Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN K3

KONSEP PENGEMBANGAN PROGRAM K3 DI TEMPAT KERJA

(Safety Training, Safety Talk, and Safety Induction)

DISUSUN OLEH

Safitri Febriantie 113219011

Luciana Dewi R 113219018

M Faisal Kurnia 113219021

Vina Nur Fitriani S 113219038

Widya Utami 113219053

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat penyelenggaraan-Nya, makalah yang berjudul “Konsep Pengembangan Program K3
Di Tempat Kerja(Safety Training, Safety Talk, and Safety Induction)” ini bisa diselesaikan. Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai tugas mata kuliah dasar
Promosi Kesehatan K3. Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagıimana perkembangan pada perusahaan dan karyawan terhadap pelaksanaan
kesehatan dan program kesehatan di sebuah perusahaan, dan manfaat yang dirsakan oleh karyawan.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada siapa saja yang
telah terlibat dalam proses penulisannya, terlibih kepada teman–teman seangkatan Program studi ilmu kesehatan masyarakat 2019 STIKES Jenderal A. Yani.

Akhirnya, harapan penulis semoga makalah yang berjudul Konsep Pengembangan Program K3 Di Tempat Kerja (Safety Training, Safety Talk, and
Safety Induction) ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari makalah
ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Cimahi, 07 Mei 2020

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengembangan Program lt3 di Perusahaan


Program Keselanmtan dan Keselmtan Kerja (K3) adalah smtu sistem yang dirancang urtuk irmijamin
keselamatan yang baik pada senxia personel di ternpat kerja agar tidak mmderita hika nmupun mmyebabkan penyaki
di tenpat kerja dengan rrnmatuhi/ taat pada
fu um dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada pert1›ahan sikap nmaiju keselanmtan di
tenpat kerja. Program Keselamatan dan Keselmtan Kerja (K3) juga bisa disebut simtu sistem program yang dibimt
bagi pekerja maupm pe gusaha sebagai upaya peicegahan (preventif) timbiihya kecelakaan dan penyakit kedja
akibat lxibungan kerja dalmi lYigkungan kerja dengan cara rrnngenali hal-hal yang berpotensi rrnnänbulkan
keoelakaan dan penyakit kerja akibat htlxmgan kerja, dan tindakan aiaisipatif bila terjadi hal yang tYlak dihginkan.
Program pengembangan keselamatan dan kesehatan kerja disebnggarakan karena tiga ahsan pokok, yaiu:
1. Moral. Para peng saha rrnnyeJenggarakan upaya pencegalmn keoelakaan dan penyakit
kerja pertama sekali semata-nmta atas dasar kemnuisiaan Mereka rrnlakukan hal itu
izauk rrnnperingan penderYaan karyawan dan keLarganya yang rrnngalami keoelakaan
dan penyaki akibat kerja
2. Hukutn Dewasa in, terdapat berbagai peraturan peruxlang-undangan yang rrnngatur
khwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan htkuman terhadap pitmk-phak yang
rrelanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peranxan perundang-irxlangan itu,
pert ahaan dapat dkenakan derda, dan para supervisor dapat diahan apabila ternyata
bertanggungjawab atas kecelakaan dan penyakit fataL
3. Ekorioitä. Adanya aJasan ekonomi karena biaya yang d ikul penisalman dapat jadi cukup
sekalipun keceJakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asiransi kornpensasi
karyawan ditujikan untuk rrnn1›er ganti rqgi kepada pegawai yang rrnngalami
kecelakaan dan penyakit akbat kerja
ApabiJa penısahaan dapat
ırnlaksanakan per;genıbangan program
keseJamatan dan kesehatan kerja dengan baik,
maka penısahaan akan dapat rrnnperobh
manfaat sebagai berikut:

4. Meningkatkan produktivitas karem rrenmunnya


jumJah han kerja yang hilang
5. Meningkatnya efisiensî dan kmlitas pekerja yang Jebh
komitrınn
6. Menmunnya biaya-biaya keselmtan dan asi
7. Tmgkat kornpe sasi pekerja dan perrbayaran
langsung yang Jebh
rendah karena
rrenmunnya pengajuan klaân
8. FJeksihiJâas dan adaptabilins yang
Jebh besar sebagai akibat darî
partisipasi dan ras kepenıilîkan
9. Rasio seJeksi tenaga kerja yang hbih bak karena
rreningkatkan cîtra penıs
10. Penısahaan dapat rrnningkatkan keurıungannya secara
sıÖstansial
Kenzxlim manfaat pengembangan program
keseJamatan dan kesehatan kerja dî

1. engurangan Atnentisım. Penısalman


yang rrnlaksanakan program
keselmıatan dan kesehatan kerja
secara seriıs, akan dapat rrnnekan
angka risiko keoelakaan dan penyakâ
kerja daJam tenpat kerja, selûrıgga
karyawan yang tidak masuk karena
alasan cedera dan sakit akibat kerja
pm juga semakh berkurang.
2. engurangan Biaya Klainı Kesehatan.
Karyawan yang bekerja pada
penısahaan yang bemr-benar
rrnrnperhatikan kesehatan dan
keseJamatan kerja karyawannya
kenxmgkâun urtuk rrengalami cedera
atan sakit akibat kerja adalah kecit,
seiûrıgga makin kecil pula
kenzmgkinan klaYn pengobatan/
kesehatan dan rrereka.
3. engurangan Turnover Pekeıja.
Penısalman yang rrnnerapkan
program K3 rrnngirim pesan yang
jelas pada pekerja bahwa manajerrnn
rrnnghargai dan rrnrnperhatikan
kesejahteraan rrnreka, seifrıgga
rrnnyebabkan para pekerja rrnnjadî
rrnrasa Jebih bahagia dan tidak irş;in
kehıar darî pekerjaannya
4. eningkatan Pmduktivitas.
Penısahaan yang rrnJakukan program
keseJamatan dan kesehatan kerja
secara seriıs, akan ırnmaıjukkan
bahwa baik secara individual n opun
bersamasama program keselaımtan
dan keselmtan kerja berpe
posYif terhadap

11 Prinsip K3 dalam OHSAS 18001


 by Rendi Mahendra |  posted in: Article |  0 https://isoindonesiacenter.com/11-prinsip-k3-dalam-ohsas-
18001/

Seperti kita ketahui bahwa ISO 9001 didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen


mutu, ISO 19011 didasarkan pada prinsip-prinsip audit. OHSAS 18001 juga
didasarkan pada beberapa prinsip, meskipun prinsip-prinsip tersebut tidak secara
eksplisit tercantum dalam standar.

11 Prinsip K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


1. Semua pekerja memiliki hak. Pekerja, serta pengusaha dan pemerintah,
harus memastikan bahwa hak-hak tersebut dilindungi dan harus berusaha
untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang layak dan lingkungan
kerja yang layak.Lebih spesifik seperti berikut:
o pekerjaan harus dilakukan dalam lingkungan kerja yang aman dan
sehat;
o kondisi kerja harus konsisten sesuai dengan kesejahteraan pekerja dan
martabat manusia;
o kerja harus menawarkan kemungkinan nyata untuk prestasi pribadi,
pemenuhan kebutuhan diri, dan pelayanan kepada masyarakat.
2. Kebijakan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) harus ditetapkan.
kebijakan tersebut harus dilaksanakan baik di tingkat lokal dan perusahaan
nasional. Kebijakan harus secara efektif dikomunikasikan kepada semua
pihak yang terkait.
3. Harus ada komunikasi yang baik antara mitra sosial (yaitu,
pengusaha dan pekerja) dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini
harus dilakukan selama formulasi, implementasi, dan peninjauan semua
kebijakan, sistem, dan program.
4. Program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan kebijakan harus
bertujuan baik dalam hal pencegahan dan perlindungan. Upaya harus
difokuskan, terlebih pada pencegahan primer di tingkat tempat kerja. Tempat
kerja dan lingkungan kerja harus direncanakan dan dirancang untuk menjadi
aman dan sehat.
5. Perbaikan terus-menerus K3 (keselamatan dan kesehatan kerja)
harus dipromosikan. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa hukum,
peraturan, dan standar teknis nasional untuk mencegah kecelakaan kerja,
penyakit, dan kematian yang disesuaikan secara berkala untuk kemajuan
sosial, teknis, dan ilmiah dan perubahan lain dalam dunia kerja. Hal ini akan
optimal dilakukan dengan cara pengembangan dan pelaksanaan kebijakan
nasional, sistem nasional, dan program nasional.
6. Informasi penting untuk pengembangan dan pelaksanaan program
dan kebijakan yang efektif. Pengumpulan dan penyebaran informasi yang
akurat tentang bahaya dan bahan berbahaya, pengawasan kerja,
pemantauan kepatuhan terhadap kebijakan dan praktek yang baik, dan
kegiatan terkait lainnya adalah pusat untuk pembentukan dan penegakan
kebijakan yang efektif.
7. Promosi Kesehatan adalah unsur utama dari praktik kesehatan kerja.
Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan pekerja fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial.
8. Pelayanan kesehatan kerja yang mencakup semua pekerja harus
dibentuk. Idealnya, semua pekerja di semua kategori harus memiliki akses
ke layanan tersebut, yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan
kesehatan pekerja dan memperbaiki kondisi kerja.
9. Pendidikan dan pelatihan merupakan komponen penting dari
lingkungan kerja yang sehat dan aman. Pekerja dan pengusaha harus
dibuat sadar akan pentingnya membangun prosedur kerja yang aman dan
bagaimana melakukannya. Pelatih/trainer internal harus dilatih di bidang
relevansi khusus untuk industri tertentu, sehingga mereka dapat mengatasi
masalah K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) yang spesifik.
10.Pekerja, pengusaha dan pejabat yang berwenang memiliki tanggung
jawab, tugas, dan kewajiban tertentu. Misalnya, pekerja harus mengikuti
prosedur keselamatan yang ditetapkan; pengusaha harus menyediakan
tempat kerja yang aman dan menjamin akses ke pertolongan pertama; dan
pihak yang berwenang harus menyusun, berkomunikasi, dan meninjau secara
berkala dan memperbarui kebijakan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja).
11.Kebijakan harus ditegakkan. Harus ada sistem pemeriksaan dan evaluasi
di tempat kerja untuk memastikan kesesuaian langkah-langkah K3
(keselamatan dan kesehatan kerja) dan undang-undang tenaga kerja lainnya
dengan implementasi yangs sesungguhnya.

B. PROGRAM PENGEMBANGAN K3
A. Safety Training
1. Pengertian
Safety atau keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko
yang relatif sangat kecil di bawah tingkatan tertentu. Sedangkan risiko
adalah tingkat kemungkinan terjadinya suatu bahaya yang menyebabkan
kecelakaan dan intensitas bahaya tersebut (Notoatmodjo, 2007).
Training atau pelatihan menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu
proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk
membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat
dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara
sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai
dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan
yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan
yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan
pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan
pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi
pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelatihan berasal
dari kata “latih” yang berarti olah, pelajaran untuk membiasakan atau
memperoleh suatu kecakapan. Jadi, pelatihan berarti proses pembelajaran
11

untuk membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan atau keahlian


tertentu.
Pelatihan menurut Dessler (2009) adalah proses mengajarkan individu
atau kelompok dalam ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk
menjalankan aktivitas mereka.
2. Tujuan Safety training
Safety training mempunyai tujuan untuk memperkecil atau
menghilangkan potensi bahaya atau risiko yang dapat mengakibatkan
kesakitan dan kecelakaan dan kerugian yang mungkin terjadi. Kerangka
konsep berpikir safety training adalah menghindari resiko sakit dan celaka
dengan pendekatan ilmiah dan praktis secara sistematis (systematic), dan
dalam kerangka pikir kesisteman (system oriented) (Notoatmodjo, 2010).
Safety training sebagai kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi yang
aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan
pelatihan, pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan kegiatan (Yuli,
2005). Pelatihan keselamatan merupakan upaya preventif yang
kegiatannya utamanya adalah identifikasi, substitusi, eliminasi, evaluasi,
dan pengendalian risiko dan bahaya (Notoatmodjo, 2007).

APAKAH ITU SAFETY TALK?


http://nusantaratraisser.co.id/responsiveweb/blog/2019/02/13/pengertian-safety-talk/ BY
MARKETING

Safety talk adalah suatu cara untuk mengingatkan perkerja mengenai pentingnya kesehatan
dan keselamtan kerja di tempat kerja. Materi – materi yang diberikan dalam safety talk
bersifat spesifik yang ada di tempat kerja dan tidak harus dilakukan di ruang khusus.
Misalnya tentang peralatan, bahan, material dan proses pekerjaan yang sering dilakukan
setiap hari. Safety Talk biasanya dilakukan selama 5 – 10 menit.

TUJUAN SAFETY TALK

 Tujuan utama safety talk adalah untuk mengingatkan karyawan/pekerja akan potensi-
potensi bahaya di tempat kerja dan membantu karyawan/pekerja untuk mengenali dan
mengendalikan bahaya tersebut
 Safety talk cara termudah untuk melindungi karyawan / pekerja dari cidera.

SIAPA YANG MELAKUKAN SAFETY TALK

Safety talk sangat tepat dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab akan K3 pekerja:

 Foreman / Supervisor / Atasan langsung.


 Safety officer
 Anggota safety committee
 Sesama karyawan / pekerja, secara bergantian dalam rangka meningkatkan kepedulian
diantara karyawan / pekerja (bisa dijadwalkan secara teratur).

PESAN SAAT SAFETY TALK

 Tidak ada standart pesan utk safety talk.


 Semua materi / hal yang berhubungan dgn K3 di tempat kerja bisa ditampilkan.

DIMANA LOKASI SAFETY TALK?

Pilih lokasi yang paling sesuai. Dimanapun memungkinkan, pilih di lokasi kerja atau di dekatnya.

Misal:

Safety talk saat akan bekerja di confined space, lakukan di dekat tanki atau dekat vessel.

METODE SAFETY TALK

Jika memungkinkan gunakan peralatan, material, prosedur / WI untuk memperagakan item-item


kunci shg lebih mudah dipahami oleh karyawan / pekerja.
Penting:

Jangan lupa utk membuat rekaman / record singkat spt: tgl, lokasi, pembicara, peserta dan
materi safety talk. Krn rekaman / record sgt penting sbg referensi di kemudian hari.

DAMPAK

Meskipun safety talk hanya hitungan menit namun karyawan dan pekerja ingat akan pentingnya
K3, dapat mengenali dan mengontrol potensi-potensi bahaya dan dapat menjaga kepedulian
akan K3.

Ingat:

Masih sangat banyak potensi-potensi bahaya di area petrochemical plant.

Berikut adalah 5 tips melakukan safety talk yang baik :

 Prepare (pikirkan, tulis, baca, dengarkan, organisasikan dan praktekkan yang anda
katakan).
 Pinpoint (sederhanakan bicara, fokus terhadap hal safety dari pekerjaan).
 Personalize (bicara langsung ke masing-masing personel).
 Picturize (visualkan apa-apa yang anda sampaikan).
 Prescribe (pastikan anda menyampaikan secara tepat kepada pendengar anda apa yang
seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan agar mereka dan rekan kerjanya selamat –
dan tepat.
Safety induction adalah sebuah latihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan
kepada pekerja baru, kontraktor baru ataupun para tamu yang baru pertama kali datang di lokasi
perusahaan tersebut. Tujuan safety induction ini adalah untuk mengkomunikasikan bahaya-
bahaya keselamatan dan kesehatan kerja umum yang terdapat selama pekerjaan/kunjungan
mereka sehingga mereka bisa sadar serta bisa melakukan tindakan pengendalian terhadap bahaya
tersebut.
Landasan Hukum
Safety Induction ini sebenarnya adalah wajib sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970, Bab V
tentang pembinaan pada pasal 9 ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa:
(1) Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang:

 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
 Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya.
 Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

(2) Pengurus hanya dapat memperkerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin
bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut diatas.

Mengapa Perlu Safety Induction?


Safety induction sangat diperlukan bagi para pekerja baru karena banyak penelitian menyebutkan
bahwa tingkat kecelakaan pada pekerja baru, Menurut penelitian dari Health and Safety
Executive dan institute for work and health:
 8 dari 16 kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian terjadi pada 10 hari pertama di
tempat kerja, Setengah dari mereka terjadi pada hari pertama
 Risiko keselamatan kerja cidera hilang waktu (lost time injury) ditemukan sangat tinggi
pada bulan pertama pekerjaan, risiko tersebut menjadi 3 kali lipat lebih besar daripada pekerja
yang sudah punya pengalaman kerja 1 tahun.
Ilustrasi induction safety
Kapan Training Induction Diberikan?
Pelatihan ini wajib diberikan kepada para pekerja/kontraktor/tamu sebelum mereka memulai
aktifitasnya. Pelatihan ini tidak perlu diulang setiap kali mereka ingin memulai aktifitasnya,
pelatihan ini hanya perlu diberikan setiap kali ada perubahan signifikan terkait dengan fasilitas
kerja atau minimal pelatihan ini diberikan setahun sekali sehingga para pekerja dapat terus me-
refresh ilmunya terkait dengan perkembangan bahaya dan pengendalian keselamatan kerja yang
ada di tempatnya.
Sumber: http://www.amanabuildings.com/site/wp-content/uploads/2012/04/2.jpg

Isi Safety Induction
Isi dari induction tersebut minimal harus menjawab dari pertanyaan berikut:
1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan
2. Area-area khusus seperti: area pejalan kaki, area merokok, area ibadah, toilet, dan lain-
lain
3. Peraturan standard keselamatan kerja seperti: tidak boleh membawa senjata, tidak boleh
bercanda,dan lain-lain
4. Alat pelindung diri yang harus dipakai
5. Prosedur keadaan darurat, seperti: cara menggunakan alat emergency (APAR, eyewash,
Tombol darurat, eyeshower,dsb),
6. Prosedur pelaporan kecelakaan
7. Bahaya spesifik pada area tempat dia bekerja dan cara mengendalikannya. Untuk
memahami bahaya tempat kerja, bisa dijelaskan juga tentang job safety analysis
8. Prosedur pembuatan izin kerja (khusus kontraktor)

Isi safety induction tersebut bisa disesuaikan tergantung dengan situasi dan kondisi dari setiap
tempat kerja. Pelatihan ini pun dapat dibuat tidak hanya dengan metode ceramah, tapi juga dapat
dengan menggunakan layar, alat bantu K3 hingga lewat video.
Ilustrasi Induction Safety

Setelah selesai induction, para pekerja/tamu dapat menjalankan aktifitasnya masing-masing.


Khusus untuk kontraktor, mereka harus diberikan kertu pengenal khusus/emblem yang
menandakan bahwasannya mereka telah mendapatkan induction. Hal ini dikarenakan kontraktor
biasanya memiliki angka turnover (angka keluar masuk pekerja) yang tinggi sehingga butuh
kontrol yang lebih ketat.

https://katigaku.top/2014/05/19/safety-induction-adalah/  Agung Supriyadi, M.K.K.K. Send an


email19/05/2014

Anda mungkin juga menyukai