteri sosialisasi tersebut recapping atau bagaimana cara
disampaikan tentang edukasi memperlakukan jarum suntik yang
kebersihan tangan, menggunakan dan telah digunakan.
melepaskan alat pelindung diri, Adapun saran yang bisa
dekontaminasi peralatan perawatan dilakukan yaitu dengan mengadakan
pasien, pengelolaan limbah (termasuk pelatihan dan pendalaman materi
limbah jarum suntik), dan juga materi praktek menyuntik yang benar
cara menyuntik yang aman. Selain kepada seluruh perawat. Materi yang
dari pada program edukasi tersebut dapat disampaikan seperti cara
adapula program pembuatan poster recapping yang aman (jika
tentang hand-hygiene dan etika batuk diperlukan), dan cara memperlakukan
dan bersin. jarum suntik yang telah digunakan.
Selain daripada program Sehingga muncul kesadaran akan
sosialisasi dan edukasi tersebut risiko yang mungkin terjadi jika
adapun program imunisasi untuk mengalami Needle Stick Injury, dan
vaksin hepatitis, dan program medical upaya pencegahannya. Kepada
check up untuk seluruh perawat di perawat di ruang rawat inap
Krakatau Medika Hospital. Program sebaiknya tidak melakukan
tersebut dilakukukan untuk recapping dan kepada pihak Krakatau
meningkatkan kewaspadaan Medika Hospital sebaiknya dapat
universal dan keamanan saat membuat kebijakan untuk tidak
menyuntik bagi perawat. menganjurkan perawat melakukan
Akan tetapi sebagian besar recapping.
perawat masih memiliki pengetahuan
yang kurang baik terhadap NSI, hal
dikarenakan materi yang

13
5. Ketersediaan Sarana yang memiliki ketersediaan sarana
Tabel 4.10 Hubungan antara yang Tidak Cukup.
Ketersediaan Sarana dengan kejadian Berdasarkan hasil penelitian
NSI memang tidak terdapat hubungan
antara ketersediaan sarana dengan
kejadian NSI, penulis berasumsi
bahwa tidak adanya hubungan ini
didasarkan pada pengetahuan perawat
terhadap cara penggunaan safety box.
Berdasarkan hasil uji statistik
Berdasarkan data kuesioner
diperoleh hasil dalam tabel 2x2 tidak
didapatkan bahwa 21,09% perawat
terdapat nilai cells dengan nilai
belum mengetahui cara
kurang dari 5, sehingga diperoleh
menggunakan safety box yang aman.
nilai p-value = 0,748. Hal ini
Pernyataan ini diperkuat oleh
menunjukkan bahwa (p-value >
pernyataan CDC (2008), yang
(0,05)), dengan demikian dapat
menyatakan bahwa Needle Stick
disimpulkan bahwa tidak ada
Injury dapat diakibatkan pada saat
hubungan yang bermakna antara
membuang jarum suntik (13%) dan
ketersediaan sarana dengan kejadian
saat membuang jarum suntik dengan
Needle Stick Injury pada perawat di
cara yang tidak benar (10%).
ruang rawat inap Krakatau Medika
Adapun program penggantian
Hospital.
safety box dengan safety dirigent
Adapun hasil analisis
telah dilakukan sebaiknya diikuti
diperoleh juga nilai OR = 1,194, yang
dengan peningkatan pengetahuan
berarti ketersediaan saran dapat
perawat. Pihak Krakatau Medika
menyebabkan kejadian Needle Stick
Hospital dapat mengadakan pelatihan
Injury. Sehingga perawat yang
dan pendalaman materi praktek
memiliki ketersediaan sarana Tidak
menyuntik yang benar dan cara
Cukup 1,194 kali lebih berisiko untuk
menggunakan safety box yang benar
mengalami kejadian Needle Stick
kepada seluruh perawat. Pelatihan
Injury dibandingkan dengan perawat
sebaiknya dilakukan secara berkala

14
serta memonitoring dan B. Saran
mengevaluasi kinerja perawat yang 1. Mengadakan training NSI secara
telah mengikuti pelatihan. berkala untuk seluruh perawat di
ruang rawat inap Krakatau Medika
KESIMPULAN DAN SARAN Hospital, serta memonitoring dan
A. Kesimpulan mengevaluasi kinerja perawat terkait
Berdasarkan hasil penelitian dan NSI setelah mengikuti training.
pembahasan tentang kejadian Needle Adapun materi yang disampaikan
Stick Injury (NSI) pada perawat di ruang sebaiknya lebih menekankan pada
rawat inap Krakatau Medika Hospital, praktek menyuntik yang aman,
dapat disimpulkan bahwa sebanyak meliputi cara recapping yang aman
52,3% responden pernah mengalami (jika diperlukan), dan cara
kejadian NSI, sebanyak 69,5% responden memperlakukan jarum suntik yang
berumur Dewasa Awal, sebanyak 57,8% telah digunakan, serta cara
responden memiliki beban kerja yang membuang jarum suntik ke safety
ringan, sebanyak 50,8% responden box.
tergolong perawat junior, sebanyak 2. Kepada perawat di ruang rawat inap
62,5% responden memiliki pengetahuan sebaiknya tidak melakukan
kurang baik, sebanyak 53,1% responden recapping, dan pihak Krakatau
memiliki ketersediaan sarana tidak Medika Hospital sebaiknya dapat
cukup. Ada hubungan antara membuat kebijakan untuk tidak
pengetahuan dengan Kejadian NSI menganjurkan perawat melakukan
(Pvalue = 0,000). Tidak ada hubungan recapping.
antara umur dengan Kejadian NSI 3. Untuk peneliti selanjutnya,
(Pvalue = 0,235), Tidak ada hubungan diharapkan dapat menggunakan
antara beban kerja dengan Kejadian NSI perhitungan lain yang dapat
(Pvalue = 0,246), Tidak ada hubungan menggambarkan beban kerja tiap
antara masa kerja dengan Kejadian NSI individu perawat secara detail dan
(Pvalue =0,212), Tidak ada hubungan sesuai kondisi di lapangan. Serta
antara ketersediaan sarana dengan dapat meneliti faktor lainnya yang
Kejadian NSI (Pvalue =0, 748).

15
mungkin dapat berhubungan dengan Nomor 1087 tahun 2010 tentang
kejadian NSI. Rumah Sakit. Jakarta. Indonesia.
Kurnia, Erlin., Damayanti, Nyoman A.,
DAFTAR PUSTAKA Nursalam. 2011. Formula
ANA, 2002. American Nurses Association. Penghitungan Tenaga Keperawatan
Safe Needles Save Lives It’s The Modifikasi FTE dengan Model
Law. Fact Sheet.10 Years Edition Asuhan Keperawatan Profesional
(2000-2010). Tim. Surabaya. Fakultas
Bhardwaj A, Sivapathasundaram N, Yusof Keperawatan. Universitas Airlangga.
MF, Minghat AH, Swe KMM and Menpan, RI. 2004. Keputusan Menteri
Sinha NK. 2014. The Prevalence of Pendayagunaan Aparatur Negara
Accidental Needle Stick Injury and Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004
their Reporting among Healthcare tentang Pedoman Perhitungan
Workers in Orthopaedic Wards in Kebutuhan Pegawai Berdasarkan
General Hospital Melaka, Malaysia. Beban Kerja dalam Rangka
Malaysian Orthopaedic Journal. Penyusunan Formasi Pegawai Negeri
CCOHS, 2005. Canadian Centre for Sipil. Menteri Pendayagunaan
Occupational Health and Safety. Aparatur Negara Republik Indonesia.
Needle Stick Injuries. Diakses dari Jakarta.
(https://www.cchos.ca/oshanswers/di Mulyanti D. 2008. Faktor Predisposing,
sease/needlestick_injuries.html) pada Enabling Dan Reinforcing Terhadap
tanggal 22 September 2017 pada Penggunaan Alat Pelindung Diri Di
20.32. Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh.
CDC. 2008. Workbook for Designing, [Tesis]. USU.
Implementing and Evaluating a National Safety Council, 2015. National
Sharps Injury Prevention Program. Safety Council Injury Facts 2015
Atlanta – USA: Centers for Disease Edition. Itasca, IL: NSC.
Control and Prevention – Department Ng, Y. 2007. Needlestick Injury Among
of Health and Human Services. Medical Personnel in Accident and
Kepmenkes RI, 2010. Keputusan Menteri Emergency Department of Two
Kesehatan Republik Indonesia.

16
Teaching Hospitals. Med J Malaysia Sucipto, Cecep Dani. 2014. Keselamatan
Vol 62 No 1 March 2007, 9 - 12. Dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta:
Permenkes RI, 2017. Pedoman Pencegahan Gosyen.
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Suma'mur. 1989. Keselamatan Kerja &
Pelayanan Kesehatan. Nomor 27 Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT
Tahun 2017. Jakarta. Indonesia. Pertja.
Ratnawati, Ana., Rufina, Desy., Ghofur, WHO, 2002. Occupational health:
Abdul. 2013 Determinan Cedera Needlestick injuries. Diakses dari
Benda Tajam pada Perawat di (http://www.who.int/occupational_he
Instalasi Bedah Sentral RSUP DR. alth/topics/needinjuries/en/) pada
Soeradji Tirtonegoro Klaten. Poltekes tanggal 6 November 2017 pada 06.20.
Kemenkes Yogyakarta. Yogyakarta. Winardi S. 2004. Manajemen Perilaku
Republik Indonesia, 1970. Undang-Undang Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada
Republik Indonesia. Nomor 1 Tahun Media Group.
1970 tentang Keselamatan Kerja.
Jakarta. Indonesia.
Sahara, Ayu. 2011. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Penerapan
Kewaspadaan
Universal/Kewaspadaan Standar oleh
Perawat dan Bidan Di RS PMI Bogor
Tahun 2011. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas
Indonesia. Depok.
Sarastuti, Dewi. 2016. Analisis Kecelakaan
Kerja di Rumah Sakit Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta. Skripsi.
Publikasi Ilmiah. Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah. Surakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai