Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan di bidang industri
menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan
berkompetisi. Sehingga dalam melakukan aktivitasnya
sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang
mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Bagaimanapun lengkap dan canggihnya
sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh
perusahaan tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan
tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan. Jaminan
untuk dapat berhasil, lebih banyak ditentukan oleh sumber
daya manusia yang mengelolah, mengendalikan, dan
mendayagunakan sumber-sumber daya non-manusia yang
dimiliki.
Oleh karena itu masalah karyawan merupakan
masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi
perusahaan. Perkembangan dan pertumbuhan suatu
bangsa, baik sekarang maupun yang akan datang tentunya
tidak bisa lepas dari peranan proses industrialisasi.
Meningkat atau tidaknya suatu industri sangat ditunjang
oleh peranan tenaga kerja, yang merupakan faktor produksi
utama dalam suatu industri atau perusahaan. Oleh karena
itu, sumber daya manusia harus mendapat perhatian yang
khusus agar mereka dapat memberikan kontribusi yang
optimum dalam pekerjaan mereka.
Manusia sebagai salah satu faktor produksi
mempunyai peranan yang penting dalam usaha
mendukung operasi suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Tanpa faktor manusia, suatu operasi

Program K3 di Perusahaan Tambang 1


perusahaan tidak mungkin dilakukan. Artinya faktor
manusia merupakan unsur penting dalam suatu
perusahaan. Tanpa tenaga manusia tidak mungkin
berbagai kegiatan dalam suatu perusahaan dapat berjalan
dengan baik.
Perusahaan perlu memelihara kesehatan para
karyawan, kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik atau
mental. Kesehatan para karyawan yang buruk akan
mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tiggi
dan produksi yang rendah. Adanya program kesehatan
kerja yang baik akan menguntungkan para karyawan
secara material, karena mereka akan lebih jarang absen
bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga
secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti
lebih produktif. Program kesehatan kerja dapat dilakukan
dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Hal ini
menjaga kesehatan dari gangguan-gangguan penglihatan,
pendengaran, kelelahan dll. Penciptaan lingkungan kerja
yang sehat secara tidak langsung akan mempertahankan
bahkan menigkatkan produktivitas. Program kesehatan
kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja, karena
dua program tersebut tercakup dalam pemeliharan
terhadap karyawan. Keselamatan kerja merupakan
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air, maupun di udara. Keselamatan kerja merupakan
sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan

Program K3 di Perusahaan Tambang 2


kerja ada empat faktor diantaranya: faktor nasib dari para
karyawan, faktor lingkungan fisik para karyawan seperti
mesin, gedung, ruangan, dan peralatan. Faktor kelalaian
manusia dan faktor ketidakserasiaan kombinasi faktor-
faktor produksi yang dikelola perusahaan.
Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan
peningkatan produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja
dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas
atas dasar: Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi,
kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab akibat, cacat
dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat
keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan
penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan
efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan
produktivitas yang tinggi. Kondisi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara
umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005
Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah
Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi
tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan
Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah.
Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena
mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja
(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan
perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga
kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan,
pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau
aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.
Terkait dengan hal tersebut, PT. Vale Indonesia, Tbk
yang lebih dikenal sebagai PT.Vale, merupakan

Program K3 di Perusahaan Tambang 3


perusahaan pertambangan kedua terbesar di dunia dan
salah satu perusahaan publik terbesar di dunia dengan
kapitalisasi pasar US $ 120 miliar. Menghasilkan Nikel
dalam matte yaitu dari biji laterit di fasilitas pertambangan
dan pengolahan yang terpadu yang terletak di daerah
Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Kebijakan PT. Vale dalam masalah kesehatan dan
keselamatan kerja memberikan suatu landasan untuk
bekerja mencapai tujuan akhir, yaitu peniadaan atau
penihilan kesehatan yang buruk dan cedera akibat hal-hal
yang berkaitan dengan pekerjaan. Karena itu PT. Vale
menganggap pentingnya variable program keselamatan
kerja dan kesehatan kerja, hal tersebut dibuktikan dengan
adanya penggunaan alat-alat perlindungan diri seperti
sarung tangan dan masker di tempat kerja, pemakaian
helm kerja, ada pengaturan udara yang cukup, ada
petunjuk dan peringatan di tempat kerja. Selain itu jika di
buka penerimaan karyawan baru di PT. Vale, calon
karyawan harus memenuhi persyaratan yaitu salah satunya
ada surat keterangan dari dokter bahwa yang bersangkutan
benar-benar tidak mempunyai penyakit. Jadi, program
kesehatan kerja sudah diperhatikan sejak dini, sebelum
mereka diterima sebagai karyawan di PT. Vale.
Dalam program kesehatan kerjanya, PT. Vale
selalu melakukan pemantuan dan sistem evaluasi
pemantuan kerja dalam lingkungan kerja, meningkatkan
kesadaran karyawan terhadap lingkungan kerja yang yang
sehat, meningkatkan investigasi dan inspeksi audit tentang
lingkungan kerja yang sehat. Selain itu tersedianya
pelayanan rumah sakit yang bisa dipergunakan seluruh
karyawan untuk melakukan pemeriksaan Hal tersebut

Program K3 di Perusahaan Tambang 4


dilakukan untuk mengantisipasi menurunnya produktivitas
yang diakibatkan sering absen karena sakit ataupun karena
kecelakaan kerja.
Sedangkan dalam program keselamatan kerjanya,
guna menjaga dan meningkatkan keselamatan kerja PT.
Vale, khususnya yang berada di Departemen Proses
sebelum karyawan melakukan kerjanya diberikan
pengetahuan tentang resiko bahaya di tempat kerja,
memantau penggunaan alat selama bekerja. Salah satu
pencapaian perusahaan dalam keselamatan kerja adalah
penerapan program Major Hazard Standard (MHS).
Program MHS, yang kini telah berjalan selama empat
tahun, dirancang untuk secara spesifik menjawab risiko
kecelakaan serius di tempat kerja. Audit yang dilakukan
oleh auditor keselamatan kerja independen yang dilakukan
pada tahun 2008 terhadap standar yang diterapkan pada
program MHS telah membuktikan bahwa keselamatan kerja
dalam lingkungan kerja PT. Vale terus meningkat.

Program K3 di Perusahaan Tambang 5


B. Rumusan Masalah
1. Apa saja program K3 di Perusahaan Tambang?
2. Apa manfaat dan tujuan program K3 di Perusahaan
Tambang?
3. Apa landasan hukum Program K3 di Perusahaan
Tambang?
4. Bagaimana penerapan Program K3 di PT. Vale?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui program K3 di Perusahaan Tambang.
2. Mengetahui manfaat dan tujuan program K3 di
Perusahaan Tambang.
3. Mengetahui landasan hukum program K3 di Perusahaan
Tambang.
4. Mengetahui penerapan program K3 di PT. Vale Tbk.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Pengertian Program Kesehatan Kerja

Program K3 di Perusahaan Tambang 6


Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang
penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena
dengan adanya program kesehatan yang baik akan
menguntungkan para karyawan secara material, karena
karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan
yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan
karyawan akan mampu bekerja lebih lama.
Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang
bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan
merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan. Lingkungan yang dapat
membuat stress emosi atau gangguan fisik (A. Anwar Prabu
Mangkunegara, 2001:161).
Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan
penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Hal ini menjaga
kesehatan dari gangguan-gangguan penglihatan, pendengaran,
kelelahan, dan sebagainya. Penciptaan lingkungan kerja yang
sehat secara tidak langsung akan mempertahankan atau
bahkan meningkatkan produktivitas (Tulus Agus, 2002:159).
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun
1992 Pasal 23 dalam Buchari, 2007. www.google.com)
Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan
kesehatan kerja, adapun usaha-usaha untuk meningkatkan
kesehatan kerja (A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:162)
adalah sebagai berikut:
a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan
warna ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan
menyejukkan, dan mencegah kebisingan.

Program K3 di Perusahaan Tambang 7


b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya
penyakit.
c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian
lingkungan kerja.
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian
antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik
fisik maupun psikis dalam hal cara atau metode kerja, proses
kerja dan kondisi yang bertujuan untuk (www.google.com):
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja
masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya
baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat
pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan
kerjanya.
c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihra pekerja disuatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
pekerjanya.

b. Pengertian Program Keselamatan Kerja


Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan
salah satunya yaitu perlindungan keselamatan. Perlindungan
tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan
kerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari
berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat
menimpa atau mengganggu dirinya serta pelaksanaan
pekerjaannya.
Pengertian program keselamatan kerja adalah

Program K3 di Perusahaan Tambang 8


Keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur (A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2002:163).
Menurut Sumamur (2000:01) keselamatan kerja merupakan
sarana untuk pencegahan kecelakaan cacat dan kematian akibat
kecelakaan kerja. Keselamatan kerja merupakan tindakan
pencegahan yang mengacu pada dukungan manajemen puncak
dalam pelaksanaan kebijakan perusahaan, dan menciptakan
suasana kerja yang aman dan damai bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan.
Penyebab kecelakaan kerja ada 4 faktor diantaranya:
a. Faktor nasib karyawan;
b. Faktor lingkungan fisik para karyawan, seperti mesin-mesin,
gedung, ruangan, peralatan;
c. Faktor kelalaian manusia dan;
d. Faktor ketidakserasian kombinasi faktor-faktor produktivitas
yang dikelola dalam perusahaan (John Soeprihanto, 2000:47)
Penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja, hal ini termasuk
seperti: (Dessler, 2007:278)
a. Peralatan yang tidak terjaga dengan baik.
b. Peralatan yang rusak.
c. Prosedur berbahaya di dalam, pada atau di sekitar
mesin/peralatan.
d. Penyimpann yang tidak aman-kepadatan, kelebihan beban.
e. Penerangan yang tidak tepat cahaya yang menyorot / tidak cukup.
f. Ventilasi yang tidak baik pertukaran udara yang tidak cukup,
sumber udara yang tidak murni.
Lebih lanjut menurut A. Anwar Prabu Mangkunegara
(2002:170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
b. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya
kurang diperhitungkan keamanannya.
c. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
d. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

Program K3 di Perusahaan Tambang 9


e. Pemakaian Peralatan Kerja
f. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
g. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik,
pengaturan penerangan.

B. Manfaat dan Tujuan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Menurut Randall dan Jackson (1999:224), peningkatan-
peningkatan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dalam
perusahaan akan menghasilkan:
1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.
2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
3. Menurunya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung lebih rendah
karena menurunnya pengajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan.
Sedangkan tujuan dari keselamatan dan kesehatan adalah
sebagai berikut (Mangkunegara, 2002:165):
1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja dignakan sebaik-baiknya,
selektif mungkin.
3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
5. Meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

C. Landasan Hukum Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Program K3 di Perusahaan Tambang 10


Secara historis landasan hukum pelaksanaan program
kesehatan dan keselamatan kerja mengalami perubahan dan
penyempurnan.
Beberapa Landasan Hukum yang berkaitan dengan
pelaksanaan Program Kesehatan dan Keselamatan di setiap tempat
kerja atau perusahaan yaitu (Konradus Danggur, 2006 : 43)
1. UU No. 001 Tahun 1970
UU No. 01 Tahun 1970, Lembaran Negara Tahun 1970
No. 01, tambahan Lembaran Negara No. 2918. Tentang
Keselamatan Kerja pada dasarnya merupakan payung dari semua
peraturan perundang-undangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Indonesia. Tujuan pelaksanaan program keselamatan kerja
menurut UU No. 01 Tahun 1970 adalah:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan kepada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin ,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik maupun psikhis, peracunan, infeksi, dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan kelembaban udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, cara dan
proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkatan orang, binatang,
tanaman atau barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada

Program K3 di Perusahaan Tambang 11


pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2. UU No. 23 Tahun 1992
Dalam UU No. 23 Tahun 1992, Lembaran Negara Tahun
1992 No. 100 tentang Kesehatan, pasal 23 ayat ( 1 )
menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal. Kesehatan kerja
meliputi pelayanan kesehatan tenaga kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja ayat ( 2 ),
karena itu setiap tempat kerja harus melaksanaan upaya
kesehatan kerja ayat ( 3 ), agar tidak terjai gangguan kesehatan
pada pekerja, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.
3. UU No. 03 Tahun 1992
UU No. 03 Tahun 1992 tentang Penjaminan Sosial Tenaga
Kerja dan Kepres RI no. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja . Dalam pasal 1 UU No. 03 Tahun 1992
dijelasan definisi tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
( Jamsostek ), tenaga kerja, pengusaha, perusahaan, kecelakaan
kerja dan sebagainya. Ayat 1, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, adalah
suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa
uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau
berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan
yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,
bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Ayat 6, Kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju ke tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang
biasa atau wajar dilalui. Ayat 9, Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan termasuk kehamilan dan
persalinan.

D. Penerapan Program K3 di PT. Vale, Tbk

Program K3 di Perusahaan Tambang 12


Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang terdapat di
PT.Vale, Tbk.
Program Kesehatan Kerja
Pada tahun 2011, PT Vale menginvestasikan lebih dari AS $5
juta untuk inisiatif-inisiatif di bidang pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan dan pengembangan masyarakat. Perseroan juga
berinvestasi dalam berbagai program pengurangan emisi sulfur.
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja, Kewajiban diestimasi atas
imbalan kerja mencakup imbalan kerja yang terkait dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan dan imbalan kesehatan pasca kerja.
Perseroan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dalam
Surat Keputusan No. Kep 434/KM.17/1997 tanggal 31 Juli 1997,
yang diumumkan dalam lembaran negara No. 73/1997 tanggal 12
Septermber 1997, untuk mendirikan Dana Pensiun International
Nickel Indonesia, suatu dana pensiun yang dikelola secara tersendiri,
dimana karyawan tertentu yang diterima sebagai karyawan sebelum
1 Januari 2011 yang telah memiliki persyaratan masa kerja yang
disyaratkan berhak untuk memperoleh imbalan tertentu, apabila
karyawan tersebut pensiun, cacat, atau meninggal dunia. Perseroan
juga telah menunjuk pihak ketiga untuk mengelola program
kesehatan pasca kerja melalui mekanisme pembayaran iuran
bulanan.
Melakukan pemantuan dan sistem evaluasi pemantuan kerja
dalam lingkungan kerja, meningkatkan kesadaran karyawan
terhadap lingkungan kerja yang sehat, meningkatkan investigasi dan
inspeksi audit tentang lingkungan
kerja yang sehat. Selain itu tersedianya pelayanan rumah sakit yang
bisa dipergunakan seluruh karyawan untuk melakukan pemeriksaan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi menurunnya
produktifitas yang diakibatkan sering absen karena sakit ataupun
karena kecelakaan kerja. Serta biaya pengobatan, dirawat, dioperasi,
dan sebagainya menjadi tanggung jawab perusahaan.

Program K3 di Perusahaan Tambang 13


Program Keselamatan Kerja
PT. Vale menganggap pentingnya variabel Program
Keselamatan Kerja, hal tersebut dibuktikan dengan adanya
penggunaan alat-alat perlindungan diri seperti sarung tangan dan
masker di tempat kerja, pemakaian helm kerja, ada pengaturan
udara yang cukup, ada petunjuk dan peringatan di tempat kerja.
Khususnya yang berada di Departemen Proses bagian
Converter sebelum karyawan melakukan kerjanya diberikan
pengetahuan tentang resiko bahaya di tempat kerja, memantau
penggunaan alat selama bekerja. Pemimpin-pemimpin operasional di
PT. Vale menerima pelatihan ekstensif untuk mengidentifikasi potensi
bahaya dan mereka bertanggung jawab untuk menjadi panutan bagi
angota tim mereka. Metodologi yang digunakan termasuk Audit
Keselamatan Tingkat Tinggi, yang dilakukan secara rutin untuk
memastikan area kami beroperasi sesuai dengan standar
keselamatan secara konsisten, dan hasil dari audit-audit tersebut
menjadi kriteria evaluasi dari Employee
Performance Scorecards. Selain itu, Perseroan juga
mengintegrasikan Major Hazard Standards kami dengan standar
global Vale, dan dengan menyediakan pelatihan tambahan bagi para
pemimpin dan karyawan yang terlibat dalam aspek operasional yang
memiliki risiko tambahan. Pencapaian di bidang kesehatan
lingkungan dan keselamatan selama 2011 termasuk keberhasilan
PT. Vale mencapai 13 juta jam kerja tanpa Lost Time Injury. Ini
adalah pencapaian kelas dunia, dan karyawan PT. Vale berhak atas
ucapan selamat. Investasi pada karyawan terlihat jelas lebih dari
110.000 jam-karyawan yang didedikasikan untuk aktivitas pelatihan
dan pengembangan karyawan. Ini adalah peningkatan sebanyak
21.000 jam karyawan atau 24 persen dari tahun sebelumnya.
Pentingnya Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi
PT. Vale Tbk.
Dari enam nilai-nilai yang juga ditegakkan di semua
organisasi PT. Vale lainnya di seluruh dunia, yang pertama dan

Program K3 di Perusahaan Tambang 14


paling penting adalah hidup sangat berharga. Kami telah membuat
Kesehatan dan Keselamatan para karyawan kami prioritas nomor
satu. Lebih dari sekedar retorika, kami membuat prosedur dan
proses Kesehatan dan Keselamatan menjadi instrumental, dan
memberdayakan karyawan-karyawan kami untuk berperan sebagai
teladan dalam mempraktekkan hal tersebut secara efektif dan
konsisten. Pendekatan kami terhadap Kesehatan dan Keselamatan
dimulai dengan menimbulkan kesadaran terhadap berbagai macam
risiko dan pentingnya mengurangi risiko tersebut.
Pada bulan Februari 2011, gempa bumi dan badai petir di
Sorowako mengganggu produksi. Akibat dari peristiwa alam ini,
sambungan listrik dan beberapa fasilitas kami terganggu sehingga
menyebabkan penghentian produksi sementara.
PT. Vale tidak akan pernah mengkompromikan keselamatan
karyawannya, sehingga semua kegiatan operasi dihentikan hingga
kami menyelesaikan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk
memastikan operasi yang benar dan aman sebelum dimulai kembali.
Berikut ini adalah beberapa pencapaian PT Vale selama 2011:
Keselamatan:
1. Implementasi PT. Vale Critical Activity Requirement (CAR).
94,9% tingkat kepatuhan terhadap CAR, dan 100% tingkat
kepatuhan hukum. Audit ini dilaksanakan oleh pihak ketiga yang
ditunjuk oleh PT. Vale.
2. Mencatat 1,62 Total Reported Incident Frequency Rate (TRIFR)
3. 26 kasus Total Reported Incident (TRI).
4. Implementasi Modul Safety - SAP (SAP Modul Safety).
Kesehatan:
1. Implementasi SAP Modul Industrial Hygiene.
2. Penelitian mengenai Asbes di dalam bijih mineral.
3. Program pemantauan resiko terekspos paparan kerja terhadap
Resiko Kesehatan Kerja kuantatif.
4. Melanjutkan pemantauan ruang kerja dalam rangka pemantauan
kondisi kerja dan kepatuhan peraturan yang berlaku.
Kebakaran dan Penanganan Kondisi Darurat:

Program K3 di Perusahaan Tambang 15


1. Berpartisipasi dalam Pekan National Fire and Rescue.
2. Mendapat 2 Medali Emas untuk Penyelamatan dari Sudut Tinggi
dan Latihan Kebugaran Pemadam Kebakaran; dan 1 medali perak
untuk kategori Pemadaman Kebakaran.
Selain keuntungan yang luar biasa bagi PT. Vale dan tetangga-
tetangga kami, kami dengan bangga melaporkan bahwa proyek ini
menghasilkan 9,4 juta jam kerja tanpa kecelakaan. Ini adalah rekor
baru bagi Perseroan untuk proyek apapun, dan ini adalah bukti positif
keberhasilan kami dalam menerapkan praktik-praktik keselamatan di
tempat kerja.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam
lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan. Lingkungan yang dapatmembuat stress emosi atau
gangguan fisik (A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001:161).
Menurut Sumamur (2000:01) keselamatan kerja merupakan
sarana untukpencegahan kecelakaan cacat dan kematian akibat
kecelakaan kerja.Keselamatan kerja merupakan tindakan
pencegahan yang mengacu padadukungan manajemen puncak
dalam pelaksanaan kebijakan perusahaan, danmenciptakan
suasana kerja yang aman dan damai bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan.
Beberapa Landasan Hukum yang berkaitan dengan
pelaksanaan Program Kesehatan danKeselamatan di setiap

Program K3 di Perusahaan Tambang 16


tempat kerja atau perusahaan yaitu (Konradus Danggur, 2006 :
43)
1. UU No. 01 Tahun 1970, Lembaran Negara Tahun 1970 No. 01,
tambahan Lembaran Negara No. 2918. Tentang Keselamatan
Kerja pada dasarnya merupakan payung dari semua peraturan
perundang-undangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Indonesia.
2. Dalam UU No. 23 Tahun 1992, Lembaran Negara Tahun 1992
No. 100 tentang Kesehatan, pasal 23 ayat ( 1 ) menyebutkan
bahwa kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal.
3. UU No. 03 Tahun 1992 tentang Penjaminan Sosial Tenaga Kerja
dan Kepres RI no. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja . Dalam pasal 1 UU No. 03 Tahun 1992
dijelasan definisi tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (Jamsostek), tenaga kerja, pengusaha,
perusahaan, kecelakaan kerja dan sebagainya. Lalu pada
penerapan program K3 di salah satu industri tambang terbesar di
Indonesia yaitu PT Vale Tbk, dimana pada penerapanya,
melakukan pemantuan dan sistem evaluasi pemantuan kerja
dalam lingkungan kerja, meningkatkan kesadaran karyawan
terhadap lingkungan kerja yang sehat, meningkatkan investigasi
dan inspeksi audit tentang lingkungan kerja yang sehat. Selain
itu tersedianya pelayanan rumah sakit yang bisa dipergunakan
seluruh karyawan untuk melakukan pemeriksaan. Khususnya
yang berada di Departemen Proses bagian Converter sebelum
karyawan melakukan kerjanya diberikan pengetahuan tentang
resiko bahaya ditempat kerja, memantau penggunaan alat
selama bekerja.

B. Saran

Program K3 di Perusahaan Tambang 17


Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam
pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan
kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan, kerugian pada diri
pekerja, bahkan kerugian pada negara. Oleh karena itu kesehatan
dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja
oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat khusunya
masyarakat pekerja di pertambangan tersebut guna meminimalisir
segala kerugian yang dapat terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Mar'ati, S. 2008. Program K3 dan Produktivitas Kerja, [pdf],
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4095/
Bab %201-%20Bab%206.pdf?sequence=2, diakses tanggal 21
Desember 2014)
PT. Vale Tbk, 2012. Annual Report,
(http://www.indonesia-investments.com/upload/documenten/vale-
indonesia-annual-report-2012.pdf, diakses tanggal 21 Desember
2014)
Kampung Miners, 2012. K3 Pertambangan,
(http://kampungminers.blogspot.com/2012/11/k3-
pertambangan.html, diakses tanggal 21 Desember 2014)

Program K3 di Perusahaan Tambang 18

Anda mungkin juga menyukai