Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HEMATOLOGI II

“LEUKOSIT”

DISUSUN OLEH:

NAMA : DONI SETIYAWAN

NIM : AK816019

YAYASAN BORNEO LESTARI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI

BANJARBARU

2018
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan karunia-Nya kami sudah dapat memenuhi tugas Praktikum Hematologi
yang berjudul “Leukosit”, Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya sekalian.
Disini kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini memang masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa,
penulisan dan pengolahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan, saran dan
masukan yang sifatnya membangun. Atas saran dan kritikan penulis ucapkan terima
kasih.

Banjarbaru, 19 April 2018


DAFTAR ISI
Cover ..i
Kata Pengantar ii
Daftar isi iii
1. Pendahuluan
1.1Latar belakang 4
1.2Tujuan 5
1.3Manfaat 5
2. Isi
2.1Definisi 6
2.2Fungsi Leukosit 6
2.3Pembentukan Leukosit 7
2.4Nilai Normal Leukosit 7
2.5Jenis-Jenis Leukosit 8
2.6Faktor Leukosit Abnormal 9
3. Penutup
3.1Kesimpulan 11
3.2Saran 11
Daftar Pustaka 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang

berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil

metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain

sebagainya. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi

punya sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu cairan yang

sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta

memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah

yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan

dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55%

plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah

darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang

dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Jenis sel darah manusia terdiri dari sel darah

merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit (keping darah). Sel

darah putih (leukosit) merupakan unit yang aktif dari system pertahanan

tubuh. Leukosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat

terhadap setiap agen infeksi yang ada. Terdapat beberapa jenis leukosit, yaitu

netrofil, eosinofil, basofil, monosit, limfosit dan megakarosit. Pada orang

dewasa terdapat kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter kubik. Peran sel

darah putih (leukosit) yang begitu penting, sehingga seorang manusia perlu

dilakukan pengecekan kadar sel darah putih


(leukosit). Oleh karena itu dilakukannya praktikum patologi klinis ini dimana

dilakukan pula praktikum perhitungan kadar leukosit dalam tubuh manusia.

1.2Tujuan

1.2.1 Untuk Menjelaskan Definisi Leukosit

1.2.2 Untuk Menjelaskan Kadar Leukosit

1.2.3 Untuk Menjelaskan Nilai Normal Leukosit

1.2.4 Untuk Menjelaskan Jenis-Jenis Leukosit

1.2.5 Untuk Menjelaskan Faktor Leukosit Abnormal

1.3Manfaat

1.3.1 Untuk Mengetahui Definisi Leukosit

1.3.2 Untuk Mengetahui Kadar Leukosit

1.3.3 Untuk Mengetahui Nilai Normal Leukosit

1.3.4 Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Leukosit

1.3.5 Faktor Leukosit Abnormal


BAB II
ISI

2.1Definisi
Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat dalam darah
dengan fungsinya yang berbeda dari eritrosit. Sel darah putih atau leukosit ini
umumnya berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda
asing yang dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya
bagi kelangsungan hidup individu. (Sadikin Muhammad,2002).
Leukosit adalah bagian dari darah yang berwarna putih dan merupakan
unit mobildari sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi yang terdiri dari
granuler dan agranuler. Dimana granuler meliputi basofil, eosinofol, neutrofil
batang dan neutrofil segmen. Sedangkan agranuler meliputi limfosit, monosit
dan sel plasma (Junqueira dan Carneiro, 2007)
Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya
lebih besardari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit.
Diameter lekosit sekitar10 μm. Batas normal jumlah lekosit berkisar 4.000 –
10.000 / mm³ darah.Lekosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan
tubuh terhadap benda –benda asing ( foreign agents) termasuk kuman –
kuman penyebab penyakit infeksi. Leukosit yang berperan adalah monosit,
netrofil, limfosit. Leukosit juga memperbaiki kerusakan vaskuler. Leukosit
yang memegang peranan adalah eosinofil sedangkan basofil belum di ketahui
pasti ( Depkes,1989 )
2.2Fungsi Leukosit

a. Berfungsi menjaga kekebalan tubuh sehingga tak mudah

terserang penyakit.

b. Melindungi badan dari serangan mikroorganisme pada jenis sel darah

putih granulosit dan monosit.

c. Mengepung darah yang sedang terkena cidera atau infeksi.

d. Menangkap dan menghancurkan organisme hidup.

e. Menghilangkan atau menyingkirkan benda-benda lain atau

bahan lain seperti kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya.

f. Mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang

merugikan tubuh dengan menghancurkan dan membuangnya.

g. Menyediakan pertahanan yang cepat dan juga kuat terhadap

penyakit yang menyerang.

h. Sebagai pengangkut zat lemak yang berasal dari dinding usus

melalui limpa lalu menuju ke pembuluh darah.

i. Pembentukan Antibodi di dalam tubuh.

2.3Pembentukan Leukosit
Sel – sel polimorfonuklear dan monosit dalam keadaan normal
hanya di
bentuk didalam sumsum tulang, sedangkan sel – sel limfosit dan sel – sel
plasma diproduksi dalam bermacam – macam organ limfoid termasuk limfe,
limpa, tonsil, dan bermacam–macamsel – sel limfoid yang lain di dalam
sumsum tulang, usus dan sebagainya.Sel – sel darah putih yang di bentuk di
dalam sumsum tulang, terutama granulosit akan di simpan di dalam
sumsum
sampai mereka diperlukan di dalam sistem sirkulasi,kemudian bila
kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan granulosit tersebut
dilepaskan. Dalam keadaan normal granulosit yang bersirkulasi di dalam
seluruh aliran darah kira –kira tiga kali daripada jumlah granulosit yang di
simpan dalam sumsum, jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama
enam hari (A.C Guyton,1995 ).

2.4Nilai Normal Leukosit

Leukosit dalam darah jumlahnya lebih sedikit daripada eritrosit dengan


rasio 1 : 700 (Frandson, 1992). Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109
hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang
sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah
terdapat 6000 sampai 10000 (rata-rata 8000) sel darah putih. Dalam kasus
leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Jika
jumlahnya lebih dari 11000 sel/mm3 maka keadaan ini disebut leukositosis
dan bila jumlah kurang dari 4000 sel/mm3 maka disebut leukopenia.
2.5Jenis-Jenis Leukosit

Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel
polimorfonuklear yaitu:

a. Basofil

Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan

antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan

peradangan,jumlahnya < 1%

b. Eosinofil

Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian

meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit, jumlahnya 4%

c. Neutrofil

Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri


serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang
memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan
matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya
nanah, jumlahnya 65%
Tanpa granula dalam sitoplasma:

d. Limfosit

Lebih umum dalam sistem limfa. Jumlahnya 25%. Darah mempunyai tiga

jenis limfosit:

a. Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu

menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat

mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan

mempertahankan kemampuannya dalam


menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)

b. Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan


(yang bertahan dalam infeksi HIV) serta penting untuk menahan
bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang
terinfeksi virus.

c. Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat
membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak
boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.

e. Monosit

Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil,


tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan
patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan
dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Jumlahnya 6%.

2.6Faktor Leukosit Abnormal

∙ Kadar sel darah putih atau leukosit yang terlalu tinggi atau
leukositosis, bisa mengindikasikan:
a. Naiknya produksi leukosit guna melawan infeksi.
b. Reaksi obat-obatan.
c. Penyakit pada sumsum tulang, sehingga produksi leukosit
menjadi abnormal.
d. Gangguan sistem imun.
∙ Pemicu spesifik yang meningkatkan kadar sel darah putih, yaitu:

a. Leukemia limfositik akut/ kronis.


b. Leukemia myelogenous akut/ kronis.
c. Alergi parah.
d. Obat kortikosteroid dan epinefrin.
e. Campak.
f. Infeksi bakteri.
g. Infeksi virus
h. Rematoid artritis.
i. Penyakit TBC.
j. Batuk rejan.
k. Kerusakan jaringan, misalnya akibat luka bakar.
l. Stress psikis dan fisik.
m. Merokok.

∙ Sementara kadar sel darah putih bisa juga turun di bawah


normal ( kurang dari 3.500 sel per mikroliter darah)
karena :
Infeksi virus.
Kelainan kongenital yang terkait dengan fungsi sumsum tulang.
Kanker.
Gangguan autoimun.
Obat-obatan yang merusak sel darah putih

∙ Pemicu spesifik yang menurunkan leukosit :

Alergi berat.

Anemia aplastis.

Kemoterapi.
Obat-obatan antibiotik, diuretik, dan prednison.
HIV/AIDS.
Hipertiroid. Penyakit
infeksi. Penyakit
lupus Terapi radiasi.
Rematoid artritis.
Kekurangan vitamin.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1Leukosit ( sel darah putih ) berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
3.1.2Harga normal leukosit yaitu 4000 – 10.000 µl.
3.1.3Terdapat 5 macam leukosit yang terbagi dalam 2 golongan yakni
∙ Granula : basofil, eusinofil, dan neutrofil
∙ Agranula : limfosit dan monosit.
3.1.4Penyebab keabnormalan leukosit dapat dikarenakan faktor spesifik baik dari

faktor luar maupun faktor spesifik dari dalam tubuh.

3.2Saran
3.2.1Pembaca harus dapat mengerti tentang Darah dan eukosit pada
khususnya, serta jenis dan fungsinya.
3.2.2Agar pembaca atau mahasiswa dapat lebih menggali lagi dan lebih

mengenal tentang Leukosit diberbagai media, baik media cetak atau media

elektronik, bahkan dapat mengakses dari internet.


DAFTAR PUSTAKA
∙ Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika
Indonesia Jilid V. Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan.
p.116
∙ Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 2007. HistologiDasar. Edisi ke-
5. Tambayang J., penerjemah. Terjemahan dari Basic Histology. EGC.
Jakarta.
∙ Sadikin, Muhammad, 2002, Biokimia Darah., Jakarta, Widia Medika

Anda mungkin juga menyukai