2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Epidemiologi Penyakit Stroke Faktor
Resiko & Penyebabnya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Pelajaran Epidemiologi Penyakit Tidak Menular (EPTM). Adapun makalah
ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat menambah wawasan terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
2.1 Pengertian Stroke............................................................................................4
2.2 Epidemiologi Stroke.......................................................................................5
2.3 Tanda dan Gejala Stroke................................................................................6
2.4 Riwayat Alamiah Stroke.................................................................................6
2.4.1 Tahap Pre-pathogenesis..........................................................................6
2.4.2 Tahap Sub-klinis.....................................................................................7
2.4.3 Tahap Klinis............................................................................................7
2.4.4 Tahan Penyakit Lanjut............................................................................8
2.4.5 Tahap Akhir Penyakit.............................................................................8
2.5 Mekanisme Stroke........................................................................................10
2.5.1 Stroke Iskemik......................................................................................10
2.5.2 Stroke Hemoragik.................................................................................10
2.6 Faktor Resiko................................................................................................12
2.7 Gambaran Klinik dan Diagnosis..................................................................14
2.8 Penemuan dan Pengendalian Faktor Resiko Stroke.....................................15
2.9 Pencegahan Stroke........................................................................................16
2.9.1 Pencegahan Primordial.........................................................................16
2.9.2 Pencegahan Primer................................................................................17
2.9.3 Pencegahan Sekunder...........................................................................17
2.9.4 Pencegahan Tersier...............................................................................18
2.10 Penanggulan Stroke....................................................................................19
ii
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
3.1 Simpulan.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
(10,8%) dan terendah di Provinsi Papua (2,3%), sedangkan Provinsi Jawa
Tengah sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara laki-laki dengan perempuan hampir
sama (Kemenkes, 2013).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari stroke
2. Untuk mengetahui Epidemiologi stroke
3. Untuk mengetahui dan dapat memahami tanda dan gejala dari stroke
2
4. Dapat memahami dan mengetahui mekanisme penyakit stroke
5. Mengetahui faktor resiko dari penyakit stroke
6. Mengetahui riwayat alamiah atau perjalanan stroke
7. Dapat memahami gambaran klinis dan diagnosis penyakit stroke
8. Untuk mengetahui dan dapat melakukan cara pencegahan penyakit
stroke
9. Dapat memahami penanganan dari penyakit stroke
3
BAB II
PEMBAHASAN
Stroke juga biasa disebut dengan brain attack atau serangan otak, yaitu
terjadi ketika bagian otak rusak karena kekurangan suplai darah pada bagian otak
tersebut. Oksigen dan nutrisi tidak adekuat yang dibawa oleh pembuluh darah
menyebabkan sel otak (neuron) mati dan koneksi atau hubungan antar neuron
(sinaps) menjadi hilang (Silva, et al., 2014).
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan
gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke
merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan
tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu, tampak adanya kecenderungan
peningkatan insidennya (Bustan, 2007).
4
adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara
industri di Eropa (Jauch, 2005).
5
2.3 Tanda dan Gejala Stroke
WHO (2016) menjelaskan bahwa gejala umum yang terjadi pada stroke
yaitu wajah, tangan atau kaki yang tiba-tiba kaku atau mati rasa dan lemah, dan
biasanya terjadi pada satu sisi tubuh saja. Gejala lainnya yaitu pusing, kesulitan
bicara atau mengerti perkataan, kesulitan melihat baik dengan satu mata maupun
kedua mata, sulit berjalan, kehilangan koordinasi dan keseimbangan, sakit kepala
yang berat dengan penyebab yang tidak diketahui, dan kehilangan kesadaran atau
pingsan. Tanda dan gejala yang terjadi tergantung pada bagian otak yang
mengalami kerusakan dan seberapa parah kerusakannya itu terjadi.
Serangan stroke dapat terjadi secara mendadak pada beberapa pasien tanpa
diduga sebelumnya. Stroke bisa terjadi ketika pasien dalam kondisi tidur dan
gejalanya baru dapt diketahui ketika bangun. Gejala yang dimiliki pasien
tergantung pada bagian otak mana yang rusak. Tanda dan gejala yang umumnya
terjadi pada stroke yaitu wajah, lengan, dan kaki dari salah satu sisi tubuh
mengalami kelemahan dan atau kaku atau mati rasa, kesulitan berbicara, masalah
pada penglihatan baik pada satu ataupun kedua mata, mengalami pusing berat
secara tiba-tiba dan kehilangan keseimbangan, sakit kepala yang sangat parah,
bertambah mengantuk dengan kemungkinan kehilangan kesadaran, dan
kebingungan.
6
jantung, arteriosklerosis, dislipidemi, alcohol dan narkoba, kontrasepsi oral, serta
obesitas (Dewanto, 2009).
7
b. Gangguan peredaran darah arteri serebri media menyebabkan hemiparesis dan
hemihipestisi kontralateral yang terutama mengenai lengan di sertai dengan
gangguan fungdi luhur berupa afasia (bila mengenai area otak dominan) atau
hemispatial neglect (bila mengenai area otak nondominan).
e. Infark lekunar merupakan infark kecil dengan klinis gangguan mumi motorik
atau sensorik tanpa disertai gangguan fungsi luhur. (Dewanto, 2009).
a. Sembuh sampurna
8
Tidak ada distabilitas yang significant, dapat melakukan tugas harian
seperti biasa
Distabilitas ringan, tidak dapat melakukan beberapa aktivitas seperti
sebelum sakit, namun dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa
bentuan
Distabilitas sedang berat, tidak dapat berjalan tanpa bantuan dan tidak
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan
Distabilitas berat, di tempat tidur, inkontinisia, memerlukan perawatan
dan perhatian (Pinzon, 2010).
c. Karier
9
2.5 Mekanisme Stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik.
10
menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan
(misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di
otak dan menyebabkan stroke (anonym, 2007).
Stroke hemoragik jarang terjadi dan dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu Intracerebral Hemorrhage (ICH) dan Subarachnoid Hemorrhage (SAH).
ICH terjadi karena adanya perdarahan di dalam otak dan biasanya sering terjadi
karena tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan yang tiba-tiba di dalam otak
akibat perdarahan mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sel-sel otak yang
dikelilingi oleh pembuluh darah. SAH merupakan jenis stroke hemoragik yang
terjadi karena adanya perdarahan dibagian antara otak dan jaringan yang
melindungi otak, atau biasa disebut dengan area subarachnoid. Penyebab SAH
antara lain bisa karena malformasi arteri vena, gangguan perdarahan, cedera
kepala, pengencer darah, dan pecahnya aneurisma. Pecahnya aneurisma menjadi
penyebab SAH yang sering terjadi (National Stroke Association, 2016).
11
Stroke non haemoragik/iskemik terjadi karena arteroskorosis yaitu adanya
plak kolesterol di dinding arteri sehingga terbentuknya trombus kemudian
trombus bisa terlepas sebagai emboli (penyumbatan darah ke paru) dan juga
oklusi (penyumbatan darah ke otak). Karena terjadinya emboli dan juga oklusi
maka tubuh akan kekurangan oksigen (Anoxia) yang mempengaruhi metabolisme
anaerob dan metabolisme asam sehingga menyebabkan asidosil local terhenti dan
pompa Na+ ke sel gagal. Kemudian menyebabkan edema dan sel mati secara
progresif.
12
perdarahan di otak, menyebabkan anoxia ( tubuh kekurangan oksigen) dan pada
akhirnya sel mati secara progresif.
13
Berdasarkan triad epidemiologinya, faktor risiko stroke dapat terbagi atas agent,
host dan environment.
14
Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala
stroke berikut:
a. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi
tubuh.
b. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
c. Penglihatan ganda.
d. Pusing
e. Bicara tidak jelas (rero).
f. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
g. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
h. Pergerakan yang tidak biasa.
i. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.
j. Ketidakseimbangan dan terjatuh.
k. Pingsan
15
2.8 Penemuan dan Pengendalian Faktor Resiko Stroke
Penemuan dan pengendalian faktor risiko stroke dilakukan pada orang
sehat, penderita yang sudah terdata mempunyai faktor risiko stroke atau pada
keluarga penderita yang pernah mengalami serangan stroke.
Jika pada seseorang terdapat faktor-faktor risiko stroke maka orang tersebut
disebut sebagai stroke prone profile. Faktor risiko terjadinya stroke meliputi
faktor risiko yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah.
16
- Migrain
- Terapi hormon post menopause
- Inaktivitas fisik
Kegiatan penemuan dan pengendalian faktor resiko stroke meliputi :
a. Pemeriksaan rutin fator risiko melalui kegiatan Posbindu PTM
b. Pengendalian umumn dilakukan dengan perubahan perilaku hidup sehat.
c. Promosi dan edukasi dala pengendalian faktor risiko stroke ditunjukan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pengendalian stroke dengan cara menjalankan pola hidup sehat, diet
seimbang, tidak merokok dan olahraga agar tidak terjadi stroke.
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dengan terbentuknya kelompok-
kelompok peduli stoke secara ditingkat kelurahan, kecamatan hingga
kabupaten. Dilakukan juga pelatihan pengenalan stroke secara dini dan
pencegahannya melalui perubahan gaya hidup dan mengamalkan hidup
sehat bagi masyarakat umum.
17
a. Menghindari: rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam
berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
b. Mengurangi: kolesterol dan lemak dalam makanan.
c. Mengendalikan: Hipertensi, DM, penyakit jantung (misalnya fibrilasi
atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), dan penyakit
vaskular aterosklerotik lainnya. d. Menganjurkan konsumsi gizi yang
seimbang seperti, makan banyak sayuran, buah-buahan, ikan terutama
ikan salem dan tuna, minimalkan junk food dan beralih pada makanan
tradisional yang rendah lemak dan gula, serealia dan susu rendah
lemak serta dianjurkan berolah raga secara teratur.
18
2.9.4 Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan tersier adalah untuk mereka yang telah menderita
stroke agar kelumpuhan yang dialami tidak bertambah berat, memperkecil
penderitaan, dan membantu penderita stroke untuk melakukan penyesuaian-
penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang tidak dapat diobati lagi (mengurangi
ketergantungan pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari).
Pencegahan tersier dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi fisik, mental dan
sosial. Rehabilitasi akan diberikan oleh tim yang terdiri dari dokter, perawat, ahli
fisioterapi, ahli terapi wicara dan bahasa, ahli okupasional, petugas sosial dan
peran serta keluarga.
a. Rehabilitasi Fisik
Pada rehabilitasi ini, penderita mendapatkan terapi yang dapat
membantu proses pemulihan secara fisik. Adapun terapi yang
diberikan yaitu yang pertama adalah fisioterapi, diberikan untuk
mengatasi masalah gerakan dan sensoris penderita seperti masalah
kekuatan otot, duduk, berdiri, berjalan, koordinasi dan keseimbangan
serta mobilitas di tempat tidur. Terapi yang kedua adalah terapi
okupasional (Occupational Therapist atau OT), diberikan untuk
melatih kemampuan penderita dalam melakukan aktivitas sehari-hari
seperti mandi, memakai baju, makan dan buang air. Terapi yang
ketiga adalah terapi wicara dan bahasa, diberikan untuk melatih
kemampuan penderita dalam menelan makanan dan minuman dengan
aman serta dapat berkomunikasi dengan orang lain.
b. Rehabilitasi Mental
Sebagian besar penderita stroke mengalami masalah emosional yang
dapat mempengaruhi mental mereka, misalnya reaksi sedih, mudah
tersinggung, tidak bahagia, murung dan depresi. Masalah emosional
yang mereka alami akan mengakibatkan penderita kehilangan
motivasi untuk menjalani proses rehabilitasi. Oleh sebab itu, penderita
perlu mendapatkan terapi mental dengan melakukan konsultasi
dengan psikiater atau ahki psikologi klinis.
c. Rehabilitasi Sosial
19
Pada rehabilitasi ini, petugas sosial berperan untuk membantu
penderita stroke menghadapi masalah sosial seperti, mengatasi
perubahan gaya hidup, hubungan perorangan, pekerjaan, dan aktivitas
senggang. Selain itu, petugas sosial akan memberikan informasi
mengenai layanan komunitas lokal dan badan-badan bantuan sosial.
Yang tidak kalah pentingnya adalah bagian triage dari instalasi gawat
darurat, yang harus segera melakukan evaluasi penderita, termasuk pemeriksaan
CT Scan kepala, penentuan diagnosis dan rencana penanganan, dan pengobatan
umum termasuk tindakan bedah bila diperlukan (Fadilah, 2004).
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat
atau pecahnya pembuluh darah otak.
2. Stroke merupakan satu masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan
modern saat ini.
3. Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahunnya, bukan hanya
menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada
usia produktif.
4. Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum
memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan
kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan.
5. Pengobatan awal/dini seperti pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi
harus disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke pada semua
lapisan dan komjunitas dalam masyarakat.
21
DAFTAR PUSTAKA
22